Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN BILIRUBIN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia klinik lanjut


Dosen Pengampu : Winda Ayu Novitasari,. Amd.AK

Disusun Oleh :

Eva Hikmatul Maula


P1337434319053

PRODI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
I. Hari, Tanggal : Kamis, 02 September
II. Tujuan
Untuk melakukan pemeriksaan bilirubin direct pada serum
III. Metode

Uji fotometri menggunakan 2,4 dicloroaniline (DCA), Bilirubin langsung dengan


adanya 2,4-dikloroanilin yang diazotasi membentuk senyawa azo berwarna merah dalam
larutan asam
IV. Prinsip

Prinsip bilirubin direct adalah bilirubin direct dihadapkan pada bentuk diazotisasi
2,4 dicloroaniline membentuk warna merah yang bercampur dalam asam sedangkan
bilirubin total yaitu dihadapkan bentuk diazotasi 2,4 diklroaniline menyediakan
penentuan yang aman dari bilirubin total.

V. Dasar Teori

Bilirubin adalah produk pemecahan hemoglobin. Bilirubin tak terkonjugasi sangat


apolar dan hampir tidak larut dalam air, sehingga membentuk kompleks dengan albumin
untuk transportasi di darah dari limpa ke hati. Di hati, bilirubin terkonjugasi dengan asam
glukoronat dan larut dalam air yang dihasilkan bilirubin asam glukoronat diekskresikan
melalui saluran empedu. Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh peningkatan produksi
bilirubin karena hemolisis (ikterus pra-hepatik), oleh kerusakan parenkim hati (ikterus
intra-hepatik) atau oleh oklusi saluran empedu (ikterus pasca hepatik). Kongenital kronis
(terutama tidak terkonjugasi) hiperbilirubinemia yang disebut sindrom Gilbert cukup
sering terjadi pada populasi. Kadar bilirubin total yang tinggi adalah diamati pada 60-
70% neonatus karena peningkatan postpartum pemecahan eritrosit dan karena
keterlambatan fungsi enzim untuk degradasi bilirubin. Metode bilirubin umum
mendeteksi bilirubin total atau bilirubin direk. Penentuan dari Bilirubin langsung
mengukur terutama bilirubin terkonjugasi yang larut dalam air. Oleh karena itu, nilai
bilirubin tak terkonjugasi dapat diperkirakan dari perbedaan antara bilirubin total dan
bilirubin direk.
Metabolisme bilirubin indirek menjadi bilirubin direk terjadi di hati (hepar). Dengan
melihat hasil laboratorium bilirubin direk dan indirek, kita bisa memperkirakan di mana
letak kelainannya. Bila bilirubin indirek yang meningkat, maka kelainannya terletak pre
hepatal (sebelum masuk dan di metabolisme di hepar). Kasus ini misalnya pada kelainan
darah, yaitu adanya penghancuran sel-sel darah yang meningkat. Atau karena penyebab
intra hepatal, contohnya pada kasus hepatitis, yaitu peradangan pada jaringan hati dengan
berbagai sebab, misalnya karena virus, bakteri, dan zat kimia. Adanya peradangan
menggangu tugas hati untuk mengubah bilirubin indirek menjadi bilirubin direk. Bila
bilirubin direk yang meningkat maka penyebabnya post hepatal, yaitu bendungan pada
saluran empedu. Saluran empedu ini akan membuang bilirubin ke dalam usus dan akan
dikeluarkan dari tubuh melalui feses.

VI. Alat dan bahan


Alat
 Mikropipet 10 – 100μ, 1000μ
 Tip (Yellow tip Blue tip)
 Tabung reaksi
 Rak tabung reaksi
 Spektrofotometer

Bahan

 Serum
 Aquades
 Tissue
 R1 ( EDTA Na2 0,1 mmol/L, NaCl 150 mmol/L, Sulfamic Acid 100 mmol/L)
 R2 ( 2.4 - dichloroaniline 0,5 mmol/L, HCL 900 mmol/L, EDTA-Na2 0,13
mmol/L)
VII. Prosedur
Pra Analitik
1. Siapkan alat dan bahan
2. Mencuci tangan
3. Menggunakan APD
4. Melakukan pengambilan sampel darah pasien
5. Dilakukan centrifugasi selama ± 15 menit pada kecepatan 3000 rpm
6. Jika selesai, tunggu hingga centrigfuge berhenti berputar
7. Ambil sampel dan pisahkan serum

Analitik

Pasca Analitik

1. Mencatat hasil absorbansinya


2. Membersihkan meja kerja
3. Melakukan perhitungan
4. Membuang limbah pemeriksaan pada wadah limbah

VIII. Hasil
 Abs 1 = 0,105
Abs 2 = 0,123
 Sampel 1 = 0,320 mg/dl
Sampel 2 = 0,371 mg/dl
 Kalibrator 1 = 0,250
Kalibrator 2 = 0,263
 Kons. Standar = 2,36 mg/dL
 ∆A sampel = (A2 – A1) = 0,320-0,371 = 0,051
∆A kalibrator = (A2 – A1) = 0,263-0,0,250 = 0,013
Rumus :

Sampel 1

Billirubn = 0,018 X 2,36 = 3,267 mg/dL

0,013

Sampel 2
Billirubin = 0,051 x 2,36 mg/dl = 9,258 mg/dl
0,013

Nilai Rujukan : Dewasa dan anak-anak ≤ 0,2 mg/dL 3,4 mol/L

IX. Pembahasan

Pada percobaan yang dilakukan pemeriksaan fungsi hati melalui tes bilirubin direct.
Bilirubin dapat digunakan sebagai parameter pemeriksaan fungsi hati karena bilirubin
merupakan hasil pemecahan heme dari sel darah yang mengalami konjugasi di hati
dengan asam glukoronat dengan bantuan enzim. Bilirubin direk merupakan pigmen
empedu yang telah diambil oleh hati dan dikonjugasikan menjadi bilirubin diglukoronid
yang larut dalam air. Pada pemeriksaan bilirubin direct yang telah dilakukan didapatkan
hasil 3,267 mg/dL pada sampel 1 dan pada sampel 2 yaitu 9,258 mg/dl.. Berdasarkan
hasil pemeriksaan maka dapat disimpulkan bahwa pasien tersebut memiliki kadar
bilirubin yang abnormal, karena kadar bilirubinnya lebih dari nilai normalnya yaitu ≤ 0,2
mg/dL 3,4 mol/L. Tingginya kadar bilirubin direk pada serum menandakan adanya
gangguan fungsi hati, karena kadar total bilirubin, bilirubin direk, dan bilirubin indirek
sangatlah berhubungan.
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan bilirubin
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi hasil kadar bilirubin total dapat dibagi menjadi
dua yaitu faktor dari luar dan faktor dari dalam

 Faktor luar
1) Sinar Matahari

Stabilitas bilirubin dalam serum pada suhu kamar tidak stabil dan mudah
terjadi kerusakan terutama oleh sinar, baik sinar lampu ataupun sinar matahari.
Serum atau plasma heparin boleh digunakan, hindari sampel yang hemolisis dan
sinar matahari langsung.

2. Suhu dan waktu Penyimpanan

Suhu merupakan faktor luar yang selalu berhubungan langsung terhadap


sampel, baik saat penyimpanan maupun saat pemeriksaan. Pemeriksaan kadar
bilirubin total sebaiknya diperiksa segera, tapi dalam keadaan tertentu
pemeriksaan kadar bilirubin total bisa dilakukan penyimpanan. Dengan
penyimpanan yang benar stabilitas serum masih stabil dalam waktu satu hari bila
disimpan pada suhu 20ºC-25ºC, 7 hari pada suhu 2ºC-8ºC, dan tiga bulan pada
penyimpanan -20ºC (Seswoyo, 2016).

3. Pemipetan

Ketelitian dalam memipet sangat menentukan hasil laboratorium, terutama


pipet mikro atau semi mikro. Volume sampel atau standar sangat mempengaruhi
hasil pemeriksaan. Oleh karena itu, pipet harus dibilas terlebih dahulu dengan
sampel atau standar yang akan diambil (Zunaidi, 2011).

4. Reagen

Reagen yang telah usang atau penyimpanan yang kurang baik akan
mengurangi kepekaan reaksi kimia, terutama reagen pewarna atau enzim yang
ikut mempengaruhi reaksi kimia yang terjadi (Panil, 2008).
 Faktor dalam
1. Hemolisis akibat inkompaktibilitas ABO atau isoimunisasi Rhesus, defisiensi
G6PD, sferositosis herediter dan pengaruh obat, Infeksi, septicemia, sepsis,
meningitis, infeksi saluran kemih, infeksi intrauterine, Polisitemia,
Ekstravasasi sel darah merah, sefalhematom, kontusio, trauma lahir, Ibu
diabetes, Asidosis, Hipoksia/asfiksia, Sumbatan traktus digestif yang
mengakibatkan peningkatan sirkulasi enterohepatik (Seswoyo, 2016).
2. Peningkatan kadar dari bilirubin total dan direkdapat terjadi akibat ikterik
obstruktif karena batu atau neoplasma empedu, hepatitis, sirosis hati,
mononucleosis infeksiosa, metastasis hati, penyakit Wilson. Selain terjadi
akibat penyakit dapat pula terjadi akibat penggunaan obat misalnya yaitu :
antibiotik (amfoterisin B, klindamisin, eritromisin, gentamisin, linkomisin,
oksasilin, tetrasiklin (Seswoyo, 2016).
X. Simpulan
Pada pemeriksaan yag dilakukan Nilai normal kadar bilirubin direk adalah ≤0,2
mg/dL 3,4 mol/L, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel I dengan hasil 3,26 mg/dL
dan sampel II dengan hasil 9,25 mg/dL merupakan hasil yang abnormal dikarenakan hasil
tersebut diatas batas normal bilirubin direk.

XI. Daftar Pustaka


https://s1farmasi.stfi.ac.id/wp-content/uploads/2020/11/kimia-klinik-2020.pdf
Manual kit Bilirubin Auto Direct FS*
http://www.atlm.web.id/2016/12/makalah-bilirubin.html
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2931/1/KTI%20Ni%20Putu%20Heny
%20Yudiani%20Lestari%20%28006%29.pdf

Anda mungkin juga menyukai