Anda di halaman 1dari 6

PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No.

02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493

UJI EFEK ANTELMINTIK EKSTRAK ETANOL BIJI PINANG (ARECA


CATECHU) TERHADAP CACING ASCARIS LUMBRICOIDES DAN
ASCARIDIA GALLI SECARA IN VITRO
Debra Tiwow, Widdhi Bodhi, Novel S.Kojong
Program Studi Farmasi Fakultas MIPA UNSRAT Manado

ABSTRACT

Betel nut (Areca catechu) known as folks medicine that possess anthelmintic activity.
Anthelmintic were used to reduce or eliminate the worm in human or animal body. The aims
of this research were to find out anthelmintic activity of ethanol extract of betel nut against
Ascaris lumbricoides and Ascaridia galli, and to determine efective concentration of ethanol
extract of betel nut as an anthelmintic. This assay using ethanol extracts of betel nut with
concentration of 10%, 20%, and 30%. Mortality and paralysis percent of worms observed
every hour for 12 hours. Obtained data were analyzed by ANOVA. Regression analysis was
conducted to determine PC50 and LC50. The result show that ethanol extract of betel nut
possess an in vitro anthelmintic against Ascaris lumbricoides and Ascaridia galli. PC50 values
obtained in Ascaris lumbricoides was 27.12%, and LC50 values obtained in Ascaridia galli
was 27.11% on worm for 12 hours.

Keywords : Anthelmintic, ethanol extract of betel nut (Areca catechu), Ascaris lumbricoides,
Ascaridia galli

ABSTRAK

Biji pinang dikenal sebagai obat tradisional yang berkhasiat sebagai antelmintik. Obat
antelmintik digunakan untuk mengurangi atau membunuh cacing dalam tubuh manusia atau
hewan. Ekstrak etanol biji pinang mengandung senyawa tanin yang mampu menghambat
enzim dan merusak membran sel. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui daya
antelmintik ekstrak etanol biji pinang terhadap cacing Ascaris lumbricoides dan Ascaridia
galli, serta mengetahui konsentrasi efektif dari ekstrak etanol biji pinang sebagai antelmintik.
Penelitian ini bersifat eksperimental in vitro. Pengujian menggunakan ekstrak etanol biji
pinang dengan konsentrasi 10%, 20%, dan 30%. Persentasi kematian dan paralisis cacing
dinilai setiap jam sampai batas waktu penelitian dan selanjutnya data dianalisis menggunakan
ANOVA. Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui PC50 dan LC50. Hasil pengujian
menunjukkan ekstrak etanol biji pinang mempunyai daya antelmintik terhadap cacing Ascaris
lumbricoides dan Ascaridia galli secara in vitro. Dari hasil pengujian didapatkan nilai PC50
pada cacing Ascaris lumbricoides sebesar 27,12 %. dan LC50 sebesar 27,11 % pada cacing
Ascaridia galli selama 12 jam.

Kata Kunci : Antelmintik, Ekstrak etanol biji pinang, Ascaris lumbricoides, Ascaridia galli

