Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KLINIK

PROFIL LIPID
PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA

Disusun oleh :

Adhitya Alif Pratama (31117001)

Eli Karmila (31117012)

Nur Ariel Salma Darmais (31117031)

Tika Rahmawati (31117047)

Kelas : 3A Farmasi

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TASIKMALAYA
2019
A. Tanggal Praktikum
Kamis, 3 Oktober 2019.
B. Tujuan
Menetukan kadar trigliserida dalam darah dan menginterpretasikan hasil serta
menghubungkan dengan keadaan patologi klinik.
C. Dasar Teori

Komponen lipid dalam plasma adalah trigliserida, kolesterol, dan fosfolipid.


Trigliserid memiliki sebuah rangka gliserol tempat 3 asam lemak diesterkan.
Trigliserida adalah bentuk lemak yang paling efisien untuk menyimpan kalor yang
penting untuk proses-proses yang membutuhkan energi dalam tubuh. Bahan
pemeriksaan untuk menentukan kadar trigliserid adalah serum atau plasma. Serum
diperoleh apabila darah penuh didiamkan beberapa lama sehingga akan terjadi bekuan
dan cairan yang tertinggal setelah bekuan diambil inilah yang disebut serum.
Sedangkan plasma diperoleh bila volume sejumlah darah ditambah zat pencegah
pembekuan (antikoagulan) secukupnya dalam suatu wadah, dan diputar dengan
kecepatan 3000 rpm selama 30 menit, maka akan terdapat bagian yang terpisah dari
bagian yang padat, cairan inilah yang disebut plasma.

Batas rujukan pada trigliserida dalam serum dan plasma juga berbeda. Hal ini
disebabkan karena komposisi serum dan plasma juga berbeda. Terutama kandungan
fibrinogennya, pada plasma masih mengandung fibrinogen sedangkan dalam serum
tidak mengandung fibrinogen lagi. Serum lebih sering digunakan sebagai bahan untuk
pemeriksaan kadar trigliserida daripada plasma karena dalam plasma terdapat
antikoagulan yang dapat mencemari spesimen sehingga dapat menimbulkan perbedaan
dengan kadar trigliserid serum. Kadar trigliserid serum lebih tinggi 1,03 kali daripada
plasma.

Pemeriksaan kadar trigliserid menggunakan serum darah seringkali mendapatkan


kesulitan karena volume darah yang tidak mencukupi atau kondisi serum yang lisis
akibat pengambilan yang kurang tepat. Kondisi sampel yang tidak baik tentu akan
mempengaruhi hasil pemeriksaan, oleh karena itu apabila hal itu terjadi, pemeriksaan
trigliserid dapat menggunakan sampel plasma EDTA. Penggunaan plasma biasanya
digunakan dalam pemeriksaan karena menghemat waktu yaitu sampel plasma dapat
disentrifugasi langsung tanpa menunggu sampel menggumpal dan tidak seperti serum,
perlu menunggu sampai koagulasi selesai dengan volume minimal darah lebih sedikit
dan yang diperlukan untuk pembuatan plasma, akan tetapi penambahan antikoagulan
yang dapat mengganggu beberapa analit dapat mempengaruhi hasil. Trigliserida
merupakan lipid yang memiliki struktur ester, yang tersusun oleh tiga molekul asam
lemak bebas dan satu molekul gliserol. Reaksi kimia untuk trigliserida pada prinsipnya
memiliki kesamaan dengan senyawa alkena dan ester, misalnya trigliserida dapat
terhidrogenasi oleh gas Hidrogen yang dikatalisis oleh logam nikel atau platina
(Zulfikar, 2010).

Reaksi hidrolisis pada trigliserida akan menghasilkan gliserol dan asam lemak.
Reaksi ini dapat berlangsung dalam suasana asam atau basa atau dapat pula dengan
bantuan enzim. Trigliserida merupakan jenis lemak yang dapat ditemukan dalam darah
dan merupakan hasil uraian tubuh pada makanan yang mengandung lemak dan
kolesterol yang telah dikonsumsi dan masuk ke tubuh serta juga dibentuk di hati (Ayu,
2011).

