Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemeriksaan laboratorium sangat penting bagi diagnosis suatu penyakit.


Dengan pemeriksaan laboratorium kita dapat mengetahui lebih spesifik suatu
penyakit. Biasanya untuk melakukan diagnosa suatu penyakit diperlukan sampel
atau spesimen dari pasien. Sampel atau spesimen tersebut bisa berupa darah,
urine, sputum, feses, dan puss.
Urine merupakan sampel atau spesimen yang paling sering diminta oleh
dokter atau petugas perawatan kesehatan lainnya karena persiapannya tak
membebani pasien dan proses keluarnya urine dari dalam tubuh itu terjadi secara
alamiah, sehingga dapat dengan mudah memperoleh sampel urine tersebut untuk
pemeriksaan laboratorium.
Urin merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal.
Dari 1200 ml darah yang melalui glomeruli per menit akan terbentuk filtrat 120
ml per menit. Filtrat tersebut akan mengalami reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh
tubuli ginjal yang akhirnya terbentuk satu mili liter urin per menit.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pemeriksaan urin selain untuk
mengetahui kelainan ginjal dan salurannya juga bertujuan untuk mengetahui
kelainan-kelainan diberbagai organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas,
korteks adrenal, uterus dan lain-lain. Selama ini dikenal pemeriksaan urin rutin
dan lengkap. Yang dimaksud dengan pemeriksaan urin rutin adalah pemeriksaan
makroskopik, mikroskopik dan kimia urin yang meliputi pemeriksaan protein dan
glukosa. Sedangkan yang dimaksud dengan pemeriksaan urin lengkap adalah
pemeriksaan urin rutin yang dilengkapi dengan pemeriksaan benda keton,
bilirubin, urobilinogen, darah samar dan nitrit.
Pada awalmya Pemeriksaan urin menggunakan metode manual, tetapi seiring
dengan perkembangan teknologi pemeriksaan urin dilakukan dengan

1
menggunakan peralatan yang canggih seperti Urinalux Siemens yang dapat secara
langsung dan cepat memeriksan urin sampai dengan sedimen urin.
Urinalisis merupakan salah satu tes yang biasanya digunakan untuk
mendiagnosa suatu penyakit atau menggambarkan keadaan patologik didalam
tubuh.Pemeriksaan urin tidak hanya dapat memberikan fakta-fakta tentang ginjal
dan saluran urin, tapi juga mengenai anatomi berbagai organ dalam tubuh seperti
hati, saluran empedu, pankreas, kortex adrenal, dll. Kalau kita mengadakan
pemeriksaan dengan sampel-sampel urin dari seseorang dengan tidak menentukan
waktu siang atau malam, maka akan kita lihat bahwa susunan sampel urin dapat
berbeda jauh dari sampel lain.
Urine juga dapat diuji untuk berbagai zat yang berkaitan dengan
penyalahgunaan narkoba, baik sebagai bagian dari program rehabilitasi dan dalam
dunia olahraga profesional. Urin dapat diuji dengan sangat cepat dengan
menggunakan strip kertas khusus, yang dicelupkan dalam urin setelah buang air
kecil. Ini akan menunjukkan apakah ada produk yang abnormal dalam urin seperti
gula, protein darah, atau. Jika tes lebih banyak dibutuhkan untuk mendapatkan
rincian lebih lanjut, urin akan dianalisa di laboratorium.
Urine analyzer merupakan alat untuk menganalisa urine yang memiliki presisi
tinggi dan mudah dalam penggunaannya yang digunakan untuk mengotomatisasi
pemeriksaan kimia. Urine analyzer merupakan salah satu alat laboratorium
canggih yang dilengkapi dengan sistem sequensial multiple analysis. Alat ini
mempunyai kemampuan pemeriksaan yang berfungsi untuk analisa urine secara
otomatis. Alat ini mampu menggantikan prosedur-prosedur analisis manual dalam
laboratorium, rumah sakit, dan industri.

