DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
NUR AMELIA KHODIJAH 11151020000055
ZAHROTUL ANIS 11151020000060
AFIFAH AMATULLAH 11151020000065
SITI MARYAM 11151020000069
NAILUL MUNA 11151020000077
DHIMAZ ARYO 11151020000085
FARIJAL ZAMZAMI 11151020000088
SAHRUL FAUZI 11151020000090
DELLA MEILIA 11151020000092
AFINA RAHMATIKA 11151020000093
TINA YULIANA 11151020000098
HAFIDZATUL AZKIA 11151020000101
ZUHTISYA ISFAHANI 11151020000106
PRODI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
DAFTAR ISI
Kata pengantar
BAB I (Pendahuluan).1
1.2 tujuan....1
BAB II (Pembahasan)....2
3.1 Kesimpulan.17
1.2 Tujuan
Menjelaskan mengenai proses pembuatan sediaan krim
Menjelaskan peralatan apa saja yang akan digunakan dalam pembuatan sediaan krim
Menjelaskan tahapan-tahapan produksi yang akan dilakukan dalam produksi sediaan krim
Menjelaskan IPC selama proses produksi berlangsung
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Cara Pembuatan Obat yang Baik tahun 2012, produksi krim dan salep terdapat
beberapa aspek, diantaranya :
Karena sifat alamiah produk, maka untuk melindungi produk terhadap pencemaran
mikroba dianjurkan agar semua alat yang berhubungan langsung dengan produk
didisinfeksi lebih dahulu sebelum dipakai, misal dengan etanol 70%, isopropanol atau
hidrogen peroksida 3%.
Sistem yang digunakan untuk membuat sediaan salep dan krim adalah system tertutup.
Sistem tertutup adalah suatu sistem di mana produk hampir tidak terpapar ke lingkungan
selama proses dan sedikit sekali melibatkan operator. Produk cair disaring dan ditransfer
ke holding tank melalui pipa sebelum produk tersebut diisikan ke dalam wadah akhirnya
(misal botol dan tube) dan ditutup.
Untuk mencegah ada sambungan mati (deadlegs), sambungan hendaklah tidak lebih
panjang dari 1,5 kali diameter pipa sampai katup. Hendaklah menggunakan jenis katup
diafragma atau katup kupu-kupu dan bukan katup bola.
Air yang digunakan untuk produksi hendaklah memenuhi persyaratan minimal kualitas Air
Murni (Purified Water). Parameter kimia dan mikrobiologi hendaklah dipantau secara teratur,
minimal seminggu sekali, sedangkan pH dan konduktivitas hendaklah dipantau tiap hari.
Terhadap data hasil pemantauan hendaklah dilakukan
analisis kecenderungan (trend analysis). Lihat Persyaratan Air Untuk Produksi : Sanitasi
Sistem Pengolahan Air dapat dilakukan dengan cara:
1. Pemanasan, atau
2. Kimiawi.
Pemeriksaan mutu bahan yang diterima sebelum dipindahkan ke dalam tangki
penyimpanan adalah untuk mencegah agar bahan yang masih tersisa di dalam tangki
penyimpanan (yang sudah memenuhi persyaratan mutu) tidak tercampur dengan bahan
yang sama dari tangki pemasok yang belum diketahui mutunya.
Tiap pipa transfer hendaklah diberi penandaan yang jelas dengan mencantumkan identitas
produk.
Homogenitas hendaklah dipertahankan selama pengisian dengan pengadukan terus-
menerus sejak awal sampai akhir proses pengisian.
Kondisi penyimpanan produk antara dan produk ruahan hendaklah disesuaikan untuk
menghindarkan perubahan mutu produk. Jangka waktu dan kondisi penyimpanan produk
antara hendaklah divalidasi.
Untuk alur proses produksi krim dan salep diawali pada ruang bahan baku. Pada proses
pembuatannya, setiap bahan baku diperiksa terlebih dahulu oleh tim QC dengan mengambil
sampel di ruang sampling, pemeriksaan yang dilakukan oleh tim QC meliputi pemerian,
kelarutan, bilangan asam, dan bilangan penyabunan, dari hasil uji tersebut tim QC dapat
memutuskan apakah bahan baku tersebut memenuhi kriteria yang berstandarkan CPOB atau
tidak. Lalu petugas yang bertanggung jawab terhadap bahan baku menimbang bahan-bahan
apa saja yang akan dibutuhkan dalam proses produksi sediaan krim dan salep. Penimbangan
bahan dilakukan untuk produksi sediaan per satu bets. Setelah bahan baku ini dinyatakan lulus
uji kriteria, bahan baku tersebut dicampur dan diolah menjadi produk antara. Kemudian
petugas bagian produksi mengambil bahan baku yang telah ditimbang dengan melakukan serah
terima yang disertai dengan dokumen CPB (Catatan Pengolahan Bets) yang telah melampirkan
tanda tangan petugas.