Setelah mengalami proses di dalam tubuh, trigliserida ini akan diserap usus dan
masuk ke dalam plasma darah yang kemudian akan disalurkan ke seluruh jaringan
tubuh dalam bentuk klomikron dan VLDL (very low density lipoprotein). Trigliserida
dalam bentuk klomikron berasal dari penyerapan usus setelah konsumsi makanan
berlemak. Sebagai VLDL, trigliserida dibentuk oleh hati dengan bantuan insulin dari
dalam tubuh. Sementara itu, trigliserida yang berada di luar hati dan berada dalam
jaringan misalnya jaringan pembuluh darah, otot, jaringan lemak akan dihidrolisis oleh
enzim lipoprotein lipase. Sisa hidrolisis kemudian akan dimetabolisme oleh hati
menjadi kolesterol LDL. Kalori yang didapatkan tubuh dari makanan yang dikonsumsi
tidak akan langsung digunakan oleh tubuh melainkan disimpan dalam bentuk
trigliserida dalam sel-sel lemak di dalam tubuh yang berfungsi sebagai energi cadangan
tubuh. Asupan makanan yang mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi dapat
meningkatkan efek trigliserida di dalam tubuh seseorang. Jika kadar trigliserida
meningkat, maka kadar kolesterol pun akan meningkat pula (Ayu, 2011).

Proses pencernaan lemak dari makanan selain menghasilkan kolesterol juga


menghasilkan trigliserida dan lemak bebeas semua lemak ini akan diserap oleh tubuh
melalui usus ke dalam darah. Keberadaan kolesterol dan trigliserida dalam darah
memang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Jika pengkonsumsian makanan yang
mengandung lemak jenuh berlebihan maka mengakibatkan kadar kolesterol berlebihan
juga. Hal ini akan menimbulkan ancaman dan masalah yang serius, terutama pada
penyakit pembuluh darah yang disebut aterosklerosis. Penyakit ini dapat memicu
timbulnya penyakit jantung coroner dan stroke (Hembing Wijayakusuma, 2003).

Trigliserida yang berlebih dalam tubuh akan disimpan di dalam jaringan kulit
sehingga tubuh terlihat gemuk. Seperti halnya kolesterol, kadar trigliserida yang terlalu
berlebih dalam tubuh dapat membahayakan kesehatan. Namun, trigliserida dalam batas
normal sebenarnya sangat dibutuhkan tubuh. Asam lemak yang dimilikinya bermanfaat
bagi metabolisme tubuh. Selain itu, trigliserida memberikan energi bagi tubuh,
melindungi tulang, dan organ-organ penting lainnya dalam tubuh dari cedera (Ayu,
2011)

D. Prinsip Percobaan

Prinsipnya adalah pengukuran Trigliserida setelah pemecahan enzimatik dengan


lipoprotein lipase. Indikatornya adalah quinoneimine yang dihasilkan dari 4 –
aminoantipyrine dan 4 – klorofenol oleh hidrogen peroxsidase di bawah aksi katalitik
dari peroxsidase.
E. Prosedur Kerja
1. Alat dan Bahan

No. Nama Alat Gambar Nama Bahan

Sampel
Serum/Plasma
1. Spektrofotometer
(antikoagulan
EDTA)

Micro Pipet Reagen CHOD-


2.
(10 𝜇𝑙 dan 100 𝜇𝑙) PAP

3. Tabung Reaksi Aquadest

Tip Kuning dan


4. -
Biru
5. Kuvet -

6. Eppendrof -

7. Sentrifugator -

8. Timer -
9. Kapas Alkohol -

10. Tissue -

11. Spuit (3 ml) -

2. Prosedur Percobaan

Disiapkan larutan blanko, standar dan sampel seperti tertera pada table
dibawah ini (atau sesuai dengan reagen kit yang digunakan).

