Anda di halaman 1dari 12

KASUS KORUPSI

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi

disusun oleh
1. Daffasyena Fathurisky (P1337434319024)

2. Dika Nova Saputri (P1337434319040)

3. Eva Hikmatul Maula (P1337434319053)

4. Rieke R. Ardianty (P1337434319009)

5. Kania Shafa Salsabilah (P1337434319044)

6. Naftyan Yufina F. (P1337434319041)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN LABORATORIUM MEDIK


JURUSAN ANALIS KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
SEMARANG
2020
Kata Pengantar

Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul “ kasus korupsi ”. Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Dalam makalah ini dibahas tentang cara penanganan alat gelas yang pecah di
laboratorium, cara perawatan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk pembaca bagi
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Semarang, 5 Februari 2020

Penulis
Daftar Isi
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini masalah korupsi sedang hangat-hangatnya dibicarakan publik,
terutama dalam media massa baik lokal maupun nasional. Banyak para ahli
mengemukakan pendapatnya tentang masalah korupsi ini. Pada dasarnya, ada yang pro
adapula yang kontra. Akan tetapi walau bagaimanapun korupsi ini merugikan negara dan
dapat merusak sendi-sendi kebersamaan bangsa. Pada hakekatnya, korupsi adalah
“benalu sosial” yang merusak struktur pemerintahan, dan menjadi penghambat utama
terhadap jalannya pemerintahan dan pembangunan pada umumnya.
Dalam prakteknya, korupsi sangat sukar bahkan hampir tidak mungkin dapat
diberantas, oleh karena sangat sulit memberikan pembuktian-pembuktian yang eksak.
Disamping itu sangat sulit mendeteksinya dengan dasar-dasar hukum yang pasti. Namun
akses perbuatan korupsi merupakan bahaya latent yang harus diwaspadai baik oleh
pemerintah maupun oleh masyarakat itu sendiri.
Korupsi adalah produk dari sikap hidup satu kelompok masyarakat yang memakai
uang sebagai standard kebenaran dan sebagai kekuasaaan mutlak. Sebagai akibatnya,
kaum koruptor yang kaya raya dan para politisi korup yang berkelebihan uang bisa
masuk ke dalam golongan elit yang berkuasa dan sangat dihormati. Mereka ini juga akan
menduduki status social yang tinggi dimata masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan korupsi?
2. Contoh-contoh masalah korupsi
3. Bagaimana cara penanggulangan kasus korupsi?
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui yang dimaksud dengan korupsi.
2. Mengetahui contoh-contoh masalah korupsi.
3. Mengetahui bagaimana cara menanggulangan kasus korupsi.
D. Manfaat Makalah
BAB II
Pembahasan

1 Pengertian
A. Definisi Korupsi

Menurut Anwar (2006 : 10) korupsi adalah penyalahgunaan amanah untuk kepentingan
pribadi. Sedangkan disadur dari Kamus Lengkap Oxford (The Oxford Unabridged Dictionary)
korupsi diartikan sebagai penyimpangan atau perusakan integritas dalam pelaksanaan tugas-
tugas publik dengan penyuapan atau balas jasa. Dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa korupsi adalah penyalahgunaan atau penyimpangan integritas dalam pelaksanaan tugas-
tugas publik untuk kepentingan pribadi. Pada umumnya masyarakat menggunakan istilah korupsi
merujuk pada serangkaian tindakan-tindakan terlarang atau melawan hukum untuk mendapatkan
keuntungan pribadi dan merugikan orang lain.
Hal yang paling mengidentikkan perilaku korupsi bagi masyarakat umum adalah
penekanan pada penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan publik untuk keuntungan pribadi.
Namun, selain penyalahgunaan kekuasaan tindakan korupsi juga dapat terjadi dalam kehidupan
sehari-hari seperti menyontek, pemerasan, terlambat, grafitikasi dsb. Masyarakat di Indonesia
tidak sadar dengan perbuatan yang mereka lakukan juga dapat dikatakan sebagai tindakan
korupsi.
Pendidikan Budaya Anti Korupsi kembali diajarkan di beberapa perguruan tinggi untuk
mengenalkan kembali kepada mahasiswa perannya sebagai generasi muda dalam pemberantasan
korupsi.

