0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
104 tayangan29 halaman
Teknik ELISA digunakan untuk mendeteksi antigen atau antibodi dalam sampel melalui reaksi enzim-substrat. Terdapat beberapa jenis ELISA seperti direct, indirect, kompetitif, dan sandwich ELISA yang masing-masing memiliki prinsip dan tahapan kerja berbeda. ELISA dapat digunakan untuk berbagai aplikasi seperti skrining donor darah, tes kehamilan, dan deteksi infeksi."
Teknik ELISA digunakan untuk mendeteksi antigen atau antibodi dalam sampel melalui reaksi enzim-substrat. Terdapat beberapa jenis ELISA seperti direct, indirect, kompetitif, dan sandwich ELISA yang masing-masing memiliki prinsip dan tahapan kerja berbeda. ELISA dapat digunakan untuk berbagai aplikasi seperti skrining donor darah, tes kehamilan, dan deteksi infeksi."
Teknik ELISA digunakan untuk mendeteksi antigen atau antibodi dalam sampel melalui reaksi enzim-substrat. Terdapat beberapa jenis ELISA seperti direct, indirect, kompetitif, dan sandwich ELISA yang masing-masing memiliki prinsip dan tahapan kerja berbeda. ELISA dapat digunakan untuk berbagai aplikasi seperti skrining donor darah, tes kehamilan, dan deteksi infeksi."
• TIKA VERA A ( 3181030 ) • YAYI AULLIA R ( 3181031 ) A. ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay) Adalah teknik Biokimia yang digunakan dalam bidang imunologi untuk mendeteksi kehadiran antibodi atau antigen dalam suatu sampel. 1.Prinsip Dasar ELISA : • Enzim digunakan untuk mendeteksi pengikatan antigen-antibodi • Enzim mengubah substrat tak berwarna menjadi produk berwarna, menunjukkan adanya kompleks antibodi-antigen • ELISA dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan antigen atau antobodi 2. JeniS Jenis ELISA 1. Direct ELISA Untuk deteksi langsung, antigen yang dilapisi ke pelat multi-well dideteksi oleh antibodi yang telah langsung terkonjugasi ke enzim. Metode deteksi ini adalah pilihan yang baik jika tidak tersedia secara komersial ELISA kits untuk protein target Anda. 1. Keuntungan • Cepat karena hanya satu antibodi dan lebih sedikit langkah yang digunakan. • Reaktivitas silang antibodi sekunder dihilangkan. 2. Kekurangan • Immunoreactivity dari antibodi primer mungkin terpengaruh dengan pelabelan dengan enzim atau tag. • Pelabelan antibodi primer untuk setiap sistem ELISA spesifik memakan waktu dan mahal. • Tidak ada fleksibilitas dalam memilih label antibodi primer dari satu eksperimen ke eksperimen lainnya. • Amplifikasi sinyal minimal. 2. Indirect ELISA Untuk deteksi tidak langsung, antigen yang dilapisi ke pelat multi-well dideteksi dalam dua tahap atau lapisan. Pertama sebuah antibodi primer tidak berlabel, yang khusus untuk antigen, diterapkan. Selanjutnya, sekunder berlabel enzim antibodi terikat pada antibodi pertama. Antibodi sekunder biasanya antibodi anti-spesies dan sering poliklonal. A. Tahapan indirect ELISA : 1. Suatu antigen yang sudah dikenal dan diketahui konsentrasinya ditempelkan pada lubang plate mikrotiter. Sampel dari konsentrasi antigen akan menetapkan kurva standar yang digunakan untuk mengkalkulasi konsentrasi antigen dari sampel yang diuji. 2. Serum test ditambahkan dalam semua lubang plate mikrotiter. Dikenal sebagai bloking karena serum memblok adsorpsi non spesifik dari protein lain ke plate. 