Terlebih dahulu kami mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas selesainya
merevisi buku penuntun praktikum fitokimia ini. Kebutuhan akan suatu buku praktikum
fitokimia dirasakan perlu sekali untuk membantu melaksanakan praktikum sehari-hari. Hal
ini yang telah mendorong kami untuk menyusun buku petunjuk praktikum ini dengan
mengubah formatnya sehingga dengan mudah untuk digunakan mahasiswa.
Adapun percobaan-percobaan yang tercantum didalam buku ini ialah percobaan dasar
yang harus dikuasai mahasiswa secara baik. Materi yang dipraktikumkan meliputi skrining
fitokimia; cara-cara mengisolasi senyawa yang terdapat didalam tumbuhan, antara lain:
ekstraksi metode maserasi, ekstraksi dengan alat perkolasi, ekstraksi dengan menggunakan
alat soklet dan melakukan hidrolisis dengan alat refluks; melakukan pemisahan dan
identifikasi menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) dan kromatografi kertas (KKt) serta
melakukan isolasi dan pemisahan senyawa kimia dari bahan alam menggunakan kromatografi
kolom dan kromatografi cair vakum. Didalam buku penuntun ini juga dilengkapi dengan
laporan hasil / data praktikum dari setiap praktikum yang sudah dikerjakan oleh masing-
masing mahasiswa ,selain itu juga dilengkapi dengan beberapa gambar yang menarik serta
latihan yang menyangkut praktukim sehingga diharapkan mahasiswa Program Studi Farmasi
Klinis FK UNPRI dapat lebih memahami dan menambah pengetahuan mengenai seluruh isi
materi praktikum yang dikerjakan.
Kami menyadari buku penuntun ini masih jauh dari sempurna sehingga saran dan
kritik yang konduktif sangat kami harapkan dengan senang hati. Akhir kata kami ucapkan
terimakasih semoga penuntun ini bermanfaat bagi yang menggunakannya.
1. Pendahuluan
Skrining Fitokimia atau disebut juga penapisan fitokimia merupakan uji pendahuluan
dalam menentukan golongan senyawa metabolit sekunder yang mempunyai aktivitas biologi
dari suatu tumbuhan.skrining fitokimia tumbuhan dijadikan informasi awal dalam
mengetahui golongan senyawa kimia yang terdapat didalam suatu tumbuhan.dalam
percobaan ini ,skrining fitokimia dilakukan dengan memakai sejumlah tertentu bahan
tumbuhan segar menggunakan pelarut yang sesuai untuk mengisolasi senyawa kimia tertentu
berdasarkan kelarutannya kemudian menggunakan pereaksi2 tertentu sehingga dapat
diketahui golongan senyawa kimia yang terdapat pada tumbuhan tersebut.
Uji skrining fitokimia bersifar kimiawi ,tetapi untuk mengetahui adanya minyak atsiri
dalam suatu tumbuhan dapat juga diperiksa secara mikroskopik yaitu dengan melihat apakah
terdapat kelenjer-kelenjer minyak atsiri atau rambut-rambut kelenjer yang mengandung
minyak atsiri ,misalnya terdapat pada familia labiatae dan asteraceae.sebenarnya ,dengan
mengetahui sistematika suatu tumbuhan sudah dapat dibuat dugaan mengenai senyawa apa
yang terkandung didalam suatu tumbuhan karena banyak famili tumbuhan memiliki
kandungan senyawa yang khas ,misalnya famili solanaceae mengandung alkaloid tropan
famili Rubiaceae mengandung alkaloid golongan purin dan sebagainya.
2. Manfaat Percobaan
Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini adalah dapat digunakan sebagai informasi
awal kandungan metabolit sekunder bahan tumbuhan yang mempunyai aktivitas
biologis.selain itu,praktikum diharapkan dapat melakukan sendiri skrining fotokimia untuk
keperluan penelitian,khususnya penelitian tugas akhir terhadap bahan tumbuhan yang didiga
mempunyai aktivitas biologis.
3. Prosedur Percobaan
3.1 Skrining Fitokimia Golongan Alkaloid
Bahan : daun kecubung ( Datura Metel L.)
Prosedur :
Ditimbang 500 mg serbuk simplisia atau tumbuhan segar ,ditambahkan 1 ml asam klorida 2
N dan 9 ml air ,kemudian dipanaskan diatass penangas air selama 2 menit kemudian
didinginkan dan disaring .filtrat dipindahkan masing-masing 3 tetes kedalam spot plat atau
DATA MAHASISWA
Nama Praktikan :
Nim :
Kelas/Group :
Hari/Tgl .Percobaan :
HASIL PERCOBAAN
NO Golongan Senyawa Kimia Pereaksi Hasil Kesimpulan
1. Alkaloid
2. Glikosida
3. Glikosida Sianogenik
4. Glikosida Antrakuinon
5. Saponin
6. Tanin
7. Flavonoid
8. Triterpenoida
Nb: pada kolom kesimpulan, (+) : positif golongan senyawa kimia, (-) : tidak ada
DATA MAHASISWA
Nama Praktikan :
Nim :
Kelas/Group :
Hari/Tgl .Percobaan :
HASIL PERCOBAAN
NO Golongan Senyawa Kimia Pereaksi Hasil Kesimpulan
1. Alkaloid
2. Glikosida
3. Glikosida Sianogenik
4. Glikosida Antrakuinon
5. Saponin
6. Tanin
7. Flavonoid
8. Triterpenoida
Nb: pada kolom kesimpulan, (+) : positif golongan senyawa kimia, (-) : tidak ada
DATA MAHASISWA
Nama Praktikan :
Nim :
Kelas/Group :
Hari/Tgl .Percobaan :
HASIL PERCOBAAN
NO Golongan Senyawa Kimia Pereaksi Hasil Kesimpulan
1. Alkaloid
2. Glikosida
3. Glikosida Sianogenik
4. Glikosida Antrakuinon
5. Saponin
6. Tanin
7. Flavonoid
9. Steroida
Nb: pada kolom kesimpulan, (+) : positif golongan senyawa kimia, (-) : tidak ada
Medan,
Pengawas Praktikan Praktikan,
Tanggal acc :
(Nama lengkap dan tanda tangan ) (Nama lengkap dan tanda tangan)
1. Pendahuluan
Piperin ditemukan sebagai bahan aktif dan merupakan alkaloid yang
bertanggung jawab terhadap rasa pedas serta bau merica hitam.konsentrasi piperi
dalam merica hitam sekitar 5-9%. piperin juga digunakan dalam pengobatan
tradisional dan sebagai insejtisida. piperin merupakan senyawa amida basa lemah
dapat membentuk garam dengan asam meneler kuat.piperin bisa dihidrolisis
menggunakandengan KOH–etanolik yang akan menghasilkan kalium piperidinat dan
piperidin.senyawa amida (piperin) berupa kristal berbentuk jarum, berwarna kuning,
tidak berbau, tidak berasa, lama–kelamaan pedas, larut dalam metanol, asam cuka,
benzena dan kloroform. spesis tanaman piper banyak digunakan dalam pengobatan
tradisional sperti piper logum, piper ningrum L,. piper cubeca L., piper reftrofraktum
Vahl., dan piper betle L. piperin digunakan dalam pengobatan gonorrhea dan tinea
capitis. colic, diarroe, cholera, scarlatina, chronicgonnorhea dan tinie capitis.
piperidin yang terdapat dalam piperidin merupakan salah satu senyawa yang memiliki
aktivitas sebagai anti kanker (Amalia ,2008).
Sokletasi merupakan salah satu metode ekstraksi yang dilakukan dalam
sebuah alat yang disebut soklet. cairan penyari diisi pada labu, serbuk simplisia atau
bahan tumbuhan diisikan pada tabung yang sebelumnya serbuk atau bahan tumbuhan
telah dibungkus dengan kertas saring. cairan penyari dipanaskan hingga mandidih.
uap cairan penyari akan naik ke atas melalui pipa samping, kemudian akan
terkondensasi oleh pendingin tegak. setelah terjadi kondensasi uap akan berubah
menjadi cairan dan cairan akan turun ke labu melalui tabung yang berisi bahan
tumbuhan. cairan penyari akan merendam beberapa saat bahan tumbuhan sehingga
akan melarutkan zat aktif bahan tumbuhan .adanya sifon pada bagian alat, maka
setelah cairan penyari mencapai permukaan sifon, seluruh caitran penyari yang ada
dalam tabung sampel (bahan tumbuhan) warnanya jernih atau hampir sama dengan
warna cairan penyari.