Proses produksi dilanjutkan di ruang pencampuran. Pada ruang ini, awalnya air ditampung
di dalam alat pemanas (Double Jacket). Air yang digunakan dalam proses produksi
menggunakan air Aquadem (Aquademineralisasi). Air yang dipakai adalah air yang diambil
dari pipa yang telah diatur penyalurannya, yang mana sebelumnya air ini telah melewati
serangkaian proses pernyaringan. Kemudian proses dilanjutkan di tangki Oil Pot, tangki ini
berfungsi untuk melebur fase minyak dari sediaan, lalu dilanjutkan proses pencampuran bahan
dengan menggunakan alat Vacum emulsifier Mixer. Pada alat ini proses pencampuran dimulai
dari pembuatan basis hingga membentuk masa krim/salep.
Selanjutnya masa yang telah jadi disimpan dalam wadah kemudian di tempatkan di ruang
Ruang karantina produk antara. Produk yang telah jadi di lakukan kembali proses IPC oleh
QC, pemeriksaan pemerian, pH, homogenitas, koefisien variasi, dan stabilitas krim jika
dinyatatakan lulus maka produk tersebut dimasukkan ke dalam wadah. selama proses
pengisian sediaan krim/salep operator melakukan proses penimbangan setiap 15 menit sekali,
proses ini bertujuan untuk memastikan bobot per tube sesuai dengan bobot yang diinginkan
dari kemasan. kemudian produk yang telah diisi ditempatkan di ruang karantina produk ruahan
untuk selanjutnya melewati tahap pemeriksaan oleh QC, pemeriksaan itu meliputi pemerian,
identifikasi, pH, kadar zat berkhasiat, homogenitas, koefisien variasi dan keseragaman
sediaan,. Waktu yang dibutuhkan untuk menuggu hasil pemeriksaan ini yaitu 1-2 hari.
Cara Kerja :
Fase Air : Isi air dengan aquadest ke dalam tangka fase air, lalu panaskan dengan
pengadukkan (Water Phase Vessel with stirrer & jacketed)
Fase Minyak : Isi minyak/oil/wax ke dalam tangka fase minyak lalu panaskan dengan
pengadukkan (Wax Phase Vessel with stirrer & jacketed)
Fase minyak yang telah meleleh dan air yang telah panas kemudian dipindahkan ke
dalam tangka pembuatan krim dengan Vacuum Transfer system lalu diaduk. Setelah
itu tambahkan zat aktif dan bahan tambahan lain sambal tetap dipanaskan dan diaduk
dengan homogenizer berkecepatan tinggi. Juga bahan teteap disirkulasi ulang dengan
pemanasan hingga homogen. (Machine Ointment Manufacturing Jacketed Vessel
with stirrer, High speed Homogenizer, Vacuum Pump and lid lifting system)
Komponen yang telah tercampur kemudian dipindahkan ke dalam tangka
penyimpanan dengan Bump pump (M/c. Bump Pump)
Tangki yang digunakan sebagai penyimpanan untuk sediaan yang telah jadi ini
memiliki fasilitas unutuk pemanasan dan roda troli untuk memindahkan sediaan krim
menuju ke area pengisian. (Machine Storage Tank)
Tangka penyimpanan akan membawa sediaan ke area pengisisan secara manual dan
sediaan akan dipanaskan dengan sirukulasi air panas untuk memudahkan
memindahkan sediaan krim yang memiliki viskositas yang tinggi dengan metering
pump ke gerbong dari filling machine . (M/c- Metering Pump)
Kemudian sediaan krim akan diisikan ke dalam wadah dan diberi segel oleh filling
machine dan dikemas oleh packing line machinery. (Machine Filling & Sealing and
Packing Line Machinery)
Untuk membersihkan secara automatis dari tangki dan container digunakanlah CIP
system (Machine CIP/ WIP System)
Kegiatan Pengemasan
Kegiatan pengemasan berfungsi membagi dan mengemas produk ruahan menjadi
