Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KIMIA KLINIK II

“PEMERIKSAAN FUNGSI HATI BILIRUBIN DIRECT DAN INDIRECT”

OLEH :

NAMA : JUMRIATI MADE

NIM : 17 3145 453 033

KELAS : 17 A

KELOMPOK : V (LIMA)

PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

FAKULTAS FARMASI, TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN


INFORMATIKA

UNIVERSITAS MEGAREZKY

2019
A. JUDUL PERCOBAAN
Pemeriksaan fungsi hati bilirubin direct dan indirect.
B. TANGGAL dan WAKTU PERCOBAAN
1. Hari/Tanggal : Selasa, 12 November 2019
2. Waktu : 13:00-15:00 WITA
3. Tempat : Lab. Patologi Klinik DIII Teknologi Laboratorium Medis
C. METODE PERCOBAAN
Adapun metode yang digunakan yaitu metode diazo endpoint.
D. PRINSIP PERCOBAAN
Adapun prinsip dari percobaan ini yaitu dasar pemeriksaan bilirubin
merupakan reaksi antara bilirubin dengan Diazotised Sulfanilic Acid
membentuk Azobilirubin yang berwarna. Dalam air hanya Bilirubin Direct
yang larut dan bereaksi dengan reagensia, sehingga untuk mendapatkan nilai
Bilirubin Total, Bilirubin Indirect harus dilepaskan ikatannya dengan Albumin
sehingga larut dalam air, biasanya digunakan accelerator atau solvent. Malloy-
Evelyn menggunakan Methanol Jendrassik Grof menggunakan
Benzoat/Cafferin. Sodium Nitrite ditambahkan pada Sulfanilic Acid. Bilirubin
bereaksi dengan Diazotized SulfanilicAcid membentuk Azobilirubin yang
akan menyerap cahaya pada panjang gelombang 550 nm.
E. DASAR TEORI
1. Anatomi Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia dengan berat
kurang lebih 1,5 kg. Hepar berstruktur lunak, lentur, dan terletak di bagian
atas cavitas abdominalis tepat di bawah diaphragm. Sebagian besar hepar
terletak di profunda arcus costalis dextra dan hemidiaphragma dextra
memisahkan hepar dari pleura, pulmo, pericardium, dan cor. Hepar
terbentang disebelah kiri untuk mencapai hemidiaphragma sinistra (Snell,
2006).
2. Fungsi Hati
Menurut Guyton dan Hall (2008), hati mempunyai beberapa fungsi
yaitu :
a. Metabolisme karbohidrat adalah menyimpan glikogen dalam jumlah
besar, mengkonversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa,
glukoneogenesis, dan membentuk banyak senyawa kimia yang penting
dari hasil perantara metabolisme karbohidrat.
b. Metabolisme lemak, yaitu dengan mengoksidasi asam lemak untuk
menyuplai energi bagi fungsi tubuh yang lain, membentuk sebagian
besar kolestrol, fosfolipid, dan lipoprotein, membentuk lemak dari
protein dan karbohidrat.
c. Metabolisme protein, yaitu dengan deaminasi asam amino, pembentukan
ureum untuk mengeluarkan ammonia dari cairan tubuh, pembentukan
protein plasma, dan interkonversi beragam asam amino dan membentuk
senyawa lain dari asam amino.
d. Lain-lain, merupakan tempat penyimpanan vitamin, besi dalam bentuk
ferritin, hati membentuk zat-zat yang digunakan untuk koagulasi darah
dalam jumlah banyak dan hati mengeluarkan atau mengekskresikan
obat-obatan, hormone dan zat lain.
3. Fungsi Hati Terkait Dengan Bilirubin
Langkah awal pemecahan gugus heme ialah pemutusan jembatan α
metena membentuk biliverdin, suatu tetrapirol linier. Besi mengalami
beberapa kali reaksi reduksi dan oksidasi, reaksi-reaksi ini memerlukan
