OLEH :
KELOMPOK 3
I. Struktur Organisasi
Manager : Syelvira F.
Perbekalan : Tiur S.
Persiapan : Vita R.
Pelaksana Kerja : Winalde M. N. (Pemipetan)
Pelaksana Kerja : Yopy N. P. (Pengukuran)
Pelaksana Kerja : Yuliana S. H. (Perhitungan)
c. Persyaratan sampel
Pasien puasa
Alasan pasien diwajibkan berpuasa
Kandungan gizi dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi akan diserap ke
dalam aliran darah dan bisa memberikan dampak langsung pada tingkat glukosa darah,
lemak, dan besi. Puasa minimal 10-12 jam (kecuali glukosa minimal 8 jam) akan
mengurangi variabilitas substansi tersebut dan juga variabilitas substansi dalam darah.
Hal ini untuk memastikan agar hasil pemeriksaan tidak dipengaruhi oleh konsumsi
makanan terakhir dan dapat diinterpretasikan dengan benar oleh dokter.
Beberapa pemeriksaan yang mewajibkan puasa antara lain : pemeriksaan glukosa,
kolesterol (profil lipid/lemak), urea, dan asam urat. Puasa dalam konteks laboratorium
adalah tidak mengkonsumsi makanan dan minuman (kecuali air putih) dalam jangka
waktu yang ditentukan. Malahan sebaiknya anda minum air putih tapi dalam jumlah
yang cukup, karena tubuh yang terhidrasi dengan baik akan memberikan gambaran kadar
pemeriksaan yang sebenarnya.
Sebaliknya jika tidak puasa atau puasanya dalam waktu yang lebih singkat dari yang
dianjurkan, pemeriksaan yang kita lakukan akan memberikan hasil yang tidak akurat,
karena pemeriksaan tertentu masih dipengaruhi oleh makanan. Maka dari itu, sebaiknya
pemeriksaannya diulangi agar kita bisa mendapat hasil yang akurat. Jika merasa berpuasa
justru akan menimbulkan masalah bagi kondisi tubuh, anda dapat mengonsultasikannya
kepada dokter atau perawat.
d. Kualitas sampel
Plasma dan serum dalam kondisi normal Nampak jernih dan berwrana kuning pucat.
Perubahan warna dapat menjadi tanda bahwa sampel tidak layak untuk dilakukan
pemeriksaan. Sebagai contoh tampilan yang tidak normal yaitu hemolisis. Hemolisis
adalah warna merah muda hingga merah, menunjukkan adanya destruksi sel darah
merah. Hemolisis terjadi ketika sel darah merah rusak selama pengumpulan sampel yang
mengakibatkan hemoglobin dan komponen lain intraseluler kelur ke dalam serum atau
plasma. Specimen dengan hemolisis juga didapatkan pada pasien dengan anemia
hemolitik, penyakit hepar atau pada reaksi transfuse, tetapi sebagian besar sampel
dengan hemolisis adalah hasil dari kesalahan dalam pengumpulan dan penanganan
specimen. Hemolisis dapat menginterferensi beberapa pemeriksaan laboratorium dengan
peningkatan kadar ammonia, katekolamin, kreatininkinase dan enzim lainnya, besi
magnesium, fosfat, dan natrium.
g. Penanganan Sampel
1. Identifikasi dan registrasi sampel atau spesimen
2. Seluruh sampel harus diperlakukan sebagai bahan infeksius
3. Patuhi cara pengambilan sampel dan pengisian tabung yang benar
4. Gunakan sentrifus yang terkalibrasi
5. Segera pisahkan plasma atau serum dari darah dalam tabung dan beri label.
6. Segera distribusikan sampel ke ruang pemeriksaan.
Perhitungan
𝐴 (𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)
Kadar glukosa = 𝐴 (𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑) x konsentrasi standar
b. Interpretasi Hasil
(Perkeni, 2015)
Bahan
Serum / plasma darah
Reagen
1. Dapar phospat pH 7.5 : 150 mmol/l
2. Glukosa Oksidase : >20 kU/l
3. Peroxidase : 1.5 kU/l
4. 4-aminoanipyrine : 0.4 mmol/l
5. Fenol : 5 mmol/l
6. Na EDTA : 2 mmol/l
7. Sodium azide : < 13,9 mmol/l
8. Non-reaktif surfaktan dan stabilizer
Standar Glukosa
Glukosa Standar : 5,55 mmol/l (100 mg/dl)