Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID

PRODUKSI SEDIAAN SEMI SOLID SKALA INDUSTRI

Disusun oleh :

Pia Sopiatul (1804010183)

Sinta Mustika (1804010168)

Yustika Dewi (1804010159)

FARMASI 3E

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PERJUANGAN TASIKMALAYA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam memproduksi sebuah sediaan perlu dipahami hal-hal seputar proses-proses yang akan
dilakukan, peralatan yang dibutuhkan, tahapan-tahapan produksi dan lain-lain. Sama halnya
seperti pada pembuatan krim. Krim adalah sediaan setengah padat yang mengandung satu atau
lebih bahan obat, terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar krim mengandung tidak kurang
dari 60 % air dan dimaksudkan untuk obat luar. Terdapat dua tipe krim yakni, tipe minyak
dalam air (M/A) yang merupakan krim yang fase luarnya air, jadi mudah dicuci dengan air atau
tidak lengket atau meninggalkan noda pada pakaian, kemudian terdapat tipe air dalam minyak
(A/M) yang merupakan krim dengan fase luarnya minyak, tidak mudah dicuci dengan
meninggalkan noda atau lengket pada pakaian serta tidak mudak mengering.

Untuk membuat sediaan krim akan melewati beberapa proses seperti terdapatnya kedua fase
yang berbeda, lalu kedua fase tersebut akan disatukan, saat penyatuan diperlukan beberpa syarat
dan kondisi, dan masih banyak lagi. Lalu pemilihan peralatan yang tepat juga sangat diperlukan.
Dan masih banyak yang perlu diketahui untuk membuat sediaan krim yang baik dan benar.
Proses yang benar, peralatan yang tepat serta tahapan-tahapan produksi yang sesuai akan
membuat sediaan krim yang baik dan ideal. Pada umunya krim yang ideal haru memiliki sifat-
sifat dasar seperti tercampur dengan baik dengan bahan obat, stabil dalam penyimpanan, mudah
dicuci dengan air, mudah melepaskan bahan obat, mudah diformulasikan, reaksi netral, tidak
merangsang kulit, didalam sediaan secara fisik cukup halus dan kental.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
a. Apa pengertian sediaan krim?
b. Bagaimana proses pembuatan sediaan krim?
c. Apa saja peralatan yang digunakan dalam pembuatan sediaan krim?
d. Bagaimana tahapan-tahapan produksi yang akan dilakukan dalam produksi sediaan krim?
C. Tujuan
a. Menjelaskan pengertian sediaan krim
b. Menjelaskan mengenai proses pembuatan sediaan krim
c. Menjelaskan peralatan apa saja yang akan digunakan dalam pembuatan sediaan krim
d. Menjelaskan tahapan-tahapan produksi yang akan dilakukan dalam produksi sediaan krim
BAB II

ISI

1. Definisi Krim

(Cremores)Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, krim adalah bentuk sediaan setengah
padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk
pemakaianluar.Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, krim adalah bentuk sediaan setengah
padatmengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang
sesuai.

Menurut Formularium Nasional, krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsikental
mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.

Secara Tradisional istilah krim digunakan untuk sediaan setengah padat yangmempunyai
konsistensi relatif cair di formulasi sebagai emulsi air dalam minyak(a/m) atauminyak dalam air
(m/a) (Budiasih, 2008).

Menurut Ansel, krim di definisikan sebagai cairan kental atau emulsi setengah padat baik bertipe
air minyak atau minyak air. Menurut Lachman II, krim merupakan sistem emulsi sediaan semi
padat dengan penampilan tidak jernih, berbeda dengan salep yangtembus cahaya.Krim merupakan
obat yang digunakan sebagai obat luar yang dioleskan ke bagian kulit badan. Obat luar adalah obat
yang pemakaiannya tidak melalui mulut, kerongkongan, dan kearah lambung. Menurut definisi
tersebut yang termasuk obat luar adalah obat luka, obat kulit,obat hidung, obat mata, obat tetes
telinga, obat wasir, injeksi, dan lainnya.

2. Proses Pembuatan Krim Skala Industri


 Metode Pembuatan
1. Metode Pelelehan ( fusion)
Zat khasiat maupun pembawa dilelehkan bersama-sama, setelah meleleh
diaduk sampai dingin. Yang harus diperhatikan: kestabilan zat khasiat.
2. Metode Triturasi
Zat yng tidak larut dicampur dengan sedikit basis, sisa basis ditambahkan
terakhir. Di sini dapat juga digunakan bantuan zat organik untuk melarutkan zat
khasiatnya.
Pada skala industri dibuat dalam skala batch yang cukup besar dan
keberhasilan produksi sangat tergantung dari tahap-tahap pembuatan dan proses
pemindahan dari satu tahap pembuatan ke tahap yang lain.

