SKRINING FITOKIMIA
NIM : F1F118007
DOSEN PENGAMPU :
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS JAMBI
2021
PRAKTIKUM I
SKRINING FITOKIMIA
I. LANDASAN TEORI
Skrining fitokimia merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mengidentifikasi kandungan senyawa metabolit sekunder suatu bahan alam.
Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan yang dapat memberikan
gambaran mengenai kadnungan senyawa tertentu dalam bahan alam yang akan
diteliti. Skrining fitokimia dapat dilakukan, baik secara kualitatif, semi kuantitatif,
maupun kuantitatif sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Metode skrining
fitokimia secara kualitatif dapat dilakukan melalui reaksi warna dengan
menggunakan suatu pereaksi tertentu. Hal penting yang mempengaruhi dalam
proses skrining fitokimia adalah pemilihan pelarut dan metode ekstraksi. Pelarut
yang tidak sesuai memungkinkan senyawa aktif yang diinginkan tidak dapat
tertarik secara baik dan sempurna (Kristianti et al., 2008).
Hasil
Hasil
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Alkaloid yaitu senyawa kimia yang biasa ditemukan pada tumbuhan dan
digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan obat, misalnya morpin, atropine,
dan codein. Alkaloid dapat menembus barrier darah otak (blood-brain barrier),
apabila kandungan alkaloid berlebihan dalam tubuh maka alkaloid dapat
menyebabkan kerusakan hati.
Menurut Nugrahani et al (2017), pada hasil positif uji meyer endapan yang
terbentuk merupakan kalium-alkaloid. Nitrogen pada uji alkaloid dengan pereaksi
Dragendorff digunakan untuk membentuk ikatan kovalen koordinat dengan K+
yang merupakan ion logam. Reaksi yang terjadi pada uji Dragendorff, sebagai
berikut :