Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI ANALISIS I

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktikum Kimia Farmasi
Analisis 1

Oleh :

31117012 ELI KARMILA

Farmasi 3A

STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

2019-2020
PRAKTIKUM I

ANALISIS KUALITATIF SENYAWA TURUNAN ALKOHOL, FENOL,


BAHAN DASAR SALEP DAN BAHAN PENGISI TABLET

Hari Tanggal Praktikum : Senin, 02 September 2019

Nomor Sampel : 28 dan 309

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menganalisis preparasi sampel zat organik dalam sediaan farmasi
2. Menganalisa dan mengidentifikasi zat organik dalam sediaan farmasi
3. Menetapkan kemurniaan dan mutru dari pada bahan yang dipakai dalam
farmasi terutama bahan obat-obatan sehingga berfungsi untuk menghindari
pemalsuan.

II. DASAR TEORI

Alkohol merupakan senyawa organik yang mengandung gugus –OH yang


terikat pada atom C pada rantai alifatis atau siklis. Alkohol memiliki rumus R-OH.

Alkohol dapat dibagai menjadi beberapa bagian

a. Berdasarkan R-nya (strukturnya)


1) Alkohol alifatis
a) Jenuh, tidak mempunyai ikatan rangkap, contoh : etanol dan
metanol
b) Tidak jenuh, mempunyaiikatan rangkap, contoh : alkil alkohol
2) Alkohol aromatis
a) Jenuh, contoh : benzil alkohol
b) Tidak jenuh, contoh : sinamil alkohol
3) Alkohol siklik
a) Monovalen, hanya ada sati gugus (-OH), contoh : metanol
b) Polivalen, mempunyai lebih dari dua gugus (-OH) pada molekul,
contoh : pirogalol
b. Berdasarkan jumlah gugus hidroksi (-OH)
1) Alkohol monovalen adalah alkohol yang mempunyai satu gugus (-OH).
Misalnya: dalam bentuk cair methanol dan etanol) sedangkan dalam
bentuk padat (acetil alkohol).
2) Alkohol polivalen adalah alkohol yang mempunyai dua atau lebih gugus
(-OH). Misalnya : dalam bentuk cair (propilen glikol) dan dalam bentuk
padat (sorbitol dan manitol)
c. Berdasarkan gugus -OH pada atom karbon, yaitu:
1) Alkohol primer adalah alkohol yang gugus -OH ditambahkan pada atom
C primer (atom C yang mengikat 1 atom C yang lain). Alkohol primer
memiliki rumus struktur R-CH, -OH Contoh: CH-CH2-OH etanol (etil
alkohol)
2) Alkohol sekunder adalah alkohol yang gugus -OH yang diproduksi
berdasarkan atom C sekunder (atom C yang mengikat 2 atom C yang lain
) Srtuktur R2-CH-OH
3) Alkohol Tersier Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus -OH diatur
pada atom C tersier (atom C yang mengikat 3 atom C yang lain).

Alkohol merupakan campuran seperti air yang merupakan hidrogen yang


dipindahkan oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat alkohol, alkohol memiliki
titik didih yang lebih tinggi dari alkana-alkana yang jumlah atom C nya sama. Hal
ini menyebabkan antara molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen. Rumus
umum alkohol R OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik.
Dalam alkohol, semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya. Sementara
dalam udara, metanol, etanol, propanol mudah larut dan hanya butanol yang sedikit
larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan udara dalam
segala bentuk (Brady, 1999).

Reaksi Identifikasi Alkohol Primer, Sekunder, dan Tersier Pada alkohol


primer, sekunder, dan tersier memberikan reaksi yang berbeda terhadap oksidator
K2CrO, KMnO, dan O. OH (atom C karbonil)
Fenol adalah senyawa yang mempunyai gugus –OH yang terikat pada C
aromatis,dengan rumus R-OH. Fenol Merupakan komposisi yang terbentuk dari
ikatan fenil dengan gugus hidroksil. Memiliki tiik didih yang memiliki ikatan
hidrogen. Semakin banyak gugus hidroksi, maka semakin tinggi tiik didihnya,
semakin fenol monovalen semakin mudah didestilasi dari fenol polivalen. Dapat
larut dalam udara dengan membandingkan 9 gram fenol dalam 100 gram udara.
Fenol lainnya sukar larut. Mudah larut dalam etanol dan eter. Fenol yang tidak larut
dalam air dapat larut dalam basa kuat (larutan alkali hidroksida).

