Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM HAYATI

IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER


“Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder ( alkaloid, flavonoid, terpenoid, fenolik) pada
Ekstrak Buah Mahkota Dewa’’

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Desy Kurniawati, S.Pd., M.Si.

Dr. Eng. Okta Suryani, S.Pd., M.Sc.

KELOMPOK 4

RAHMINAWATI 20035084
RAINY SETIA NINGSIH 20035085
RIZMA ELFIZA 20035087
SALSABILA PRARAZUWA 20035088

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN


KIMIA DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
Identifikasi Matabolit Sekunder pada Daun Mahkota Dewa dengan Ekstraksi Maserasi
A. Tujuan Praktikum

1. Untuk memiliki keterampilan melakukan maserasi

2. Untuk memiliki keterampilan melakukan uji dengan kromatografi lapis tipis

3. Untuk melakukan uji fitokimia melihat kandungan kimia yang ada pada bahan
organik

B. Waktu dan Tempat Praktikum

Hari/Tanggal : … Desember 2022


Pukul : 07-00 s/d 09.40 WIB
Tempat : Laboratorium Kimia Organik

C. Teori Dasar

Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai
obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Pengertian berkhasiat obat adalah
mengandung zat aktif yang berfungsi mengobati penyakit tertentu atau jika tidak
mengandung zat aktif tertentu tapi mengandung efek resultan/ sinergi dari berbagai zat
yang berfungsi untuk mengobati.

Salah satu tanaman yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat dan mempunyai
banyak khasiat adalah mahkota dewa. Mahkota dewa merupakan tanaman yang hidup di
daerah tropis. Daun dan buah tumbuhan mahkota dewa merupakan tanaman obat.
(Dalimartha dalam Albinur, 2011).

Mahkota dewa sebagai obat asli Indonesia banyak digunakan untuk berbagai
macam penyakit. Secara empirik, sebagian masyarakat menggunakan mahkota dewa untuk
berbagai pengobatan tradisional antara lain untuk penyakit asam urat dan rematik, sakit
ginjal maupun untuk penyakit ringan (seperti eksim, jerawat). Mahkota dewa bisa
digunakan sebagai obat, dengan cara dimakan atau diminum, dan sebagai obat luar dengan
cara dioleskan atau dilulurkan, dalam pengobatan bagian tanaman yang diperlukan adalah
batang, daun, dan buah. Dalam pengobatan tradisional, buah mahkota dewa telah
dilaporkan berguna sebagai obat yang efektif terhadap diabetes, kanker, asam urat,
kolesterol tinggi, dan gangguan ginjal.

Senyawa metabolit sekunder diproduksi oleh tumbuhan salah satunya untuk


mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan seperti suhu,
iklim, maupun gangguan hama dan penyakit tanaman (Lenny dalam Sovia, 2006).
Senyawa metabolit sekunder ini dikelompokkan menjadi beberapa golongan berdasarkan
stuktur kimianya yaitu alkaloid, flavonoid, steroid, tanin, saponin, antrakuinon dan
terpenoid.

Uji fitokimia untuk tanaman obat sangat diperlukan, biasanya uji fitokimia
digunakan untuk merujuk pada senyawa metabolit sekunder yang ditemukan pada
tumbuhan yang tidak digunakan atau dibutuhkan pada fungsi normal tubuh. Namun
memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peranan aktif bagi
pencegahan penyakit (Sudarma dalam Rohyami, 2008).

Tumbuhan yang mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid, alkaloid,


terpenoid, vitamin C, dan vitamin E merupakan bahan baku yang berpotensi sebagai
antioksidan alami (Purwanto dkk., 2017). Golongan senyawa yang mengandung
antioksidan dapat berpotensi dijadikan sebagai minuman dan makanan fungsional
(Sukainah dkk., 2017). Salah satu cara untuk menghilangkan rasa pahit pada buah mahkota
dewa sehingga dapat digunakan sebagai teh fungsional yaitu dengan menambahkan daun
stevia (Yulianti dan Arijana, 2016).
D. Alat dan Bahan
Alat :

1. Satu set alat evaporator

2. Tabung reaksi 5 buah

3. Labu ukur 50 mL 2 buah

4. Timbangan analitik 1 buah

5. Cawan porselen 1 buah

6. Pipet tetes 1 buah

7. Alu dan lumpang 1 buah

8. Spatula 1 buah

9. Kaca arloji 2 buah

10. Batang pengaduk 1 buah

11. Botol semprot

12. Penangas

13. Pipet volum

14. Botol reagen

15. Rak tabung reaksi

Bahan :

1. Buah mahkota dewa

2. Aquades

3. FeCl3 1%

4. Pereaksi meyer
5. HCl pekat

6. H2SO4 pekat

7. Methanol 70%

8. Plat Silica gel


9. kloroform 9,5 mL: metanol 0,5 mL.

10. Etanol

11. serbuk Mg

E. Prosedur Kerja
Cara kerja Hasil pengamatan
1. Reagen FeCl3 1 % 50 mL
Gelas Kimia
 Masukkan 8,125 gram FeCl3

 Larutkan dengan sedikit


aquades

 Masukkan ke dalam labu


ukur dengan ukuran 50 ml
dan tambah aquades sampai
tanda batas
 Homogenkan

 Pindahkan ke botol reagen


Hasil
2. Pereaksi Meyer
Gelas kimia (larutan pertama)
 (+) 1,358 g HgCL2

 (+) 60 ml akuades
Homogenkan

Gelas kimia (larutan kedua)


 (+) 5 g KI

 (+)10 ml akuades
Homogenkan

Tuangkan larutan yang pertama


kedalam larutan yang kedua,
diencerkan dengan menggunakan
aquades sampai batas 100 ml.
3. Preparasi sampel
Buah mahkota dewa
 Dicuci bersih dan diambil
daging buah

 Dipotong tipis-tipis
kemudian dikeringkan
 Dihaluskan menggunakan
blender
Serbuk sampel
4. Ekstraksi maserasi
Serbuk sampel
 Ditimbang sebanyak 250 gr
 Dimaserasi menggunakan
pelarut metanol 2 L selama
24 jam
 Disaring dengan kertas
saring
Ekstrak metanol
5. Evaporasi
Ekstrak metanol
 Masukkan ke dalam cawan
porselen

 Masukkan cawan porselen


ke dalam penangas dan
dipanaskan dengan suhu
64°C
Ekstrak methanol pekat
6. Uji Kromatografi Lapis Tipis
Plat Silica gel
 Siapkan plat silica gel
dengan ukuran 1 cm x 5 cm.

 Beri batas bawah 1 cm dan


batas atas 1 cm pada plat
silica gel

 Totolkan 1 kali larutan


ekstrak pekat buah mahkota
dewa menggunakan pipa
kapiler di tengah garis batas
bawah
 Masukkan ke dalam
chamber yang berisikan
campuran kloroform 9,5 mL:
metanol 0,5 mL.
 Pastikan memasukkan plat
silica gel serata mungkin
agar proses elusi merata.

 Tunggu sampai eluen


mencapai garis batas atas
plat silica gel.
 Keringkan plat silica gel
 Letakkan di bawah lampu
UV
Hasil
7. Uji fitokimia
a. Uji alkaloid
Tabung reaksi
 (+) 1 mL ekstrak
 (+) 3 mL kloroform

 (+) 3 tetes pereaksi Meyer


Endapan putih
b. Uji flavonoid
Tabung reaksi
 (+) 1 mL ekstrak
 (+) 3 mL etanol

 dipanaskan sampai larut


 (+) 5 gr serbuk Mg dan 3
tetes HCl pekat.
Terbentuknya warna kuning, jingga
atau merah
c. Uji terpenoid
Tabung reaksi
 (+) 1 mL ekstrak
 (+) 3 mL kloroform

 (+) 5 mL larutan H2SO4


pekat melalui dinding tabung
reaksi.
terbentuknya warna cokelat
kemerahan
d. Uji fenolik
Tabung reaksi
 (+) 1 mg ekstrak

 (+) 1 mL FeCl3 1%.