2. Manfaat percobaan
Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini adalah diharapkan praktikan dapat
mengisolasi ,mengidentifikasi dan melakukan pemisahan senyawa kimia piperin pada
tumbuhan lain yangbdiduga mengandung senyawa kimia piperin.pada percobaan ini
DATA MAHASISWA
Nama Praktikan :
Nim :
Kelas/Group :
Hari/Tgl .Percobaan :
HASIL PERCABAAN
Waktu yang dibutuhkan 1 siklus :
Jumlah bahan yang diekstraksi :
Jumlah piperin Hasil Isolasi :
Organoleptis Piperin Hasil Isolasi :
Medan ,
Pengawas Praktikan Praktikan,
Tanggal acc :
(Nama lengkap dan tanda tangan ) (Nama lengkap dan tanda tangan)
1. Pendahuluan
Kromatografi digunakan untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponen-
kompenennya. kromatografi merupakan teknik pemisahan campuran berdasarkan
perbedaan kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu. pada
kromatografi, komponen- komponennya akan dipisahkan antara dua fase yaitu fase
diam dan fase gerak. fase diam akan menahan komponen campuran sedangkan fase
gerak akan melarutkan zat komponen campuran.komponen yang mudah tertahan pada
fase diam akan tertinggal. sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak
akan bergerak lebih cepat. pada kromatografi lapis tipis, fase diam berupa padatan dan
fase gerak berupa cairan. fase gerrak mengalir melalui fase diam dan membawa
komponen-komponen yang terdapat dalam campuran. komponen –komponen yang
berbeda bergerak pada laju yang berbeda (Haqiqi,2008).
2.Manfaat Percobaan
Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini adalah diharapkan praktikan dapat
mengisolasi ,mengidentifikasi dan melakukan pemisahan golongan senyawa kimia
alkaloida pada tumbuhan lain yang diduga mengandung golongan senyawa kimia
alkaloida.pada percobaan ini ,proses isolasi alkaloid dari daun kecubung
menggunakan metode ekstraksi cair- cair menggunakan pelarut organik ,sehingga
diharapkan praktikan dapat mengetahui prinsip kerja metode ekstraksi cair-cair dan
melakukan isolasi /ekstraksi menggunakan metode ekstraksi cair-cair serta dapat
memilih pelarut berdasarkan kepolaran pelarut dan senyawa yang akan diisolasi dari
bahan tumbuhan lainnya.
2. Prosedur Percobaan
Bahan Percobaan : daun Kecubung
Prosedur :
DATA MAHASISWA
Nama Praktikan :
Nim :
Kelas/Group :
Hari/Tgl .Percobaan :
HASIL PERCOBAAN
Warna dan harga Rf sebelumnya :
visualisasi
Gunakan kertas karkil (ukuran 2x 10 cm ) untuk gambar kromatografi hasil KLT dibawah ini.
Kromatografi sebelum Kromatografi hasil uv , Kromatografi hasil
Visualisasi Panjang gelombang :...nm visualisasi LP:
...........................
Ket .warna :
Medan ,
Pengawas Praktikan Praktikan,
Tanggal acc :
(Nama lengkap dan tanda tangan ) (Nama lengkap dan tanda tangan)
1. Pendahuluan
Disogenin (saponin steroid ) merupakan senyawa yang sangat bermanfaat untuk
mengontrol hiperkoleterolemia dengan menghambat absorbsi kolestrol dan
meningkatkan sekresi koletrol.matsui et al.(2006) mengatakan bahwa saponin dari
daun teh yang diekstrak mempunyai aktivitas hiperkoletrololemia dengan menekan
peningkatan level koletrol serum pada tikus yang di induksi hiperkoletrololemia dan
meningkatkan ekresi kolestrol melalui feses .saponin dari ekstrak daun teh pada
percobaan in vitro ,dapat menghambat inkorporasi koletrol menjadi micelles dan
menghambat absorbsinya dalam usus halus ( Sumber : suharti et al.,2008).
