LAPORAN PRAKTIKUM
disusun oleh :
NAFTYAN YUVINA F
P1337434319041
II. Tujuan
Untuk mengetahui perbedaan cara pemeriksaan PCR dengan metode PCR
konvensional dan real time PCR
III. Prinsip
A. PCR Konvensional
Suatu reaksi in vitro untuk menggandakan jumlah molekul DNA pada target
tertentu dengan cara mensintesis molekul DNA baru yang berkomplemen dengan
molekul DNA target dengan bantuan enzim dan oligonukleotida sebagai primer
dan dilakukan dalam thermocycler.
B. Real Time PCR/ qPCR
Mendeteksi dan mengkuantifikasi reporter fluoresen. Sinyal fluoresen akan
meningkat seiring dengan bertambahnya amplifikasi DNA PCR dalam reaksi.
Reaksi selama fase eksponensial dapat dipantau dengan mencatat jumlah emisi
fluoresen pada setiap siklus. Peningkatan hasil amplifikasi PCR pada fase
eksponensial berhubungan dengan jumlah inisiasi target gen. makin tinggi tingkat
ekspresi target gen maka deteksi emisi fluoresen makin cepat terjadi (Pardal,
2010).
V. Cara Kerja
A. PCR
1. Menyiapkan PCR Master Mix (DNA polymerase, buffer, air)
2. Dalam setiap microtube, volume PCR total adalah 20 µl, yang terdiri atas;
Komponen Konsentrasi dalam Volume yang dipipet dari
larutan working solution
PCR master mix 1x 10 µl
Template DNA 60 ng/20 µl 5 µl
Primer 50 pmol/20 µl 5 µl
Volume total larutan 20 µl
Keterangan: konsentrasi DNA dan primer tergantung kondisi saat praktikum
10. Setelah proses PCR selesai, dapat langsung dilakukan analisis data
VII. Pembahasan
A. PCR Konvensional
PCR konvensional adalah PCR di mana tahap perbanyakan materi genetik dan
tahap deteksi produk PCR dilakukan secara berturut-turut, yaitu tahap deteksi
dilakukan bila tahap perbanyakan materi genetik telah selesai. Reaksi PCR
konvensional biasanya menggunakan satu pasang primer oligonukleotida untuk
mengamplifikasi bagian tertentu dari genom agen infeksi serta dilakukan pada
suatu tabung. Primer PCR adalah oligodeoksiribonukleotida pendek, atau
oligomer yang dirancang untuk melengkapi urutan akhir sekuen dari amplikon
target PCR dan digunakan untuk mengawali sintesis rantai DNA. (Dyah Ayu dan
Dharmayanti, 2014). Tahap deteksi dapat dilakukan dengan beberapa cara
(format), salah satunya menggunakan elektroforesis gel kemudian dilanjutkan
dengan hibridisasi pada membran menggunakan reagen pelacak atau hibridisasi
dalam tabung reaksi. Jika yang diekstraksi adalah materi genetik berupa DNA
maka DNA dapat langsung diperbanyak. Namun jika yang diisolasi berupa RNA,
maka diperlukan tahap tambahan untuk mengubah RNA menjadi DNA yaitu
tahap transkripsi balik.
B. Real Time PCR
Real Time PCR adalah suatu metode analisa yang dikembangkan dari reaksi PCR.
Real time ini juga dikenal sebagai quantitative real time polymerase chain
reaction atau Q-PCR. Teknik ini dapat digunakan untuk mengamplifikasi
sekaligus menghitung jumlah target molekul DNA hasil amplifikasi tersebut.
Maksud dari kata real time pada metode ini adalah data fuoresensi yang
dihasilkan dari proses amplifikasi dapat diamati secara langsung pada saat proses
amplifikasi masih berjalan dan tanpa harus menunggu seluruh siklus amplifikasi
selesai. Pada analisa PCR konvensional, deteksi keberadaan DNA dilakukan pada
akhir reaksi dan pengamatan masih harus dilakukan dengan elektroforesis.
Dengan analisa Real Time PCR memungkinkan untuk dilakukan pengamatan
pada saat reaksi berlangsung. Pada Real Time PCR pengamatan hasil tidak lagi
membutuhkan tahap elektroforesis, sehingga tidak lagi dibutuhkan gel agarose
dan penggunaan Ethydium Bromide (EtBr) yang merupakan senyawa
karsinogenik. Cara kerja dari Real Time mengikuti prinsip umum reaksi PCR,
utamanya adalah DNA yang telah diamplifikasi dihitung setelah diakumulasikan
dalam reaksi secara real time sesudah setiap siklus amplifikasi selesai.
Gambar 3 : Alur Pemeriksaan Real Time PCR: Ekstraksi DNA, Amplifikasi dan
Deteksi (Applied Biosystem)
VIII. Simpulan
PCR konvensional adalah PCR dimana tahap perbanyakan materi genetik dan
tahap deteksi produk PCR dilakukan secara berturut-turut, yaitu tahap deteksi
dilakukan bila tahap perbanyakan materi genetik telah selesai. Reaksi PCR
konvensional biasanya menggunakan satu pasang primer oligonukleotida untuk
mengamplifikasi bagian tertentu dari genom agen infeksi serta dilakukan pada suatu
tabung. Pada analisa PCR konvensional, deteksi keberadaan DNA dilakukan pada
akhir reaksi dan pengamatan masih harus dilakukan dengan elektroforesis.
Real Time PCR adalah suatu metode analisa yang dikembangkan dari reaksi PCR.
Teknik ini dapat digunakan untuk mengamplifikasi sekaligus menghitung jumlah
target molekul DNA hasil amplifikasi tersebut. Real time pada metode ini adalah data
fuoresensi yang dihasilkan dari proses amplifikasi dapat diamati secara langsung pada
saat proses amplifikasi masih berjalan dan tanpa harus menunggu seluruh siklus
amplifikasi selesai. Pada analisa Real Time PCR memungkinkan untuk dilakukan
pengamatan pada saat reaksi berlangsung. Pada Real Time PCR pengamatan hasil
tidak lagi membutuhkan tahap elektroforesis, sehingga tidak lagi dibutuhkan gel
agarose dan penggunaan Ethydium Bromide (EtBr) yang merupakan senyawa
karsinogenik.
Wahyuni, Febriana Dwi. 2017. Modul Praktikum Biologi Molekuler. Universitas Esa
Unggul: Jakarta.