Eppendorf/Kuvet Blanko Standar Sampel


Serum - - 5 𝜇𝑙
Standar - 5 𝜇𝑙 -
Reagen 500 𝜇𝑙 500 𝜇𝑙 500 𝜇𝑙
Dicampur dan diinkubasi selama 10 menit pada suhu 25℃/37℃. Diukur
absorban sampel dan standar, dibaca terhadap reagen blanko dalam waktu
kurang dari 60 menit pada Panjang gelombang 546 nm. Dihitung
konsentrasi/kadar trigliserida dalam sampel.

F. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


1. Hasil Pengamatan :
 Tabel Pengamtan

Pengujian Absorbansi Konsentrasi (mg/dL)


Standar 0,191 200 mg/dL
Sampel 0,222 232,4 mg/dL

 Perhitungan Konsentrasi
mg A sampel
Konsentrasi = 𝑥 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
dL A standar
mg 0,222
Konsentrasi = 𝑥 200 = 232,4 𝑚𝑔/𝑑𝐿
dl 0,191

2. Pembahasan :

Pada praktikum ke-5 praktikan melakukan pemeriksaan trigliserida, trigliserida


memiliki rumus struktur CH2COOR-CHCOOR-CH2COOR, Trigliserida
merupakan jenis lemak yang ditemukan dalam darah. Jenis ini merupakan hasil dari
uraian kerja tubuh terhadap makanan yang mengandung lemak dan kolesterol yang
telah dikonsumsi dan masuk ketubuh, serta juga dibentuk di hati. Setelah
mengalami proses didalam tubuh trigliserida ini diserap oleh usus dan masuk
kedalam plasma darah untuk kemudian disalurkan ke jaringan-
jaringan tubuh, trigliserida juga merupakan lemak darah yang dibawa oleh serum
lipoprotein.
Tujuan dilakukannya pemeriksaan trigliserida yaitu untuk menentukan kadar
trigliserida dalam darah dan menginterpretasikan hasil serta menghubungkan
dengan keadaan patologi klinik. Prinsip pengukurannya adalah trigliserida diukur
setelah melalui proses oksidasi dan hidrolisis enzimatik.
Indikator kuinonimin dibentuk dari hidrogen peroksida dan 4-aminofenanzon yang
berasal dari fenol dan peroksidase.

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

Pada percobaan ini, reaksi yang terjadi adalah enzim lipase akan memperantarai
hidrolisis trigliserida menjadi gliserol dan asam-asam lemak. Selanjutnya gliserol
ini akan mengalami fosfatasi dengan bantuan enzim gliserol kinase yang akan
menghasilkan gliserol-3-fosfat. Kemudian gliserol-3-fosfat akan dioksidasi
menghasilkan dihidroksi-aseton-fosfat dan hidrogen peroksida (H2O2). Pada tahap
selanjutnya, hidrogen peroksida inilah yang akan bereaksi dengan 4-aminofenazon
dan 4-klorofenol dengan bantuan enzim peroksidase membentuk kompleks
kuinonimin yang berwarna merah muda yang kemudian dapat diukur secara
fotometrik.

Prinsip dari pengujian ini adalah dengan menembakkan energi dengan panjang
gelombang tertentu (dalam percobaan ini λ yang digunakan adalah 546 nm) pada
suatu senyawa (dalam hal ini adalah kuinonimin). Hal ini membuat elektron dari
senyawa tersebut akan tereksitasi ke orbital yang lebih tinggi. Setelah mengalami
eksitasi, elektron tersebut akan turun kembali ke ground state (keadaan dasar),
sambil melepaskan emisi yang akan terukur oleh detektor. Salah satu yang
memegang peranan penting dalam pengujian kali ini adalah adanya gugus
kromofor dalam kuinonimin berupa ikatan rangkap terkonjugasi, keton, dan imina.

