DOSEN PENGAMPU:
Dr. Desy Kurniawati, S.Pd., M.Si.
KELOMPOK 4
RAHMINAWATI 20035084
RAINY SETIA NINGSIH 20035085
RIZMA ELFIZA 20035087
SALSABILA PRARAZUWA 20035088
3. Untuk melakukan uji fitokimia melihat kandungan kimia yang ada pada bahan
organik
C. Teori Dasar
Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai
obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Pengertian berkhasiat obat adalah
mengandung zat aktif yang berfungsi mengobati penyakit tertentu atau jika tidak
mengandung zat aktif tertentu tapi mengandung efek resultan/ sinergi dari berbagai zat
yang berfungsi untuk mengobati.
Salah satu tanaman yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat dan mempunyai
banyak khasiat adalah mahkota dewa. Mahkota dewa merupakan tanaman yang hidup di
daerah tropis. Daun dan buah tumbuhan mahkota dewa merupakan tanaman obat.
(Dalimartha dalam Albinur, 2011).
Mahkota dewa sebagai obat asli Indonesia banyak digunakan untuk berbagai
macam penyakit. Secara empirik, sebagian masyarakat menggunakan mahkota dewa untuk
berbagai pengobatan tradisional antara lain untuk penyakit asam urat dan rematik, sakit
ginjal maupun untuk penyakit ringan (seperti eksim, jerawat). Mahkota dewa bisa
digunakan sebagai obat, dengan cara dimakan atau diminum, dan sebagai obat luar dengan
cara dioleskan atau dilulurkan, dalam pengobatan bagian tanaman yang diperlukan adalah
batang, daun, dan buah. Dalam pengobatan tradisional, buah mahkota dewa telah
dilaporkan berguna sebagai obat yang efektif terhadap diabetes, kanker, asam urat,
kolesterol tinggi, dan gangguan ginjal.
Uji fitokimia untuk tanaman obat sangat diperlukan, biasanya uji fitokimia
digunakan untuk merujuk pada senyawa metabolit sekunder yang ditemukan pada
tumbuhan yang tidak digunakan atau dibutuhkan pada fungsi normal tubuh. Namun
memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peranan aktif bagi
pencegahan penyakit (Sudarma dalam Rohyami, 2008).
8. Spatula 1 buah
12. Penangas
Bahan :
2. Aquades
3. FeCl3 1%
4. Pereaksi meyer
5. HCl pekat
6. H2SO4 pekat
7. Methanol 70%
10. Etanol
11. serbuk Mg
E. Prosedur Kerja
Cara kerja Hasil pengamatan
1. Reagen FeCl3 1 % 50 mL
Gelas Kimia
Masukkan 8,125 gram FeCl3
(+) 60 ml akuades
Homogenkan
(+)10 ml akuades
Homogenkan
Dipotong tipis-tipis
kemudian dikeringkan
Dihaluskan menggunakan
blender
Serbuk sampel
4. Ekstraksi maserasi
Serbuk sampel
Ditimbang sebanyak 250 gr
Dimaserasi menggunakan
pelarut metanol 2 L selama
24 jam
Disaring dengan kertas
saring
Ekstrak metanol
5. Evaporasi
Ekstrak metanol
Masukkan ke dalam cawan
porselen
Agustina, W., Nurhamidah., & Handayani, D., 2017. Skrining Fitokimia dan Aktivitas
Antioksidan Beberapa Fraksi Dari Kulit Batang Jarak (Ricinus communis L.).
Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia. 1(2), 117-122.
Arjadi, I., & Mustofa. 2017. Ektrak Daging Buah Mahkota Dewa Meregenerasi Sel Pulau
Langerhans Pada Tikus Putih Diabetes. Biogenesis. 5(1), 27-33.
Artanti, A.N., & Lisnasari, R., 2018. Uji Aktivitas Antioksidan Ektrak Ethanol Daun
Family Solanum Menggunakan Metode Reduksi Radikal Bebas DPPH. Journal of
Pharmaceutical Science and Clinical Research. (02), 62-69.
Candrarisna, M., & Kurnianto, A., 2018. Aktivitas Ekstrak Kulit Mahkota Dewa (Phaleria
macrocarpa) Sebagai Teraupetik Diabetes Mellitus Terhadap Glukosa Darah,
Leukosit dan Hemoglobin pada Tikus yang Diinduksi Aloksan, Jurnal Ilmiah
Kedokteran Wijaya Kusuma. 7(1) 38-50.
Fiana, N., & Oktaria, D., 2016. Pengaruh Kandungan Saponin dalam Daging Buah
Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah,
MAJORITY. 5(4), 128-132.
Khotimah, K., 2016. Skrining Fitokimia Dan Identifikasi Metabolit Sekunder Senyawa
Karpain Pada Ekstrak Metanol Daun Carica pubescens Lenne dan K.Koch Dengan
LC/MS (Liqiud Chromatograph-tandem Mass Spectrometry), Skripsi. Malang,
Fakultas Sains Dan Teknologi, UIN.
Ma’ruf, M. T., Setiawan, S., & Putra, B. P. D. (2017). Aktivitas Antibakteri Ekstrak Buah
Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa) Terhadap Staphylococcus aureus.
Interdental: Jurnal Kedokteran Gigi, 13(2), 16-23.
Mbaoji, F. N., Ezike, A. C., Nworu, C. S., Onyeto, C. A., Nwabunike, I. A., Okoli, I. C.,
& Akah, P. A., 2016. Antioxidant And Hepatoprotective Potentials Of
Stemonocoleus Micranthus Harms (Fabaceae ) Stem Bark Extract.
Munte, N., & Lubis, R., 2016. Skrining Fitokimia dan Antimikroba Ekstrak Daun
Kirinyuh terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli.
BIOLINK (Jurnal Biologi Lingkungan Industri Kesehatan), 2(2), 132-140.
Molyneux, P. 2004. The Use Of Stable Free Radical Diphenylpicrylhidrazyl (DPPH) For
Estimating Antoxidant Activity, Songklanakarin, J. Sci.Technol. 26 (2), 211-219.
Parwati, N.K.F., Napitupulu, N., & Diah, A.W.M., 2014. Uji Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore) Steenis) Dengan 1,1-
Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH) Menggunakan Spektrofotometri UV-VIS, Jurnal
Akademi Kimia. 3(4), 206-213.
Putri, A. A. S. & Hidajati, N. 2015. Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa Fenolik Ekstrak
Metanol Kulit Batang Tumbuhan Nyiri Batu (Xylocarpus moluccensis). Unesa
Journal of Chemistry, 4(1), 1–6.
Purwanto, D., Bahri, S., & Ridhay, A., 2017. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Buah
Purnajiwa (Kopsia arborea Blume.) Dengan Berbagai Pelarut, Jurnal Riset Kimia
Kovalen. 3(1), 24-32.