Reflluks merupakan salah satu ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya
pendingin balik (Depkes ,1986;Ditjen POM,2000).
2. Manfaat Percobaan
Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini adalah diharapkan praktikan dapat
mengisolasi ,mengidentifikasi dan melakukan pemisahan disogenin pada tumbuhan
lain yang diduga mengandung senyawa kimia disogenin.pada percobaan ini ,proses
isolasi disogenasi dari rimpang pacing menggunakan metode ekstraksi alat
refluks.sehingga diharapkan praktikan dapat mengetahui prinsip kerja alat refluks dan
melakukan isolasi /ekstraksi menggunakan alat refluks untuk bahan tumbuhan
lainnya.
DATA MAHASISWA
Nama Praktikan :
Nim :
Kelas/Group :
Hari/Tgl .Percobaan :
HASIL PERCOBAAN
Warna dan harga Rf sebelumnya :
visualisasi
Gunakan kertas karkil (ukuran 2x 10 cm ) untuk gambar kromatografi hasil KLT dibawah ini.
Kromatografi sebelum Kromatografi hasil uv , Kromatografi hasil
visualisasi Panjang gelombang :...nm visualisasi LP:
...........................
Ket .warna :
Medan ,
Pengawas Praktikan Praktikan,
Tanggal acc :
(Nama lengkap dan tanda tangan ) (Nama lengkap dan tanda tangan)
1. Pendahualuan
Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (essential oil
volatile) yang merupakan salah satu hasil metabolisme tanaman.bersifat mudah menguap
pada suhu kamar ,mempunyai rasa getir ,serta berbau wangi sesuai dengan bau tanaman
penghasilnya.minyak asiri larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air.beberapa
jenis minyak atsiri mampu bertindak sebagai nahan terapi (aromaterapi) atau bahan obat
suatu jenis penyakit.fungsi minyak atsiri sebagai obat tersebut disebabkan adanya bahn aktif,
sebagai contoh bahan anti radang ,hepatorotektor,analgetik,anastetik,antiseptik ,psikoaktif
dan anti bakteri (Arniputri et al.,2007).
Minyak atsiri terkandung dalam berbagai organ ,seoerti didalam rambut kelenjer
(pada famili Libiatae) ,didalam sel-sel parenkim (misalnya famili Piperaceae) ,didalam
rongga-rongga skizogen dan lisigen (pada famili pinaceae dan rutaceae).minyak atsiri dapat
terbentuk langsung oleh protoplasma akibat adanya peruraian lapisan resin dari dinding sel
atau oleh hidrolisis dari glikosida tertentu .isolasi minyak atsiri dapat dilakukan dengan
bebraopa cara yaitu, 1( penyulingan (destilation) ,2) pengepresan (pressing), 3) ekstraksi
dengan pelarut menguap (solvent extraction ) ,4) ekstraksi dengan lemak.
Ekstraksi merupakan proses penarikan kandungan kimia yang dapat lariut sehingga
terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair.cara ekstraksi yang tepat tergantung
pada bahn tumbuhan yang diekstraksi dan jenis senyawa yang diisolasi (Ditjen
POM,2000;Gritter ,1991).salah satu metode ekstraksi adalah maserasi yaitu proses ekstraksi
menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur
ruangan.keuntungan ekstraksi dengan cara maserasi adalah pengerjaan dan peralatan yang
digunakan sederhana ,sedangkan kerugiannya yaitu cara pengerjaanya lama dan
penyaringannnya kurang sempurna (Depkes ,1986; Ditjen POM,2000).
2. Manfaat Percobaan
Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini adalah diharapkan praktikan dapat
mengisolasi ,mengidentifikasi dan melakukan pemisahan minyak menguap/minyak atsiri
pada tumbuhan lain yang diduga mengandung minyak menguap /minyak atsiri.pada
percobaan ini ,proses isolasi minyak menguap/minyak atsiri dari tumbuhan famili Rutaceae
dan Zingiberaceae menggunakan metode ekstraksi maserasi ,sehingga diharapkan praktikan
3. Prosedur Percobaan
Bahan percobaan :rimpang temu hitam ,rimpang lempuyang ,daun nilam,daun sirih
,batang sereh.