Fenol dibagi menjadi dua golongan.

a. Fenol monovalen, yaitu fenol yang hanya menigakt satu gugus hidroksi Contoh:
Phenol 0-Chlorophenol m-Creso, p Hydroxybenzoic acid.
b. Fenol polivalen, yaitu fenol yang memiliki banyak gugus hidroksil yang
diperlukan pada inti fenil. Contoh, katekol, hidrokuinon dan resorsinol.

Fenol sangat bermanfaat dalam kehidupan jadi disintesis dalam industri atau
diekstrak dari tumbuhan alam. Secara umum memeriksa gugus fenol dibagi menjadi
beberapa tahap : 1. dentifikasi pendahuluan (organoleptis) 2. Identifikasi
menggunakan reaksi umum 3. Identifikasi derivat fenol menggunakan reaksi khusus

Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam udara, yaitu 8,3 gram 100 ml.
Fenol memiliki sifat yang meningkatkan asam, berarti ia dapat melepaskan ion H dari
gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion ini memerlukan anoksida fenoksida CaHs0 yang
dapat dilarutkan dalam udara. Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol
lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan dibiarkan fenol dengan NaOH, dimana fenol
dapat melepaskan H pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat
dilindungi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-
satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif
melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya. Fenol diperoleh melalui oksidasi
sebagian pada benzena atau asam benzoat dengan proses Raschig, Fenol juga dapat
diperoleh sebagai hasi dari oksidasi batu bara.

Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok:


salep dasar, hidrokarbon, salep dasar, salep dasar yang dapat digunakan dengan udara
dan salep dasar yang dapat larut dalam udara. Setiap salep menggunakan salah satu
dasar salep tersebut. Macam-macam dasar salep antara lain:

a. Dasar salep hidrokarbon,


Yaitu terdiri antara lain vaselin putih, Vaselin kuning, Paravin encer,
Paravin padat Jelene, Minyak tumbuh-tumbuh, Campuran Vaselin dengan malam
putih, malam kuning. Dasar salep hidrokarbon (udara bebas lemak) bebas,
preparat yang berair mungkin dapat dicampurkan hanya dalam jumlah sedikit
saja, jika lebih banyak minyak sukar bercampur. Dasar hidrokarbon khusus
untuk efek emolien. Dasar salep ini bertahan pada kulit untuk waktu yang lama
dan tidak memungkinkan larinya lembab ke udara dan sukar didukung. Kerjanya
sebagai bahan penutup saja. Tidak mengering atau tidak ada perubahan dengan
berjalannya waktu.
b. Dasar salep serap
Dasar salep ini dapat dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama
terdiri atas dasar yang dapat bercampur dengan udara membentuk emulsi udara
dalam minyak (Parafin hidrofilik dan Lanolin anhidrat) dan kelompok pertama
terdiri atas emulsi udara dalam minyak yang dapat bercampur dengan sumber
daya air tambahan (Lanolin)
c. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air antara lain salep hidrofilik dan
lebih sering disebut krim. dasar salep ini mudah dikeluarkan dari kulit atau dilap
basah, sehingga lebih mudah diterima untuk bahan dasar kosmetik. Beberapa
bahan obat dapat menjadi lebih efektif dengan menggunakan salep ini.
Keuntungan lain adalah dapat diencerkan dengan udara dan mudah menyerap air
pada kelainan dermatologik.
d. Dasar salep larut dalam air Kelompok ini disebut juga dasar salep tak berlemak
dan terdiri dari konstituen larut udara. Sama halnya dengan dasar salep yang
dapat dibeli dengan air dasar salep ini banyak yang memiliki keuntungan.

III. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a) Tabung reaksi
b) Rak tabung
c) Pipet tetes
d) Fortex
e) Sentrifugasi
f) Penangas air
2. Bahan
a) Sampel no 28
b) Sampel no 309
c) Larutan pereaksi

IV. PROSEDUR KERJA

Uji Organoleptis

Organoleptis

Bau Rasa Bentuk Warna

Dugaan sampel No 28 : Alkohol

sampel No 309: Fenol


1. Sampel No 28
a) Uji Golongan
Sampel

(+) diazo A

(+) diazo b

(+) NaOH

Warna merah anggur

(+) amil alkohol

Terbentuk amil alkohol (+) fenol Tidak terbentuk (+) alkohol

Dugaan : Alkohol
b) Uji subgolongan
Sampel
Uji cuprifil sampel+ NaOH+CuSO4
(+) Cu jernih (-)

Alkohol polivalen Alkohol monovalen

Uji carletty
(+) ungu violet (-)

Gliseril, GG,propilenglicol,
sorbitol,manitol kloralhidrat

Dugaan : Propilenglicol
c) Uji Penegasan

Sampel
Uji deniges

(-) (+) endapan putih


GG, Propilenglicol
Kloralhidrat

Dugaan : Propilenglicol
2. Sampel No 309

Isolasi analit
Sampel

CHCL3/H2SO4
44

Lakukan vortex dan sentrifugasi dan Identifikasi


a) Uji golongan

Ambil sampel analit yang akan di


analisis

sampel

+ Diazo A

+ Diazo B

+NaOH

Warna merah anggur

+ amil alkohol

(+) fenol (-) alkohol

Dugaan : Fenol

b) Uji subgolongan

sampel

+ fehling A

+ fehling B

(-)mereduksi =fenol monovalen (+) mereduksi =fenol polivalen

Dugaan : Fenol Polivalen


c) Uji penegasan

sampel

Reaksi Luff : H2SO4 + Formalin

(+) Merah = tymol (+)Coklat = hydrokuinon

Dugaan : hydrokuinon

V. HASIL PENGAMATAN
Sampel No 28
no Cara kerja Hasil Dugaan
1 Uji organoleptis
- Bau Khas, menyengat Alkohol
- Rasa Manis Sorbitol
- Bentuk Cairan Sorbitol
- Warna Bening Sorbitol
2 Uji golongan
Sampel + diazo A + diazo B + Amil alkohol Alkohol
NaOH + Amil Alkohol tidak terbentuk

3 Uji subgolongan
- Uji cuprifil (+) Cu Jernih Alkohol polivalen
Sampel + NaOH + CuSO4
- Uji carletty (-) Ungu violet Propilenglicol
Sampel dalam air + 0,5 asam
oksalat + 0,5 resorsin +
H2S04 pekat

4 Uji penegasan
- Uji deniges (+) endapan putih Propilenglicol
Sampel + pereaksi deniges
Panaskan, dinginkan.
Terbentuk warna abu-abu +
KMnO4

Sampel No 309

no Cara kerja Hasil Dugaan


1 Uji organoleptis
- Bau Bau khas Adeps lanae
- Rasa -
- Bentuk Semi padat/salep
- Warna Kuning pucat
2 Isolasi salep
Salep + kloroform, lalu divortex
(agar basis larut).
Lakukan sentrifugasi dan
identifikasi

3 Uji golongan
Sampel + diazo A + diazo B + Amil alkohol Fenol
NaOH + Amil Alkohol terbentuk

4 Uji subgolongan
Sampel + fehling A + fehling B (+) mereduksi Fenol Polivalen

5 Uji penegasan
Sampel + H2S04 + Formalin (+) coklat Hydrokuinon

VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum pertemuan ke – 1 dilakukan percobaan analisis kualitatif


senyawa turunan alkohol, fenol, bahan dasar salep, dan bahan pengisi tablet. Pertama
yang dilakukan yaitu uji pendahuluan atau organoleptis dari senyawa yang dianalisis
meliputi bau, rasa, warna, dan bentuk, selanjutnya uji penggolongan senyawa alkohol
atau fenol, uji sub golongannya, dan uji penegasan untuk menentukan dan lebih
menegaskan senyawa apa yang di analisis.