oksigen dan Nikotinamida Adenosin Dinukleotida Hidrogen (NADPH), dan
pada akhir reaksi dibebaskan Fe3+ yang dapat digunakan kembali, karbon
monoksida yang berasal dari atom karbon jembatan metena dan biliverdin.
Biliverdin, suatu pigmen berwarna hijau akan direduksi oleh biliverdin
reduktase yang menggunakan NADPH sehingga rantai metenil menjadi
rantai metilen antara cincin pirol III-IV dan membentuk pigmen berwarna
kuning yaitu bilirubin. Perubahan warna pada memar merupakan petunjuk
reaksi degradasi ini. Dalam setiap 1 gr hemoglobin yang lisis akan
membentuk 35 mg bilirubin. Pada orang dewasa dibentuk sekitar 250-350
mg bilirubin per hari, yang dapat berasal dari pemecahan hemoglobin,
proses erytropoetik yng tidak efektif dan pemecahan hemprotein lainnya
(Panil, 2008).
4. Bilirubin
Bilirubin adalah produk utama dari penguraian sel darah merah yang
tua. Bilirubin disaring dari darah oleh hati, dan dikeluarkan dari cairan
empedu. Bilirubin total akan meningkat, sebagaimana hati menjadi semakin
rusak. Bilirubin langsung merupakan sebagian dari bilirubin total
termetabolisme, bila bagian ini meningkat, penyebab biasanya di luar
hati. Kerusakan pada hati atau pada saluran cairan empedu dalam
hati ditunjukan apabila kadar bilirubin langsung rendah sementara
kadar bilirubin total tinggi. Bilirubin mengandung bahan pewarnayang
memberi warna pada kotoran, bila tingkatnya sangat tinggi, kulit dan
mata dapat menjadi kuning, yang mengakibatkan gejala ikterus.
Bilirubin merupakan produk pemecahan sel darah merah. Pemecahan
pertama dari sistem RES (Reticulo Endothelial System) yang diawali
dengan pelepasan besi dan rantai peptida globolin. Bilirubin berawal
dari turunan cicin porfirin yang terbuka dan menjadi rantai lurus
(Kosasih, 2008 ).
Turunan dalam sitem RES tersebut dikenal sebagai biliverdin
yang kemudian dikeluarkan ke sirkulasi. Bilirubin di dalam plasma diikat
oleh albumin yang dikenal sebagai bilirubin indirek atau bilirubin I,
sampai di hepar sebagian bilirubin I masuk kedalam sel, sedangkan yang
lain tetap berada di sirkulasi tubuh melewati jantung, bilirubin yang masuk
ke sel hepar dalam keadaan bebas, berikatan dengan asam glokuronida
dan disebut dengan bilirubin II atau bilirubin terkonjugasi atau yang lebih
dikenal dengan bilirubin direk. Bilirubin direk sebagian besar masuk
kedalam sirkulasi empedu dan sebagian lagi masuk kedalam sirkulasi
darah, sehingga dalam sirkulasi umum terdapat bilirubin I dan bilirubin
II. Bilirubin I dalam keadaan normal <0,75 mg% dan bilirubin II
<0,25mg%, dan total bilirubin tidak lebih dari 1 mg%. Bilirubin II
yang memasuki jalur empedu akan terkumpul dalam kantong empedu
dan akhirnya akan masuk kedalam usus. Bilirubin direk teroksidasi
menjadi urobilinogen sampai dalam lumen usus, akibat flora usus
(Kosasih, 2008).
5. Jenis Bilirubin
Bilirubin terbagi menjadi 2 jenis yaitu bilirubin indirek yang
merupakan bilirubin yang belum mengalami konjugasi oleh hati dengan
asam glukoronat dan bilirubin direk yang telah mengalami konjugasi
dengan asam glukoronat di dalam hati. Pengukuran bilirubin di
laboratorium untuk membedakan bilirubin direk dan indirek maka
dilakukan juga pemeriksaan bilirubin total yang merupakan pengukuran