Prosedur :
Ditimbang 1 gr bahn tumbuhan segar/kering yang sudah dihaluskan /diserbuk,ditambahkan
10 ml etanol ,diekstraksi dengan metode maserasi selama 30 menit sambil dikocok kemudian
disaring ,filtrat yang diperolehn mengandung minyak atsiri.
Identifikasi minyak atsiri dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Fase diam /adsorben :plat pra lapisan silika GF254
Fase gerak /pelarut pengembang : campuran dari n-Heksan –etilasetat 8:2/7:3) dalam 5 ml
Penampakan noda /bercak : LP vanilin –H2SO4,anisaldehid
Prosedur KLT sama pada oercobaan V (isolasi alkoloida dari daun kecubung)
DATA MAHASISWA
Nama Praktikan :
Nim :
Kelas/Group :
Hari/Tgl .Percobaan :
HASIL PERCOBAAN
Warna dan harga Rf sebelumnya :
visualisasi
Gunakan kertas karkil (ukuran 2x 10 cm ) untuk gambar kromatografi hasil KLT dibawah ini.
Kromatografi sebelum Kromatografi hasil uv , Kromatografi hasil
Visualisasi Panjang gelombang :...nm visualisasi LP:
...........................
Ket .warna :
Medan ,
Pengawas Praktikan Praktikan,
Tanggal acc :
(Nama lengkap dan tanda tangan ) (Nama lengkap dan tanda tangan)
Keterangan /catatan /saran/tugas tambahan (pengawas praktikum) :
(bila perlu)
1. Pendahuluan
Antosianin (salah satu golongan senyawa kimia flavonoid) merupakan warna yang
paling penting dan paling tersebar luas dalam tumbuhan.pigmen yang berwarna kuat
dengan larut dalam air ini adalah penyebab hampir semua warna merah jambu ,merah
marak,ungun,dan biru dalam daun,bunga dan buah pada tumbuhan tinggi.secara kimia
semua antosianin merupakan turunan suatu struktur aromatik tunggal yaitu
sianidin,dan semuannya terbentuk dari pigmen sianidin ini dengan penambahan atau
pengurangan gugus hidroksil atau dengan metilasi atau glikosilasi.
2. Manfaat Percobaan
Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini adalah diharapkan praktikan dapat
mengisolasi ,mengidentifikasi dan melakukan pemisahan senyawa kimia antosiani
pada tumbuhan lain yang yang diduga mengandung senyawa kimia antosianin.pada
percobaan ini, proses identifikasi dan pemisahan antosianin dari corolla bunga
berwarna menggunakan teknik Kromatografi Kertas (KLT) ,sehingga diharapkan
praktikan dapat mengetahui prinsip kerja teknik kromatografi kertas dan melakukan
identifikasi serta pemisahan antosianin menggunakan kromatografi kertas untuk
bahan tumbuhan lain.
BAW/BAA Bu-HCL 2M
HCL 1%
1.Monoglikosida : 44 38 14
Pelargonidin 3-glukosida 38 25 07
Sianidin 3-glikosida 38 15 06
Malvin 3-glikosida
2.diglikosida
Pelarginin 3,5 –diglikosida 31 37 23
Sianidin 3- rhamnosilglukosida 37 25 19
Peonidin 3,5 –diglikosida 31 10 17
Delpinidin 3,5 -diglikosida 15 03 08
3.trigliserida :
Sianidin 3 rhamnosilglukosida 5- 25 08 36
Glukisida
Sianidin 3- (2- glukodirrhamnosilglukosida 26 11 61
Catatan : salah satu faktor utama yang ikut menentukan harga Rf ialah jumlah gula yang
terikat dalam molekuler antosiani n ,dimana bertambahnya glikosida akan menurunkan harga
Rf pada fase gerak BAW/BAA dab Bu-HCL ,tetapi manaikkan harga Rf pada fase garak
larutan HCL !% ,mengapa?