3. Plate dicuci, kemudian antibodi pendeteksi yang spesifik dimasukkan dalam lubang. Antibodi ini hanya akan mengikat antigen terimobilisasi pada permukaan lubang, bukan pada protein serum yang lain atau yang terblok. 4. Antibodi sekunder ditambahkan dalam lubang, yang kemudian akan berkonjugasi menjadi substrat menjadi enzim dengan susbtrat spesifik. 5. Plate dicuci untuk membuang konjugat yang tidak terikat. 6. Dimasukkan substrat yang akan diubah oleh enzim untuk mendapatkan sinyal. 7. Hasil dikuantifikasi dengan ELISA reader, atau alat optik/ elektrokimia lainnya. Keuntungan • Berbagai macam antibodi sekunder berlabel tersedia secara komersial. • Serbaguna karena banyak antibodi primer dapat dibuat dalam satu spesies dan label sekunder yang sama antibodi dapat digunakan untuk deteksi. • Maksimum immunoreactivity dari antibodi primer dipertahankan karena tidak berlabel. • Sensitivitas meningkat karena masing-masing antibodi primer mengandung beberapa epitop yang dapat diikat oleh • antibodi sekunder berlabel, memungkinkan untuk penguatan sinyal.Kekurangan • Reaktivitas silang mungkin terjadi dengan antibodi sekunder, menghasilkan sinyal nonspesifik. • Langkah inkubasi ekstra diperlukan dalam prosedur. 3. ELISA Kompetitif • Prinsip dasar dari teknik ini adalah menambahkan suatu kompetitor ke dalam lubang mirotiter. Teknik ELISA Kompetitif ini dapat diaplikasikan untuk mendeteksi keberadaan antigen atau antibodi. • Tahapan ELISA Kompetitif : 1. Mikrotiter diisi dengan antibodi spesifik yang dapat berinteraksi dengan antigen yang diinginkan sehingga antibodi spesifik tersebut dapat menempel pada dinding lubang mikrotiter. 2. Mikrotiter dibilas untuk membuang antibodi spesifik yang tidak menempel pada dinding lubang. 3. Tambahkan larutan sampel yang mengandung antigen spesifik yang sudah ditautkan dengan enzim singnal dan larutan sampel yang mengandung antigen diinginkan. Sehingga terjadi kompetisi antara antigen spesifik tertaut signal dengan antigen yang diinginkan yang berinteraksi dengan antibodi spesifik. 4. Bilas mikrotiter untuk membuang antigen yang tidak berinteraksi dengan antibodi. 5. Lalu kedalam lubang lubang ditambahkan substrat yang dapat bereaksi dengan enzim signal yang tertaut dengan antibodi spesifik. Sehingga menghasilkan signal yang dapat dideteksi. • Kelebihan ELISA Kompetitif : Tidak diperlukannya purifikasi terhadap larutan sampel yang mengandung antibodi atau antigen yang mengandung antibodi atau antigen yang diinginkan. Tetapi hasil yang diperoleh tetap memiliki tingkat sensitivitas tinggi akibat sifat spesifitas dari antibodi dan antigen. 4. ELISA Non-Kompetitif / Sandwich ELISA • Prinsip dasar kerja ELISA Non-Kompetitif / Sandwich ELISA mirip dengan ELISA direct. Hanya saja pada Sandwich ELISAlarutan antigen yang diinginkan tidak perlu dipurifikasi. Namum karena antigen yang diinginkan harus dapat berinteraksi dengan antibodi primer spesifik dan antibodi sekunder spesifik. Maka teknik Sandwich ELISA cenderung dikhususkan pada antigen yang memiliki minimal 2 sisi antigenic atau antigen yang bersifat mutivalent. • Tahap Sandwich ELISA : 1. pertama microtiter diisi dengan larutan yang mengandung antibodi penangkap, sehingga dapat menempel pada bagian dinding lubang microtiter. 2. Selanjutnya microtiter dibilas untuk membuang antibodi penangkap yang tidak menempel pada dinding lubang microtiter. 