PRAKTIKUM 6
PROFIL LIPID PEMERIKSAAN KADAR HDL DAN LDL
DisusunOleh:
31117011 Dita Rizki Amelia
31117025 Maulana Yusuf Assyidiq
31117035 Puji Ainul Hapid
31117046 Sophia Dena
31117049 Yana Herdiana
Kelompok 4
Farmasi 3A
B. DasarTeori
1. Profil Lipid
Lipid adalah setiap kelompok heterogen lemak dan substansi serupa lemak, termasuk
asam lemak, lemak netral, lilin, dan steroid, yang bersifat larut dalam air dan larut dalam
pelarut nonpolar. Lipid, yang mudah disimpan dalam tubuh, berfungsi sebagai sumber
bahan bakar, merupakan bahan yang terpenting dalam struktur sel dan mempunyai fungsi
biologik yang lain. Lipid diangkut di dalam plasma darah sebagai lipoprotein. Hasil
ekstraksi senyawa lipid plasma dengan pelarut lipid yang sesuai akan memperlihatkan
empat kelompok utama lipid yang terdapat di dalam lipoprotein. Keempat senyawa itu
yaitu triasilgliserol, fosfolipid, kolesterol, dan ester kolesteril. Terdapat pula fraksi asam
lemak rantai-panjang yang tidak teresterifikasi yang disebut asam lemak bebas (free fatty
acid), lipid plasma ini secara metabolik yang paling aktif (Dorlan, 2002).
Di sampingasamlemak bebas, ada empat kelompok utama lipoprotein yang telah
diidentifikasi; keempat kelompok lipoprotein ini mempunyai makna yang penting secara
fisiologis dan untuk diagnosis klinis. Keempat kelompok ini adalah (1) kilomikron yang
berasal dari penyerapan triasilgliserol di usus; (2) lipoprotein dengan densitas yang sangat
rendah atau very low density lipoprotein (VLDL atau pre-β-lipoprotein) yang berasal dari
hati untuk mengeluarkan triasilgliserol; (3) lipoprotein dengan densitas rendah atau low
density lipoprotein (LDL atau β-lipoprotein) yang memperlihatkan tahap akhir di dalam
katabolisme VLDL; dan (4) lipoprotein dengan densitas tinggi atau high density
lipoprotein(HDL atau α-lipoprotein) yang terlibat dalam metabolisme VLDL dan
kilomikron serta pengangkutan kolesterol. Triasilgliserol merupakan unsur lipid yang
dominan pada kilomikron dan VLDL, sedangkan kolesterol dan fosfolipid masing-masing
dominan pada LDL dan HDL (Murrayet al, 2003). Dislipidemia merupakan peningkatan
konsentrasi kadar Low Density Lipoprotein (LDL) dan kolesterol total serta penurunan
kadar High Density Lipoprotein (HDL), yang merupakan faktor penting dalam risiko
terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke. Menurut hasil Riskesdas tahun 2013,
terdapat 35,9% penduduk di Indonesia yang memiliki gangguan kolesterol total, 15,9%
memiliki kadar LDL tinggi, 11,9% memiliki kadar TG tinggi, dan 22,9% memiliki kadar
HDL rendah (<40 mg/dL) (Hayudantiet al, 2016).
2. Parameter Pemeriksaan Lipid
a. HDL (High Density Lipoprotein)
HDL merupakan produk sintetis oleh hati dan saluran cerna serta katabolisme
Trigliserida. HDL merupakan lipoprotein yang mengandung trigliserida 5-10% dan
kolesterol 15-25%. HDL mempunyai efek antiaterogenik kuat sehingga disebut juga
kolesterol baik. Kolesterol HDL rendah merupakan faktor risiko yang lebih besar untuk
penyakit jantung pada pasien obesitas dibandingkan merokok, total kolesterol, tekanan
darah, atau jenis kelamin. Rendahnya kadar HDL dapat menyebabkan penyempitan dan
pengerasan pembuluh darah, yang dikenal sebagai aterosklerosis (Syahrullahet al,
2013).
Fungsiutama HDL mengangkut kolesterol bebas yang terdapat dalam endotel
jaringan perifer termasuk pembuluh darah, kereseptor HDL di hati untuk dijadikan
empedu dan dikeluarkan ke usus kecil untuk mencerna lemak dan dibuang berupa tinja.
