Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

LABORATORIUM : KIMIA ORGANIK

PRAKTIKUM : KIMIA ORGANIK

JUDUL PERCOBAAN : UJI FITOKIMIA PADA EKSTRAK RIMPANG

Oleh

Nama : Ireniza Liano NIM : 20030234033 Kelas : KA 2020

Program/Jurusan : Kimia/Kimia

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


A. Judul percobaan :Uji Fitokimia Pada Ekstrak Rimpang
Temulawak
B. Hari/ tanggal percobaan :kamis 04 November 2021 pukul 09.30
C. Selesai percobaan :kamis 04 November 2021 pukul 14.30
D. Tujuan Percobaan :
1. Memilih peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan percobaan yang
dikerjakan.
2. Memilih bahan-bahan yang dibutuhkan sesuai dengan percobaan yang
dikerjakan
3. Mengidentifikasi komponen kimia tumbuhan dari kelompok
terpenoid,steroid, fenolik ( antrakuinon, tannin, dan fenol), flavonoid
dan alkaloid yang terkandung dalam ekstrak rimpang temulawak
E. Dasar teori :
Temulawak merupakan salah satu rempah-rempah asal dari
Indonesia yang telah dikenal memiliki banyak manfaat dan khasiat.
Rempah - rempah dengan nama latin Curcuma xanthoriza Roxb ini
dimanfaatkan sebagai pewarna alami pada pengolahan makanan serta
sebagai salah satu bahan untuk pembuatan jamu tradisional. Selain itu
temulawak yang kaya akan kurkumin juga dikenal sebagai anti-tumor,
antioksidan, obat malaria dan juga dapat mencegah tertularnya HIV pada
manusia.
Salah satu bagian dari tumbuhan temulawak adalah rimpang
temulawak. Rimpang temulawak memiliki kandungan curccumin dan
minyak atsirin, pati, protein, lemak (fixed oil) selulosa dan mineral.
Kandungan yang paling banyak pada rimpang temulawak adalah pati.
Rimpang temulawak yang memiliki senyawa aktif diantaranya saponin,
alkaloid, flavonoid dapat digunakan untuk ramuan obat tradisional.
Kandungan senyawa kimia pada temulawak seperti Alkaloid, Flavonoid,
Triterpenoid, Saponin dan Tanin. Kandungan ini memiliki manfaat untuk
antioksidan, antimikroba, dan antiinflam.
Untuk mengetahui atau mengidentifikasi adanya sennyawa seperti
Alkaloid, Flavonoid, Triterpenoid, Saponin dan Tanin.dapat dilakukan
dengan fitokimia. Dimana Fitokimia merupakan kajian ilmu yang
mempelajari sifat dan interaksi senyawaan kimia metabolit sekunder
dalam tumbuhan. Keberadaan metabolit sekunder ini sangat penting bagi
tumbuhan untuk dapat mempertahankan dirinya dari makhluk hidup
lainnya, mengundang kehadiran serangga untuk membantu penyerbukan
dan lain-lain Uji fitokimia atau skrining fotokimia Skrining Fitokimia
adalah cara mengidentifiksi bioaktif yang belum tampak dalam suatu uji
yang dapat memisahkan bahan alam yang mengandung fitokimia. Skrining
fitokimia bertujuan memberikan gambaran tentang golongan senyawa
yang terkandung dalam bahan yang diteliti.
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak
ditemukan di alam terutama terdapat pada tumbuhan. Ciri khas alkaloid
adalah mengandung paling sedikit satu atom N yang bersifat basa dan
pada umumnya merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Ekstrak yang
positif mengandung alkoloid berwarna jingga dengan reagen Dragendroff
dan membantu endapan putih dengan reagen Mayer. Endapan ini terbentuk
karena adanya pembentukan antara ion logam dan reagen dengan senyawa
alkaloid. Alkaloid pada umumnya berbentuk Kristal yang tidak berwarna,
ada juga yang berbentuk cair seperti koniina, nikotin.

gambar 1. 1 struktur alkaloid


Terpenoid atau steroid Istilah “terpen” berasal dari bahasa jerman
“terpentin” atau bahasa Inggris “turpentine”. Nama terpen digunakan lebih
luas untuk senyawa yang memiliki rumus bangun dengan unit kimia C5H8.
Biasanya senyawa terpenoid diekstraksi dari simplisia tumbuhan
menggunakan pelarut yang bersifat non polar (eter, heksana, kloroform)
dalam bentuk glikosida (umumnya dari triterpen), kelarutannya lebih besar
dalam pelarut polar (etanol,metanol). Senyawa ini memiliki beberapa
kegunaan bagi tumbuhan yaitu sebagai pengatur pertumbuhan karotenoid
sebagai pewarna dan memiliki peran dalam membantu proses fotosintesis.
Dalam bidang farmasi digunakan bahan baku pembuatan obat.
Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang tersebar
yang ditemukan di alam dalam betuk glikosida. Senyawa ini dapat
dimasukan sebagai senyawa Polifenol karena mengandung dua atau lebih
gugus hidroksil, bersifat agak asam sehingga dapat larut dalam basa.
Flavonoid lebih mudah larut dalam pelarut polar seperti methanol, etanol,
butanol, etil asetat. Flavanoid umumnya ditemukan pada tanaman yang
mengandung zat warna. Senyawa flavanoid berfungsi sebagai antioksidan
yang dapat menghambat kerja radikal bebas, mencegah keropos tulang,
memaksimalkan fungsi vitamin c, antibiotic, antikanker, antifertilitas,
antidepressant, dan diuretic. Sedangkan bagi tumbuhan adalah sebagai zat
pengatur tumbuhan, pengatur proses fotosintesis dan antiinsektisida

gambar 1. 2 struktur flavanoid


Tanin merupakan suatu senyawa polifenol yang tersebar luas
dalam tumbuhan, dan pada beberapa tanaman terdapat dalam jaringan
kayu seperti kulit batang, dan jaringan lain, yaitu daun dan buah Jika
bereaksi dengan protein membentuk co-polimer mantap tidak larut dengan
air. Tanin dibagi menjadi dua yaitu tanin terkondensasi dan tanin
terhidrolis Tanin terkondensi atau flavolan secara biosenitas dapat
terbentuk dengan cara kondensasi katekin tunggal atau galokotein yang
membentuk senyawa dimer kemudian oligomer tinggi. Tanin terhidrolisis
mengandung ikatan ester yang terhidrolisis jika didihkan dengan asam
klorida encer. Uji tanin dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak sampel
kedalam metanol sampai sampel terendam semuanya. Kemudian
ditambahkan 2-3 tetes larutan FeCl3 1%. Hasil positif ditunjukkan dengan
terbentuknya warna hitam kebiruan atau hijau.
Senyawa fenolik merupakan senyawa metabolit sekunder yang
terdapat dalam tumbuhan dengan karakteristik memiliki cincin aromatic
yang mengandung satu atau dua gugus hidroksi (OH). Bila ditinjau dari
jalur biosintesisnya, senyawa fenolik dapat dibedakan atas dua jenis
senyawa utama yaitu senyawa fenolik yang berasal dari jalur asam asetat
mevalonat dan jalur asam sikimat.
Saponim merupakan senyawa glikosida kompleks hasil kondensasi
suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila
dihidrolisis akan menghasilkan gula (glikon) dan non-gula (aglikon) serta
busa. Saponin larut dalam air, tidak larut dalam eter, dan jika dihidrolisis
akan menghasilkan aglikon. Sifat dari saponin yaitu berasa pahit, berbusa
dalam air dan beracun bagi binatang berdarah dingin. Pengujian saponin
positif bila ditambahkan aquadest panas maka akan terbentuk busa selama
15 menit. Busa yang timbul menunjukkan bahwa adanya glukosida yang
memiliki kemampuan membentuk buih dalam air yang terhidroalisis
menjadi glukosa dan senyawa lainnya
F. Alat dan Bahan :
a) Alat
1. Erlenmenyer 100 mL : 1 buah
2. Gelas kimia 250 mL : 1 buah
3. Gelas kimia 600 mL : 1 buah
4. Corong kaca : 1 buah
5. Spatula kaca : 1 buah
6. Penjepit kayu : 1 buah
7. Gelas ukur 10 mL : 2 buah
8. Tabung reaksi : 20 buah
9. Rak tabung reaksi : 1 buah
10. Thermometer : 1 buah
11. Cawan metri : 1 buah
b) bahan n
1. methanol
2. asam sulfat 2 N
3. gelatin 10 %
4. NaCl 1 %
5. Serbuk Mg
6. FeCl3 1%
7. Reagen mayer
8. Reagen wagner
9. Reagen dragendrof
10. Klorofrm
11. Etanol 70 %
G. Alur percobaan
1. Persiapan Ekstrak Metanol Rimpang Temulawak

Rimpang Temulawak

 Dibersihkan dan dikuliti


 Dikeringkan
 Digiling atau Diblender
 Diambil 5 gram
5 gram serbuk kering

 Dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 mL


 Direndam dengan 15 mL metanol 60-80%
 Dimaserasi selama 10-15 menit
 Disaring dengan kertas saring

Filtrat Residu
 Dipekatkan dengan
diuapkan dalam penangas
air
Ekstrak kental (sampel)
2. Identifikasi Alkaloid
1 mL sampel

 Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


 Dicampur dengan 1 mL kloroform
 Dicampur dengan 1 mL amoniak
 Dipanaskan di atas penangas air
 Dikocok dan disaring

Filtrat Residu
 Dibagi menjadi 3 bagian

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3

 Dimasukkan ke dalam tabung  Dimasukkan ke dalam tabung  Dimasukkan ke dalam tabung


reaksi reaksi reaksi
 Ditambah 3 tetes asam sulfat 2N  Ditambah 3 tetes asam sulfat 2N  Ditambah 3 tetes asam sulfat 2N
 Dikocok dan didiamkan beberapa  Dikocok dan didiamkan beberapa  Dikocok dan didiamkan beberapa
menit hingga terpisah menit hingga terpisah menit hingga terpisah
 Diambil bagian atas filtrat  Diambil bagian atas filtrat  Diambil bagian atas filtrat
 Diuji dengan pereaksi Meyer  Diuji dengan pereaksi Meyer  Diuji dengan pereaksi Meyer
Hasil Hasil Hasil
Reaksi :

3. Identifikasi Flavonoid

1 mL sampel

 Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


 Dicampur dengan 3 mL etanol 70%
 Dikocok dan dipanaskan
 Dikocok lagi dan disaring

Filtrat Residu

 Ditambahkan 0,1 gram


Magnesium
 Ditambahkan 2 tetes HCl
pekat
 Diamati
Hasil

Reaksi :
4. Identifikasi Saponin

1 mL sampel

 Dididihkan dalam 10 mL air dalam


penangas air 3-5 menit

Filtrat

 Dikocok dan didiamkan selama 15 menit

Hasil

Reaksi :

5. Identifikasi Steroid

1 mL sampel

 Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


 Ditambahkan 3 mL etanol 70%
 Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat
 Ditambahkan 2 mL Asam Asetat Anhidrat
(Reagen Liebermann - Burchard)

Hasil
Reaksi :

6. Identifikasi Tritepenoid

1 mL sampel

 Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


 Ditambahkan 2 mL Kloroform
 Ditambahkan 3 mL Asam Sulfat pekat
Hasil

Reaksi :
7. Identifikasi Tanin

1 mL sampel

 Dididihkan dengan 20 mL air dalam


penangas air selama 2-3 menit
 Disaring

Filtrat
 Ditambahkan 2-3 tetes FeCl 1%

Hasil

Reaksi :
8. Identifikasi Fenolik

1 mL sampel

 Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


 Ditambahkan 1 mL Larutan NaCl 1%
 Ditambahkan 1 mL Larutan Gelatin 10%
Hasil

Reaksi :
H. Hasil Pengamatan

HASIL PENGAMATAN
NO PROSEDUR PERCOBAAN DUGAAN/REAKSI KESIMPULAN
SEBELUM SESUDAH
Pembuatan Sampel  Ekstrak
rimpang
Rimpang Temulawak temulawak
berwarna
- Dibersihkan dan kuning
dikuliti
- Dikeringkan
- Digiling atau
diblender
- Diambil 5 gram

5 gram Serbuk

- Dimasukkan ke dalam
gelas kimia 100 mL
- Direndam dengan 15
mL metanol 60-80%
- Dimaserasi selama
selama 10-15 menit
- Disaring dengan
kertas saring
Filtrat

- Dipekatkan dengan
diuapkan dalam
penangas air
Residu

Ekstrak Temulawak
(Sampel)
HASIL PENGAMATAN DUGAAN/REAKS
NO PROSEDUR PERCOBAAN KESIMPULAN
SEBELUM SESUDAH I
Identifikasi Alkaloid  Ekstrak Berdasarkan
 Larutan Rimpang percobaan, sapel
1 mL sampel kloroform temulawak + ekstrak rimpang
tidak kloroform + temulawak
- Dimasukkan ke dalam berwarna amoniak mengandung
tabung reaksi menghasilkan alkaloid.
- Dicampur dengan 1  Larutan merah jingga Ditandai dengan
mL kloroform amoniak  Setelah hasil positif pada
tidak ditambah ketiga uji reagen.
- Dicampur dengan 1
berwarna Asam sulfat  Meyer→En
mL amoniak pekat 2N dapan putih
- Dipanaskan dengan  Asam menghasilkan  Dragendorf
penangas air sulfat pekat warna tetap →Endapan
- Dikocok dan disaring pekat 2N merah jingga
tidak  Wagner→E
Filtrat berwarna ndapan
coklat
- Dibagi menjadi 3
bagian yang sama
 Setelah diuji
Tabung 1  Reagen dengan
meyer tidak reagen
- Ditambahkan 3 tetes berwarna meyer,
asam sulfat pekat berwarna
- Dikocok dan merah
didiamkan dengan
endapan
- Diambil bagian atas putih
- Diuji dengan Meyer

Hasil  Setelah diuji


dengan
Tabung 2  Reagen reagen
wagner wagner,
- Ditambahkan 3 tetes berwarna berwarna
asam sulfat pekat merah orange
dengan
- Dikocok dan endapan
didiamkan coklat
- Diambil bagian atas
- Diuji dengan Wagner

Hasil
Tabung 3  Reagen  Setelah diuji
dragendorf dengan
- Ditambahkan 3 tetes berwarna reagen
asam sulfat pekat kuning dragendroff,
berwarna
- Dikocok dan
merah
didiamkan dengan
- Diambil bagian atas endapan
- Diuji dengan kuning
Dragendroff

Hasil
HASIL PENGAMATAN DUGAAN/REAKS
NO PROSEDUR PERCOBAAN KESIMPULAN
SEBELUM SESUDAH I
Identifikasi Flavanoid  Ekstrak  Setelah
temulawak ditambahka Berdasarkan
berwarna n etanol percobaan,
1 mL Sampel
kuning 70% larutan sampel ekstrak
- Dimasukkan ke dalam menjadi rimpang
tabung reaksi  Larutan warna temulawak tidak
- Ditambahkan dengan 3 etanol 70% kuning mengandung
mL etanol 70% tidak  Setelah flavonoid.
- Dikocok dan dipanaskan berwarna ditambah Ditandai dengan
magnesium hasil negatif
- Dikocok lagi dan disaring
 Magnesium menghasilk pada uji
berupa an larutan flavonoid (tidak
Filtrat padatan warna terbentuk
berwana kuning endapan merah
- Ditambahkan 0,1 gr jingga)
abu-abu (tidak
Magnesium bereaksi)
- Ditambahkan 2 tetes
 HCl pekat  Setelah
HCl pekat tidak ditambah
berwarna HCl pekat
Hasil terdapat
reaksi tetapi
tidak
membentuk
endpaan
merah
jingga
HASIL PENGAMATAN DUGAAN/REAKS
NO PROSEDUR PERCOBAAN KESIMPULAN
SEBELUM SESUDAH I
Identifikasi Saponin  Ekstrak  Setelah Berdasarkan
temulawak ditambahkan percobaan
1 mL sampel berwarna aquades sampel ekstrak
kuning menghasilka rimpang
- Dididihkan dengan 10 n larutan temulawak tidak
mL air di dalan  Larutan berwarna mengandung
aquades kuning senyawa saponin
penangas air berupa hasil
tidak
Filtrat berwarna  Setelah negatif ditandai
dikocok dan dengan tidak
didiamkan terbentuknya
- Dikocok dan
tidak buih stabil.
didiamkan selama 15
menghasilka
menit n buih stabil
(-)
Hasil
HASIL PENGAMATAN DUGAAN/REAKS
NO PROSEDUR PERCOBAAN KESIMPULAN
SEBELUM SESUDAH I
Identifikasi Steroid  Ekstrak  Setelah Berdasarkan
temulawak ditambahkan percobaan
1 mL sampel berwarna etanol 70% rimpang ekstrak
kuning larutan temulawak tidak
- Dimasukkan ke dalam berwarna mengandung
tabung reaksi  Etanol kuning senyawa steroid.
- Ditambahkan 3 mL berupa  Larutan Ditandai dengan
larutan tidak tersebut hasil negatif
etanol 70%
berwarna ditambahkan berupa tidak
- Ditambahkan 2 mL dihasilkannya
asam sulfat
H2SO4 pekat
 Asam sulfat pekat larutan warna
- Ditambahkan 2 mL pekat menjadi hijau/biru.
asam asetat anhidrat berupa warna
(reagen Liebermann- larutan tidak orange
Burchard) berwarna  Setelah
ditambahkan
Hasil  asam asetat asam asetat
anhidrat anhidrat
berupa menghasilka
larutan tidak n 2 lapisan,
berwarna lapisan atas
berwarna
kuning dan
lapisan
bawah
berwarna
orange.

HASIL PENGAMATAN DUGAAN/REAKS


NO PROSEDUR PERCOBAAN KESIMPULAN
SEBELUM SESUDAH I
Identifikasi Triterpenoid  Ekstrak  Setelah Berdasarkan
temulawak ditambahkan percobaan
1 mL sampel berwarna klorofrom ekstrak rimpang
kuning larutan temulawak
- Dimasukkan ke dalam menjadi mengandung
tabung reaksi  Kloroform berwarna senyawa
berupa kuning triterpenoid.
- Ditambahkan 2 mL
larutan tidak Ditandai dengan
kloroform
berwarna  Larutan hasil positif
- Ditambahkan 3 mL tersebut berupa
asam sulfat pekat  Asam sulfat ditambahkan dihasilkannya
pekat dengan perubaahn warna
Hasil berupa asam sulfat merah
larutan tidak pekat kecoklatan dan
berwarna membentuk diantara dua
larutan permukaan.
merah
kecoklatan
diantara 2
permukaan.

HASIL PENGAMATAN DUGAAN/REAKS


NO PROSEDUR PERCOBAAN KESIMPULAN
SEBELUM SESUDAH I
Identifikasi Tanin  Ekstrak Berdasarkan
temulawak  Setelah percobaan
1 mL sampel berwarna ditambahkan ekstrak rimpang
kuning FeCl3 1% temulawak
- Dididihkan dengan 20 mengahasilk mengandung
mL air di dalan penangas  FeCl3 1% an larutan senyawa tanin
air berupa warna coklat ditandai dengan
- Disaring larutan (+) hasil positif
Filtrat berupa warna
berwarna
kuning coklat.
- Ditambahkan 2-3 tetes
FeCl3 1%

Hasil
HASIL PENGAMATAN DUGAAN/REAKS
NO PROSEDUR PERCOBAAN KESIMPULAN
SEBELUM SESUDAH I
Identifikasi Fenolik  Ekstrak  Setelah Berdasarkan
temulawak ditambahkan percobaan
1 mL sampel berwarna NaCl 10% ekstrak rimpang
kuning menghasilka temulawak tidak
- Dimasukkan ke dalam n warna mengandung
tabung reaksi  NaCl 1% jingga. senyawa fenolik
- Ditambahkan 1 mL larutan tidak ditandai dengan
larutan NaCl 1% berwarna  Larutan hasil negatif
tersebut berupa tidak
- Ditambahkan 1 mL
 Gelatin 10% ditambahkan dihasilkan
larutan gelatin 10% endapan putih.
berwarna gelatin
putih menghasilka
Hasil
n warna
jingga
I. Analisis pembahasan
Praktikum kimia organic yang dilaksanakan oleh perwakilan kelas KB 2020
dengan judul Uji Fitokimia Pada Ekstrak Rimpang Temulawak. Pada praktikum ini
bertujuan untuk Memilih peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan percobaan yang
dikerjakan,.Memilih bahan-bahan yang dibutuhkan sesuai dengan percobaan yang
dikerjakan dan Mengidentifikasi komponen kimia tumbuhan dari kelompok
terpenoid,steroid, fenolik ( antrakuinon, tannin, dan fenol), flavonoid dan alkaloid yang
terkandung dalam ekstrak rimpang temulawak. Dalam praktikum ini terdapat delapan
proses atau cara kerja yang harus dilalui diantaranya : persiapan ekstrak methanol
rimpang temulawak, indentifikasi alkaloid, identifikasi flavonoid, idetifikasi saponin,
identifikasi stereoid, identifikasi tritepenoid,. Identifikasi tannin, dan identifikasi
fenolik.
1. Persiapan Ekstrak Methanol Rimpang Temulawak,
hal pertama yang dilakukan adalah rimpang temulawak diberrsihkan dan
dikuliti lalu dipotong kecil-keil atau dirajang. Hal ini bertujuan agar
mempermudah dalam proses pengeringan. yang kemudian dikeringkan, bisa
dengan cara dipanaskan dibawah terik matahari namun dengan ditutupi dengan
kain hitam agar tidak terkena sinar ultraviolet secara langsung karena dapat
mengakibatkan rusaknya sampel. Selain itu pengeringan bertujuan untuk
mengurangi kandungan air pada sampel. Kemudian digiling atau diblender,
yang bertujuan untuk memperkecil ukuran partikel sampel sehingga luas
permukaan partikel menjadi lebih besar sehingga cairan penyari yang akan
mudah melarutkan senyawa aktif dari sampel tersebut
setelah berbentuk serbuk hal yang harus dilakukan adalah menimbang
sebanyak 5 gram serbuk temulawak. Serbuk tersebut dimasukkan kedalam gelas
kimia 100 mL. kemudian ditambah larutan 15 ml methanol 60-80% kedalam
gelas kimia yang sama. Metanol merupakan pelarut polar sehingga mampu
menarik senyawa-senyawa yang bersifat polar Dilakukan ekstraksi measerasi
selama 10-15 menit dimana Prinsip maeserasi adalah perendaman sampel
dengan pelarut Tujuan perendaman untuk mengekstrak metabolit. Kemudian
disaring dengan kertas saring diperoleh filtrate dan residu. Pada filtrate
dipanaskan dalam penangas air agar pekat. Dari proses diatas diperoleh ekstrak
kental yang akan digunakan pada praktikum kali ini
2. Identifikasi Alkaloid,
identifikasi alkaloid dilakukan dengan cara 1 mL sampel dimasukkan
kedalam tabung reaksi yang kemudian dicampur dengan klorofom dan amoniak
masing masing sebanyak 1 mL yang mana keduanya merupakan larutan tidak
berwarna. Fungsi dari penambahan amoniak adalah untuk memutus ikatan
glikosida pada alkaloid dan untuk kloroform berfungsi untuk melarutkan ikatan
glikosida yang terputus akibat penambahan ammonia. Setelah pencampuran
tersebut terbentuk larutan merah jingga yang kemudian dipanaskan dalam
penangas air agar cepat bereaksi yang kemudian dikocok supaya larutan
homogen lalu disaring dan terbentuk filtrate. Filtrate tersebut dibagi menjadi 3
bagian pada tabung reaksi.
Pada setiap tabung reaksi baik yang pertama, kedua maupun ketiga
ditambahkan 3 tetes asam sulfat 2N yang merupakan larutan tak berwarna.
Penambahan asam sulfat ini berfungsi untuk mengikat kembali alkaloid menjadi
garam alkaloid agar dapat bereaksi dengan pereaksi-pereaksi logam berat yaitu
spesifik untuk alkaloid yang menghasilkan kompleks garam anorganik yang
tidak larut sehingga terpisah dengan metabolik sekundernya. Kemudian dikocok
dan diamkan kemudian diambil bagian atasnya. Pada tabung reaksi pertama diuji
dengan reagen meyer yang merupakan reagen tidak berwarna, penambahan
Pereaksi Meyer bertujuan untuk mendeteksi alkaloid, dimana pereaksi ini
berikatan dengan alkaloid melalui ikatan koordinasi antara atom N alkaloid dan
Hg pereaksi Meyer sehingga menghasilkan senyawa kompleks merkuri yang
nonpolar mengendap berwarna putih namun pada tabung reaksi kedua diuji
dengan reagen wagner yang merupakan larutan berwarna merah. Dan yang
terakhir pada tabung reaksi ketiga diuji dengan reagen Dragendof yang
merupakan larutan berwarna kuning.
Pada uji alkaloid dengan reagen Mayer akan dikatakan positf dengan
terbentuknya endapan putih. Pada uji alkaloid dengan pereaksi Mayer,
diperkirakan nitrogen pada alkaloid akan bereaksi dengan ion logam K+ dari
kalium tetraiodomerkurat (II) membentuk kompleks kaliumal kaloid yang
mengendap. Dari praktikum ini sampel yang diuji diperoleh larutan warna merah
dengan endapan putih,yang berarti bahwa sampel positif terhadap reagen meyer
Pada uji alkaloid dengan reagen wagner akan dikatakan positf dengan
terbentuknya endapan coklat. Pada uji Wagner Ion K+ akan membentuk ikatan
kovalen koordinat dengan nitrogen pada alkaloid membentuk kompleks kalium
alkaloid yang mengendap. Dari praktikum ini sampel yang diuji diperoleh
larutan warna orange dengan endapan coklat,yang berarti bahwa sampel positif
terhadap reagen wagner
Pada uji alkaloid dengan reagen Dragendorf akan dikatakan positf
dengan terbentuknya endapan coklat muda sampai kuning (jingga). Pada uji
alkaloid dengan pereaksi Dragendorff, nitrogen digunakan untuk membentuk
ikatan kovalen koordinat dengan K+ yang merupakan ion logam. Dari praktikum
ini sampel yang diuji diperoleh larutan warna merah dengan endapan
kuning,yang berarti bahwa sampel positif terhadap reagen Dragendoff. Dari
keseluruhan rangkaian praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa temulawak
posistif mengandung alkaloid.
3. identifikasi flavonoid
pada identifikasi flavonoid hal yang pertama dilakukan adalah sebanyak
1 mL sampel berwarna kuning dimasukkan kedalam tabung reaksi yang
kemudian dicampur dengan larutan tidak berwarna yaitu 3 mL etanol 70% yang
kemudian dikocok agar homogeny lalu dipanaskan agar reaksi cepat terjadi
kemudian menghasilkan larutan berwarna kuning, yang kemudian dikocokdan
disaring lagi.
Setelah penyaringan terbentuk filtrate dan residu. Pada filtrate
ditambahkan padatan berwarna abu-abu yaitu 0,1 gram magnesium.pada larutan
tersebut tidak terjadi perubahan warna yaitu tetap berwarna kuning.kemudian
setelah ditambahkan 2 tetes HCl pekat. Tujuan penambahan logam Mg dan HCl
adalah untuk mereduksi inti benzopiron yang terdapat dalam struktur flavonoid
sehingga terbentuk garam flavilium berwarna merah atau jingga.. larutan
tersebut berubah warna. Setelah proses penambahan HCl pekat terdapat reaksi
namun tidak membentuk endapan merah jingga. Dapat disimpulkan bahwa
rimpang temulawak tidak mengandung flavonoid

gambar 1. 3 reaksi flavanoid

4. Identifikasi Saponin
pada identifikasi saponin kali ini 1 mL sampel yaitu ekstrak rimpang
temulawak berwarna kuning dimasukkan kedalam tabung reaksi yang kemudian
didihkan dengan 10 mL air dalam penangas air. Tujuan pendidihan ini adalah
untuk memperbesar kelarutan saponin dalam air. Terbentuknya filtrate dikocok
dan didiamkan selama 15 menit untuk mengetahui apakah terbentuk buih atau
tidak setelah pengkocokan. Apabila busa/buih yang dihasilkan bertahan ±7 menit
maka bisa dikatakan bahwa sampel positif saponin danm sebaliknya apabila
setelah pengkookan terbentuk bui namun hanya bertahan sebentar maka sampel
negative saponin Pada praktikum kali ini diketahui bahwa rimpang temulawak
negative saponin karena setelah pengkocokan terbentuk buih namun hanya
bertahan sebentar.

gambar 1. 4 reaksi saponin

5. identifikasi stereoid,
Pada identifikasi stereoid ini 1 mL sampel ekstrak rimpang temulawak
berwarna kuning dimasukkan kedalam tabug reaksi yang kemudian ditambahkan
larutan tidak berwarna yaitu etanol 70% sebanyak 3 mL. dari penammbahan
tersebut dipereoleh larutan berwarna kuning. Larutan tersebut kemudia
ditambahkan sebuah larutan yang tak berwarna yaitu asam sulfat pekat sebanyak
2 mL, penambahan H2SO4 pekat ini berfungsi untuk mengikat steroid. Dimana
pada praktikum ini menyebabkan larutan berubah menjadi orange. Kemudian
ditambahkan asam asetad anhidrat (reagen lieberma burchard) sebanyak 2 mL
Fungsi adanya penambahan asam asetat anhidrat adalah untuk mengikat air
sehingga tidak mengandung air. Kemudian diperoleh hasil larutan lapis dua
dengan lapisan atas berwarna kuning dan lapisan bawah berwarna orange.
Berdasarkan percobaan rimpang ekstrak temulawak tidak mengandung senyawa
steroid. Ditandai dengan hasil negatif berupa tidak dihasilkannya larutan warna
hijau/biru.
gambar 1. 5 reaksi steroid

6. Identifikasi Tritepenoid,.
Pada idetifikasi tritepenoid ini 1 mL sampel ekstrak rimpang temulawak
berwarna kuning dimasukkan kedalam tabug reaksi yang kemudian ditambahkan
larutan tidak berwarna yaitu kloroform sebanyak 2 mL, tujuan penambahan
larutan kloroform yaitu untuk melarutkan triterpenoid yang mudah larut dalam
pelarut organik, dari penambahan tersebut diperoleh larutan berwarna
kuning.kemudian ditambahkan larutan asam sulfat pekat berupa larutan tak
berwarna sebanyak 3 mL. Tujuan penambahan asam sulfat pekat ini adalah
untuk mereduksi tripenoid, dari penambahan yang dilakukan mengakibatkan
larutan yang awalnya berwarna kuning menjadi terbentuk larutan merah
kecoklatan diantara dua permukaan. Berdasarkan percobaan ekstrak rimpang
temulawak mengandung senyawa triterpenoid. Ditandai dengan hasil positif
berupa dihasilkannya perubaahn warna merah kecoklatan dan diantara dua
permukaan.
gambar 1. 6 reaksi triterpenoid

7. Identifikasi Tannin

Pada identifikasi tannin ini sebanyak 1 mL sampel ekstrak rimpang


temulawak berwarna kuning dimasukkan kedalam tabug reaksi yang kemudian
didihkan dalam penangas air selama 2-3 menit kemudian disaring. Dari
penyaringan tersebut diperoleh filtrate yang kemudian ditambahkan larutan
berwarna kuning 2- 3 tetes yaitu berupa larutan FeCl3 1%. Penambahan Senyawa
FeCl3 digunakan untuk menentukan apakah sampel mengandung gugus fenol.
Adanya gugus fenol ditunjukkan dengan warna hijau kehitaman atau biru tua
setelah ditambahkan dengan FeCl3,. Dari proses tersebut diperoleh larutan
berwarna coklat. Berdasarkan percobaan ekstrak rimpang temulawak
mengandung senyawa tanin ditandai dengan hasil positif berupa warna coklat.

8. Identifikasi Fenolik.
Pada identifikasi fenolik ini sebanyak 1 mL sampel ekstrak rimpang
temulawak berwarna kuning dimasukkan kedalam tabug reaksi yang kemudian
ditambahkan larutan tidak berwarna yaitu berupa larutan NaCl 1% sebanyak 1
mL. penambahan NaCl berfungsi untuk menyesuaikan pH larutan, agar nantinya
senyawa fenolik dan gelatin mudah bereaksi, dari penambahan tersebut
diperoleh larutan berwarna jingga. Kemudian ditambah larutan gelatin 10 %
sebanyak 1 mL. menghasilkan larutan yang tetap berwarna jingga Berdasarkan
percobaan ekstrak rimpang temulawak tidak mengandung senyawa fenolik
ditandai dengan hasil negatif berupa tidak dihasilkan endapan putih
J. kesimpulan
1. Berdasarkan percobaan, sampel ekstrak rimpang temulawak mengandung alkaloid.
Ditandai dengan hasil positif pada ketiga uji reagen.
2. Berdasarkan percobaan, sampel ekstrak rimpang temulawak tidak mengandung
flavonoid. Ditandai dengan hasil negatif pada uji flavonoid (tidak terbentuk endapan
merah jingga)
3. Berdasarkan percobaan sampel ekstrak rimpang temulawak tidak mengandung
senyawa saponin berupa hasil negatif ditandai dengan tidak terbentuknya buih stabil.
4. Berdasarkan percobaan rimpang ekstrak temulawak tidak mengandung senyawa
steroid. Ditandai dengan hasil negatif berupa tidak dihasilkannya larutan warna
hijau/biru.
5. Berdasarkan percobaan ekstrak rimpang temulawak mengandung senyawa
triterpenoid. Ditandai dengan hasil positif berupa dihasilkannya perubaahn warna
merah kecoklatan dan diantara dua permukaan.
6. Berdasarkan percobaan ekstrak rimpang temulawak mengandung senyawa tanin
ditandai dengan hasil positif berupa warna coklat.
7. Berdasarkan percobaan ekstrak rimpang temulawak tidak mengandung senyawa
fenolik ditandai dengan hasil negatif berupa tidak dihasilkan endapan putih.
K. Daftar pustaka
Anggraito, Y., R. Susanti, Iswari, R. S., A. Y., Lisdiana, & Nugrahaningsih WH. (2018).
Metabolit Sekunder Dari Tanaman Aplikasi dan produksi. semarang: universitas negeri
semarang.
Asiyah, K. P. (2018). Skrining Fitokimia pada Ekstrak Etanol Temulawak (Curcumin
Xanthorriza Roxb.). Magelang: Program Studi Diploma III Farmasi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Magelang.
Endarini, L. H. (2016). Farmakognosi dan Fitokimia. Jakarta Selatan: kementerian kesehatan
republik indonesia.
Julianto, T. S. (2019). Fitokimia tinjauan metabolit sekunder dan skrining fitokimia.
yogyakarta: universitas islam indonesia.
Khotimah, K. (2016). skrining fitokimia dan indetifikasi metabolit sekunder senyawa karpain
pada ekstrak metanol daun caica pubescenslenne & K.Koch dengan lc/ms. Malang:
jurusan biologi fakultas sains dan teknologi UiN maulana malik ibrahim.
Lusyadi Sanu, M. A. (2018). Penampisan Fitokimia Daun Kapapang. kupang: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia Politeknik kesehatan Kemenkes Kupang Program Studi
Farmasi Kupang.

L. Jawaban pertanyaan
1. Tulis secara lengkap reaksi setiap uji fitokimia di atas!
jawab :
2. Tulis struktur dasar dari masing-masing kelompok senyawa steroid, triterpenoid,
tanin, saponin, flavonoid, dan alkaloid.
Jawab :

Struktur dasar Alkaloid Struktur dasar Flavonoid


Struktur dasar Saponin

Struktur Dasar Tanin


3. Sebutkan scnyawa-scnyawa flavonoid apa saja yang terdapat pada
rimpang temulawak berdasarkan literatur yang ada
Jawab :
 Flavonoid ditemukan sebagai mono, di atau triglikosida.
Flavonoid berupa glikosida merupakan senyawa polar sehingga
dapat diekstrak dengan etanol, metanol dan air. Flavanoid
umumnya ditemukan pada tanaman yang mengandung zat
warna. Senyawa flavanoid berfungsi sebagai antioksidan yang
dapat menghambat kerja radikal bebas.
 Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari 15 atom karbon
yang umumnya tersebar di dunia tumbuhan. Lebih dari 2000
flavonoid yang berasal dari tumbuhan telah diidentifikasi
namun, ada tiga kelompok yang umum dipelajari, yaitu
Antosianin, Flavonol, dan Flavon. Antosianin (dari bahasa
Yunani “Anthos”, bunga dan kyanos biru – tua) adalah pigmen
berwarna yang umumnya terdapat di bunga berwarna merah,
ungu, dan biru. Pigmen ini juga terdapat di berbagai bagian
tumbuhan lain misalnya, buah tertentu, batang, daun, dan
bahkan akar. Flavonoid sering terdapat di sel epidermis.
Sebagian besar Flavonoid terhimpun di vakuola sel tumbuhan
walaupun tempat sintesisnya ada di luar vakuola.
4. Sebutkan fungsi dan manfaat rimpang temulawak bagi kehidupan
manusia
Jawab :
 Manfaat rimpang temulawak :
1. Mengatasi masalah system pencernaan
Temulawak dapat merangsang produksi cairan empedu di
kantong empedu yang tentu saja hal ini membantu
pencernaan serta metabolisme makanan dalam tubuh.
Temulawak juga bermanfaat untuk mengatasi perut
kembung, membantu pencernaan yang tidak lancar, dan
meningkatkan nafsu makan.
2. Mengatasi osteoarthritis
3. Temulawak membantu pasien yang mengalami
osteoarthritis, Osteoarthritis adalah penyakit sendi
degeneratif, di mana sendi-sendi menjadi terasa sakit dan
kaku. Efek temulawak hampir sama seperti efek ibuprofen
(obat penghilang rasa sakit) yang diberikan pada pasien
osteoarthritis
4. Mencegah serta membantu pengobatan kanker
5. Obat antiradang
Temulawak mengandung senyawa antiradang yang bisa
menghambat produksi prostaglandin E2 yang memicu
peradangan. Oleh karena itu, kandungan antiradang di
dalamnya membantu mengatasi penyakit akibat peradangan
di dalam tubuh seperti radang sendi.
6. Antibakteri dan antijamur
7. Obat jerawat
8. Menjaga Kesehatan liver
9. Obat diuretic
Manfaat diuretik dalam temulawak ini juga akan mengambil
kelebihan cairan dari pembuluh darah. Proses ini membantu
mengurangi tekanan pada dinding pembuluh
10. - Antispasmodic
 Manfaat lain rimpang temulawak adalah digunakan untuk
mengobati bau badan yang tidak sedap, penurunan kolesterol,
liver, sakit kuning, hepatitis, perut kembung, tidak nafsu makan
akibat kekurangan cairan empedu, demam, pegal linu, rematik,
memulihkan kesehatan setelah melahirkan, sembelit, darah
tinggi, batu empedu, haid tidak lancar, wasir, produksi ASI
sedikit, dan menjaga stamina.
Lampiran foto
1. Pembuatan Sampel
NO Gambar Percobaan Keterangan
1. Sampel Ekstrak Ekstrak rimpang
Rimpang temulawak berwarna
Temulawak kuning

2. Uji Alkaloid
NO Gambar Percobaan Keterangan
1. Memasukkan Sampel berwarna
sampel Ekstrak kuning sebanyak 3 mL
Temulawak ke dimasukkan
dalam tabung menggunakan pipet
reaksi tetes

2. Menambahkan 3 Larutan menjadi


mL kloroform warna kuning
3. Memasukkan 3 mL Larutan menjadi
Amoniak ke dalam warna merah jingga
tabung reaksi

4. Dipanaskan dalam Larutan menjadi


penangas air berwarna merah
pekat

5. Larutan tersebut Dihasilkan 2 lapisan


dikocok dengan lapisan atas
berwarna jingga dan
lapisan bawah
berwarna merah

6. Dilakukan Penyaringan
penyaringan digunakan untuk
mengambil filtrat
7. Filtrat dibagi Filtrat dibagi dalam 3
menjadi 3 bagian tabung reaksi.
yang sama ke Tabung 1 : Mayer
dalam tabung Tabung 2 : Dragendorf
reaksi Tabung 3 : Wagner

8. Menambahkan H2SO4 berupa larutan


H2SO4 2N tidak berwarna
ditambahkan
sebanyak 3 tetes

9. Mengambil bagian Larutan yang diuji


atas dan diuji dengan reagen Meyer
dengan reagen menghasilkan warna
Meyer merah dengan
endapan putih

10. Mengambil bagian Larutan yang diuji


atas dan diuji dengan reagen
dengan reagen Dragendorf
Dragendorf menghasilkan warna
merah dengan
endapan kuning
11. Mengambil bagian Larutan yang diuji
atas dan diuji dengan reagen
dengan reagen Wagner menghasilkan
Wagner warna orange dengan
endapan coklat

12. Hasil
3. Uji Flavonoid
NO Gambar Percobaan Keterangan
1. Memasukkan Sampel sebanyak 1 mL
Sampel ekstrak dimasukkan
rimpang menggunakan pipet
temulawak dalam tetes
tabung reaksi

2. Menambahkan 3 Larutan menjadi


mL etanol 70% berwarna kuning

3. Dipanaskan di atas Magnesium berupa


penangas padatan berwarna
kemudian abu-abu. Larutan
ditambahkan tetap berwarna kuning
Magnesium setelah dicampur Mg
4. Menambahkan HCl Ditetesi HCl pekat
pekat sebanyak 2 tetes
terdapat reaksi namun
tidak membentuk
endapan merah jingga
4. Uji Saponin
NO Gambar Percobaan Keterangan
1. Memasukkan Sampel sebanyak 1 mL
Sampel ekstrak dimasukkan
rimpang menggunakan pipet
temulawak dalam tetes
tabung reaksi

2. Mengukur 10 mL Larutan berwarna


aquades dan kuning setelah
memasukkan ditambah aquades
dalam tabung
reaksi

3. Dipanaskan dalam Dipanaskan selama 2


penangas air menit
4. Dilakukan Dilakukan agar dapat
pengocokan membentuk buih

5. Didiamkan Didiamkan selama 15


menit dan larutan
berwarna kuning
namun tidak
membentuk buih
stabil

5. Uji Steroid
NO Gambar Percobaan Keterangan
1. Memasukkan Sampel Sampel sebanyak 1
ekstrak rimpang mL dimasukkan
temulawak dalam menggunakan pipet
tabung reaksi tetes
2. Menambahkan etanol Etanol sebanyak 3
70% mL ditambahkan
dalam tabung reaksi
dihasilkan warna
kuning

3. Menambahkan 2 mL Larutan
H2SO4 pekat dan 2 mL ditambahH2SO4
asam asetat anhidrat pekat menjadi
(reagen warna orange.
Liebermann-Burchard) Kemudian ditambah
asam asetat
anhidrat
membentuk 2
lapisan
4. Diamati Terbetuk 2 lapisan
dengan lapisan atas
berwarna kuning
dan lapisan bawah
berwarna orange

6. Uji Triterpenoid
NO Gambar Percobaan Keterangan
1. Memasukkan Sampel sebanyak 1 mL
Sampel ekstrak dimasukkan
rimpang menggunakan pipet
temulawak dalam tetes
tabung reaksi
2. Menambahkan Larutan menjadi
kloroform warna kuning setelah
ditambah 2 mL
Kloroform

3. Menambahkan 3 Larutan membentuk


mL Asam sulfat warna
pekat merahkecoklatan
diantara 2 permukaan
7. Uji Tanin
NO Gambar Percobaan Keterangan
1. Memasukkan Sampel sebanyak 1
Sampel ekstrak mL dimasukkan
rimpang menggunakan pipet
temulawak dalam tetes
tabung reaksi

2. Mendidihkan Dididihkan selama


sampel dalam 2-3 menit dan larutan
penangas air menjadi warna
kuning

3. Ditambah 2-3 Larutan berubah


tetes FeCl3 1% menjadi berwarna
coklat
8. Uji Fenolik
NO Gambar Percobaan Keterangan
1. Memasukkan Sampel sebanyak 1 mL
Sampel ekstrak dimasukkan
rimpang menggunakan pipet
temulawak dalam tetes
tabung reaksi

2. Menambahkan Larutan berwarna


larutan NaCl 1% kuning setelah
ditambah sebanyak 1
mL NaCl 1%

3. Menambahkan 1 Larutan menjadi


mL larutan gelatin warna jingga dan tidak
10% terbentuk endapan
Lampiran tulis tangan

ACC Pralab 2/11/2021


(setiap persamaan reaksi ditulis fasa reaksi nya)

(diteliti kmbali apakah produk yang terbentuk

sudah benar, terutama Cl nya)

Anda mungkin juga menyukai