3. Kemudian larutan sampel yang mengandung antigen yang diinginkan dimasukkan ke dalam lubang-lubang microtiter, sehingga terjadi interaksi antara antibodi penangkap dengan antigen yang diinginkan. • Selanjutnya, microtiter kembali dibilas untuk membuang antigen yang tidak berinteraksi dengan antibodi penangkap. • Lalu, kedalam lubang microtiter dimasukkan larutan yang berisi antibodi detektor, sehingga pada lubang microtiter tersebut terjadi interaksi antara antigen yang diinginkan dengan antibodi detektor. • Selanjutnya microtiter dibilas lagi untuk membuang antibodi detektor yang tidak berinteraksi dengan antibodi spesifik. • Kemudian pada tahap akhir ELISA indirect, ditambahkan substrat yang dapat bereaksi dengan enzim signal, lalu enzim yang tertaut pada antibodi detektor yang telah berinteraksi dengan antigen yang diinginkan akan bereaksi dengan substrat dan menimbulkan signal yang dapat dideteksi Kelebihan Sandwich ELISA • Spesifisitas tinggi: antigen / analit secara spesifik ditangkap dan dideteksi. • Cocok untuk sampel yang kompleks (atau mentah / tidak murni): antigen tidak memerlukan pemurnian sebelum pengukuran. • Fleksibilitas dan sensitivitas: metode deteksi langsung atau tidak langsung dapat digunakan. 5. ELISA Biotin Streptavidin (Jenis ELISA modern) • Sandwich ELISA juga dikembangkan untuk mendeteksi antibodi dengan tingkat sensitivitas relatif lebih tinggi. Teknik ini dikenal sebagai teknik ELISA penangkap antibodi, dimana prinsip kerjanya sama dengan ELISA sandwich, hanya saja yang digunakan pada teknik ini adalah antigen penangkap dan antigen detektor (antigen bertaut enzim signal, bersifat optional apabila antibodi yang diinginkan tidak tertaut dengan enzim signal). • Contoh dari aplikasi teknik ini adalah teknik ELISA untuk mendeteksi vitamin biotin yang tertaut dengan suatu antibodi avidin dengan mengubah antibodi avidin menjadi antibodi streptavidin, dimana satu molekul streptavidin dapat mengikat empat molekul biotin (pengembangan dari ELISA indirect), sehingga signal yang teramplifikasi menjadi semakin kuat akibat interaksi antara biotin dengan enzim yang menjadi semakin banyak. 6. ELISA Multiplex Teknik ELISA ini merupakan pengembangan teknik ELISA yang ditujukan untuk pengujian secara simultan, sedangkan prinsip dasarnya mirip dengan teknik ELISA terdahulu. Aplikasi Teknik ELISA 1. Pemeriksaan donor darah untuk pembuktian 4. Pendeteksian Infeksi adanya kontaminasi virus: • Agen penularan secara seksual, HIV, Syphilis dan • HIV-1 dan HIV-2 (keberadaan antibody anti-HIV) Chlamydia • Hepatitis C (presence of antibodies) • Hepatitis B dan C • Hepatitis B (test untuk keberadaan antibody dan • Toxoplasma Gondii antigen virus) 5. Pendeteksian bahan allergen pada makanan dan • HTLV-1 dan -2 (keberadaan entibodi) debu rumah. 