produk jadi. Pengemasan hendaklah dilaksanakan di bawah pengendalian yang ketat untuk
menjaga identitas, keutuhan dan mutu produk akhir yang dikemas. Sebaiknya ada prosedur
tertulis yang menguraikan penerimaan dan identifikasi produk ruahan dan bahan
pengemas, pengawasan untuk menjamin bahwa produk ruahan dan bahan pengemas cetak
dan bukan cetak serta bahan cetak lain yang akan dipakai adalah benar, pengawasan selama
proses pengemasan rekonsiliasi terhadap produk ruahan, bahan pengemas cetak dan bahan
cetak lain, serta pemeriksaan hasil akhir pengemasan. Semua kegiatan pengemasan
hendaklah dilaksanakan sesuai dengan instruksi yang diberikan dan menggunakan bahan
pengemas yang tercantum dalam Prosedur. Pengemasan Induk. Rincian pelaksanaan
pengemasan dicatat dalam Catatan Pengemasan Bets. Sebelum kegiatan pengemasan
dimulai, sebaiknya dilakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa area kerja dan
peralatan telah bersih serta bebas dari produk lain, sisa produk lain atau dokumen lain yang
tidak diperlukan untuk kegiatan pengemasan yang bersangkutan.Semua penerimaan
produk ruahan, bahan pengemas dan bahan cetak lain sebaiknya diperiksa dan diverifikasi
kebenarannya terhadap Prosedur Pengemasan Induk atau perintah pengemasan khusus.
Pra-kodifikasi Bahan Pengemas
Label, karton dan bahan pengemas dan bahan cetak lain yang memerlukan pra-
kodifikasi dengan nomor bets/lot, tanggal daluwarsa dan informasi lain sesuai dengan
perintah pengemasan sebaiknya diawasi dengan ketat pada tiap tahap proses, sejak diterima
dari gudang sampai menjadi bagian dari produk atau dimusnahkan. Bahan pengemas dan
bahan cetak lain yang sudah dialokasikan untuk prakodifikasi hendaklah disimpan di dalam
wadah yang tertutup rapat dan ditempatkan di area terpisah serta terjamin keamanannya.
Proses pra-kodifikasi bahan pengemas dan bahan cetak lain dilakukan di area yang terpisah
dari kegiatan pengemasan lainnya. Seluruh bahan pengemas dan bahan cetak lain yang
telah diberi prakodifikasi akan diperiksa sebelum ditransfer ke area pengemasan.
Kesiapan Jalur
Segera sebelum menempatkan bahan pengemas dan bahan cetak lain pada jalur
pengemasan, personil penanggung jawab yang ditunjuk dari bagian pengemasan akan
melakukan pemeriksaan kesiapan jalur sesuai dengan prosedur tertulis yang disetujui oleh
kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu), untuk:
a) memastikan bahwa semua bahan dan produk yang sudah dikemas dari kegiatan
pengemasan sebelumnya telah benar disingkirkan dari jalur pengemasan dan area
sekitarnya;
b) memeriksa kebersihan jalur dan area sekitarnya: dan
c) memastikan kebersihan peralatan yang akan dipakai.
Praktik Pengemasan
Risiko kesalahan terjadi dalam pengemasan dapat diperkecil dengan
cara sebagai berikut:
a) menggunakan label dalam gulungan;
b) pemberian penandaan bets pada jalur pemasangan label;
c) dengan menggunaan alat pemindai dan penghitung label elektronis;
d) label dan bahan cetak lain didesain sedemikian rupa sehingga masingmasing
mempunyai tanda khusus untuk tiap produk yang berbeda; dan
e) di samping pemeriksaan secara visual selama pengemasan berlangsung, hendaklah
dilakukan pula pemeriksaan secara independen oleh bagian Pengawasan Mutu selama
dan pada akhir proses pengemasan.
