Kadar maksimal dalam kosmetik 20% (PERKA BPOM RI), Tetapi kadar yang digunakan pada gel
tabir surya umumnya 3-6%.
2. Propilen glikol (FZ IV hal 712, exciprent edisi 6 hal 592 dalam mutholiatul, 2016)
Rumus molekul : CH3CH(OH)CH2OH
Rumus struktur :
4. Etanol 95%
(FI IV 63, Martindale 30th edition hal 783, Handbook of Pharmaceutical Excipient IV hal 7 dalam
Mutholiatul, 2016)
Rumus struktur :
BM : 46,07 g/mol
Pemerian : cairan mudah menguap, jernih, tidak berwara bau khas dan menyebabkan rasa terbakar
pada lidah. Mudah menguap meskipun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 780C dan mudah
terbakar.
Kelarutan : bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organik.
BJ : 0,812 - 0,816 g/ml
Stabilitas : mudah menguap walaupun pada suhu rendah
OTT : bahan pengoksidasi bila dicampur dengan alkali, warna akan menjadi gelap
Konsentrasi : 60-90%
Kegunaan : antimikroba, desinfektan, pelarut, penetrasi kulit.
Penyimpanan : wadah tertutup rapat jauh dari api
6. Aquades
(FI III hal 96 dalam Mutholiatul, 2016)
Rumus struktur :
BM : 18,02 g/mol
Rumus molekul : H2O
Pemerian : cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Stabilitas : air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam bentuk fisik (es, air dan uap). Air
harus disimpan dalam wadah yang sesuai. Pada saat penyimpanan dan penggunaannya harus
terlindungi dari kontaminasi partikel-partikel ion dan bahan organik yang dapat menaikkan
konduktivitas dan jumlah karbon organik. Serta harus terlindungi dari partikel-partikel lain dan
mikroorganisme yang dapat tumbuh dan merusak fungsi air.
OTT : dalam formula air dapat bereaksi dengan bahan eksipien lainnya yang mudah terhidrolisis.
7. Asam asetat
(FI edisi III)
Rumus struktur :
1. Nipasol 1. Nipasol
Uji organoleptis Uji organoleptis
- Diambil nipasol kurang lebih 0,5 g letakkan Warna : putih
di gelas arloji Bau : tak berbau
- Diamati warna, bau, bentuk dan rasa Bentuk : serbuk putih
- Diacatat hasil Rasa : tak berasa
Uji kualitatif Uji kualitatif
- Dilarutkan nipasol dengan aquades dalam FeCl3 Kuning jingga
tabung reaksi Fehling Hijau
- Ditambahkan larutan FeCl3 2-3 tetes Iodoform Tak berwarna
- Diamati perubahan warna yang terjadi Marquis Tak berwarna
- Dicatat perubahan warna yang terjadi (H2SO4 + 2-3
- Perlakuan diulang menggunakan reagen tetes formalin)
Fehling, Iodoform dan Marquis
Teori :
FeCl3 Kuning jingga
Fehling Merah
Iodoform Tak berwarna
Tak berwarna,
Marquis
terdapat larutan
(H2SO4 + 2-3 tetes
seperti minyak
formalin)
diatas
2. CMC-Na (FI IV) 2. CMC-Na
Uji organoleptis Uji organoleptis
- Diambil CMC-Na kurang lebih 0,5 g Warna : putih
letakkan di gelas arloji Bau : tak berbau
- Diamati warna, bau, bentuk dan rasa Bentuk : serbuk kasar
- Diacatat hasil Rasa : tidak berasa
Uji kualitatif Uji kualitatif
Diambil 1 g zat dan larutkan dalam 50 ml air 1) Larutan zat + larutan naftol dan
dan campur hingga homogen, aduk sampai asam sulfat lapisan ungu
jernih dan lakukan pengujian : dan merah muda pada bagian
1) Larutan naftol dan Asam sulfat bawah
Teori : terdapat 2 lapisan dan warna merah
ungu 2) Larutan zat + BaCl2
- Diambil kurang lebih 1 ml larutan CMC-
Na 3) pH = 7
- Ditambahkan 1 ml aquades
- Diteteskan 5 tetes larutan naftol
- Ditambahkan 2 ml asam sulfat pekat
dengan posisi tabung reaksi miring
- Diamati perubahan warna yang terjadi