B. Jenis Korupsi
Secara umum jenis korupsi dapat dibedakan menjadi 7 yaitu:

1. Penyuapan (bribery) mencakup tindakan memberi dan menerima suap, baik berupa uang
maupun barang. 
2. Embezzlement, merupakan tindakan penipuan dan pencurian sumber daya yang
dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang mengelola sumber daya tersebut, baik berupa
dana publik atau sumber daya alam tertentu. 
3. Fraud, merupakan suatu tindakan kejahatan ekonomi yang melibatkan penipuan (trickery
or swindle). Termasuk didalamnya proses manipulasi atau mendistorsi informasi dan
fakta dengan tujuan mengambil keuntungan-keuntungan tertentu. 
4. Extortion, tindakan meminta uang atau sumber daya lainnya dengan cara paksa atau
disertai dengan intimidasi-intimidasi tertentu oleh pihak yang memiliki kekuasaan.
Lazimnya dilakukan oleh mafia-mafia lokal dan regional. 
5. Favouritism, adalah mekanisme penyalahgunaan kekuasaan yang berimplikasi pada
tindakan privatisasi sumber daya. 
6. Melanggar hukum yang berlaku dan merugikan negara. 
7. Serba kerahasiaan, meskipun dilakukan secara kolektif atau korupsi berjamaah.

Sedangkan, Jenis korupsi yang lebih operasional juga diklasifikasikan oleh tokoh
reformasi, M. Amien Rais yang menyatakan sedikitnya ada empat jenis korupsi, yaitu
(Anwar, 2006:18):

1. Korupsi ekstortif, yakni berupa sogokan atau suap yang dilakukan pengusaha kepada
penguasa. 
2. Korupsi manipulatif, seperti permintaan seseorang yang memiliki kepentingan ekonomi
kepada eksekutif atau legislatif untuk membuat peraturan atau UU yang menguntungkan
bagi usaha ekonominya. 
3. Korupsi nepotistik, yaitu terjadinya korupsi karena ada ikatan kekeluargaan,
pertemanan, dan sebagainya. 
4. Korupsi subversif, yakni mereka yang merampok kekayaan negara secara sewenang-
wenang untuk dialihkan ke pihak asing dengan sejumlah keuntungan pribadi. 

2. Contoh kasus

A. Jual beli Jabatan


Jakarta, Beritasatu.com - Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) hanya memastikan proses
pengisian jabatan sesuai Undang-Undang (UU) 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).
Terkait praktik maupun indikasi jual beli jabatan, bukan menjadi kewenangan KASN."Kami
tidak mengawasi jual beli jabatan, karena kan itu soal pidana. Kami tidak masuk ranah itu.
Kami masuk aspek administrasi pengisian jabatannya saja," kata Komisioner KASN, Made
Suwandi saat dihubungi, Selasa (26/3/2019).

Made menjelaskan secara singkat tahapan pengisian jabatan. KASN akan memastikan terlebih
dahulu bahwa posisi jabatan untuk diisi memang kosong. Misalnya karena pejabat
bersangkutan telah pensiun.

Berikutnya, lanjut Made, instansi mengajukan pengisian jabatan kepada KASN, termasuk
menyangkut metode seleksinya, dan jadwal. Jika seluruhnya sudah dilengkapi, KASN
mengeluarkan rekomendasi untuk dilakukan seleksi. Mulai dari wawancara, pembuatan
makalah,  assesment, rekam jejak, dan lainnya.

Nantinya, terdapat tiga pejabat hasil seleksi. "Instansi lapor lagi ke kami bahwa proses sudah
berjalan. Lalu kami cek. Kalau semua berjalan sesuai ketentuan langsung kami kasih
rekomendasi. Silakan memilih salah satu untuk dilantik menjadi pejabat. Itu prosedur
administrasi yang bisa kami awasi," ungkap Made Suwandi.

Pada bagian lain, Made menyatakan, pihaknya terbuka terhadap setiap laporan dari elemen
masyarakat terkait indikasi jual beli jabatan. Laporan itu tentu telah dilengkapi dengan
beberapa bukti. "Boleh ada pengaduan. Dari siapa saja soal indikasi jual beli jabatan.
Biasanya kadang-kadang kalau ada indikasi itu, dilaporkan ke kami," ucap Made Suwandi.

Made menambahkan, pengaduan yang diterima akan diteruskanke Komisi Pemberantasan


Korupsi (KPK). "Kami punya kerjasama dengan KPK. Kalau ada bukti-bukti awal, kami
serahkan ke KPK. Sebab pengusutan jual beli jabatan bukan kewenangan kami, tapi KPK,"
tegas Made Suwandi.

Made menuturkan, dugaan jual beli jabatan yang dilaporkan ke KASN tidak begitu banyak.
Menurut Made, pergantian pejabat setelah Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) justru yang
cukup signifikan. "Setelah Pilkada biasanya terjadi gelombang pergantian pejabat. Ada
istilahnya balas dendam atau balas budi. Jual beli jabatan sedikit. Laporannya enggak banyak.
Balas budi dan balas dendam itu yang banyak," ungkap Made.

Made menegaskan, pihaknya tak akan menyetujui mutasi itu jikadengan alasan tersebut. Made
menjelaskan, seorang pejabat dapat dimutasi jika minimal sudah dua tahun menjabat.

"Atau kalau di-non job apa alasannya? Non job kan karena hukuman berat, ada kesalaham
sudah ada BAP (berita acara pemeriksaan) atau belum. Kalau tidak terpenuhi, kami
kembalikan ke jabatan semula. Enggak bisa diberhentikan," ucap Made.

Menyetorkan uang dinilai sebagai salah satu modus jual beli jabatan.Tak hanya itu, ada juga
modus memuluskan proyek tertentu oleh pejabat yang diangkat. Demikian diungkap Asisten
KASN bidang Pengaduan dan Penyelidikan, Nurhasni.

"Selama ini modusnya seperti nyetor uang. Tapi belakangan ini kadang bukan nyetor uang
lagi. Ada beberapa kasus yang mungkin sudah diangkat dulu. Nanti ada perjanjian di situ.
Proyek dimuluskan izinnya. Modus-modusnya seperti itu. Intinya menempatkan seseorang
tentu tidak gratis," kata Nurhasni.

KASN kini tengah mendalami 13 indikasi praktik jual beli jabatan di lingkup pemerintah
pusat dan daerah.
"Ada 13 dalam pengamatan, karena laporan masyarakat. Kami tidak serta merta tindak lanjuti.
Tentu laporannya harus diperdalam lagi. Harus cukup bukti. Tidak cukup hanya desas desus.
Kami enggak bisa menyimpulkan 13 ini terjadi jual beli jabatan," ujar Nurhasni.

KASN dan KPK dimungkinkan saling tukar menukar data dan informasi terkait peningkatkan
efektivitas pemberantasan korupsi. Mengenai kasus jual beli jabatan di Kementerian Agama
(Kemag), Nurhasni menampik anggapan jika KASN kecolongan. "Tidak ada istilah KASN
kecolongan. Kami dalam kasus Kemag dari awal sudah ada rekomendasi," jelas Nurhasni.

KASN memeriksa dokumen rencana seleksi dan telah menerbitkan persetujuan melalui surat
Ketua KASN Nomor B-2840/KASN/12/2018pada 18 Desember 2018 Perihal Rekomendasi
Rencana Seleksi Terbuka JPT Madya dan JPT Pratama di Lingkungan Kemag. Saat seleksi
berjalan, KASN menerima laporan masyarakat. Ditemukan dua pelamar untuk JPT Pratama
yang pernah dijatuhi persetujuan disiplin, disetujui dalam seleksi administrasi dan
diikutsertakan pada saat terpilih.

KASN lantas melakukan verifikasi dan kemudian mengirim surat Nomor B-342 / KASN /
12/2018 pada 29 Januari 2019 Perihal Rekomendasi atas Dugaan Pelanggaran dalam Seleksi
Terbuka di Lingkungan Kementerian Agama yang Berkomunikasi dinyatakan tidak lulus.
Rekomendasi KASN justru diabaikan. "Banyak sebenarnya rekomendasi KASN diabaikan
(untuk kasus lain). Tapi lama-lama diikuti. Tapi kalau yang ini (Kemag) mengabaikan dalam
proses singkat. Kasusnya terkuak dalam OTT (operasi tangkap tangan) KPK," ucap Nurhasni.

Pada bagian lain, menurut Nurhasni, pengisian jabatan karena kesamaan pilihan politik atau
kekerabatan jarang terjadi di awal seleksi. "Nanti saat pengangkatan baru terjadi. Biasanya
awalnya kan enggak ada nih. Awal itu kan seleksi administrasi, pembuatan makalah,
wawancara dan lainnya. Itu mungkin belum terjadi. Nanti yang kentara saat menetapkan yang
dipilih," ujar Nurhasni.

Cara menyikapinya ;
3. Cara penanggulan Korupsi

. 1. Upaya Pencegahan

 Penanaman Semangat Nasional


Penanaman semangat nasional yang positif dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam
bentuk penyuluhan atau diksusi umum terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai kepribadian
bangsa Indonesia. Kepribadian yang berdasarkan Pancasila merupakan kepribadian yang
menjunjung tinggi semangat nasional dalam penerapan Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.
 Melakukan Penerimaan Pegawai Secara Jujur dan Terbuka
Upaya pencegahan sebagai bentuk upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan
oleh pemerintah dapat dilakukan melalui penerimaan aparatur negara secara jujur dan
terbuka. Kejujuran dan keterbukaan dalam penerimaan pegawai yang dilakukan oleh
pemerintah menunjukkan usaha pemerintah yang serius untuk memberantas tindak
pidana korupsi yang berkaitan dengan suap menyuap dalam penerimaan pegawai.