Pertama darah pasien (sampel) diambil. Selanjutnya darah tersebut ditampung


dalam tabung sentrifugasi dan kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm
selama 30 menit (ini merupakan waktu dan kecepatan yang optimum dalam
memisahkan antara plasma darah dan serumnya). Prinsip dari sentrifugasi adalah
memisahkan serum dan plasma berdasarkan prinsip berat jenis (BJ) dimana plasma
berwarna lebih merah tua pekat, sehingga berada pada bagian bawah tabung (BJ
besar), sedangkan serum yang berwarna merah bening (BJ kecil) akan berada pada
bagian atas tabung.

Setelah serum didapat, diambil sebanyak 10 µL dan ditambahkan reagen


sebanyak 1000 µL dan diaduk dengan tujuan agar serum dan reagen homogen.
Larutan blanko dibuat dengan mengambil aquadest dan reagen sebanyak 10 µL dan
1000 µL. Tujuan dari pembuatan larutan blanko adalah aquades (pelarut) yang
digunakan tidak memililiki daya absorbansi (tidak mempengaruhi hasil
pengukuran) sehingga ketika kita mengukur sampel, hanya kadar trigliserida yang
ingin kita ukur saja yang dapat terukur. Kemudian dibuat juga larutan standar yang
berisi 10 µL standar trigliserida 200 mg/dL dan reagen sebanyak 1000 µL. Larutan
standar ini digunakan sebagi pembanding bagi sampel. Kemudian sampel
didiamkan selama 10 menit. Hal ini dimaksudkan agar didapatkan hasil yang
optimal dimana reagen dan sampel bereaksi optimal karena reaksi yang terjadi
merupakan reaksi enzimatis yang berjalan lambat.

Setelah itu dilakukan pengukuran aktivitas serum dengan spektrofotometer


UV-Vis dengan panjang gelombang 546 nm. Pada panjang gelombang inilah
diharapkan hasil yang didapat daya absorbansinya optimal. Pada saat menggunakan
alat spekrofotometer UV-Vis, kuvet yang akan digunakan harus dicuci bersih agar
tidak ada kontaminan. Adanya kontaminan menyebabkan pengukuran tidak tepat
sehingga hasil pemeriksaan kadar trigliserida akan salah.
Hasil yang didapatkan yaitu absorbansi dari standar sebesar 0,191 sehingga
konsentrasi yang didapatkan 200 mg/dl sedangkan pada sampel serum hasil
konsentrasi trigliserida dengan absorbansi 0,222 sebesar 232,4 md/dl. Menurut
literartur rentang trigliserida yaitu normal jika kurang dari 150 mg/dL, masuk
kategori batas tinggi jika nilainya 150-199 mg/dL, masuk kategori tinggi jika
nilainya 200-499 mg/dL dan kategori sangat tinggi jika nilainya 500 mg/dL atau
lebih. Dan kadar trigliserida pada pasien kami termasuk kedalam rentang tinggi
yaitu lebih dari 200 mg/dl.

Namun jika kadarnya berlebih maka dapat meningkat kan risiko beberapa
penyakit seperti:

1. Pengerasan arteri yang menyebabkan kondisi arterosklerosis sehingga


memicu terjadinya penyakit jantung dan stroke.
2. Diabetes, karena jika kadar trigliserida meningkat dalam sel lemak akan
merangsang pelepasan sel-sel inflamasi tertentu yang disebut cytokine ke
aliran darah. Nantinya akan mempengaruhi kemampuan tubuh dalam
mengendalikan tingkat gula darah darah yang meningkatkan risiko diabetes.
3. Sindrom metabolik yang merupakan kombinasi dari penyakit jantung,
diabetes, obesitas dan tekanan darah tinggi.
4. Fatty liver disease, jika kadar trigliserida tinggi akan menyebabkan
berlebihnya sel-sel lemak dalam tubuh yang akan disimpan dalam hati
sehingga memicu fatty liver disease yang bisa menyebabkan komplikasi
hati.
5. Xanthoma, kadar trigliserida yang berlebih memicu terjadinya gatal,
jerawat (xanthomas) pada tangan, kaki, lengan dan bokong.