76
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN
Penyakit infeksi merupakan salah sebagai anti cacing / antelmintik yang
satu penyakit yang menjadi permasalahan pernah dan masih digunakan hingga saat
utama di negara- negara berkembang ini. Dari beberapa penelitian yang telah
seperti di Indonesia. Salah satu infeksi dilakukan, diperoleh tanaman yang
yang paling umum tersebar di dunia yaitu mempunyai khasiat antelmintik
infeksi cacing. Penyakit cacing merupakan diantaranya pepaya, pare, temu giring dan
salah satu penyakit rakyat umum dan temu hitam . Dari hal tersebut penulis
diperkirakan lebih dari 60% menyerang tertarik untuk meneliti tanaman lain yang
anak-anak di Indonesia (Tjay dan dapat berpotensi sebagai antelmintik dalam
Rahardja, 2002). Cacing yang termasuk hal ini biji pinang (Areca catechu ).
dalam kelompok soil-transmitted
helminths yang banyak ditemukan pada METODOLOGI PENELITIAN
masyarakat antara lain cacing gelang Alat yang digunakan adalah alat-
(Ascaris lumbricoides), cacing cambuk alat gelas (gelas piala, gelas ukur, labu
(Trichuris trichiura), dan cacing tambang Erlenmeyer), batang pengaduk, oven,
(Necator americanus), dan Ancylostoma kertas saring, rotary evaporator,
duodenale. Laporan terakhir timbangan, hot plate, cawan petri, dan
memperkirakan infeksi Ascaris pengaduk.
lumbricoides sebesar 1,221 miliar , Bahan yang digunakan dalam
Trichuris trichiura 795 juta dan cacing penelitian ini antara lain 2 kg biji pinang
tambang 740 juta. (De silva NR et al., (Areca catechu L.), aquades steril, etanol
2003) 95 %, kapas, kain kasa streril, aluminium
Prevalensi infeksi cacing yang foil, cacing Ascaris lumbricoides, cacing
tinggi berdampak buruk bagi kesehatan. Ascaridia galli, NaCl 0,9%, dan Aquades.
Walaupun jarang menyebabkan kematian, Pengambilan dan Preparasi Sampel
namun infeksi cacing berdampak terhadap Sampel yang digunakan adalah biji
gizi, pertumbuhan fisik, mental, kognitif pinang sebanyak 2 kg (berat basah) yang
dan kemunduran intelektual, khususnya diambil dari perkebunan pinang di daerah
bagi anak-anak. (Crompton DW, 1999) Mapanget Manado. Sampel kemudian
Uji efek antelmintik secara in vitro dibersihkan dari kotoran dan daging buah
ini menggunakan cacing Ascaris yang menempel (sortasi basah), dicuci
lumbricoides dan Ascaridia galli. Ascaris dengan air mengalir sampai bersih,
lumbricoides merupakan parasit yang kemudian ditiriskan. Selanjutnya
sering dijumpai pada manusia. Sedangkan dikeringkan dalam oven dengan suhu 500
Ascaridia galli merupakan parasit yang C sampai kering. Tahap selanjutnya
sering dijumpai pada ayam. Walau jarang simplisia kering digrinder sehingga
menyerang manusia, namun kemungkinan menjadi simplisia serbuk dan diayak,
terinfeksi telur cacing ini dapat terjadi saat kemudian disimpan dalam wadah bersih
manusia mengkonsumsi daging ayam dan tertutup rapat.
sebagai salah satu kebutuhan protein Ekstraksi
hewani yang merupakan inang dari cacing Serbuk dimaserasi dengan
ini. menggunakan pelarut etanol 95%.
Pengobatan dengan menggunakan Sebanyak 500 g serbuk simplisia
tanaman berkhasiat obat merupakan salah dimasukkan ke dalam bejana kemudian
satu alternatif yang dipilih untuk dituangi dengan 75 bagian penyari yaitu
memperkecil adanya efek samping karena etanol 95% (4,2 L), ditutup dan dibiarkan
pemberian obat sintetis. Telah banyak selama 3 hari terlindung dari cahaya,
diketahui tanaman obat yang berkhasiat sambil berulang-ulang diaduk. Setelah 3
77
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493