Jawab :
Nilai :
DATA MAHASISWA
Nama Praktikan :
Nim :
Kelas/Group :
Hari/Tgl .Percobaan :
HASIL PERCOBAAN
Warna dan harga Rf sebelumnya :
visualisasi
Medan ,
Pengawas Praktikan Praktikan,
Tanggal acc :
(Nama lengkap dan tanda tangan ) (Nama lengkap dan tanda tangan)
Keterangan /catatan /saran/tugas tambahan (pengawas praktikum) :
(bila perlu)
1. Pendahuluana
Kromatografi cair vakum (kcv) pertama kali diperkenalkan oleh para ilmuwan
dari Australia untuk mengatasi waktu yang dibutuhkan untuk separasi menggunakan
kolom kromatografi klasik. Pada dasarnya metode ini adalah kromatografi lapis tipis
preparatif yang berbentuk kolom. Aliran fase gerak dalam metode ini diaktifkan
dengan bantuan kondisi vakum (Coll and Bowden, 1986). Kromatografi cair vakum
pada awalnya digunakan untuk separasi senyawaan steroid dan produk-produk natural
dari laut (Target et ag, 1979). Kromatografi cair vakum terdiri dari suatu corong
Buncher yang memiliki kaca masir. Corong buncher ini diisi dengan fase diam yang
tingkat kehalusannnya seperti yang umumnya dipakai dalam kromatografi lapis tipis
(70-230 mesh). Corong buncher yang berisi fase diam ini digunakan dalam kondisi
vakum/bertekanan, yang berakibat pada kemampuan yang dihasilkan oleh
kromatografi cair vakum akan sama dengan kromatografi gravitasi namun diperlukan
waktu yang lebih singkat (target et al, 1979). Cara asli yang diperkenalkan oleh Coll
menggunakan corong Buncher kaca masir atau kolom pendek, sedangkan target
menggunakan kolom yang lebih panjang untuk meningkatkan daya pisah (Hostettmen
et al, 1986). Kolom kromatografi dikemas kering dalam keadaan vakum agar
diperoleh kerapatan yang maksimum. Dvakum dihentikan, pelarut yang kepolarannya
rendah dituangkan kepermukaan penjerap lalu di vakumkan kembali. Kolom dihisap
sampai kering dan sekarang siap di pakai. Cuplikan, dilarutkan dalam pelarut yang
cocok dimasukkan langsung pada bagian atas kolom atau pada lapisan prapenjerap
dan dihisap perlahan-lahan kedalam kemasan dengan memvakumnya, kolom, dielusi
dengan campuran pelarut yang cocok, mulai dengan pelarut yang kepolarannya
rendah lalu kepolaran ditingkatkan perlahan lahan, kolom di hisap sampai keering
pada setiap pengumpulan fraksi. Berbeda dengan metode yang menggunakan tekanan
pda bagian atas kolom untung meningkatkan laju aliran, mengubah kolom (mengubah
pelarut dan sebagainya) mudah karena kepala kolomberada dalam tekanan atmosfer
(Hostettman et al, 1986). Kromatografi cair vakum dapat digunakan untuk fraksinasi
dan memurnikan fraksi (Muhtadi,2008) (sumber: Adriana,2009).
3. Prosedur Percabaan
Bahan percobaan : ekstrak etanol tumbuhan
Prosedur :
Kolom yang dipakai adalah corong Buncher yang didasarkan terdapat kaca masir,
kolom dikemas kering. Pada dasar kolom dilapisi dengan kertas saring kemudian
dimasukkan silika gel 60 sampai terisi 2/3 bagian dari kolom. Vakum dijalankan,
dituang ketas kolom larutan yang non polar (n-Heksana), vakum dijalankan lagi
sampai silika yang ada dalam corong memadat. Ekstrak n-heksana dari tumbuhan
yang akan di KCV, dilarutkan sedikit dengan pelarutnya, kemudian ditambahkan
silica gel 60, diaduk sampai kering (serbuk), kemudaian ditaburkan diatas kolom yang
sudah selesai dikemas tadi, untuk memperoleh kerapatan kemasan yang maksimum
vakum dijalankan lagi dan diatasnya diletakkna kertas saring. Pelarut dituangkan ke
ataspermukaan kertas secara perlahan dimulai dari pelarutyang memiliki kepolaran
rendah (non polar) hingga kepolaran yang tinggi (polar). Perbandingan pelarut yang
di pakai (dibuat dalam 30 ml):
n- : 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
heksana
etilasetat : 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Terakhir, dipakai pelarut/fase gerak metanol (30 ml)untuk menarik senyawa yang
masih tertinggal.