2) Larutan BaCl2
Teori : terdapat endapan putih
- Diambil 5 ml larutan CMC-Na
- Ditambahkan 5 ml BaCl2
- Diamati perubahan yang terjadi
3) Uji pH
Teori : pH 6,5 – 8,5
- Diambil 1 g CMC-Na
- Dilarutkan dalam 100 ml aquades dalam
beaker glass
- Dicek pH dengan menggunakan pH
universal
- Dicatat hasil
Teori :
Aquades Tak larut
Etanol Tak larut
HCl Larut
NaOH Larut
ρ zat = BJ x ρ air
= 0,99602 g/ml x 1,0447 g
= 1,038 g/ml
Formulasi Gel Tabir Surya
Komposisi :
7. Zinc Oksida (ZnO)
8. CMC-Na
9. Propilen glikol
10. Nipasol
11. Etanol
12. Parfum
Formulasi : Alat dan bahan formulasi :
1. Zinc Oksida (ZnO) ZnO Botol semprot
2. CMC-Na Nipasol Batang pengaduk
3. Propilen glikol CMC-Na Pipet tetes
4. Nipasol
Propilen glikol Gelas ukur
5. Etanol
6. Parfum Etanol 95% Mortir
Beaker glass 100 ml Stamper
Lap atau tissue Wadah sediaan
kawat kasa Sendok tanduk
Bunsen
Kaki tiga
Aquades
Prosedur : Hasil pengamatan formulasi :
1. Dimasukkan CMC-Na dalam mortir dan basahi
dengan aquades panas sampai merata dan tidak Didapatkan sedian gel tabir surya dengan
terjadi pemnggumpalan. Penambahan aquades
organoleptis :
10x lipat dari CMC-Na
2. Dilarutkan ZnO dengan CH3COOH sampai Warna : putih kekuningan
larut Bau : apel (apel)
3. Dilarutkan nipasol dengan etanol sedikit demi Bentuk : gel
sedikit sampai larut Tekstur : sedikit kasar
4. Dimasukkan ZnO yang telah dilarutkan dengan
CH3COOH dan nipasol ke dalam CMC-Na
yang mengembang atau sudah terbentuk
mucilago, serta ditambahkan parfum.
-
Evaluasi Gel Tabir Surya
Alat dan bahan analisa bahan baku:
Gel tabir surya Mikroskop
Etanol 95% Viskometer Ostwald
Aquades Spektrofotometer Uv-Vis
Gelas arloji Bola Hisap
Kaca objek Pipet volum
Objek glass Labu ukur
Beaker glass 100 ml Botol semprot
Beaker glass 500 ml Batang pengaduk
Prosedur evaluasi : Hasil pengamatan evaluasi :
(Anita et al, 2016)
1. Uji organoleptis 1. Uji organoleptis
- Diambil kurang lebih 0,5 g dan Warna : putih kekuningan
letakkan di gelas arloji Bau : apel (parfum)
- Diamati warna, bau, bentuk dan Bentuk : gel
warna Tekstur : sedikit kasar
- Dicatat hasil
2. Uji homogenitas
2. Uji homogenitas Homogenitas kurang baik, karena ukuran partikelnya
- Ditimbang 0,1 g gel dan letakkan tidak sama dan masih terlihat jelas
pada kaca objek
- Diamati dibawah mikroskop atau 3. Uji viskositas
diamati secara langsung di Spindel no 1 20 cps
tempat yang cukup terang Spindel no 2 35 cps
- Diamati susunan dan ukuran Spindel no 3 13 cps
partikel pada sediaan
- Dicatat hasil pengamatan 4. Daya sebar
Daya sebar = 2,5 cm
3. Uji viskositas
Menggunakan viskometer Brookfield
ukuran kecil
- Disiapkan viskometer Brookfield
dan pasang spindel yang akan
dipakai
- Dimasukkan sampel ke dalam
beaker glass 100 ml dengan
posisi tepat dibawah spindel
viskometer Brookfield
- Diturunkan spindel sampai
tercelup ke dalam sampel dan
nyalakan viskometer
- Diamati dan catat angka yang
ditunjukkan oleh viskometer
Brookfield
Gel merupakan sediaan semi padat yang jernih, tembus cahaya, dan mengandung zat aktif yang
terdispersi dalam suatu sistem koloid (Ansel : 390 dalam Mutholiatul, 2016). Menurut FI IV penggolongan
sediaan gel dibagi menjadi dua, gel sistem dua fase dan gel sistem fase tunggal. Komponen gel dibagi
menjadi dua, gelling agent (bahan pembentuk gel untuk mengentalkan dan penstabil) dan bahan tambahan.