2
B. Rumusan Masalah
a) Apa pengertian Urine analyzer ?
b) Apa bagian – bagian dari Urine analyzer?
c) Apa prinsip kerja dari Urine analyzer?
d) Apa Trouble Shooting Urine analyzer?
e) Bagaimana cara menggunakan Urine analyzer?
f) Bagaimana pemeliharaan dan perawatan Urine analyzer?
g) Bagaimana kalibras alat Urine analyzer?

C. Tujuan Penulisan
a) Mengetahui pengertian dari Urine analyzer.
b) Mengetahui bagian – bagian dari Urine analyzer
c) Mengetahui prinsip kerja dari Urine analyzer.
d) Mengetahui trouble shooting Urine analyzer.
e) Mengetahui cara menggunakan Urine analyzer.
f) Mengetahui pemeliharaan dan perawatan Urine analyzer.
g) Mengetahui kalibras alat Urine analyzer.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Urine analyzer

Urine analyzer adalah alat semi-otomatis untuk pengecekan yang


dilakukan diluar tubuh untuk mendapatkan hasil pengecekan urine dengan hasil
yang lebih tepat. Urine analyzer digunakan untuk membaca dan mengevaluasi
hasil dari Urine Test Strip. Strip tes urine ini digunakan untuk strip
multiparameter penentuan berat jenis, pH, leukosit, nitrit, protein, glukosa, keton,
urobilinogen,bilirubin dan darah dalam urin.
Urine analyzer adalah alat fotometer reflektansi (reflectance photometer).
Urine analyzer membaca strip tes urine pada kondisi standar, menyimpan hasil ke
memori dan menampilkan hasil melalui printer built-in dan / atau serial interface
pada alat tersebut.
Urine analyzer menstandarisasi hasil ‘Urine Test Strip’ dengan dengan
menghilangkan faktor-faktor yang diketahui dapat mempengaruhi
evaluasi/pengecekan secara visual pada strip tes urine.

4
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan
oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses
urinasi. Pengeluaran urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa
dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan
tubuh.

Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat
(kuning jernih),urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru / segar berwarna
kuning jernih. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin
berbau khas jika dibiarkan agak lama berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8
– 7,5, urin akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein,dan urin
akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin
1,002 – 1,035.

Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah sampah


nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan
sayuran dan buah, badanketon zat sisa metabolism lemak, ion-ion elektrolit (Na,
Cl, K, Amonium, sulfat,Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat
kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur dsb).

Volume urin normal per hari adalah 900 – 1400 ml, volume tersebut
dipengaruhi banyak faktor diantaranya suhu, zat-zat diuretika (teh, alcohol, dan
kopi), jumlah air minum, hormon ADH, dan emosi.

Kelebihan Urine analyzer diantaranya sebagai berikut :


a. Efisiensi Waktu
Pemeriksaan dengan menggunakan alat Urine analyzer dapat dilakukan
dengan cepat. Efektifitas dan efisiensi waktu dalam mengerjakan sampel inilah
yang diperlukan oleh tempat - tempat pelayanan kesehatan dalam hal tanggap
melayani pasien.
b. Sampel
Pemeriksaan hematologi rutin secara manual misalnya, sampel yang
dibutuhkan lebih banyak membutuhkan sampel. Pemeriksaan hematologi
otomaitis ini hanya menggunakan sampel sedikit saja.

5
c. Ketepatan Hasil
Hasil yang dikeluarkan oleh alat urine analyzer ini biasanya sudah melalui
quality control yang dilakukan oleh intern laboratorium tersebut, baik di institusi
Rumah Sakit ataupun Laboratorium.

B. Bagian - bagian Urine analyzer

C. Prinsip Kerja Urine analyzer

Cahaya LED yang mengenai pad terpantul dengan warna yang terdapat
pada pad dan tertangkap oleh detektor. Disini panjang gelombang yang diterima
diperkuat dan difilter. Masing masing cahaya yang telah dikuatkan tersebut
dikelompokkan berdasar parameter dan diubah menjadi sinyal analog
menggunakan analog digital converter. Selanjutnya, kadar dianalisa menggunakan
microcomputer dan membandingkannya dengan cahaya pada referensi.