Produk yang penampilannya mirip sebaiknya tidak dikemas pada jalur yang
berdampingan kecuali ada pemisahan secara fisik. Pada tiap jalur pengemasan nama dan
nomor bets produk yang sedang dikemas dapat terlihat dengan jelas. Wadah yang dipakai
untuk menyimpan produk ruahan, produk yang baru sebagian dikemas, atau diberi label
atau penandaan yang menunjukkan identitas, jumlah, nomor bets dan status produk
tersebut. Wadah yang akan diisi diserahkan ke jalur atau tempat pengemasan dalam
keadaan bersih. Semua orang di bagian pengemasan akan memperoleh pelatihan agar
memahami persyaratan pengawasan selama proses dan melaporkan tiap penyimpangan
yang ditemukan pada saat mereka menjalankan tanggung jawab spesifik tersebut. Area
pengemasan akan dibersihkan secara teratur dan sering selama jam kerja dan tiap ada
tumpahan bahan. Kebersihan sangat diutamakan untuk membuat sediaan yang bagus.
Penyelesaian Kegiatan Pengemasan
Pada penyelesaian kegiatan pengemasan, hendaklah kemasan terakhir diperiksa
dengan cermat untuk memastikan bahwa kemasan produk tersebut sepenuhnya sesuai
dengan Prosedur Pengemasan Induk. Hanya produk yang berasal dari satu bets dari satu
kegiatan pengemasan saja yang boleh ditempatkan pada satu palet. Bila ada karton yang
tidak penuh maka jumlah kemasan hendaklah dituliskan pada karton tersebut. Setelah
proses rekonsiliasi pengemasan, kelebihan bahan pengemas danproduk ruahan yang akan
disingkirkan dan diawasi dengan ketat agar hanya bahan dan produk yang dinyatakan
memenuhi syarat saja yang dapat dikembalikan ke gudang untuk dimanfaatkan lagi. Bahan
dan produk tersebut akan diberi penandaan yang jelas.
Pengawasan selama proses
Untuk memastikan keseragaman bets dan keutuhan obat, prosedur tertulis yang
menjelaskan pengambilan sampel, pengujian atau pemeriksaan yang harus dilakukan
selama proses dari tiap bets produk hendaklah dilaksanakan sesuai dengan metode yang
telah disetujui oleh kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) dan hasilnya dicatat.
Pengawasan tersebut dimaksudkan untuk memantau hasil dan memvalidasi kinerja dari
proses produksi yang mungkin menjadi penyebab variasi karakteristik produk selama
proses berjalan. Prosedur tertulis untuk pengawasan. Di samping itu, pengawasan selama
proses sebaiknya mencakup, tapi tidak terbatas pada prosedur umum sebagai berikut:
a) semua parameter produk, volume atau jumlah isi produk hendaklah diperiksa pada saat
awal dan selama proses pengolahan atau pengemasan; dan
b) kemasan akhir hendaklah diperiksa selama proses pengemasan dengan selang waktu
yang teratur untuk memastikan kesesuaiannya dengan spesifikasi dan memastikan
semua komponen sesuai dengan yang ditetapkan dalam Prosedur Pengemasan Induk.
Selama proses pengolahan dan pengemasan bets hendaklah diambil sampel pada awal,
tengah dan akhir proses oleh personil yang ditunjuk. Hasil pengujian/inspeksi selama
proses hendaklah dicatat, dan dokumen tersebut hendaklah menjadi bagian dari catatan
bets. Spesifikasi pengawasan selama proses hendaklah konsisten dengan spesifikasi
produk. Spesifikasi tersebut hendaklah berasal dari hasil rata-rata proses sebelumnya yang
diterima dan bila mungkin dari hasil estimasi variasi proses dan ditentukan dengan
menggunakan metode statistis yang cocok bila ada.
1. Bagian produksi, yang menjamin bahwa mesin dan peralatan produksi serta
proses yang digunakan akan menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi
yang ditetapkan.
2. Bagian pengawasan mutu, yang meyakinkan bahwa produk yang dihasilkan pada tahap
tertentu telah memenuhi spesifikasi yang ditetapkan sebelum dilanjutkan proses
berikutnya. Bagian pengawasan mutu menentukan apakah tahap lanjutan dari proses
pengolahan dapat dilaksanakan berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan.
Dalam proses produksi produk semisolid, dilakukan pemeriksaan selama proses produksi
(In Process Control) oleh personil produksi. IPC dilakukan pada tahap tahap kritis selama proses
pembuatan sediaan krim, misal :
Pada sediaan Krim : Pemerian, pH, Bobot rata rata, Homogenitas, dan Kadar bahan aktif.
Pengawasan dalam proses pengemasan hendaklah meliputi pemeriksaan parameter kualitas, antara
lain :
a. Kerapatan tutup wadah seperti tutup botol dan tutup tube.