Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI ANALISIS I


“ANALISIS KUALITATIF SENYAWA KIMIA GOLONGAN ALKOHOL
DAN FENOL DALAM BENTUK SEDIAAN FARMASI “

NAMA : PUJI AINUL HAPID


NIM : 31117035
KELAS : FARMASI 3A

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKes BHAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2019
I. No.praktikum : 01
II. Hari/tanggal : 02 September 2019
III. No.Sampel : 62 dan 185
IV. Tujuan praktikum : 1. Mahasiswa mampu menganalisis senyawa-senyawa
golongan alkohol dan fenol
2. Menganalisis preparasi sampel zat organik dalam
sediaan farmasi
V. Tinjauan Pustaka :
Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh
rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol mempunyai titik didih
yang tinggi dibandingkan alkana-alkana yang jumlah atom C nya sama. Hal ini
desebabkan antara molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum
alkohol R-OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik. Dalam
alkohol, semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya. Sedangkan
dalam air, metanol, etanol, propanolol mudah larut dan hanya butanol yang
sedikit larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan air
dalam segala perbandingn (Brady, 1999).
Fenol adalah sekelompok senyawa organik yang gugus hidroksinya (-OH)
langsung melekat pada karbon cincin benzene. Aktifator kuat dalam reaksi
subtitusi aromatik elektrofilik terletak pada gugus –OH nya, karena ikatan karbon
sp2 lebih kuat dari pada ikatan oleh karbon sp3 maka ikatan C-O dalam fenol
tidak mudah diputuskan. Fenol sendiri bertahan terhadap oksidasi karena
pembentukan suatu gugus karbonil mengakibatkan dikorbankanya penstabilan
aromatik. Fenol umumnya diberi nama menurut senyawa induknya. Kimiawi
fenol telah diketahui lama sebelum pengetahuan kimia organik, sehingga banyak
fenol mempunyai nama-nama umum. Metifenol misalnya, dikenal sebagi kresol
(berasal dari kreosot, tar dari batu bara atau kayu yang mengandung zat ini.
Berlawanan dengan alkohol, fenol-fenol adalah asam yang lebih kuat daripada air.
Fenol sendiri 10.000 kali lebih asam dari pada air. Hal utama mengapa fenol
lebih asam dibandingkan alkohol dan air ialah karena ion fenoksida dimantapkan
oleh resonansi. Muatan negatif pada hidroksida atau alkoksida tetap tinggal pada
atom oksigen, sedangkan pada ion fenoksida muatan ini dapat didelokalisasi pada
posisi-posisi orto dan para pada cincin benzene melalui resonansi (Hart, 1983).

1. Vaselin flavum (FI V :1311)


Pemerian : massa seperti lemak, kekuningan hingga amber lemah,
berfluoresensi sangat lemah walaupun setelah melebur.
Kelarutan : tidak larut dalam air , mudah karut dalam benzena, karbon
disulfida, kloroform dan minyak lemak dan minyak atsiri,
praktis tidak larut dalam etanol.
2. Fenol (FI V : 444)
Pemerian : hablur bentuk jarum atau massa hablur tidak berwarna putih atau
merah muda bau khas, mendidih pada ≥ 182°C ,uap mudah
terbakar.
Kelarutan : larut dalam air,sangat mudah larut dalam etanol, gliserin ,
kloroform, eter dan minyak, agak sukar latur dalam minyak
mineral.
3. Gliserin (FI V : 507-508)
Pemerian : cairan jernih tak berwarna, rasa manis, hidroskopis, netral pada
lakmus
Kelarutan : dapat bercampur dengan air dan etanol. Tidak larut dalam
kloroform, eter, minyak lemak dan minyak atsiri.
VI. Prosedur :

sampel

uji golongan uji organoleptik

bentuk
uji sub- warna
uji penegasan
golongan
bau
rasa

VII. Hasil pengamatan :


Prosedur Hasil Dugaan sementara
Sampel

No
No.

Organoleptik
A Bau Tak berbau
1
B Bentuk Semi padat Vaselin Flavum
C Warna Kuning pucat
Uji penegasan
62 Sampel + CHCl3

2 + Air =
Vaselin Flavum
2 fase
(Pisahkan )
Coklat
keunguan
Fase CHCl3 + H2SO4

Organoleptik

A Bau Tak berbau


1
B Bentuk Cair
Gliserin dan sorbitol
C Warna Putih Bening
D Rasa Sedikit manis
Uji golongan
1. Pemisahan alkohol-
fenol
 Diazo A + diazo B
Larutan warna
+ HCl +NaOH (+) alkohol
coklat
 Sampel dimasukan
ke dalam garam
diazo
2. Uji cuprifil Larutan Cu
Gliserin dan sorbitol
jernih
3. Uji carleti Jernih Gliserin dan sorbitol
Sampel dilarutkan dengan
Gliserin Gliserin
kloroform

VIII. Pembahasan
Analisis senyawa alkohol dan fenol serta matrik pada praktikum
tersedia dalam bentuk sediaan farmasi berupa larutan dan salep sehingga perlu
pengujian berdasarkan sifat fisika dan kimia untuk menganalisinya. Hal
pertama yang dilakukan adalah dengan mengamati organoleptik sediaan mulai
dari bentuk, bau , warna dan rasa sediaan tersebut. Pada sampel no.62 hanya
dengan melihat warna dan bentuk serta baunya saja sudah dapat di tebak
bahwa sampel tersebut adalah vaselin flavum karena bentuknya semi pada dan
tidak memiliki bau zat-aktif serta warnanya kuning pucat khas vaselin flavum
sehingga dapat dikatakan bahwa sampel no.62 adalah vaselin flavum. Akan
tetapi untuk menguatkan tebakan tersebut dilakukanlah uji penegasan terhadap
sampel dengan melarutkannya dengan kloroform kemudian di tambah aquades
dengan tujuan untuk mengambil zat aktif pada sampel apabila dalam sampel
tersebut ditambahkan zat aktif. Setelah terdapat 2 fase maka fase kloroform di
tetesi asam sulfat sehingga terbentuk larutan coklat yang sedikit keungu-
unguan yang menandakan bahwa sampel tersebut adalah vaselin flavum.
Berbeda halnya dengan sampel no.185 yang berbentuk liquid tidak
bisa hanya dengan pengujian organoleptiknya saja tetapi harus berdasarkan
pengujian sifat kimianya. Meskipun demikian pada pengujian organoleptis
terdapat sedikit kesalahan dalam mencicipi rasa sampel yang dikira manis
padahal tidak sehingga membuat analis menjadi salah. Selain itu pada uji
golongan juga terdapat kesalahan pada prosedur dengan menggunakan reagen
AZO dimana sampel dimasukan reagen AZO tanpa pembuatan pembentukan
garam AZO terlebih dahulu sehingga gagal dalam analis akhir. Adapun
disebutkan bahwa sampel no.185 adalah gliserin karena positip uji cuprifil dan
uji carleti serta tidak bercampur dengan kloroform.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengamatan ini dapat
dinyatakan bahwa sampel no.162 bukanlah gliserin hanya karena positip
pengujian uji curifil dan carleti, melainkan fenol.

IX. Kesimpulan
Dari hasil praktikum analisi golongan alkohol dan fenol dapat
disimpulkan bahwa sampel no.62 adalah vaselin flavum dan sampel no.185
bukanlah gliserin melainkan fenol.
X. DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur.jilid 1. Binarupa.
DepKes., 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
Hart, Harold. 1983 . Kimia organic, diterjemahkan oleh suminar achmadi,
jakarta: erlangga
KemenKes., 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai