TUJUAN
B. DASAR TEORI
Alat Bahan
NaNO2 10%
Tetrasiklin
Eritromisin
Aseton
Kloroform
D. CARA KERJA
1. Doksisiklin
a. Uji kelarutan
- diamati warnanya
Hasil
2. Kloramfenikol
a. Uji kelarutan
Hasil
b. Uji reaksi warna
- sebanyak 10 mg sampel ditambah 2 gram NaOH dan 3 ml aquadest
- diamati warnanya
Hasil
3. Tetrasiklin
a. Uji kelarutan
- disiapkan 2 tabung reksi
- ditambah campuran segar yang terdiri dari larutan asam sulfat pekat dan
larutan NaNO2 10% sama banyak
- terbentuk warna merah tua
Hasil
4. Eritromisin
- dikocok perlahan-lahan
- ditambah dengan 2 ml asam klorida pekat, terjadi warna jingga yang berubah
menjadi merah tua keunguan
E. MONOGRAFI
1. Doksisiklin
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam larutan asam
encer dan dalam larutan alkali hidroksida; agak sukar larut
dalam etanol (95%); praktis tidak larut dalam kloroform P dan
dalam eter P
Khasiat : Antibiotik
2. Etanol
Kelarutan : Samgat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam
eter P
4. Kloramfenikol
Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam
propilenglikol
5. NaOH
Pemerian : Hablur atau granul, tidak berwarna atau putih atau kekuningan,
merapuh
Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut dalam etanol (95%) P
8. Tetrasiklin
Pemerian : Serbuk hablur; kuning; tidak berbau atau sedikit berbau lemah
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, larut dalam 50 bagian etanol (95%) P;
praktis tidak larut kloroform P; dan dalam eter P; larut dalam asam
encer ; larut dalam alkali disertai peruraian
9. Eritromisin
Pemerian : Serbuk atau hablur; putih atau agak kuning; tidak berbau atau
hampir tidak berbau; rasa pahit; agak higroskopik
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 100 bagian air; larut dalam etanol (95%)
P, dalam kloroform P, dan dalam eter P
10. Aseton
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna mudah menguap, bau khas, mudah
menguap, bau khas, mudah terbakar
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%) P ,dan denga
kloroform P; mebentuk larutan jernih
11. Kloroform
Pemerian : Cairan mudah menguap, tidak berwarna, bau khas rasa manis dan
membakar
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 200 bagian air, mudah larut dalam etanol
mutlak P, dalam eter P, dalam sebagian besar pelarut organikdalam
minyak atsiri dan dalam minyak lemak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, bersimbal kaca dan terlindung dari cahaya
𝑀𝐴𝑆𝑆𝐴 1000
3N = 𝑋 𝑋1
40 100 𝑚𝐿
120 = massa x 10
120
Massa = 10
Massa = 12 gram
2. FeCl3 1%
1 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑥 100 𝑚𝑙 = 1 gram
100 𝑚𝑙
a. Hasil
Pengamatan
Sampel Perlakuan Teoritis Hasil Kesimpulan
praktikum
Doksisiklin a. Uji kelarutan
1. Tabung reaksi 1 Agak sukar Agak (+)
1gr sampel + 10 larut sukar
mL etanol larut
Sukar larut
2. Tabung reaksi 2 Sukar (+)
1 gr sampel + 10 larut
mL aquadest Berwarna
kuning
b. Uji reaksi warna mengikuti Larutan (+)
2mg sampel + 5 H2SO4 berwarna
mL asam kuning
sulfat(H2SO4)
Kloramfenikol a. Uji kelarutan
1. Tabung reaksi 1 Mudah larut Larut (+)
1 gr sampel + 10
mL etanol Sukar larut
2. Tabung reaksi 2 Sukar (+)
1 gr sampel + 10 larut
mL aquadest
b. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu identifikasi antibiotik dengan sampel doksisiklin,
kloramfenikol, tetrasiklin, dan eritromisin. Pada percobaan pertama yaitu doksisiklin. Pada
uji kelarutan. Sampel dilarutkan dengan air dan etanol. Menurut teotitis doksisiklin agak
sukar larut dalam etanol dan sukar larut dalam air. Pada hasil praktikum yang kami
lakukan menunjukan sampel positif mengandung doksisiklin karena hasil yang didapatkan
sesuai dengan hasil teoritis.
pada percobaan kedua yaitu pada kloramfenikol. Uji kelarutan kloramfenikol larut
dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2,5 bagian etanol (95%) P ; dan dalam 7 bagian
propilenglikol P. Sukar larut dalam kloroform P ; dalam eter P. Pada uji kelarutan yang
kami lakukan yaitu melarutkan sampel dengan 2 pelarut yang berbeda. Pertama sampel
dilarutkan dalam 10 mL air dan kedua 1g sampel dilarutkan dala 10 mL etanol. Hasil yang
kami dapat yaitu sampel mudah larut dalam etanol dan sukar larut dalam air. Hal ini sesuai
dengan teoritis kelarutan kloramfenikol. Hasil percobaan uji kelarutan yang kami
dapatkan, pada sampel positif mengandung koramfenikol. Pada uji reaksi warna, 1gram
sampel ditambahkan 2 mL NaOH dan 3 mL aquadest pada hasil secara teoritis
menunjukan hasil positif jika ada perubahan warna pada sampel yaitu perubahan warna
mengikuti warna kloramfenikol (kuning), hasil percobaan yang kami lakukan positif
mengandung kloramfenikol karena hasil menunjukan larutan berwana kuning, hal ini
disebabkan karena kloramfenikol mengandung C,H,N,Cl didalamnya sehingga ada suatu
pereaksi tertentu yang akan bereaksi dengan unsur tersebut.
OH OH
CL
O Cl
O kloramfenikol
Hal ini terjadi karena OH- akan menyerang N+ karena N memiliki 5 tangan dan N
memiliki 1 elektron bebas. Pemasan dilakukan untuk mempercepat reaksi agar reaksi
belangsung cepat.
Pada percobaan ketiga pada sampel tetrasiklin dilakukan uji kelarutan yang terdiri dari dua
tabung reaksi. Pada tabung pertama diisi sampel sebanyak 1 gram dan 10 mL etanol, pada
tabung kedua diisi sampel dan 10 mL aquadest. Jika dilihat pada monografi bahwa
tetrasiklin dapat larut dalm 50 bagian etanol, dan sukar larut dalam air. Dan pada hasil
praktikum uji kelarutan pada kloramfenikol positif karena sesuai dengan hasil teoritis.
Kemudian pada uji reaksi warna sebanyak 0,5 gram sampel ditambah 2 mL asam sulfat
pekat terjadi warna ungu kemudian ditambah 1 tetes FeCl3 1% terbentuk warna merah
coklat karena pada pemerian FeCl3 berwarna hitam kehijauan oleh karena sebelum
ditambahkan FeCl3 berwana ungu sehingga pada saat penetesan FeCl3 terbentuk warna
merah coklat. Dan pada hasil praktikum hasil yang didapat positif karena sesuai dengan
teoritis yang ada. Perlakuan ketiga pada tetrasiklin yaitu reaksi gabungan dengan asam
sulfanilat terdiazotasi sebanyak 10 mg sampel dilarutkan dalam 1 mL NaOH 3N +
campuran (asam sulfat pekat dan larutan NaNO2 10%) sama banyak yang terbentuk warna
merah tua karena sampel yang digunakan berwarna kuning dan campuran asam sulfat
pekat dan NaNO2 sehingga terbentuk warna merah tua.
Pada percobaan keempat dengan sampel eritromisin di uji warna dengan 5 mg sampel +
2mL asam sulfat kemudian dikocok perlahan terbentuk warna coklat kehitaman disini
pemerian eritromisin adalah berwana kuning kemudian ditambah dengan asam sulfat
sehingga terbentuk warna coklat kehitaman ini yang menunjukan hasil praktikum positif
dikarenakan sesuai dengan hasil teoritis.
H. KESIMPULAN
Antibiotika merupakan senyawa khas yang dihasilkan atau diturunkan oleh organisme
hidup termasuk struktur analognya yang dibuat sintetik, yang dalam kadar rendah mampu
menghambat proses penting dalam kehidupan satu spesies atau lebih mikroorganisme.
Pada praktikum kemarin dapat ditarik kesimpulan bahwa antibiotik adalah pada sampel
doksisiklin,kloramfenikol, tetrasiklin , dan eritromisin yang berhasil positif
I. DAFTAR PUSTAKA