PROTO-ONKOGEN Proto-onkogen gen normal yang berfungsi untuk mendorong dan meningkatkan pertumbuhan dan pembelahan sel, yang dapat berubah menjadi onkogen bila terjadi mutasi atau peningkatan ekspresi gen. Proto-onkogen berperan pada transduksi sinyal dan eksekusi sinyal mitogen, yang umumnya dilakukan oleh produk protein yang dihasilkannya. Setelah diaktifkan, proto-onkogen atau produk yang dihasilkan menjadi penginduksi tumor yang disebut onkogen. PROTO-ONKOGEN Pada keadaan fisiologis proses pertumbuhan sel dibagi menjadi tahap-tahap sebagai berikut : 1. Pengikatan faktor pertumbuhan oleh reseptor faktor pertumbuhan yang berada pada membran sel. 2. Aktifitas reseptor faktor pertumbuhan yang kemudian mengaktifkan protein penghantar rangsangan yang berada pada bagian dalam membran sel. 3. Pengaliran rangsangan pertumbuhan melalui sitoplasma ke inti sel oleh "Second Messenger". 4. Merangsang dan mengaktifkan faktor pengatur inti sehingga terjadi transkripsi DNA dimulai. 5. Sel masuk ke dalam siklus pembelahan Fase G1, Fase S, Fase G2 kemudian Fase M. ONKOGEN Onkogen gen yang termodifikasi sehingga meningkatkan keganasan sel tumor dan umumnya berperan pada tahap awal pembentukan tumor. Onkogen ini berasal dari proto-onkogen yang mengalami kerusakan. Onkogen dapat meningkatkan kemungkinan sel normal menjadi sel tumor, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kanker. Ketika proto-onkogen mengalami mutasi (mutasi titik, translokasi, amplifikasi, insersi atau delesi) menjadi onkogen, maka mekanisme fisiologis proses pembelahan sel normal akan mengalami gangguan dan menuju pada lesi gen. Perubahan ini akan mengakibatkan terjadinya proses pembelahan sel neoplastik. ONKOGEN Efek dari aktivasi onkogen antara lain, yaitu : 1. Mengkode pembuatan protein yang berfungsi sebagai faktor pertumbuhan yang berlebihan dan merangsang diri sendiri. 2. Memproduksi reseptor faktor pertumbuhan yang tidak sempurna, yang memberi isyarat pertumbuhan terus-menerus meskipun tidak ada rangsang dari luar. 3. Pada amplifikasi gen terbentuk reseptor faktor pertumbuhan yang berlebihan, sehingga sel tumor sangat peka terhadap faktor pertumbuhan yang rendah, yang berada dibawah ambang rangsang normal. 4. Memproduksi protein yang berfungsi sebagai penghantar isyarat di dalam sel yang tidak sempurna, yang terus menerus menghantarkan isyarat meskipun tidak ada rangsangan dari luar sel. 5. Memproduksi protein yang berikatan langsung dengan inti yang merangsang pembelahan sel.