Menurut Cara Pembuatan Obat yang Baik tahun 2012, produksi krim dan salep terdapat
beberapa aspek, diantaranya :
 Karena sifat alamiah produk, maka untuk melindungi produk terhadap pencemaran mikroba
dianjurkan agar semua alat yang berhubungan langsung dengan produk didisinfeksi lebih
dahulu sebelum dipakai, misal dengan etanol 70%, isopropanol atau hidrogen peroksida 3%.
 Sistem yang digunakan untuk membuat sediaan salep dan krim adalah system tertutup.
Sistem tertutup adalah suatu sistem di mana produk hampir tidak terpapar ke lingkungan
selama proses dan sedikit sekali melibatkan operator. Produk cair disaring dan ditransfer ke
holding tank melalui pipa sebelum produk tersebut diisikan ke dalam wadah akhirnya (misal
botol dan tube) dan ditutup.
 Untuk mencegah ada “sambungan mati” (deadlegs), sambungan hendaklah tidak lebih
panjang dari 1,5 kali diameter pipa sampai katup. Hendaklah menggunakan jenis katup
diafragma atau katup kupu-kupu dan bukan katup bola.
Air yang digunakan untuk produksi hendaklah memenuhi persyaratan minimal kualitas Air
Murni (Purified Water). Parameter kimia dan mikrobiologi hendaklah dipantau secara teratur,
minimal seminggu sekali, sedangkan pH dan konduktivitas hendaklah dipantau tiap hari.
Terhadap data hasil pemantauan hendaklah dilakukan
 analisis kecenderungan (trend analysis). Lihat Persyaratan Air Untuk Produksi : Sanitasi
Sistem Pengolahan Air dapat dilakukan dengan cara:
1. Pemanasan, atau
2. Kimiawi.
 Pemeriksaan mutu bahan yang diterima sebelum dipindahkan ke dalam tangki penyimpanan
adalah untuk mencegah agar bahan yang masih tersisa di dalam tangki penyimpanan (yang
sudah memenuhi persyaratan mutu) tidak tercampur dengan bahan yang sama dari tangki
pemasok yang belum diketahui mutunya.
 Tiap pipa transfer hendaklah diberi penandaan yang jelas dengan mencantumkan identitas
produk.
 Homogenitas hendaklah dipertahankan selama pengisian dengan pengadukan terus-
menerus sejak awal sampai akhir proses pengisian.
 Kondisi penyimpanan produk antara dan produk ruahan hendaklah disesuaikan untuk
menghindarkan perubahan mutu produk. Jangka waktu dan kondisi penyimpanan produk
antara hendaklah divalidasi.
Untuk alur proses produksi krim dan salep diawali pada ruang bahan baku. Pada proses
pembuatannya, setiap bahan baku diperiksa terlebih dahulu oleh tim QC dengan mengambil
sampel di ruang sampling, pemeriksaan yang dilakukan oleh tim QC meliputi pemerian,
kelarutan, bilangan asam, dan bilangan penyabunan, dari hasil uji tersebut tim QC dapat
memutuskan apakah bahan baku tersebut memenuhi kriteria yang berstandarkan CPOB atau
tidak. Lalu petugas yang bertanggung jawab terhadap bahan baku menimbang bahan-bahan
apa saja yang akan dibutuhkan dalam proses produksi sediaan krim dan salep. Penimbangan
bahan dilakukan untuk produksi sediaan per satu bets. Setelah bahan baku ini dinyatakan
lulus uji kriteria, bahan baku tersebut dicampur dan diolah menjadi produk antara. Kemudian
petugas bagian produksi mengambil bahan baku yang telah ditimbang dengan melakukan
serah
terima yang disertai dengan dokumen CPB (Catatan Pengolahan Bets) yang telah
melampirkan tanda tangan petugas.

Proses produksi dilanjutkan di ruang pencampuran. Pada ruang ini, awalnya air
ditampung di dalam alat pemanas (Double Jacket). Air yang digunakan dalam proses
produksi menggunakan air Aquadem (Aquademineralisasi). Air yang dipakai adalah air yang
diambil dari pipa yang telah diatur penyalurannya, yang mana sebelumnya air ini telah
melewati serangkaian proses pernyaringan. Kemudian proses dilanjutkan di tangki Oil Pot,
tangki ini berfungsi untuk melebur fase minyak dari sediaan, lalu dilanjutkan proses
pencampuran bahan dengan menggunakan alat Vacum emulsifier Mixer. Pada alat ini proses
pencampuran dimulai dari pembuatan basis hingga membentuk masa krim/salep.