total bilirubin direk dan indirek (Wibowo, 2007).
6. Metode Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan kimia klinik biasanya menggunakan fotometer.
Fotometer berasal dari kata foto yang berarti cahaya dan meter yang berarti
cahaya dan meter yang berarti ukuran. Jadi, fotometer adalah alat untuk
mengukur intensitas cahaya. Pada pembagian fotometer terdapat
spektrofotometer yang menggunakan prisma untuk mengurai sinar
polikromatis dan spektrum yang (monokromatis) dilewatkan melalui suati
celah (split) yang bisa diatur (Zunaidi, 2011).
F. PRA ANALITIK
1. Alat dan Bahan
a. Alat : Centrifuge, klinipet, rak tabung, fotometer, spoid, dan tabung
serologi.
b. Bahan : Aquades, swab alkohol, reagen nitrit direct, reagen bilirubin
direct dan sampel serum.
2. Persiapan pasien : Tidak ada persiapan khusus.
3. Persiapan sampel : Sampel serum pasien (normal).
G. ANALITIK
a. Pengambilan Sampel Darah Vena
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dilakukan sampling darah vena, sampel darah dipindahkan kedalam
tabung activator.
3. Dicentrifug sampel darah selama 5 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
b. Pembuatan Larutan Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dipipet 1 bagian nitrit direct sebanyak 100 µl.
3. Ditambahkan 200 bagian bilirubin direct sebanyak 20000 µl.
4. Dihomogenkan.
c. Pemeriksaan Blanko
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dipipet 1000 µl reagen bilirubin total lalu dimasukkan kedalam tabung
serologi kemudian ditambahkan 100 µl sampel serum.
3. Diinkubasi selama 5 menit dengan suhu 37oC.
4. Diserap larutan balnko, dipilih pemeriksaan apa yang akan dilakukan
(Bilirubin Direct) lalu set 0.
5. Ditunggu selama 2 menit kemudian dilakukan pembacaan absorbant.
d. Pemeriksaan Bilirubin Direk
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dipipet larutan kerja 1000 µl dimasukkan kedalam tabung serologi lalu
ditambahkan 100 µl serum pasien.
3. Diinkubasi selama 5 menit dengan suhu 37oC.
4. Diserap sampel, dipilih pemeriksaan apa yang akan dilakukan (Bilirubin
Direct) lalu set 0.
5. Ditunggu selama 2 menit kemudian dilakukan pembacaan absorbant.
H. PASCA ANALITIK
1. Bilirubin Direct
Hasil : 12,4 mg/dL
Nilai Normal : 0,0-0,5 mg/dL
2. Bilirubin Total
Hasil : 0,4 mg/dL
Nilai Normal : 0,2-1,2 mg/dL
3. Bilirubin Indirect
Hasil : Bilirubin Total – Bilirubin Direct
= 0,4 mg/dL - 12,4 mg/dL = -12 mg/dL
Nilai Normal : 0,1-1,0 mg/dL
I. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, dilakukan pemeriksaan fungsi hati yaitu
bilirubin direct metode spektrofotometri. Tujuan dari praktikum ini yaitu
untuk mengetahui kadar bilirubin direct dan indirect. Adapun prinsip dari
pemeriksaan bilirubin direk yaitu reaksi antara bilirubin dengan Diazotised
Sulfanilic Acid membentuk Azobilirubin yang berwarna. Dalam air hanya
Bilirubin Direct yang larut dan bereaksi dengan reagensia, sehingga untuk
mendapatkan nilai Bilirubin Total, Bilirubin Indirect harus dilepaskan
ikatannya dengan Albumin sehingga larut dalam air, biasanya digunakan
accelerator atau solvent. Malloy-Evelyn menggunakan Methanol Jendrassik
Grof menggunakan Benzoat/Cafferin. Sampel yang digunakan pada praktikum