Beberapa faktor diketahui bisa berkontribusi terhadap tingginya kadar


trigliserida seperti pola makan, kondisi medis tertentu, hormon yang tidak
seimbang, merokok, kurangnya aktivitas fisik, obesitas dan keturunan.
Untuk itu ketahui langkah-langkah apa yang diperlukan dalam mengontrol kadar
trigliserida agar tidak berlebih, yaitu:
1. Pilihlah lemak yang tepat, hindari daging merah, mentega serta lemak trans
yang ada dalam makanan cepat saji yang digoreng seperti kentang goreng.
2. Pilihlah karbohidrat yang tepat, seperti gandum, oats dan beras merah yang
masuk kategori karbohidrat kompleks, serta hindari produk dari tepung olahan
seperti pasta, roti dan mie.
3. Pilihlah protein yang tepat, makanan yang kaya akan omega 3 bermanfaat
dalam mengendalikan pembentukan trigliserida berlebih seperti salmon, tuna,
sarden dan untuk vegetarian bisa dari walnut, almond yang direndam atau biji
rami.
4. Mengonsumsi buah dan sayur, karena mengandung serat baik yang larut atau
tidak sehingga membantu mengontrol berat badan dan menurunkan kadar
trigliserida.
5. Perhatikan berat badan yang dimiliki, hal ini karena obesitas adalah faktor
penting yang mengarah pada peningkatan kadar trigliserida.
6. Melakukan olahraga untuk membantu menurunkan kadar lemak dalam tubuh
yang secara otomatis turut mengurangi trigliserida berlebih.
7. Mengurangi asupan alkohol, ada studi yang menunjukkan anggur merah baik
untuk jantung tapi tetap ada batas konsumsinya. Namun ketika seseorang mulai
mengonsumsi alkohol meski diawali oleh anggur merah, ia bisa mengarah pada
bir dan wiski. Konsumsi alkohol secara teratur dikaitkan dengan kadar
trigliserida yang meningkat.

G. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari sampel pasien
RM (21 tahun) diperoleh kadar trigliserida sebesar 232,4 mg/dl dengan nilai absorbansi
0,222. Sehingga sampel tersebut termasuk ke dalam rentang konsentrasi tinggi.
H. Evaluasi
1. Fungsi Trigliserida dalam tubuh?
Jawab : Sebagai cadangan energi pada saat glukosanya kurang/tidak adanya
glukosa pada hepar.
2. Jenis Trigliserida?
Jawab : LDL, HDL, Dan Lemak Trans
3. Prinsip pengujian kadar trigliserida?
Jawab :
DAFTAR PUSTAKA

Ayu. 2011. Trigliserida. Tersedia online pada: http://www.deherba.com/apakah-itu

trigliserida.html (diakses tanggal 18 April 2013)

Hembing Wijayakusuma. 2000. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Darah

Tinggi.Jakarta : Penebar Swada

Dachriyanus, et al. 2007. Uji Efek A-Mangostin terhadap Kadar Kolesterol Total,

Trigliserida, Kolesterol HDL, dan Kolesterol LDL Darah

Mencit Putih Jantan serta Penentuan Lethal Dosis 50 (LD50).

Padang. Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Andalas

Zulfikar. 2010. Trigliserida. Tersedia online pada: http://www.chem-istry.org

/materi_kimia/kimia-kesehatan/biomolekul/trigliserida/.

(diakses tanggal 18 April 2013)


LAMPIRAN

Serum Proses pemasukan Serum setelah


serum ke dalam tabung ditambah reagen Kit
reaksi

Standar Sampel Pembacaan absorbansi


dengan
Spektrofotometer

Anda mungkin juga menyukai