Pada percobaan yang pertama dengan sampel No 28 dilakukan uji


pendahuluan atau organoleptis dengan hasil bau menyengat khas alkohol, rasa manis
agak pedas seperti sorbitol, bentuk cairan, dan warna jernih. Dan hasil dugaan pada
uji pendahuluan yaitu sorbitol karena memiliki rasa yang dingin saat mencelupkan
jari tangan ke sampel. Selanjutnya uji golongan, untuk mengetahui sampel yang kita
analisis itu merupakan senyawa alkohol atau fenol dengan dilakukannya reaksi diazo
yang akan menghasilkan warna merah jika belum berubah warna tambahkan NaOH
ataudipanaskan. Untuk membedakan antara fenol dan alkohol maka adanya
penambahan amil alkohol dan berdasarkan hasilnya sampel merupakan golongan
alkohol karena pada saat dilakukan reaksi diazo amil alkohol tidak dapat menarik
warna merah frambos. Selanjutnya pengujian subgolongan yang pertama dilakukan
yaitu uji cuprifil yang bertujuan untuk menentukan golongan alkohol monovalen atau
polivalen yang terkandung didalam sampel dan hasil yang didapatkan nya yaitu (+)
Cu yang berwarna jernih dan Cu yang berwarna jernih menunjukan bahwa sampel
yang dianalisis merupakan golongan alkohol polivalen.Pengujian carletty juga
dilakukan karena bertujuan untuk mengetahui senyawa turunan alkohol apa yang
terkandung didalam sampel dengan hasil yang didapatkan yaitu (-) berwarna ungu
violet dan hasil tersebut menunjukan (+) senyawa propilenglicol, GG, dan
kloralhidrat. Dan jika (+) ungu violet merupakan senyawa gliserin, sorbitol, dan
manitol. Untuk menegaskan identifikasi sampel dianalisis lagi dengan dilakukannya
uji deniges dan hasil yang didapatkan yaitu terdapat endapan putih sehingga
berdasarkan hasil identifikasi bahwa sampel no 28 ini merupakan alkohol tersier
(propilenglikol).

Pada percobaan kedua yaitu analisis pada sampel no 309, pertama yang
dilakukan yaitu uji pendahuluan yang meliputi organoleptis dari sampel yang kita
amati dengan hasil bentuk semi padat atau salep, bau khas salep, dengan warna
kuning pucat. Selanjutnya mengisolasi sediaan salep yang bertujuan untuk
memisahkan zat aktip atau analit-analit yang terkandung dengan basis salep atau
bahan dasar salepnya agar memudahkan untuk mengambil analit yang akan di
analisis. Setelah di isolasi sampel yang kita akan analisis analitnya diambil lalu
dilakukan uji golongan dengan reaksi diazo, hasil yang didapatkan dari reaksi diazo
sampel no 309 adalah golongan fenol karena setelah penambahan amil alkohol warna
merah frambos tertarik. Selanjutnya uji subgolongan bertujuan untuk lebih
mengetahui bahwa senyawa yang kita analisis termasuk kedalam golongan senyawa
fenol polivalen atau monovalen, dan hasil yang didapatkan yaitu (+) fenol polivalen
karena sampel dapat mereduksi larutan fehling. Pengujian terakhir yaitu dilakukannya
uji penegasan (reaksi luff) dan hasil yang didapatkan dalam reaksi luff ini adalah
larutan berwarna coklat yang berarti (+) (hidrokuinon).

VII. KESIMPULAN

Dapat disimpulakan bahwa sampel nomor 28 merupakan senyawa golongan


alkohol yaitu propilenglycol dan sampel nomor 309 merupakan senyawa golongan
fenol yaitu hidrokuinon.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Brady, J.E dan Humiston., (1999), General Chemistry Principle and Structur, 4th
Edition, New York: John Willey & Sons, Inc.
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S.1997. Dasar-dasar Kimia organik.
BinaAksara, Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI, 2014 Farmakope Indonesia Edisi V, Direktorat Jendral
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai