Disusun Oleh :
Prinsip bilirubin direct adalah bilirubin direct dihadapkan pada bentuk diazotisasi
2,4 dicloroaniline membentuk warna merah yang bercampur dalam asam sedangkan
bilirubin total yaitu dihadapkan bentuk diazotasi 2,4 diklroaniline menyediakan
penentuan yang aman dari bilirubin total.
V. Dasar Teori
Bahan
Serum
Aquades
Tissue
R1 ( EDTA Na2 0,1 mmol/L, NaCl 150 mmol/L, Sulfamic Acid 100 mmol/L)
R2 ( 2.4 - dichloroaniline 0,5 mmol/L, HCL 900 mmol/L, EDTA-Na2 0,13
mmol/L)
VII. Prosedur
Pra Analitik
1. Siapkan alat dan bahan
2. Mencuci tangan
3. Menggunakan APD
4. Melakukan pengambilan sampel darah pasien
5. Dilakukan centrifugasi selama ± 15 menit pada kecepatan 3000 rpm
6. Jika selesai, tunggu hingga centrigfuge berhenti berputar
7. Ambil sampel dan pisahkan serum
Analitik
Pasca Analitik
VIII. Hasil
Abs 1 = 0,105
Abs 2 = 0,123
Sampel 1 = 0,320 mg/dl
Sampel 2 = 0,371 mg/dl
Kalibrator 1 = 0,250
Kalibrator 2 = 0,263
Kons. Standar = 2,36 mg/dL
∆A sampel = (A2 – A1) = 0,320-0,371 = 0,051
∆A kalibrator = (A2 – A1) = 0,263-0,0,250 = 0,013
Rumus :
Sampel 1
0,013
Sampel 2
Billirubin = 0,051 x 2,36 mg/dl = 9,258 mg/dl
0,013
IX. Pembahasan
Pada percobaan yang dilakukan pemeriksaan fungsi hati melalui tes bilirubin direct.
Bilirubin dapat digunakan sebagai parameter pemeriksaan fungsi hati karena bilirubin
merupakan hasil pemecahan heme dari sel darah yang mengalami konjugasi di hati
dengan asam glukoronat dengan bantuan enzim. Bilirubin direk merupakan pigmen
empedu yang telah diambil oleh hati dan dikonjugasikan menjadi bilirubin diglukoronid
yang larut dalam air. Pada pemeriksaan bilirubin direct yang telah dilakukan didapatkan
hasil 3,267 mg/dL pada sampel 1 dan pada sampel 2 yaitu 9,258 mg/dl.. Berdasarkan
hasil pemeriksaan maka dapat disimpulkan bahwa pasien tersebut memiliki kadar
bilirubin yang abnormal, karena kadar bilirubinnya lebih dari nilai normalnya yaitu ≤ 0,2
mg/dL 3,4 mol/L. Tingginya kadar bilirubin direk pada serum menandakan adanya
gangguan fungsi hati, karena kadar total bilirubin, bilirubin direk, dan bilirubin indirek
sangatlah berhubungan.
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan bilirubin
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi hasil kadar bilirubin total dapat dibagi menjadi
dua yaitu faktor dari luar dan faktor dari dalam
Faktor luar
1) Sinar Matahari
Stabilitas bilirubin dalam serum pada suhu kamar tidak stabil dan mudah
terjadi kerusakan terutama oleh sinar, baik sinar lampu ataupun sinar matahari.
Serum atau plasma heparin boleh digunakan, hindari sampel yang hemolisis dan
sinar matahari langsung.
3. Pemipetan
4. Reagen
Reagen yang telah usang atau penyimpanan yang kurang baik akan
mengurangi kepekaan reaksi kimia, terutama reagen pewarna atau enzim yang
ikut mempengaruhi reaksi kimia yang terjadi (Panil, 2008).
Faktor dalam
1. Hemolisis akibat inkompaktibilitas ABO atau isoimunisasi Rhesus, defisiensi
G6PD, sferositosis herediter dan pengaruh obat, Infeksi, septicemia, sepsis,
meningitis, infeksi saluran kemih, infeksi intrauterine, Polisitemia,
Ekstravasasi sel darah merah, sefalhematom, kontusio, trauma lahir, Ibu
diabetes, Asidosis, Hipoksia/asfiksia, Sumbatan traktus digestif yang
mengakibatkan peningkatan sirkulasi enterohepatik (Seswoyo, 2016).
2. Peningkatan kadar dari bilirubin total dan direkdapat terjadi akibat ikterik
obstruktif karena batu atau neoplasma empedu, hepatitis, sirosis hati,
mononucleosis infeksiosa, metastasis hati, penyakit Wilson. Selain terjadi
akibat penyakit dapat pula terjadi akibat penggunaan obat misalnya yaitu :
antibiotik (amfoterisin B, klindamisin, eritromisin, gentamisin, linkomisin,
oksasilin, tetrasiklin (Seswoyo, 2016).
X. Simpulan
Pada pemeriksaan yag dilakukan Nilai normal kadar bilirubin direk adalah ≤0,2
mg/dL 3,4 mol/L, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel I dengan hasil 3,26 mg/dL
dan sampel II dengan hasil 9,25 mg/dL merupakan hasil yang abnormal dikarenakan hasil
tersebut diatas batas normal bilirubin direk.