Berikut ini adalah daftar prinsip-prinsip uji spesifik untuk setiap


parameter:
 Berat Jenis : Dengan adanya kation, proton yang dilepaskan oleh zat
pengompleks dalam pad tes. Indikator bromthymol biru perubahan dari biru
melalui biru-hijau ke kuning.

6
 Uji pH : pad pengujian berisi indikator metil merah dan bromthymolbiru.
Indikator-indikator ini memberikan perbedaan warna yang jelas pada rentang
pH dari 5 sampai 9.1, Dua warna berkisar dari oranye ke kuning dan hijau ke
biru.

 Uji Leukosit : leukosit granulocytic mengandung esterases yang mengkatalisis


hidrolisis dari suatu indoxylcarbonic asam ester menjadi indoxyl. Indoxyl yang
terbentuk bereaksi dengangaram diazonium untuk menghasilkan warna ungu.

 Uji Nitrit : Nitrit, jika ada, akan bereaksi dengan amina aromatik untuk
memberikan garam diazonium, lelu terangkai dengan senyawa lebih lanjut,
menghasilkan pewarna merah-ungu azo

 Uji Protein : Tes ini didasarkan pada perubahan warna indikator 3 ', 3 ",5', 5"-
tetrachlorophenol-3, 4, 5, 6-tetrabromosulfophthalein dengan adanya protein.
Reaksi positif ditunjukkan dengan perubahan warna dari kuning ke hijau muda
atau hijau

 Uji Glukosa : deteksi Glukosa didasarkan pada metode enzymatic glucose


oxidase/peroxidase (GOD/POD) atau oksidasi /peroksidasi glukosa enzimatik
Reaksi oksidasi glukosa memanfaatkan enzim untuk mengkatalisis
pembentukan asam gluconic dan peroksida hidrogen dari oksidasi glukosa.
Selanjutnya, enzim kedua, peroksidasi,mengkatalisis reaksi hidrogen peroksida
dengan chromogen tetramethylbenzidine untuk membentuk kompleks pewarna
hijau. Reaksi positif ditunjukkan dengan perubahan warna dari kuning ke hijau

 Uji Keton : Berdasarkan prinsip Legal’s Test, natrium nitroprussidedan glisin


bereaksi dengan asetoasetat dan aseton dalam media alkali untuk membentuk
kompleks pewarna ungu.Hasil positif ditunjukkan dengan perubahan warna
dari krem ke ungu

7
 Uji Urobilinogen : Urobilinogen digabungkan dengan 4-methoxybenzene-
diazonium-tetrafluoroborate dalam asam media untuk membentuk zat warna
azo merah

 Uji Bilirubin : Deteksi bilirubin berdasarkan pada reaksi penggabungan dari


garam diazonium dengan bilirubin dalam suatu asam menengah. Reaksi
menghasilkan warna merah muda menjadi merah-ungu sebanding dengan
konsentrasi totalbilirubin (Beberapa pengguna dapat menggambarkan ini
sebagai krem pada warna persik.)

 Uji Darah : Hemoglobin dan mioglobin, jika ada, mengkatalisisoksidasi


indikator dengan peroksida organik terkandung dalam tes pad. Eritrosit
hemolisis utuh pada tes pad dan hemoglobin membebaskan hemoglobin yang
menghasilkan suatu titik hijau. Karena test pad menyerap beberapa microliter
urin, eritrosit akan lebih terlihat. Pada set yang terpisah dari blok warna yang
mewakili eritrosit dan hemoglobin. Titik hijau tersebar atau dipadatkan pada
pad tes kuning adalah indikasi dari eritrosit utuh, atau mioglobin.