Prosedur KLT (Sama Dengan Prosedur Percobaan V Isolasi Alkaloid Dari Daun
Kecubung)
Chamber dijenuhkan dengan pelarut pengembang, caranya 2/3 bagian dari chamber dilapisi
kertas saring. Dimasukkan pelarut pengembang kedalamnya, chamber dikatakan jenuh
apabila selurh kertas saring telah basah oleh pelarut pengembang (dicatat waktu jenuh
chamber oleh uap fase gerak). Ditotolkan fraksi-fraksi hasil KCV dengan diantaranya lebih 1
cm (titik penotolan : 2cm dari batas bawah) pada plat KLT (bentuk noda atau pita) sampai
plat KLT jenuh oleh larutan masing-masing fraksi, diamkan plat KLT selama ± 15 menit,
kemudian plat KLT dimasukkan kedalam chamber yang sudah jenuh. Noda dari titik
penotolan akan merambat sampai garis batas pengembangan (catat/ukur batas pengembanga)
(batas pengembangan : 0,5 cm dari batas atas), dikeluarkan plat KLT lalu dikeringkan.
Disemprot plat KLT dengan larutan penampak bercak, diamati noda yang terjadi, dihitung
harga Rf nya.
DATA MAHASISWA
Nama prktikan :
NIM :
Kelas/group :
Hari/tgl.percobaan :
HASIL PERCOBAAN :
Warna dan harga Rf sebelum :
Visualisasi
Medan, 2017
Pengawas Praktikum, Praktikan,
Tanggal acc :
( ) ( )
Nama lengkap dan tanda tangan nama lengkap dan tanda tangan
1. Pendahuluan
Kromatografi adalah proses pemisahan yang tergantung pada perbedaan
distribusi campuran komponen antara fase gerak dan fase diam. Fase diam dapat
berupa pembentukan kolom dimana fase gerak dibiarkan untuk mengalir
(kromatografi kolom) atau berupa pembentukan lapis tipis dimana fase gerak
dibiarkan naik berdasarkan kapilaritas (kromatografi lapis tipis). Perlu diperhatikan
bahwa senyawa yang berbeda memiliki koefisien partisi yang berbeda antara fase
gerak dan diam. Senyawa yang berinteraksi lemah dengan fase diam akan bergerak
lebih cepat melalui sistim kromatografi. Senyawa dengan interaksi yang kuat dengan
fase diam akan bergerak sangat lambat. Solven murni atau sistem solven tunggal
dapat digunakan untuk mengelusi semua komponen. Selain itu, sistem gradient solven
juga digunakan. Pada elusi gradient, polaritas sitem solven ditingkatkan secara
perlahan dengan meningkatkan konsetrasi solven ke yang lebih polar. Pemilihan
solven eluen tergantung padaa jenis absorerben yang digunakan dan kemurniaan
senyawa yang dipisahkan. Solven harus mempunyai kemurnian yang tinggi (Novianti,
2010).
2. Manfaat percobaan
Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini adalah diharapkan praktikan dapat
mengisolasi, mengidentifikasi dan melakukan pemisahan senyawa kimia tumbuhan
secara kromotografi kolom graviti (KK) serta menginterpretasi kromotogram yang
dihasilkan kromatografi kromoto graviti (KK).
3. Prosedur percobaan
Bahan percobaan : Ekstra n-heksana Tumbuhan
Prosedur :
Pengemasan kolom metode basah :
Dilakukan pengemasan kolom secara basah terlebih dahulu gelas wool/kapas di
rendam dalam pelarut sampai bebas dari gelembung udara, dimasukkan kebagian
bawah dari kolom (sebagai filter), kemudian dimasukkan fasea gerak dan dibiarkan
DATA MAHASISWA
Nama prktikan :
NIM :
Kelas/group :
Hari/tgl.percobaan :
Pertanyaan: berapa fraksi yang diperoleh dari hasil kromatografi kolom graviti ?