hari sari diserkai, ampas diperas. Ampas 3. Untuk mengetahui apakah cacing
ditambah 25 bagian cairan penyari 1,3 L lisis/mati, paralisis, atau masih normal
(etanol 95%) lalu diaduk dan diserkai, setelah diinkubasi, cacing-cacing
sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak tersebut diusik dengan batang
100 bagian. Bejana ditutup, dibiarkan pengaduk. Jika cacing diam,
ditempat sejuk dan terlindung dari cahaya dipindahkan ke dalam air panas
selama 2 hari. Endapan kemudian dengan suhu 500 C, apabila dengan
dipisahkan dan diperoleh ekstrak cair. cara ini cacing tetap diam, berarti
Setelah itu, ekstrak yang diperoleh cacing tersebut telah lisis, tetapi jika
dievaporasi dengan menggunakan rotary bergerak, berarti cacing itu hanya
evaporator pada suhu 300C - 400C lalu paralisis.
dipekatkan lagi dengan menggunakan 4. Hasil yang diperoleh dicatat. Batasan
waterbath hingga diperoleh ekstrak kental lisis dalam percobaan ini adalah bila
biji pinang. cacing mati atau cacing tidak bergerak
Pengambilan dan Penyiapan Hewan Uji bila dimasukkan ke dalam air panas
Cacing Ascaris Lumbricoides dengan suhu 500 C.
diperoleh dari usus babi di tempat Analisis Data
penyembelihan babi di kampung tubir, Data yang diperoleh dalam
kecamatan Tikala. Sedangkan cacing penelitian ini adalah data deskriptif yang
Ascaridia galli dikumpulkan dari usus didapat dari jumlah cacing yang lisis/mati
ayam di tempat pemotongan ayam di dan jumlah cacing yang paralisis tiap jam
sebuah pasar tradisional. Kedua cacing pada tiap kelompok uji. Selanjutnya
dimasukkan dalam 2 termos yang terpisah analisis dilanjutkan dengan menggunakan
,yang berisi larutan NaCl fisiologis. metode ANOVA. Analisis regresi
Cacing yang diperoleh dicuci dan dibilas digunakan untuk mengetahui LC50 (Lethal
berulang-ulang hingga bersih dengan Concentration 50%) dan PC50 (Paralisis
larutan NaCl fisiologis. Concentration 50%) dari ekstrak etanol
Uji Aktivitas Antelmintik secara in vitro biji pinang.
Sampel dibagi dalam 4 kelompok
yaitu : Kelompok a ( Ascaris lumbricoides HASIL DAN PEMBAHASAN
+ ekstrak etanol biji pinang dengan Hasil uji aktivitas antelmintik
konsentrasi 10%, 20% ,30%), kelompok cacing Ascaris lumbricoides dalam
b (Ascaridia galli + ekstrak etanol biji kelompok perlakuan ekstrak etanol biji
pinang dengan konsentrasi 10%, pinang dan kelompok kontrol positif
20%,30%) , kelompok c (larutan pirantel memiliki perbedaan terhadap kontrol
pamoat 0,5% sebagai kontrol positif), negatif larutan NaCl 0,9 %. Hasil analisis
kelompok d ( larutan NaCl 0,9% sebagai menggunakan ANOVA pada pengujian
kelompok kontrol negatif). Prosedur Ascaris lumbricoides terhadap rata-rata
pelaksanaannya adalah sebagai berikut : waktu paralisis cacing antar konsentrasi
1. Cawan petri disiapkan, masing-masing ekstrak etanol biji pinang menunjukkan
berisi ektrak etanol biji pinang dan hasil yang berbeda bermakna (p<0,05)
larutan pirantel pamoat sesuai sehingga terbukti adanya perbedaan efek
konsentrasi masing-masing serta kecepatan paralisis cacing pada tiap
larutan NaCl 0,9%. konsentrasi tersebut. Pada kelompok
2. Cacing Ascaris lumbricoides dan ekstrak etanol biji pinang yang tidak
Ascaridia galli sebanyak 3 ekor berbeda bermakna (p>0,05) didapatkan
dimasukkan ke dalam masing-masing pada perbandingan antara rata-rata
cawan petri , kemudian diinkubasi paralisis cacing Ascaris lumbricoides pada
pada suhu 370 C. konsentrasi 20% dan 30% sehingga dapat
78
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493