Parameter dan panjang gelombang yang ditinjau oleh Urine Analyzer pada
Strip Test

Parameter Panjang gelombang


Berat Jenis 620 nm
pH 620 nm / 557 nm
Leukosit 557 nm
Nitrit 557 nm
Darah (eritrosit) 620 nm / 557 nm
Glukosa 557 nm
Keton 557 nm
Urobilinogen 557 nm
Bilirubin 557 nm
Protein 557 nm

8
D. Cara Menggunakan Urine analyzer

Strip uji ditempatkan pada baki geser, lalu motor penggerak bergerak
kedalam alat pembaca. Analisa pad membaca referensi, diikuti oleh masing-
masing dari bagian uji pada strip. Alat pembaca berisi LED yang memancarkan
cahaya pada berbagai macam panjang gelombang.Pembacaan dilakukan secara
‘electro-optically’ yang dilakukan sebagai berikut :

 LED memancarkan cahaya dari panjang gelombang yang ditetapkan ke


permukaan test pad pada sudut optimal. Lampu yang mengenai ‘test zone’
(zona uji) terpantul secara proporsional dengan warna yang dihasilkan
pada test pad dan ditangkap oleh detektor.

 Sebuah phototransistor diposisikan tepat di atas zona uji. Phototransistor


mengirimkan sebuah sinyal listrik analog ke A / D converter, yang
berubah ke bentuk digital.

 Mikroprosesor kemudian mengkonversi pembacaan digital menjadi nilai


reflektansi relatif dengan mengacu pada standar kalibrasi.

Akhirnya, sistem membandingkan nilai reflektansi dengan batas jangkauan


yang ditetapkan (reflektansi nilai-nilai yang diprogram ke dalam analisa untuk
setiap parameter) dan output hasil semi-kuantitatif. Setiap pada tes membaca
photometrically sekitar 55-65 detik. Dalam sampel urin yang sangat basa, Urine
Analyzer secara otomatis mengoreksi hasil tes berat jenis

E. Pemeliharaan dan Perawatan

1) Gunakan sesuai fungsi dan kapasitas


2) Lakukan pengecekan alat secara berkala
3) Periksa kebersihan, apabila ada tumpahan segera bersihkan
4) Media harus didekontaminasi sebelum dan setelah penggunaan

9
F. Trouble Shooting

Tidak terbaca hasil pemeriksaan  kerusakan alat  dilakukan perbaikan


dengan teknisi alat

G. Kalibrasi Alat Urine analyzer

Urine analyzer memang sangat membantu analis dalam mengerjakan


tahapan analitik namun perlu diperhatikan, setiap hari baik autoanaliser
hematologi atau kimia klinik harus selalu dikalibrasi untuk menjamin keakuratan
hasil.
Cara kalibrasinya adalah dengan menggunakan urine control. Urine yang
sudah diketahui komposisi dan kadarnya diperiksa dengan menggunakan Urine
analyzer seperti memeriksa sampel. Hasil yang didapat dibandingkan dengan
kadar urine control. Jika masih dalam range, maka Urine analyzer masih
memberikan hasil yang valid sehingga dapat digunakan untuk memeriksa sampel.
Kalibrasi yang ini dilakukan setiap hari sebelum melakukan pemeriksaan
pada sampel sehingga hasil yang didapatkan akurat.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Urine analyzer merupakan salah satu alat laboratorium canggih yang


dilengkapi dengan sistem sequensial multiple analysis. Alat ini mempunyai
kemampuan pemeriksaan yang berfungsi untuk analisa kimia urine. Alat ini
mampu menggantikan prosedur-prosedur analisis manual dalam laboratorium,
rumah sakit, dan industri.

B. Saran

Urine analyzer memang sangat membantu analis dalam mengerjakan


tahapan analitik namun perlu diperhatikan setiap hari urine analyzer harus selalu
dikalibrasi untuk menjamin keakuratan hasil.

11
Daftar Pustaka

Urine analyzer, 5th edition, Centers for Disease Control and Prevention and
National Institutes of Health, February 2007. http://www.cdc.gov/.

Biennial Review of the Lists of Select Agents and Toxins, National Select Agent
Registry, CDC. Atlanta, GA. 2010. http://www.selectagents.gov/

12

Anda mungkin juga menyukai