Selanjutnya masa yang telah jadi disimpan dalam wadah kemudian di tempatkan di ruang
Ruang karantina produk antara. Produk yang telah jadi di lakukan kembali proses IPC oleh
QC, pemeriksaan pemerian, pH, homogenitas, koefisien variasi, dan stabilitas krim jika
dinyatatakan lulus maka produk tersebut dimasukkan ke dalam wadah. selama proses
pengisian sediaan krim/salep operator melakukan proses penimbangan setiap 15 menit sekali,
proses ini bertujuan untuk memastikan bobot per tube sesuai dengan bobot yang diinginkan
dari kemasan. kemudian produk yang telah diisi ditempatkan di ruang karantina produk
ruahan untuk selanjutnya melewati tahap pemeriksaan oleh QC, pemeriksaan itu meliputi
pemerian, identifikasi, pH, kadar zat berkhasiat, homogenitas, koefisien variasi dan
keseragaman sediaan,. Waktu yang dibutuhkan untuk menuggu hasil pemeriksaan ini yaitu 1-
2 hari.

 Cara Kerja :
 Fase Air : Isi air dengan aquadest ke dalam tangka fase air, lalu panaskan dengan
pengadukkan (Water Phase Vessel with stirrer & jacketed)
 Fase Minyak : Isi minyak/oil/wax ke dalam tangka fase minyak lalu panaskan dengan
pengadukkan (Wax Phase Vessel with stirrer & jacketed)
 Fase minyak yang telah meleleh dan air yang telah panas kemudian dipindahkan ke
dalam tangka pembuatan krim dengan Vacuum Transfer system lalu diaduk. Setelah
itu tambahkan zat aktif dan bahan tambahan lain sambal tetap dipanaskan dan
diaduk dengan homogenizer berkecepatan tinggi. Juga bahan teteap disirkulasi
ulang dengan
pemanasan hingga homogen. (Machine –Ointment Manufacturing Jacketed Vessel
with stirrer, High speed Homogenizer, Vacuum Pump and lid lifting system)
 Komponen yang telah tercampur kemudian dipindahkan ke dalam tangka
penyimpanan dengan Bump pump (M/c. Bump Pump)
 Tangki yang digunakan sebagai penyimpanan untuk sediaan yang telah jadi ini
memiliki fasilitas unutuk pemanasan dan roda troli untuk memindahkan sediaan
krim menuju ke area pengisian. (Machine –Storage Tank)
 Tangka penyimpanan akan membawa sediaan ke area pengisisan secara manual
dan sediaan akan dipanaskan dengan sirukulasi air panas untuk memudahkan
memindahkan sediaan krim yang memiliki viskositas yang tinggi dengan metering
pump ke gerbong dari filling machine . (M/c- Metering Pump)
 Kemudian sediaan krim akan diisikan ke dalam wadah dan diberi segel oleh filling
machine dan dikemas oleh packing line machinery. (Machine –Filling & Sealing and
Packing Line Machinery)
 Untuk membersihkan secara automatis dari tangki dan container digunakanlah CIP
system (Machine –CIP/ WIP System)