Terbentuknya warna hitam kebiruan


DAFTAR PUSTAKA

Agustina, W., Nurhamidah., & Handayani, D., 2017. Skrining Fitokimia dan Aktivitas
Antioksidan Beberapa Fraksi Dari Kulit Batang Jarak (Ricinus communis L.).
Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia. 1(2), 117-122.

Arjadi, I., & Mustofa. 2017. Ektrak Daging Buah Mahkota Dewa Meregenerasi Sel Pulau
Langerhans Pada Tikus Putih Diabetes. Biogenesis. 5(1), 27-33.

Artanti, A.N., & Lisnasari, R., 2018. Uji Aktivitas Antioksidan Ektrak Ethanol Daun
Family Solanum Menggunakan Metode Reduksi Radikal Bebas DPPH. Journal of
Pharmaceutical Science and Clinical Research. (02), 62-69.

Candrarisna, M., & Kurnianto, A., 2018. Aktivitas Ekstrak Kulit Mahkota Dewa (Phaleria
macrocarpa) Sebagai Teraupetik Diabetes Mellitus Terhadap Glukosa Darah,
Leukosit dan Hemoglobin pada Tikus yang Diinduksi Aloksan, Jurnal Ilmiah
Kedokteran Wijaya Kusuma. 7(1) 38-50.

Endarini, L. H. 2016. Farmakognisi dan Fitokimia. Badan Pengembangan dan


Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Jakarta.

Fiana, N., & Oktaria, D., 2016. Pengaruh Kandungan Saponin dalam Daging Buah
Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah,
MAJORITY. 5(4), 128-132.

Khotimah, K., 2016. Skrining Fitokimia Dan Identifikasi Metabolit Sekunder Senyawa
Karpain Pada Ekstrak Metanol Daun Carica pubescens Lenne dan K.Koch Dengan
LC/MS (Liqiud Chromatograph-tandem Mass Spectrometry), Skripsi. Malang,
Fakultas Sains Dan Teknologi, UIN.

Kumalaningsih, S. (2006). Antioksidan Alami Penangkal Radikal Bebas, Sumber


Manfaat, Cara Penyediaan dan Pengolahan. Surabaya: Trubus Agrisarana.

Ma’ruf, M. T., Setiawan, S., & Putra, B. P. D. (2017). Aktivitas Antibakteri Ekstrak Buah
Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa) Terhadap Staphylococcus aureus.
Interdental: Jurnal Kedokteran Gigi, 13(2), 16-23.
Mbaoji, F. N., Ezike, A. C., Nworu, C. S., Onyeto, C. A., Nwabunike, I. A., Okoli, I. C.,
& Akah, P. A., 2016. Antioxidant And Hepatoprotective Potentials Of
Stemonocoleus Micranthus Harms (Fabaceae ) Stem Bark Extract.

Munte, N., & Lubis, R., 2016. Skrining Fitokimia dan Antimikroba Ekstrak Daun
Kirinyuh terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli.
BIOLINK (Jurnal Biologi Lingkungan Industri Kesehatan), 2(2), 132-140.

Molyneux, P. 2004. The Use Of Stable Free Radical Diphenylpicrylhidrazyl (DPPH) For
Estimating Antoxidant Activity, Songklanakarin, J. Sci.Technol. 26 (2), 211-219.

Parwati, N.K.F., Napitupulu, N., & Diah, A.W.M., 2014. Uji Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore) Steenis) Dengan 1,1-
Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH) Menggunakan Spektrofotometri UV-VIS, Jurnal
Akademi Kimia. 3(4), 206-213.

Putri, A. A. S. & Hidajati, N. 2015. Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa Fenolik Ekstrak
Metanol Kulit Batang Tumbuhan Nyiri Batu (Xylocarpus moluccensis). Unesa
Journal of Chemistry, 4(1), 1–6.

Purwanto, D., Bahri, S., & Ridhay, A., 2017. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Buah
Purnajiwa (Kopsia arborea Blume.) Dengan Berbagai Pelarut, Jurnal Riset Kimia
Kovalen. 3(1), 24-32.

Anda mungkin juga menyukai