Dengan demikian penimbunan kolesterol perifer akan berkurang.
Nilai normal : Wanita <40mg/dL (HDL rendah, risiko tinggi)
Pria <50 mg/dL (HDL rendah, risiko tinggi)
Baik : 40 – 59 mg/dL
Tinggi : >60 mg/dL (risikorendah)
Implikasi klinik :
a) Terdapat hubungan antara HDL-kolesterol dan penyakit arteri coroner.
b) Peningkatan HDL dapat terjadi pada alkoholisme, sirosis bilier primer, tercemar
racun industri atau poliklorin hidrokarbon. Peningkatan kadar HDL juga dapat terjadi
pada pasien yang menggunakan klofibrat, estrogen, asam nikotinat, kontrasepsi oral
dan fenitoin.
c) Penurunan HDL terjadi dapat terjadi pada kasus fibrosis sistik, sirosishati, DM,
sindrom nefrotik, malaria dan beberapa infeksi akut. Penurunan HDL juga dapat
terjadi pada pasien yang menggunakan probucol, hidroklortiazid, progestin dan infus
nutrisi parenteral (Kemenkes, 2011).
b. LDL (Low Density Lipoprotein)
LDL merupakan lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar pada manuisa (70%).
Partikel LDL mengandung trigliserida sebanyak 10% dan kolesterol 50%. Jalur utama
katabolisme LDL berlangsung lewat receptor-mediated endocytosis di hati. Ester
kolesterol dari inti LDL dihidrolisis menghasilkan kolesterol bebas untuk sintesis sel
membrane dan hormone steroid melalui enzim HMG-CoA reductase.
Sekitar separuh kolesterol tubuh dibuat oleh tubuh sendiri (sekitar 700 mg/hari) dan
sisanya diperoleh dari makanan yang kita makan sehari-hari. Hepar dan usus masing-
masing menghasilkan sekitar 10% dari sintesis total pada manusia. Sebagian besar
kolesterol di dalam darah terikat pada kolesterol LDL dan kolesterol ini dapat dipakai
berbagai jaringan tubuh. Kolesterol LDL mengandung paling banyak kolesterol yaitu
sekitar 45% dari semua jenis lipoprotein sehingga dapat ikatakan bahwa kolesterol LDL
adalah pengangkut kolesterol utama dalam darah. Sel-sel jaringan tubuh memerlukan
kolesterol untuk tumbuh kembang.Sel-sel ini menerima kolesterol dari kolesterol LDL,
namun jumlah kolesterol yang dapat diterima atau diserap sel ada batasnya.
Mengkonsumsi lemak jenuh atau bahan makanan yang kaya akan kolesterol dapat
menyebabkan peningkatan kadar kolesterol LDL dalam darah. Kadar kolesterol LDL
yang berlebihan dalam darah akan meningkatkan risiko penumpukan atau pengendapan
kolesterol pada dinding pembuluh darah arteri yang diikuti dengan terjadinya
aterosklerosis, oleh karena itu kolesterol LDL biasa disebut kolesterol jahat dan menjadi
sasaran terapi pencegahan penyakit jantung koroner (PJK) dan stroke (Kemenkes,
2011).
Nilai normal : <70 mg/dL(target optimal untuk risiko tinggi Serangan jantung)
<100 mg/dL (optimal untuk penyakit jantung atau diabetes)
Diatas optimal : 100 – 129 mg/dL
Garis batas tinggi : 130 – 159 mg/dL
Tinggi : 160 – 189 mg/dL
Sangat tinggi : >190 mg/dL
Implikasi klinik :
a) Nilai LDL tinggidapat terjadi pada penyakit pembuluh darah koroner atau
hyperlipidemia bawaan. Peninggian kadar dapat terjadi pada sampel yang diambil
segera. Hal serupa terjadi pula pada hiperlipoproteinemia tipe Ha dan Hb, DM,
hipotiroidism, sakit kuning yang parah, sindrom nefrotik, hiperlipidemia bawaan
dan idiopatik serta penggunaan kontrasepsi oral yang mengandung estrogen.
b) Penurunan LDL dapat terjadi pada pasien dengan hipoproteinemia atau alfa- beta-
lipoproteinemia (Kemenkes, 2011).