3. Peralatan untuk memproduksi Sediaan Krim


Alat yang digunakan dalam pencampuran krim adalah Shear Mixer. Mesin ini
dirancang untuk pengurangan ukuran ini dapat digunakan untuk mencampur. Tetapi meskipun
gaya gesernya baik, efisiensi pencampuran umumnya buruk. Bentuk rotary mungkin digunakan
dan colloid mill memiliki stator dan rotor dengan permukaan kerja kerucut. Rotor bekerja pada
kecepatan antara 3.000-15.000 rpm dan pembersihan dapat diatur antara 50-500 mikrometer.
Suspensi campuran kasar atau dispersi
dimasukkan melalui corong dan dikeluarkan
antara permukaan kerja dengan gaya
sentrifugal (Bhatt & Agrawal, 2007).
Kemudian terdapat agugator mixer. Pada prinsipnya sama dengan agigator mixer
yang digunakan untuk cairan dan bubuk namun agigator mixer untuk bahan semi padat memang
dirancang untuk pengadukan atau pencampuran bahan yang konsistensinya lebih tinggi dan
bahan yang lebih berat. Jenis agigator yang umum digunakan adalah mixer sigma-arm, karena
mixer menggunakan dua bilah pengaduk, yang bentuknya menyerupai huruf sigma dalam bahasa
Yunani. Kedua pengaduk berputar satu sama lain dan beroperasi di dalam tangki pencampuran,
berputar pada kecepatan yang berbeda, yang biasanya sekitar dua kali kecepatan yang lain. Salah
satu masalah yang dihadapi dalam pencampuran semi padat adalah masuknya udara, agigator
mixer dapat ditutup dan dioperasikan dengan tekanan rendah, jugaharus digunakan dengan hati-
hati jika campuran tersebut mengandung bahan yang mudah menguap.
Lalu terdapat pula beberapa alat sebagai berikut :
Tube Filling Machine digunakan untuk mengisi salep, krim, pasta gigi, gel dan bahan semi padat
dalam aluminium atau dalam tabung plastik dan penyegelan tabung. Penerapan mesin ada di
farmasi, kosmetik, makanan, perekat, cat, bahan kimia dan industri lainnya.
Mesin pengisian dan penyegel tabung dirancang dengan proses filling dan sealing agar tidak
tersentuh dan proses mesin tunggal. Unit ini hadir dalam berbagai kemampuan batch untuk
menangani berbagai ukuran dan bentuk tabung dengan perubahan bagian. Mesin pengisian
tabung dilengkapi dengan sistem pengisian akurasi tinggi, memberikan pengisian yang bersih
dan akurat pada kecepatan optimum yang memberikan kualitas dan produk yang tinggi.
Mesin pengisian tabung memiliki tabung pemegang gelas dan tabung manual diposisikan dalam
gelas dan kemudian terisi, segel dan dikeluarkan untuk melepaskan gerbong. Mengisi volume
dapat dengan mudah disesuaikan sesuai berat keinginan dan ada pilihan penyegelan untuk tabung
aluminium dengan cara melipat & mengerutkan perangkat dan segel tabung PVC dengan alat
penyegel panas termo. Setelah penyegelan tabung maka pengkodean bisa dilakukan pada area
penyegelan dengan cara mengkodekan perangkat. Sebelum mengisi tabung harus dibersihkan
dengan udara bertekanan untuk menghilangkan debu.
Sebagai Homogenizer
Tipe rotor / stator bergigi Homo disperser, terletak di bagian bawah kapal, menyelesaikan
emulsifikasi oleh aksi fisik dan gaya sentrifugal yang dibuat oleh rotasi rotor kecepatan tinggi.
Tindakan ini akan memecah fasa cair fasa minyak / fase cair menjadi tetesan kecil dan diskrit.
Sistem CIP / WIP berguna untuk membersihkan dan mencuci di tempat Vessel, Tank, Bin, Fluid
Bed Equipment, High shear Mixer, Blender, Auto Coater dan IBC Bin.
Trolley yang terpasang pada sistem CIP memiliki hubungan inlet dengan katup pneumatik yang
dioperasikan untuk air Plain, Air Panas, Deterjen dan D.M. Dengan pompa bertekanan, yang
dihubungkan dengan penyemprotan bola dengan pipa suplai pada mesin. Sistem CIP / WIP yang
lengkap dioperasikan oleh sistem kontrol PLC dengan layar sentuh HMI. Sistem kontrol PLC
bekerja sesuai waktu yang ditentukan untuk siklus pencucian inlet & outlet sesuai persyaratan.
Trolley yang terpasang pada sistem CIP / WIP lengkap terdiri dari pompa tekanan tinggi, katup
pneumatik sambungan Inlet, sambungan Outlet dengan katup pneumatik, panel kontrol
Pneumatik, panel kontrol Eelctric dengan layar sentuh PLC & HMI.
Sistem CIP / WIP dapat diisi dengan tangki deterjen cair, generator air panas dll sesuai
kebutuhan pelanggan.