ini yaitu serum.
Berdasarkan praktikum setelah dilakukan sampling darah sampel
dicentrifug untuk diambil serumnya, tetapi sebelum melakukan pemeriksaan
sampel terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan blanko. Kemudian, dibuat
larutan kerja dari reagen yang terdapat didalam kit alat, lalu dipipet larutan
kerja 1000 µl dimasukkan kedalam tabung serologi ditambahkan 100 µl serum
pasien. Diinkubasi selama 5 menit dengan suhu 37oC. Fungsi dari inkubasi
yaitu agar sampel dan larutan standar dapat tercampur dengan baik. Dipilih
pemeriksaan apa yang akan dilakukan (bilirubin direk), lalu ditunggu selama 2
menit kemudian barulah dilakukan pembacaan absorbant.
Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan kadar bilirubin direct pada
pasien yang tidak mempunyai penyakit hati atau orang yang normal sebesar
12,4 mg/dL. Hasil kadar bilirubin direct tersebut melebihi dari batas nilai
normal yaitu 0,0-0,5 mg/dL. Peningkatan bilirubin direct (bilirubin
terkonjugasi) dapat menunjukkan adanya gangguan pada hati (kerusakan sel
hati) atau saluran empedu (batu atau tumor). Pada pemeriksaan bilirubin direct
terdapat juga nilai bilirubin indirect atau bilirubin tak terkonjugasi. Untuk
mendapatkan nilai dari bilirubin indirect harus melakukan pemeriksan
bilirubin total dengan menggunakan rumus Bilirubin Total – Bilirubin Direct.
Pada praktikum sebelumnya, kami telah melakukan pemeriksaan bilirubin
total dengan hasil 0,4 mg/dL kemudian dikurangkan dengan hasil bilirubin
direct yaitu 12,4 mg/dL. Sehingga didapatkan nilai dari bilirubin indirect
sebesar -12 mg/dL. Hasil kadar bilirubin indirect tersebut tidak dapat
dimasukkan kedalam nilai normal karena menghasilkan nilai mines (min). Hal
ini disebabkan karena kesalahan pada saat praktikum. Adapun faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi hasil yaitu kesalahan dalam pemipetan sampel,
suhu yang tidak sesuai pemeriksaan, reagensia yang rusak, dan alat yang tidak
terkalibrasi.
J. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum, dapat disimpulkan bahwa kadar bilirubin direct
pada pasien sebesar 12,4 mg/dL. Kadar tersebut melebihi batas nilai normal
yaitu 0,0-0,5 mg/dL. Sedangkan kadar bilirubin indirect pada pasien sebesar
-12 mg/dL. Kadar tersebut tidak dapat dimasukkan kedalam nilai normal
karena menghasilkan nilai mines (min).
DAFTAR PUSTAKA

Guyton, A.C dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. EGC.
Jakarta.

Kosasih. 2008. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik edisi kedua.


Karisma Publishing Group. Tangerang.

Panil, Z. 2008. Memahami Teori dan Praktik Biokimia Dasar Medis. EGC.
Jakarta.

Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi Ke-6.
EGC. Jakarta.

Wibowo, Daniel S. 2007. Anatomi Tubuh Manusia. PT. Grasindo. Jakarta.

Zunaidi. 2011. Pengaruh Penundaan Pemeriksaan Bilirubin Total 1, 2, dan 3


Jam. SKRIPSI. Program Konsentrasi Teknologi Laboratorium
Kesehatan Fakultas Farmasi. Universitas Hasanuddin. Makassar.
LAMPIRAN GAMBAR

1. Sampel darah yang akan digunakan

2. Pemipetan sampel kedalam tabung

3. Inkubasi sampel dan blanko pada alat

4. Hasil dari kadar bilirubin total

Anda mungkin juga menyukai