Isilah titik dibawah ini, analis kromatogram hasil Kromatografi kolom gravit, dengan
kromatografi lapis tipis :
Fase diam : plat pra lipis silika gel GF 254 ukuran 20x20 cm
Fase gerak :
Penampak noda/visualisasi : LP asam sulfat 50% dalam metanol (pa) dengan pemanasan
Mengapa dipilijh penampak noda tersebut di atas ?
Alasan
Medan, 2017
Pengawas Praktikum, Praktikan,
( ) ( )
Nama lengkap dan tanda tangan Nama lengkap dan tanda tangan
1. Pendahuluan
Herba Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) merupakan salah satu
tanaman obat yang paling banyak dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisonal. Data
pustaka menyebutkan kendungan kimia berupa diterpen lakton dan flavonoid.
Kandungan kimia utama dari herba ini adalah andrografolida yang mempunyai sifat
sukar larut dalam air dan rasa sangat pahit.
Berbagai penelitian diketahui bahwa andrografolida mempunyai berbagai efek
farmakologi antara lain sebagai imunostimulan pada tikus, mempunyai aktivitas
hepatoprotektif terhadap metabolit galaktossamin, paracetamol dan karbon
tetraklorida yang bersifat toksik pada hepar tikus secara in vitro, antimalaria dan
sebagai anti kanker yaitu aktivitas menginduksi deferensiasisel myeloid leeukimia
(Suharmiati dan Handayani,2001).
Banyak tanaman yang memiliki potensi dalam bentuk tepung, ekstrak atau
minyak atsirisebagai pengendali patoge, diantaranya tanaman kunyit (Curcuma
domestica) (Syamsudin,2003:5). Beberapa penelitian secara in vitro, membuktikan
bahwa senyawa aktif dalam rimpang kunyit mampu menghambat pertumbuhan jamur,
virus dan bakteri baik gram positif maupun gram negatif seperti Escherchia coli,
klebsiela pneumoniae dan Staphylococcus aereus (hidayati,2002 :43). Beberapa
kandungan kimia rimpang kunyit yang telah diketahui, yaitu minyak atsiri sebanyak
6% yang terdiri dari golongan senyawa monoterpen dan sesquiterpen (meliputi
zingiberen,alfa dan beta-turmerone), zat warna kuning yang disebut curcuminoid
sebanyak 5% (meliputi curcumin 50-60%,monodesmetoksicurcumin dan
bidesmetoksicurcumin), protein, fosfor, kalium, besi dan vitamin C (Didinkaem, 2007
: 1).
2. Manfaat percobaan
Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini adalah praktikan diharapkan dapat
memisahkan senyawa kimia dari bahan alam (tumbuhan) menggunakan kromatografi
lapis tipis (KLT).
Prosedur :
Chamber dijenuhkan dengan pelarut pengembang, caranya 2/3 bagian dari chamber
dilapisi kertas saring. Dimasukkan pelarut pengembang kedalamnnya,chamber
dikatakan jenuh apabila seluruh kertas saring telah basah oleh pelarut pengembang
(dicatat waktu jenuh chamber oleh uap fase gerak ). Ditotolkan larutan ekstrak yang
mengandung alkaloida kasar (titik penontolan : 1,5 cm dari batas bawah) pada plat
KLT (bentuk noda dan pita) sampai plat KLT jenuh oleh larutan ekstrak, diamkan plat
KLT selama ± 15 menit, kemudian plat KLT dimasukkan kedalam chamber yang
sudah jenuh. Noda dari titik penotolan akan merambat sampai ke garis batas
pengembangan (catat/ukur batas pengembang) (batas pengembang : 0,5 cm dari
batas atas) , dikeluarkan plat KLT lalu dikeringkan. Disemprot plat KLT dengan
larutan penampak bercak, diamati noda yang terjadi, dihitung harga Rf nya.
DATA MAHASISWA
Nama prktikan :
NIM :
Kelas/group :
Hari/tgl.percobaan :
Ket warna :
HASIL PERCOBAAN :
Warna dan harga Rf sebelum :
Visualisasi
Keterangan warna :
Medan, 2017
Pengawas Praktikum, Praktikan,
( ) ( )
Nama lengkap dan tanda tangan Nama lengkap dan tanda tangan
Keterangan/Catatan/Saran/Tugas Tambahan (pengawas Praktikum) :
(bila perlu)