• Tahapan-tahapan produksi Sediaan Krim


• Umum
Produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang telah
ditetapkan; dan memenuhi ketentuan CPOB yang menjamin senantiasa menghasilkan
produk yang memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi ketentuan izin pembuatan dan
izin edar (registrasi).
• Prinsip
Produksi hendaklah dilakukan dan diawasi oleh personil yang kompeten.
Penanganan bahan dan produk jadi, seperti penerimaan dan karantina, pengambilan
sampel, penyimpanan, penandaan, penimbangan, pengolahan, pengemasan dan distribusi
hendaklah dilakukan sesuai dengan prosedur atau instruksi tertulis dan bila perlu dicatat.
Seluruh bahan yang diterima hendaklah diperiksa untuk memastikan kesesuaiannya
dengan pemesanan. Wadah hendaklah dibersihkan dan bilamana perlu diberi penandaan
dengan data yang sesuai. Kerusakan wadah dan masalah lain yang dapat berdampak
merugikan terhadap mutu bahan hendaklah diselidiki, dicatat dan dilaporkan kepada
Bagian Pengawasan Mutu. Bahan yang diterima dan produk jadi hendaklah dikarantina
secara fisik atau administratif segera setelah diterima atau diolah, sampai dinyatakan
lulus untuk pemakaian atau distribusi. Produk antara dan produk ruahan yang diterima
hendaklah ditangani seperti penerimaan bahan awal. Semua bahan dan produk jadi
hendaklah disimpan secara teratur pada kondisi yang disarankan oleh pabrik pembuatnya
dan diatur sedemikian agar ada pemisahan antar bets dan memudahkan rotasi stok.
Pemeriksaan jumlah hasil nyata dan rekonsiliasinya hendaklah dilakukan
sedemikian untuk memastikan tidak ada penyimpangan dari batas yang telah ditetapkan.
Pengolahan produk yang berbeda hendaklah tidak dilakukan secara bersamaan atau
bergantian dalam ruang kerja yang sama kecuali tidak ada risiko terjadinya campur baur
ataupun kontaminasi silang.Tiap tahap pengolahan, produk dan bahan hendaklah
dilindungi terhadap pencemaran mikroba atau pencemaran lain. Bila bekerja dengan
bahan atau produk kering, hendaklah dilakukan tindakan khusus untuk mencegah debu
timbul serta penyebarannya. Hal ini terutama dilakukan pada penanganan bahan yang
sangat aktif atau menyebabkan sensitisasi. Selama pengolahan, semua bahan, wadah
produk ruahan, peralatan atau mesin produksi dan bila perlu ruang kerja yang dipakai
hendaklah diberi label atau penandaan dari produk atau bahan yang sedang diolah,
kekuatan (bila ada) dan
nomor bets. Bila perlu, penandaan ini hendaklah juga menyebutkan tahapan proses
produksi. Label pada wadah, alat atau ruangan hendaklah jelas, tidak berarti ganda dan
dengan format yang telah ditetapkan. Label yang berwarna seringkali sangat membantu
untuk menunjukkan status (misalnya: karantina, diluluskan, ditolak, bersih dan lain-lain).
Pemeriksaan perlu dilakukan untuk memastikan pipa penyalur dan alat lain untuk transfer
produk dari satu ke tempat lain yang telah terhubung dengan benar. Penyimpangan
terhadap instruksi atau prosedur sedapat mungkin dihindarkan. Bila terjadi penyimpangan
maka hendaklah ada persetujuan tertulis dari kepala bagian Pemastian Mutu dan bila
perlu melibatkan bagian Pengawasan Mutu. Akses ke bangunan dan fasilitas produksi
hendaklah dibatasi hanya untuk personil yang berwenang. Pada umumnya pembuatan
produk nonobat hendaklah dihindarkan dibuat di area dan dengan peralatan yang khusus
untuk produk obat,
• Bahan Awal
Pengadaan bahan awal hendaklah hanya dari pemasok yang telah disetujui dan
memenuhi spesifikasi yang relevan. Semua penerimaan, pengeluaran dan jumlah bahan
tersisa hendaklah dicatat. Catatan hendaklah berisi keterangan mengenai pasokan, nomor
bets/lot, tanggal penerimaan atau penyerahan, tanggal pelulusan dan tanggal daluwarsa
bila ada. Sebelum diluluskan untuk digunakan, tiap bahan awal hendaklah memenuhi
spesifikasi dan diberi label dengan nama yang dinyatakan dalam spesifikasi. Singkatan,
kode ataupun nama yang tidak resmi hendaklah tidak dipakai. Tiap pengiriman atau bets
bahan awal hendaklah diberi nomor rujukan yang akan menunjukkan identitas
pengiriman atau bets selama penyimpanan dan pengolahan. Nomor tersebut hendaklah
jelas tercantum pada label wadah untuk memungkinkan akses ke catatan lengkap tentang
pengiriman atau bets yang akan diperiksa.
Apabila dalam satu pengiriman terdapat lebih dari satu bets maka untuk tujuan
pengambilan sampel, pengujian dan pelulusan, hendaklah dianggap sebagai bets yang
terpisah. Pada tiap penerimaan hendaklah dilakukan pemeriksaan visual tentang kondisi
umum, keutuhan wadah dan segelnya, ceceran dan kemungkinan adanya kerusakan
bahan, dan tentang kesesuaian catatan pengiriman dengan label dari pemasok. Sampel
diambil oleh personil dan dengan metode yang telah disetujui oleh kepala bagian
Pengawasan Mutu. Wadah dari mana sampel bahan awal diambil hendaklah diberi
identifikasi. Sampel bahan awal hendaklah diuji pemenuhannya terhadap spesifikasi.
Dalam keadaan tertentu, pemenuhan sebagian atau keseluruhan terhadap spesifikasi dapat
ditunjukkan dengan sertifikat analisis yang diperkuat dengan pemastian identitas yang
dilakukan sendiri. Hendaklah diambil langkah yang menjamin bahwa semua wadah pada
suatu pengiriman berisi bahan awal yang benar, dan melakukan pengamanan terhadap
kemungkinan salah penandaan wadah oleh pemasok. Bahan awal yang diterima
hendaklah dikarantina sampai disetujui dan diluluskan untuk pemakaian oleh kepala
bagian Pengawasan Mutu. Bahan awal di area penyimpanan hendaklah diberi label yang
tepat. Label hendaklah memuat keterangan paling sedikit sebagai berikut:
 nama bahan dan bila perlu nomor kode bahan;
 nomor bets/kontrol yang diberikan pada saat penerimaan bahan;

