Surfaktan jenis ini memiliki daya pembersih yang kurang. Penggunaannya jangan
dicampur dengan surfaktan anionik karena akan membuatnya menjadi tidak aktif.
Contohnya dietilaminoetil-oleil-amida asetat, garam ammonium sederhana, senyawa
ammonium kuartener, aminoamida, dan imidazolin.
C. Surfaktan nonionik
Umumnya tidak digunakan tunggal karena busanya sedikit dan harganya mahal.
Contohnya asam lemak alkiloamida seperti monodietanolamid dan dietanolamid,
sorbitan monolaurat, eter poligliseril, ester sorbitol. Asam lemak alkylolamide digunakan
sebagai peningkat kestabilan busa, bahan pengental, dan stabilizer pada temperatur
rendah.
D. Surfaktan amfoterik
Memiliki daya pembersih dan desinfektan yang baik. Umumnya dikombinasi dengan
surfaktan anionik untuk meningkatkan keamanan dan kekentalan produk. Surfaktan
amfoterik merupakan bahan dasar yang sempurna untuk sampo. Golongan ini
menghasilkan busa lebih sedikit dan memiliki kemampuan membersihkan yang relatif
kecil dibandingkan anionic surfaktan, iritasi terhadap mata juga relatif rendah, maka
golongan ini banyak digunakan dalam formulasi sampo bayi. Contohnya trietanolamin-
lauril-bata-amino propionat, sodium lauril beta amino propionat, dan turunan asparagin.
Bahan Pendispersi Garam Kalsium