Oleh:
Agita Fortuna Septa Ningsih
151710113026
Kelompok 8
Homogenkan
Homogenkan, inkubasi 5 menit pada suhu ruang
3.2. Pembahasan
Bilirubin dan zat lainnya yang berhubungan diukur kadarnya melalui cairan
tubuh menggunakan metode spektrofotometer/fotometer, kromatgrafi, dan
elektroforesis (Higgins et al, 2008). Pada praktikum ini yang digunakan adalah
metode fotometer berdasarkan reaksi diazo.
3.2.1. Preanalitik
Pada pemeriksaan bilirubin dan bilirubin direk sampel yang digunakan
adalah serum atau plasma, namun lebih dianjurkan menggunakan plasma.
Pasien dianjurkan puasa karena dapat memengaruhi kadar lipid, apabila lipid
dalam sampel tinggi maka dapat menyebabkan pengukuran kadar bilirubin
meningkat. Sampel lisis juga harus dihindari karena dapat menurunkan
reaksi antara bilirubin dengan reagen diazo (bishop 547). Interferensi dapat
timbul pada pemeriksaan bilirubin total dan bilirubin direk apabila kadar
asam askorbat >50 mg/dL dan kadar hemoglobin >1000 mg/dL. (Young,
2000)
Bilirubin sangat sensitif terhadap cahaya karena mudah rusak olehnya.
Maka dari itu sampel harus dihindarkan dari cahaya sampai waktu
pemeriksaan. Apabila tidak maka kadar bilirumin dapat menurun 30% - 50%
per jam (Higgins et al, 2008). Penurunan kadar bilirubin yang mencolok
dapat terjadi setelah paparan sinar fluorescent atau sinar matahari secara
langsung maupun tidak langsung. Serum atau plasma yang disimpan dalam
keadaan terhindar dari cahaya atau disimpan dalam gelap setelah pemisahan
dapat bertahan selama 2 hari pada suhu ruang, bertahan 1 minggu pada suhu
4 oC, dan dapat bertahan lebih lama pada penyimpanan -20 oC (bisop 548).
Selain itu penyimpanan reagen juga perlu diperhatikan, botol reagen yang
masih tersegel dapat bertahan hingga batas masa kaduluarsa walaupun hanya
disimpan pada suhu ruang, sedangkan aktivator harus disimpan pada suhu 2-
8 oC. Bila botol reagen telah dibuka hanya dapat bertahan selama 4 minggu
untuk reagen bilirubin total, dan 15 hari untuk reagen bilirubin direk.
(Chiasera dan Xin Xu, 2010)
Dari praktikum ini kadar bilirubin total yang diperoleh adalah 0,7 mg/dL pada
pengukuran pertama dan 0,9 mg/dL pada pengukuran kedua. Hasil tersebut adalah
normal dan presisinya cukup baik. Sedangkan untuk pengukuran kadar bilirubin direk
didapatkan hasil sebesar 0,19 mg/dL pada pengukuran pertama dan 0,22 mg/dL pada
pengukuran kedua. Hasil tersebut dinyatakan normal dan presisinya juga cukup baik.
DAFTAR PUSTAKA
Bishop, Michael L., Edward P. Fody, Larry E. Schoeff. 2010. Clinical Chemistry:
Techniques, Principles, Correlation 6th Edition. Philadelphia: Lippincott
Wiliams & Wilkins.
Chiasera, Janelle M. dan Xin Xu. 2010. Liver Function. Dalam: Bishop, Michael L.,
Edward P. Fody, Larry E. Schoeff. Clinical Chemistry: Techniques,
Principles, Correlation 6th Edition. Philadelphia: Lippincott Wiliams &
Wilkins.
Higgins, Trefor, Ernest Beutler, dan Basil T. Doumas. 2008. Hemoglobin, Iron, and
Bilirubin. Dalam: Burtis, Carl A., Edward S. Ashwood, David E. Burns, dan
Barbara G. Sawyer. Tietz Fundamental of Clinical Chemistry 6th Edition.
USA: Saunders Elsevier.
Kosasih, E.N, dan A.S. Kosasih. 2008 Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Klinik, Edisi Kedua. Tangrang: Karisma Publishing Group.
Kustiningsih, Yayuk, et al. 2017. Pengaruh variasi suhu awal reagen terhadap kadar
glukosa darah metode enzimatik. Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
Kemenkes Banjarmasin. Volume 3(1): 103-107.
Wibowo, S. 2007. Perbandingan kadar bilirubin neonatus dengan dan tanpa defisiensi
glucose-6-phophate dehydrogenase, infeksi dan tidak infeksi. Diss. Program
Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.
Young DS. 2000. Effects of Drugs on Clinical Laboratory Tests 5th Edition. Volume 1
dan 2. Washington, DC: The American Assocation for Clinical Chemistry
Press.