2. Pengukuran level hormone 6. Pendeteksian keberadaan zat obat-obatab terlarang, • hCG (sebagai tes kehamilan) seperti • LH ( menentukan waktu ovulasi) • Cocain • TSH, T3dan T4 (untuk fungsi thyroid) • Opium • 9-tetrahydrocannabiol, campuran aktif pada marijuana. Hal yang perlu di kalibrasi pada ELISA 1. Elisa Reader • Yang perlu dikalibrasi adalah : a. Liniaritas alat b. Stabilitas pembacaan c. Ketepatan pembacaan • Kalibrasi harus dilakukan saat: a. Pertama kali alat tersebut dipakai b. Setelah penggantian lampu c. Secara berkala untuk ketepatan pembacaan • Cara kalibrasi sangat bervariasi, tergantung merek dari alat, untuk itu perlu mengikuti petunjuk yang terdapat pada masing – masing alat. 2. ELISA Washer Yang perlu dikalibrasi pada alat ini adalah : a. Volume dispenser Waktu dispensing, volume di dalam washer harus sesuai dengan sertifikasi masing – masing alat. Apabila volume tidak tepat, di kalibrasi sesuai dengan petunjuk yang ada pada alat. b. Sisa yang tertinggal dalam sumur (rest volume) Sisa yang tertinggal tidak boleh melebihi volume yang ditentukan untuk masing – masing alat. Apabila volume melebihi volume yang ditentukan maka alat perlu di kalibrasi. c. Posisi lubang Hal – hal yang perlu diperhatikan yaitu pada waktu dispensing atau asperasi, bagian head tidak boleh menyentuh tepi atau dasar lubang. B. Elektroforesis Pengertian
Elektroforesis adalah teknik pemisahan molekul bermuatan berdasarkan
perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik. Prinsip kerja Prinsip kerja elektroforesis berdasarkan pergerakan partikel partikel bermuatan negatif ( anion ) menuju kutub positif ( anode ) dan juga sebaliknya. Elektroforesis digunakan untuk mengamati hasil amplifikasi dari DNA. Jenis Jenis elektroforesis 1. Elektroforesis Kertas Elektroforesis kertas adalah jenis elektroforesis yang terdiri dari kertas sebagai fase diam dan partikel yang terlarut sebagai fase gerak, terutama ion-ion kompleks. Pemisahan ini terjadi akibat adanya gradasi konsentrasi sepanjang system pemisahan. Pergerakan partikel dalam kertas tergantung pada muatan atau valensi zat terlarut, luas penampang, tegangan yang digunakan, konsentrasi elektrolit, kekuatan ion, pH, viskositas, dan adsorbsivitas zat terlarut. Satu tetes campuran yang akan dianalisa Kertas saring dibasahi dengan Kertas Saring dibentangkan diantara dua ditempatkan pada satu ujung kertas dan listrik larutan buffer elektroda dialirkan
Setiap jenis molekul bermuatan pada campuran
akan berpindah pada jarak tertentu baik ke Kertas dipindahkan dikeringkan dan anoda maupun ke katoda tergantung pada diwarnai dengan pewarna yang mewarnai Bandingkan dengan standart muatan dimensi dan akan nampak sebagai titik substansinya untuk dianalisa pada kertas dengan posisi baru Elektroforesis Kertas 2. Elektroforesis Gel Gel yang digunakan biasanya merupakan polimer bertautan silang (crosslinked) yang porositasnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Untuk memisahkan protein atau asam nukleat berukuran kecil (DNA, RNA, atau oligonukleotida), gel yang digunakan biasanya merupakan gel poliakrilamida, dibuat dengan konsentrasi berbeda-beda antara akrilamida dan zat yang memungkinkan pertautan silang (cross-linker), menghasilkan jaringan poliakrilamida dengan ukuran rongga berbeda-beda. Untuk memisahkan asam nukleat yang lebih besar (lebih besar dari beberapa ratus basa), gel yang digunakan adalah agarosa (dari ekstrak rumput laut) yang sudah dimurnikan. Preparasi sampel • Campur sample DNA dengan bufer sampel yang bertujuan untuk memudahkan sampel masuk kedalam lubang, karena adanya gliserol yg memperberat sampel. • Letakkan penutup
• Hubungkan dengan power supply. Cek kabel
terhubungkan dengan benar. Jika dihidupkan, terbentuk gelembung pada elektrode. Terimakasih