 status bahan (misal: karantina, sedang diuji, diluluskan, ditolak);

 tanggal daluwarsa atau tanggal uji ulang bila perlu;

 jika digunakan sistem penyimpanan dengan komputerisasi yang divalidasi lengkap,


maka semua keterangan di atas tidak perlu dalam bentuk tulisan yang terbaca pada
label.
Label yang menunjukkan status bahan awal hendaklah ditempelkan oleh personil
yang ditunjuk oleh kepala bagian Pengawasan Mutu. Untuk mencegah kekeliruan, label
tersebut hendaklah berbeda dengan label yang digunakan oleh pemasok misalnya dengan
mencantumkan nama atau logo perusahaan. Bila status bahan mengalami perubahan,
maka label penunjuk status hendaklah juga diubah. Persediaan bahan awal hendaklah
diperiksa secara berkala untuk meyakinkan bahwa wadah tertutup rapat dan diberi label
dengan benar, dan dalam kondisi yang baik. Terhadap bahan tersebut hendaklah
dilakukan pengambilan sampel dan pengujian ulang secara berkala sesuai dengan
spesifikasi yang ditetapkan. Pelaksanaan pengambilan sampel ulang hendaklah diawali
dengan penempelan label uji ulang dan/atau dengan menggunakan sistem dokumentasi
yang sama efektifnya.
Bahan awal, terutama yang dapat mengalami kerusakan karena terpapar pada
panas, hendaklah disimpan di dalam ruangan yang suhu udaranya dikendalikan dengan
ketat; bahan yang peka terhadap kelembaban atau cahaya hendaklah disimpan dengan
benar di dalam ruangan yang dikendalikan kondisinya. Penyerahan bahan awal untuk
produksi hendaklah dilakukan hanya oleh personil yang berwenang sesuai dengan
prosedur yang telah disetujui. Catatan persediaan bahan hendaklah disimpan dengan baik
agar rekonsiliasi persediaan dapat dilakukan. Alat timbang hendaklah diverifikasi tiap
hari sebelum dipakai untuk membuktikan bahwa kapasitas, ketelitian dan ketepatannya
memenuhi persyaratan sesuai dengan jumlah bahan yang akan ditimbang. Semua bahan
awal yang ditolak hendaklah diberi penandaan yang menyolok, ditempatkan terpisah dan
dimusnahkan atau dikembalikan kepada pemasoknya.
• Validasi Proses
Studi validasi hendaklah memperkuat pelaksanaan CPOB dan dilakukan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan. Sebelum suatu Prosedur Pengolahan Induk
diterapkan, hendaklah diambil langkah untuk membuktikan prosedur tersebut cocok
untuk pelaksanaan produksi rutin, dan bahwa proses yang telah ditetapkan dengan
menggunakan bahan dan peralatan yang telah ditentukan, akan senantiasa menghasilkan
produk yang memenuhi persyaratan mutu. Perubahan yang berarti dalam proses,
peralatan atau bahan hendaklah disertai dengan tindakan validasi ulang untuk menjamin
bahwa perubahan tersebut akan tetap menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan
mutu. Sebaiknya secara rutin dilakukan validasi atau peninjauan ulang secara kritis
terhadap proses dan prosedur produksi untuk memastikan bahwa proses dan prosedur
tersebut tetap mampu memberikan hasil yang diinginkan.
• Pencegahan pencemaran silang
Pencemaran bahan awal atau produk oleh bahan atau produk lain harus dihindarkan.
Risiko pencemaran silang ini dapat timbul akibat tidak terkendalinya debu, gas, uap,
percikan atau organisme dari bahan atau produk yang sedang diproses, dari sisa yang
tertinggal pada alat dan pakaian kerja operator. Tingkat risiko pencemaran ini tergantung
dari jenis pencemar dan produk yang tercemar. Di antara pencemar yang paling
berbahaya adalah bahan yang dapat menimbulkan sensitisasi kuat, preparat biologis yang
mengandung mikroba hidup, hormone tertentu, bahan sitotoksik, dan bahan lain
berpotensi tinggi. Produk yang paling terpengaruh oleh pencemaran adalah sediaan
parenteral, sediaan yang diberikan dalam dosis besar dan/atau sediaan yang diberikan
dalam jangka waktu yang panjang. Tiap tahap proses, produk dan bahan sebaiknya
dilindungi terhadap pencemaran mikroba dan pencemaran lain. Pencemaran silang
sebaiknya dihindari dengan tindakan teknis atau pengaturan yang tepat, misalnya:
 produksi di dalam gedung terpisah (diperlukan untuk produk seperti penisilin,
hormon seks, sitotoksik tertentu, vaksin hidup, dan sediaan yang mengandung
bakteri hidup dan produk biologi lain serta produk darah);