dijelaskan bahwa tidak ada perbedaan efek tersebut dapat diketahui bahwa nilai LC50
yang signifikan antara masing-masing ekstrak etanol biji pinang sebesar 27,116,
konsentrasi tersebut. artinya konsentrasi efektif dari ekstrak
Dari hasil analisis regresi dapat etanol biji pinang yang dapat
dilihat hubungan berbagai tingkat menyebabkan paralisis pada 50%, cacing
konsentrasi ekstrak dengan presentase Ascaridia galli sebesar 27,11 %.
paralisis cacing yang dihasilkan. Data Aktivitas Antelmintik
untuk analisis diambil dari data jumlah Dalam pengujian ini, PC50
paralisis cacing pada tiap konsentrasi saat (Paralysis Concentration) dan LC50 (Lethal
konsentrasi tertinggi 30 % telah Concentration) digunakan sebagai standar
menghasilkan keadaan paralisis dari semua untuk penelitian. PC50 digunakan dalam
cacing. Dari analisis regresi diperoleh pengujian Ascaris lumbricoides untuk
persamaan regresi untuk ekstrak etanol biji menghitung konsentrasi kelompok
pinang adalah y = 1,205x – 0,0293. perlakuan yang menyebabkan paralisis
Persamaan regresi tersebut dapat diketahui cacing sebanyak 50%. Sedangkan pada
bahwa nilai PC50 ekstrak etanol biji pinang Ascaridia galli digunakan LC50 untuk
sebesar 27,1206, artinya konsentrasi menghitung konsentrasi yang
efektif dari ekstrak etanol biji pinang yang menyebabkan kematian cacing sebanyak
dapat menyebabkan paralisis pada 50%, 100%. Terdapat perbedaan parameter
cacing Ascaris lumbricoides sebesar 27,12 analisa dari kedua cacing ini diakibatkan
%. hasil pengujian yang berbeda namun tetap
Dari hasil analisis menggunakan memperlihatkan efek antelmintik. Pada
ANOVA pada pengujian terhadap rata- cacing Ascaris lumbricoides, cacing
rata waktu kematian cacing antar mengalami paralisis selama pengujian,
konsentrasi pada ekstrak etanol biji pinang sedangkan pada Ascaridia galli mengalami
menunjukkan hasil yang berbeda paralisis hingga lisis. Hal ini mungkin
bermakna (p<0,05) sehingga terbukti disebabkan oleh morfologi dari kedua
adanya perbedaan efek kecepatan kematian cacing yang berbeda.
cacing pada tiap konsentrasi tersebut. Pada Pirantel pamoat menimbulkan
kelompok ekstrak etanol biji pinang yang depolarisasi pada otot cacing dan
berbeda bermakna (p>0,05) didapatkan meningkatkan frekuensi impuls, sehingga
pada perbandingan antara rata-rata cacing lisis dalam keadaan spastis. Pirantel
paralisis cacing Ascaris lumbricoides pada pamoat juga berefek menghambat enzim
konsentrasi 10%, 20% dan 30% sehingga kolinesterase, terbukti pada askaris
dapat dijelaskan bahwa ada perbedaan efek meningkatkan kontraksi ototnya. Daya
yang signifikan antara masing-masing antelmintik pada pirantel pamoat yang
konsentrasi tersebut dengan kelompok lebih baik dari ekstrak etanol biji pinang
kontrol positif maupun kontrol negatif. kemungkinan disebabkan konsentrasi dari
Dari hasil analisis regresi dapat kelompok perlakuan yang terlalu kecil.
dilihat hubungan berbagai tingkat Kemampuan daya antelmintik ini
konsentrasi dengan presentase kematian berkaitan dengan kandungan senyawa
cacing yang dihasilkan. Data untuk analisis tanin dari ekstrak etanol biji pinang yang
diambil dari data jumlah kematian cacing mampu menghambat enzim,dan merusak
pada tiap konsentrasi saat konsentrasi membran (Shahidi & Naczk, 1995).
tertinggi 30 % telah menghasilkan Terhambatnya kerja enzim dapat
kematian dari semua cacing. Dari analisis menyebabkan proses metabolisme
regresi diperoleh persamaan regresi untuk pencernaan terganggu sehingga cacing
ekstrak etanol biji pinang adalah y = akan kekurangan nutrisi pada akhirnya
39,791x – 7,0295. Persamaan regresi cacing akan mati karena kekurangan
79
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493