Tabir surya didefinisikan sebagai senyawa yang secara fisik atau kimia dapat digunakan untuk
menyerap sinar matahari secara efektif terutama daerah emisi gelombang UV sehingga dapat mencegah
gangguan pada kulit akibat paparan langsung sinar UV (Oroh dan Harun, 2001 ; Taufikurrohmah, 2005
dalam Chyntya, 2011). SPF atau Sun Protection Factor, dimana MED (PS) adalah dosis siterima minimum
untuk kulit terlindungi setelah penggunaan 2 mg cm-2 atau 2 μ cm-2 dari produk tabir surya, dan MED (US)
adalah dosis diterima minimum untuk kulit yang tidak terlindungi oleh penggunaan produk tabir surya.
Semakin besar nilai SPF, maka semakin besar nilai perlindungan yang diberikan oleh produk tabir surya
tersebut (Wilkinson and Moore, 1982 dalam Chyntya, 2011).
Pada analisis bahan baku terdapat beberapa bahan yang ketika diuji tidak sesuai dengan teori yang
seharusnya. Zat tersebut adalah nipasol dan CMC-Na. Ketika nipasol ditambahkan dengan larutan fehling
seharusnya berwarna merah, tetapi pada saat pengujian menghasilkan warna hijau. Pada CMC-Na ketika
ditambahkan dengan larutan BaCl2 seharusnya terdapat endapan putih, tetapi pada saat pengujian tidak
dihasilkan endapan putih. Hal ini dikarenakan penyimpanan dari kedua zat tersebut kurang baik sehingga
terdapat pengotor yang mengurangi kemurnian zat-zat tersebut dan pada saat diuji tidak sesuai dengan teori
yang ada.
Pada proses pembuatan sediaan gel tabir surya CMC-Na (suspending agent) yang dilarutkan dalam air
panas menghasilkan tekstur yang kurang baik karena tidak tercampur rata dengan air panas dan
menggumpal sehingga berpengaruh pada bentuk mucilago. Zat aktif yang digunakan yaitu ZnO tidak bisa
larut sempurna dengan pelarut CH3COOH sehingga pada saat proses pembuatan hanya sebagian ZnO yang
larut yang kemudian dicampurkan pada mucilago dan berpengaruh pada nilai SPF yang dihasilkan.
Pada pengujian nilai SPF didapatkan nilai sebesar 1,534 yang berarti masuk dalam kriteria dibawah
proteksi minimal. Penilaian SPF mengacu pada ketentuan FDA yang mengelompokkan keefektifan sediaan
tabir surya berdasarkan SPF (Wilkinson and Moore, 1982 dalam Chyntya, 2011).
Kesimpulan :
Nilai SPF gel tabir surya yaitu 1,534 dengan kriteria dibawah proteksi minimal, tidak masuk ke dalam
kategori proteksi tabir surya.
Daftar Pustaka
Anita et al, 2018. Evaluasi Karakteristik Fisika Kimia dan Nilai SPF Sediaan Gel Tabir Surya
Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntinia calabura L).
Chyntya ersa, 2011. Pembuatan Dan Penentuan Nilai Spf Nanoemulsi Tabir Surya
Menggunakan Minyak Kencur (Kaempferia galanga L.) Sebagai Fase Minyak.
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Farmasi Universitas
Indonesia.