 tersedia ruang penyangga udara dan penghisap udara

 memperkecil risiko pencemaran yang disebabkan oleh udara yang disirkulasi ulang
atau masuknya udara yang tidak diolah atau udara yang diolah secara tidak
memadai;

 memakai pakaian pelindung yang sesuai di area di mana produk yang berisiko tinggi
terhadap pencemaran silang diproses;

 melaksanakan prosedur pembersihan dan dekontaminasi yang terbukti efektif,


karena pembersihan alat yang tidak efektif umumnya merupakan sumber
pencemaran silang;

 menggunakan sistem self-contained;

 pengujian residu dan menggunakan label status kebersihan pada alat.


Tindakan pencegahan terhadap pencemaran silang dan efektifitasnya hendaklah diperiksa
secara berkala sesuai prosedur yang ditetapkan.
• Sistem penomoran Bets/Lot
Tersedia sistem yang menjelaskan secara rinci penomoran bets/lot dengan tujuan
untuk memastikan bahwa tiap bets/lot produk antara, produk ruahan atau produk jadi
dapat diidentifikasi. Sistem penomoran bets/lot yang digunakan pada tahap pengolahan
dan tahap pengemasan hendaklah saling berkaitan. Sistem penomoran bets/lot hendaklah
menjamin bahwa nomor bets/lot yang sama tidak dipakai secara berulang. Alokasi nomor
bets/lot hendaklah segera dicatat dalam suatu buku log. Catatan tersebut hendaklah
mencakup tanggal pemberian nomor, identitas produk dan ukuran bets/lot yang
bersangkutan.
• Penimbangan dan Penyerahan
Penimbangan atau penghitungan dan penyerahan bahan awal, bahan pengemas,
produk antara dan produk ruahan dianggap sebagai bagian dari siklus produksi dan
memerlukan dokumentasi serta rekonsiliasi yang lengkap. Pengendalian terhadap
pengeluaran bahan dan produk tersebut untuk produksi, dari gudang, area penyerahan,
atau antar bagian produksi,vadalah sangat penting. Cara penanganan, penimbangan,
penghitungan dan penyerahan bahan awal, bahan pengemas, produk antara, dan produk
ruahan hendaklah tercakup dalam prosedur tertulis. Semua pengeluaran bahan awal,
bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan termasuk bahan tambahan yang telah
diserahkan sebelumnya ke produksi, hendaklah didokumentasikan dengan benar.Hanya
bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan yang telah diluluskan
oleh Pengawasan Mutu dan masih belum kadaluwarsa yang boleh diserahkan.
Untuk menghindari terjadinya campur baur, pencemaran silang, hilangnya
identitas dan keragu-raguan, maka hanya bahan awal, produk antara dan produk ruahan
yang terkait dari satu bets saja yang boleh ditempatkan dalam area penyerahan. Setelah
penimbangan, penyerahan dan penandaan, bahan awal, produk antara dan produk ruahan
hendaklah diangkut dan disimpan dengan cara yang benar sehingga keutuhannya tetap
terjaga sampai saat pengolahan berikutnya. Sebelum penimbangan dan penyerahan, tiap
wadah bahan awal sebaiknya diperiksa kebenaran penandaan, termasuk label pelulusan
dari bagian Pengawasan Mutu. Kapasitas, ketelitian dan ketepatan alat timbang dan alat
ukur yang dipakai hendaklah sesuai dengan jumlah bahan yang ditimbang atau ditakar.
Untuk tiap penimbangan atau pengukuran.
Sebaiknya dilakukan pembuktian kebenaran identitas dan jumlah bahan yang
ditimbang atau diukur oleh dua orang personil yang independen, dan pembuktian tersebut
dicatat. Ruang timbang dan penyerahan hendaklah dijaga kebersihannya. Bahan awal
steril yang akan dipakai untuk produk steril hendaklah ditimbang dan diserahkan di area
steril (lihat Glosarium: Ruang Steril). Kegiatan penimbangan dan penyerahan hendaklah
dilakukan dengan memakai peralatan yang sesuai dan bersih. Bahan awal, produk antara
dan produk ruahan yang diserahkan hendaklah diperiksa ulang kebenarannya dan
ditandatangani oleh supervisor produksi sebelum dikirim ke bagian produksi. Sesudah