C. Metodologi Penelitian
- Alat
1. Spektrofotometer
2. Fotometer
3. Micro pipet ( ukuran 10μl dan 1000 μl)
4. Tabung reaksi
5. Tip kuning dan biru
6. Ependorf
7. kuvet
8. Sentrifugator
9. Timer
10. Kapas alkohol
11. Tissue
12. Spuit (3 ml )
- Bahan
1. Sampel serum/Plasma (antikoagulan EDTA)
2. Reagen HDL (phosphotungstic acid dan ion magnesium)
3. Reagan CHOD-PAP
4. Aquadest
- Prosedur Kerja
- Perhitungan :
A sampel1 0,163 200mg
Konsentrasi HDL = × konsentrasi standar = × = 21,09mg/dL
A standar 1,546 dL
0,179
Konsentrasi non LDL : 1,546 x 200 mg/dL= 23,1 mg/dL
E. Pembahasan
Pada pengujian HDL dan LDL ini Sampel yang digunakan adalah darah yang
telah di sentrifugasi dan diambil dalam bentuk serum. Serum ini kemudian akan
direaksikan dengan reagen. Serum merupakan darah yang telah dipisahkan dari sel-sel
darah merah dan zat-zat koagulan serta biasanya berwarna kuning pucat. Larutan reagen
merupakan campuran dari beberapa enzim yang dapat mengubah HDL menjadi suatu
senyawa berwarna sehingga dapat dideteksi oleh spektrofotometri UV-Visible. Dalam
pelaksanaannya harus dilakukan dengan teliti dan berhati-hati agar sampel tidak
terkontaminasi oleh zat lain yang akan mempengaruhi hasil. Namun pada prinsipnya
serum yang didapat mengandung sejumlah kolesterol total sehingga perlu diendapkan
kolesterol selain HDL dengan penambahan reagen HDL yang terdiri dari phosphotungstic
acid dan ion magnesium sehingga kolesterol yang mengandung berat molekul tinggi akan
membentuk endapan dan mengendap dari serum sedangkan HDL yang berat molekulnya
rendah akan berada pada supernatan karena tidak membentuk komplek dengan reagen
HDL tersebut.
Setelah didapat serum yang mengandung HDL saja dilakukan pengukuran kadar
kolesterol dalam beberapa tahap, dimana kadar HDL ini ditetapkan langsung dalam
serum dengan satu sisi reaksi dimana ester kolesterol dihidrolisis, kolesterol dan
O2 dioksidasi, kemudian hidrogen peroksida yang merupakan salah satu hasil reaksi
ditetapkan secara enzimatik.
Dapat disimpulkan, dari hasil praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa pasien
memiliki kadar HDL sebesar 21,09 mg/dL, yang artinya kadar HDL tersebut rendah karena
≥ 60 mg/dL dan kadar LDL sebesar 143,57 mg/dL yang berarti kadar tersebut berada diatas
normal karena kadar normal LDL kurang dari 100 mg/dL.
DAFTAR PUSTAKA
Danan Jaya, B.P,. Widiastuti, E.L,.Nurcahyani, E,. Susanti,M. 2017. Perbandingan pengukuran
kadar LDL kolesterol menggunakan formula Friedewaald dan Anandaraja dengan metode
Direct. Universitas lampung. Bandar lampung dan Laboratorium RS Handayani . Kota
Bumi
Hayudanti, D., Kusumastuty.,Permaningtyas K., &Tritisari, K.P. 2016. Pengaruh Pemberian Jus
Jambu Biji merah (Psidiumguajava) dan jeruk Siam (Citrus nobilis) terhadap Kadar High
Density Lipoprotein (HDL) pada Pasien Dislipidemia. Indonesian Journal of Human
Nutrition. 3(1), 41-48.
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. 2003. Biokimia Harper. 25 ed. Jakarta:
EGC.
Syahrullah, R. R., Assa, Y., &Tiho, M. 2013. Gambaran Kadar High Density Lipoprotein Darah
pada Laki-Laki Berusia 40-59 Tahun dengan Indeks Massa Tubuh>23 kg/m2. Jurnal e-
Biomedik. 1(1), 50-52.
LAMPIRAN