KANKER USUS/KOLOREKTAL
I. DESKRIPSI PENYAKIT
A. Definisi
Kanker kolorektal melibatkan kolon, rektum dan kanal anus. Penyakit ini
merupakan satu dari kanker paling umum pada orang dewasa dan merupakan
B. Patofisiologi
dari perubahan genetik dan fenotip struktur dan fungsi epitel usus normal.
Mutasi berurutan di dalam epitel kolon berakibat pada replikasi selular atau
onkogen (K-ras dan N-ras) dan inaktivasi gen supresor tumor (contoh: APC,
C. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala kanker kolorektal dapat sangat beragam, tidak jelas, serta
nonspesifik. Pasien yang menderita kanker kolorektal tahap awal sering tanpa
gejala
Pendarahan rektum dan perubahan kebiasaan buang air besar yang persisten
merupakan tanda yang paling umum, akan tetapi setiap perubahan pada
kebiasaan buang air besar, ketidaknyamanan perut (yang tidak jelas), atau
dari suatu masalah yang lebih besar seperti obstruksi, perforasi, dan/atau
pendarahan
Kurang lebih 20% dari pasien dengan kanker kolorektal memiliki penyakit
metastatik. Situs metastatis paling umum adalah liver, diikuti oleh paru-paru
kemudian tulang.
D.
294
ISO Farmakoterapi 2
Kanker Usus/Kolorektal
pengujian darah feses yang tidak terlihat yang dimulai dari salah satu
pemeriksaan kolon total dengan kolonoskopi setiap 10 tahun atau enema barium
E. Diagnosis
Jika dicurigai karsinoma kolorektal, suatu pemeriksaan riwayat dan fisik harus
Indeks sel darah merah dan perbaikan kadar besi dalam darah dapat digunakan
untuk konfirmasi kehilangan darah akut atau kronik dan/atau anemia kurang
besi. CEA serum dapat menjadi penanda kanker kolorektal dan untuk monitoring
respon terhadap penanganan, tapi hal ini terlalu tidak sensitif dan nonspesifik
untuk dipakai sebagai suatu uji skrining tahap awal kanker kolorektal.
. Studi pencitraan radiografik dapat meliputi foto sinar-x dada, scan tulang,
harapan hidupnya sekitar 90% untuk penyakit yang terlokalisasi sampai <10%
wal
II. TERAPI
A. Tujuan Terapi
Tujuan penanganan tergantung dari tahapan penyakit. Tahap I, II, dan III potensial
B.
1. KEMOTERAPI
Flu
din
Fluorourasil (5-FU) merupakan kemoterapetik yang paling aktif dan paling luas
berikatan dengan timidilat sintase (TS), enzim kunci untuk sintesis de novo
perbaikan DNA.
5-FU secara tipikal diberikan dengan bolus IV sekali seminggu atau setiap
hari selama 5 hari setiap bulan, atau dengan infus IV kontinu dalam 5 hari.
sintesis DNA, yang dapat menjelaskan mengapa infus kontinu tampaknya lebih
sama seperti 5-FU melalui konversi menjadi FdUMP. FUDR dapat diberikan IV
Toksisitas umum dari infus arteri hepatik FUDR termasuk ulkus gastrik dan
penurunan dosis; atau penghentian terapi. Periode istirahat antara terapi dapat
berat, enteritis, dan diare dibandingkan dengan kemoterapi dan XRT tunggal
Leukovorin
vorin meningkatkan sitotoksisitas 5-FU dengan meningkatkan konsentrasi
Leuko
. Leukovorin umumnya tidak toksik pada dosis terapi, tapi telah reaksi
leucovorin (<25 mg/m2 per hari) dan diare untuk regimen dosis tinggi (2200
evamiso
dengan toksisitas hepatik. Toksisitas ini bersifat ringan, jarang disertai gejala
rapi
rinotekan
replikasi DNA.
5-FU dan leukovorin. Regimen yang paling umum untuk irinotecan tunggal di
USA adalah 125 mg/m2 setiap minggu IV selama 4 minggu, diikuti dengan 2
.
.
Kemoterapi Lain
sebagai berikut:
2.
risiko
. Nilai terapi ajuvan tidak jelas pada pasien dengan kanker kolon tahap II,
. Dosis optimal, regimen pemberian, dan lama terapi masih harus ditentukan.
kekambuhan dan kematian pada pasien dengan kanker kolon tahap III
Ajuvan 5-FU selama 6 bulan plus leukovorin dosis rendah atau tinggi tampaknya
sistemik. Pendekatan ini belum terbukti dan kontroversial karena efeknya van
standar untuk kanker kolorektal berdasarkan laju respon, toksisitas, biaya obat
yang lebih rendah, dan indeks kualitas hidup. Akan tetapi, rekomendasi ini
pemberian, dan efikasi yang sudah terdokumentasi akan tetapi, 5-FU tidak
. Irinotekan dapat digunakan sebagai terapi lini pertama dan kedua. Penambaharn
2-3 bulan pada pasien yang sebelumnya belum diterapi. Setelah kegagalan
5-FU, irinotekan memperlama ketahanan hidup dengan lama waktu yang miri
Terapi tiga obat dengan irinotecan, 5-FU, dan leukovorin menyebabkan toksisitas
pertama karena menghasilkan laju respon yang lebih unggul dan memperbaiki
harapan hidup yang sebanding dengan 5-FU dan leukovorin. Obat ini memiliki
respon dan waktu progresi tapi tidak memberikan harapan hidup yang lebih
aspartat (PALA). Akan tetapi penambahan obat ini pada 5-FU dan leukovorin
Infus arterial hepatik FUDR, 0,1-0,3 mg/kg per hari selama 24 jam selama 14
hari, meningkatkan konsentrasi obat lokal. Meskipun laju respon lebih tinggi
Lagipula, biaya serta toksisitasnya tidak lebih baik dibanding dengan terapi
lain. Infus hepatik FUDR hanya diberikan untuk pasien yang terpilih yang
TERAPI FARMAKOLOGI
Indikasi
Dosis
sebagai infuse IV selama 2-4 jam perhari atau 12 mg/kg atau 480
muncul tanda toksik, pemberian 6 mg/kg atau 240 mg/m2 pad hari
perhari
Kontraindikasi
Kanker Usus/Kolorektal
Perhatiah
Interaksi obat
Kategori kehamilan: Category D: Tidak ada bukti positif risiko pada fetus manusia,
Obat Beredar
injeksi 50 mg/ml
LEUKOVORIN
Indikasi
Dosis
Kontraindikasi
Perhatian
Efek Samping
lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi
pad wanita dan hewan tidak tersedia. Obat hanya diberikan jika
IRINOTEKAN
Indikasi dan Dosis:
IV, Keganasan kolorekatal kebal; dewasa: 125 mg/m2 diinfus IV dalam 90 menit sekali
IV, Kanker kolorektal metastatic; Dewasa: Sebagai lini pertama penanganan: 125
Rekonstitusi
Perhatian
ekstravasasi
parah
Efek Samping
Interaksi Obat
Kategori kehamilan (USFDA): Kategori D: Tidak ada bukti positif risiko pada fetus
Obat Beredat
Kanker Usus/Kolorektal
kekambuhar
Pasien yang mengalami pembedahan kuratif, dengan atau tanpa terapi ajuvan
besar, pendarahan rektum dan vagina, massa pelvis, anoreksia, dan penurunan
bobot badan dapat terjadi pada < 50% pasien. Kadar CEA dapat membantu
Indeks kualitas hidup harus dimonitor, terutama pada pasien dengan penyakit
metastatik.