 Himbauan Kepada Masyarakat


Himbauan kepada masyarakat juga dilakukan oleh pemerintah dalam upaya
melakukan pencegahan sebagai bentuk upaya pemberantasan korupsi di kalangan
masyarakat. Himbauan biasanya dilakukan oleh pemerintah melalui kegiatan-kegiatan
penyuluhan di lingkup masyarakat kecil dan menekankan bahaya laten adanya korupsi di
negara Indonesia. Selain itu, himbauan yang dilakukan oleh pemerintah kepada
masyarakat menekankan pada apa saja yang dapat memicu terjadinya korupsi di kalangan
masyarakat hingga pada elite pemerintahan.

 Pengusahaan Kesejahteraan Masyarakat


Upaya pemerintah dalam memberantas korupsi juga dilakukan melalui upaya
pencegahan berupa pengusahaan kesejahteraan masyarakat yang dilakukan pemerintah.
Pemerintah berupa mensejahterakan masyarakat melalui pemberian fasilitas umum dan
penetapan kebijakan yang mengatur tentang kesejahteraan rakyat. Kesejahteraan rakyat
yang diupayakan oleh pemerintah tidak hanya kesejahteraan secara fisik saja melain juga
secara lahir batin.
 . Pencatatan Ulang Aset
Pencatan ulang aset dilakukan oleh pemerintah dalam rangka memantau sirkulasi
aset yang dimiliki oleh masyarakat. Pada tahun 2017 ini, pemerintah menetapkan suatu
kebijakan kepada masyarakatnya untuk melaporkan aset yang dimilikinya sebagai bentuk
upaya pencegahan tindakan korupsi yang dapat terjadi di masyarakat. Pencatatan aset
yang dimiliki oleh masyarakat tidak hanya berupa aset tunai yang disimpan di bank,
tetapi juga terhadap aset kepemilikan lain berupa barang atau tanah. Selain itu,
pemerintah juga melakukan penelurusan asal aset yang dimiliki oleh masyarakat untuk
mengetahui apakah aset yang dimiliki oleh masyarakat tersebut mengindikasikan tindak
pidana korupsi atau tidak.

2. Upaya Penindakan

Upaya penindakan dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap pelaku tindak pidana korupsi.
Dalam pelaksanaan upaya penindakan korupsi, pemerintah dibantu oleh sebuah lembaga
independen pemberantasan korupsi yaitu KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) Penindakan
yang dilakukan oleh KPK semenjak KPK berdiri pada tahun 2002 telah membuahkan hasil yang
dapat disebut sebagai hasil yang memaksimalkan. Upaya penindakan yang dilakukan oleh KPK
terhadap tindak pidana korupsi merupakan upaya yang tidak main-main dan tidak pandang bulu.

Siapapun yang terindikasi melakukan tindak pidana korupsi akan ditindak oleh lembaga
independen ini tanpa terkecuali. Dalam melaksanakan tugasnya, KPK membutuhkan peranan
lembaga peradilan dalam menegakkan keadilan di Indonesia terutama yang berkaitan dengan
tindak pidana korupsi. Tentunya pelaksanaan proses peradilan dilakukan sesuai dengan
mekanisme sistem peradilan di Indonesia dan berdasarkan hukum dan undang-undang yang
berlaku. Penindakan yang dilakukan pemerintah melalui KPK terhadap pelaku tindak pidana
korupsi dimaksudkan agar memberikan efek jera kepada para pelakunya dan secara tidak
langsung memberikan shock therapy pada orang-orang yang berniat untuk melakukan tindak
pidana korupsi baik itu di dalam pemerintahan maupun di dalam kehidupan sehari-hari.

3. Upaya Edukasi

Upaya edukasi yang dilakukan pemerintah dalam usahanya untuk memberantas korupsi adalah
upaya yang dilakukan melalui proses pendidikan. Proses pendidikan di Indonesia dilakukan
dalam tiga jenis yaitu pendidikan formal, informal, dan non formal. Melalui proses edukasi,
masyarakat diberikan pendidikan anti korupsi sejak dini agar masyarakat sadar betul akan bahaya
korupsi bagi negara-negara khususnya negara Indonesia.

Selain itu, melalui edukasi yang diberikan oleh pemerintah, peranan mahasiswa dalam
pemberantasan korupsi juga dapat dimaksimalkan sehingga para mahasiswa ini dapat
memberikan contoh yang baik bagi adik-adiknya maupun bagi masyarakat umum terhadap cara
pemberantasan korupsi dari dalam diri masing-masing. Upaya edukasi yang dilakukan oleh
pemerintah juga termasuk sebagai upaya membangun karakter bangsa di era globalisasi untuk
memberantas pertumbuhan budaya.
Daftar Pustaka

https://guruppkn.com/upaya-pemberantasan-korupsi

https://www.beritasatu.com/nasional/545111/kasus-jual-beli-jabatan-bukan-kewenangan-kasn

Anda mungkin juga menyukai