tenaga. Membran cacing yang rusak Saran


karena tanin menyebabkan cacing paralisis Perlu dilakukan penelitian lebih
yang akhirnya mati. Tanin umumnya lanjut dari hasil yang didapat seperti isolasi
berasal dari senyawa polifenol yang senyawa aktif yang terkandung dalam
memiliki kemampuan untuk ekstrak etanol biji pinang (Areca catechu).
mengendapkan protein dengan membentuk
koopolimer yang tidak larut dalam air DAFTAR PUSTAKA
(Harborne, 1987). Tanin juga memiliki Crompton, D.W. 1999. “How much
aktivitas ovisidal, yang dapat mengikat helminthiasis is there in the
telur cacing yang lapisan luarnya terdiri world?”. J Parasitol 1999. 85: 397-
atas protein sehingga pembelahan sel di 403.
dalam telur tidak akan berlangsung pada De Silva N.R., Brooker S., Hotez P.,
akhirnya larva tidak terbentuk. Sesuai Montresor A., Engles D. and
dengan Molan et al. (2000) yang Savioli L. 2003. “Soil-transmitted
menyatakan bahwa ekstrak tanin dari helminth infections: Updating the
tanaman L. cuneata dapat mengurangi global picture”. Trends Parasitol.
perkembangan larva cacing nematoda (L ) 19: 547–51.
3
sampai 91%, mengurangi jumlah telur Harborne. 1987. Metode Fitokimia,
yang menetas sampai 34% dan Penuntun Cara Modern
menurunkan motilitas dari larva L sampai Menganalisis Tumbuhan.
3
Terjemahan: K. Padmawinata, I.
30%. Pada penelitian Min dan Hart (2003)
Sudiro. Institut Teknologi
menunjukkan bahwa kambing yang
Bandung, Bandung.
mengkonsumsi L. cuneata yang
Molan, A. L., G. C. Waghorn, B. R. Min,
mengandung tanin signifikan menurunkan
and W. C. McNabb. 2000. The
jumlah telur cacing dibandingkan dengan
effect of condensed tanin from
kambing yang mengkonsumsi pakan
seven herbages on
kontrol yang tidak mengandung tanin.
Trichostrongylus colubriformis
Didapat dari hasil penelitian tersebut,
larval migration in vitro. Folia
bahwa tanaman yang mengandung 5%
Parasitol. 47:39–44.
ekstrak tanin dapat mengurangi
Shahidi, F and M. Naczk. 1995. Food
kontaminasi larva dan dapat digunakan
Phenolics. Technomic Inc, Basel.
sebagai anthelmintika.
Tjay, T. H. Dan K. Rahardja. 2002. Obat-
Obat Penting Khasiat, Penggunaan
KESIMPULAN dan Efek-Efek Sampingnya. Edisi
Dari pengujian secara in vitro, Keempat. PT. Elex Media
ekstrak etanol biji pinang konsentrasi 10 % Komputindo Kelompok Gramedia,
mampu membuat cacing Ascaris Jakarta
lumbricoides paralisis dan pada Wang, C.K., and Lee, W.H. 1996.
konsentrasi 20 % mampu membuat cacing Separation, Characteristics, and
Ascaridia galli menjadi lisis/mati. Ekstrak Biological Activities of Phenolics
etanol biji pinang pada konsentrasi 30% in Areca Fruit. J. Agric. Food
lebih efektif daya antelmintiknya terhadap Chem. 44: 2014 -2019
cacing Ascaris lumbricoides dan cacing
Ascaridia galli.

80
Filename: 14
Directory: C:\Documents and Settings\User\My Documents
Template: C:\Documents and Settings\User\Application
Data\Microsoft\Templates\Normal.dotm
Title:
Subject:
Author: ismail - [2010]
Keywords:
Comments:
Creation Date: 5/11/2013 2:54:00 PM
Change Number: 21
Last Saved On: 5/13/2013 1:17:00 PM
Last Saved By: User
Total Editing Time: 376 Minutes
Last Printed On: 5/13/2013 1:17:00 PM
As of Last Complete Printing
Number of Pages: 5
Number of Words: 2,367 (approx.)
Number of Characters: 13,498 (approx.)

Anda mungkin juga menyukai