ditimbang atau dihitung, bahan untuk tiap bets hendaklah disimpan dalam satu kelompok
dan diberi penandaan yang jelas.
• Pengolahan
Semua bahan yang dipakai di dalam pengolahan hendaklah diperiksa sebelum
dipakai. Kegiatan pembuatan produk yang berbeda tidak boleh dilakukan bersamaan atau
berurutan di dalam ruang yang sama kecuali tidak ada risiko terjadinya campur baur atau
pencemaran silang. Kondisi lingkungan di area pengolahan hendaklah dipantau dan
dikendalikan agar selalu berada pada tingkat yang dipersyaratkan untuk kegiatan
pengolahan. Sebelum kegiatan pengolahan dimulai hendaklah diambil langkah untuk
memastikan area pengolahan dan peralatan bersih dan bebas dari bahan awal, produk atau
dokumen yang tidak diperlukan untuk kegiatan pengolahan yang akan dilakukan. Semua
peralatan yang dipakai dalam pengolahan hendaklah diperiksa sebelum digunakan.
Peralatan hendaklah dinyatakan bersih secara tertulis sebelum digunakan. Semua
kegiatan pengolahan hendaklah dilaksanakan mengikuti prosedur yang tertulis. Tiap
penyimpangan hendaklah dipertanggungjawabkan dan dilaporkan. Wadah dan tutup yang
dipakai untuk bahan yang akan diolah, produk antara dan produk ruahan hendaklah
bersih dan dibuat dari bahan yang tepat sifat dan jenisnya untuk melindungi produk atau
bahan terhadap pencemaran atau kerusakan. Semua wadah dan peralatan yang berisi
produk antara hendaklah diberi label dengan benar yang menunjukkan tahap pengolahan.
Sebelum label ditempelkan, semua penandaan terdahulu hendaklah dihilangkan.
• Krim
krim sebaiknya diproduksi sedemikian rupa agar terlindung dari pencemaran
mikroba dan pencemaran lain. Penggunaan system tertutup untuk produksi dan transfer
sangat dianjurkan. Area produksi di mana produk atau wadah bersih tanpa tutup terpapar
ke lingkungan baiknya diberi ventilasi yang efektif dengan udara yang disaring. Tangki,
wadah, pipa dan pompa yang digunakan hendaklah didesain dan dipasang sedemikian
rupa sehingga memudahkan pembersihan dan bila perlu disanitasi. Dalam mendesain
peralatan hendaklah diperhatikan agar sesedikit mungkin adanya residu yang terkumpul
dan menyebabkan perkembangbiakan mikroba. Penggunaan peralatan dari kaca sedapat
mungkin dihindarkan. Baja tahan karat bermutu tinggi merupakan bahan pilihan untuk
bagian peralatan yang bersentuhan dengan produk. Kualitas kimia dan mikrobiologi air
yang digunakan hendaklah ditetapkan dan selalu dipantau. Pemeliharaan sistem air
sebaiknya diperhatikan untuk menghindari perkembangbiakan mikroba. Sanitasi secara
kimiawi pada system air hendaklah diikuti pembilasan yang prosedurnya telah divalidasi
agar sisa bahan sanitasi dapat dihilangkan secara efektif. Ketelitian sistem pengukur
hendaklah diverifikasi. Tongkat pengukur hanya boleh digunakan untuk bejana tertentu
dan telah dikalibrasi untuk bejana yang bersangkutan. Tongkat pengukur hendaklah
terbuat dari bahan yang tidak bereaksi dan tidak menyerap (misal: bukan kayu). Perhatian
hal untuk mempertahankan homogenitas campuran selama pengisian. Proses
pencampuran dan pengisian baiknya divalidasi. Perhatian khusus diberikan pada awal
pengisian, sesudah penghentian dan pada akhir proses. pengisian untuk memastikan
produk selalu dalam keadaan homogen.
• Bahan Pengemas
Pengadaan, penanganan dan pengawasan bahan pengemas primer dan bahan
pengemas cetak serta bahan cetak lain. Perhatian khusus diberikan kepada bahan cetak.
Bahan cetak tersebut sebaiknya disimpan dengan kondisi keamanan yang memadai dan
orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk. Label lepas dan bahan cetak lepas lain
hendaklah disimpan dan diangkut dalam wadah tertutup untuk menghindarkan campur
baur. Tiap penerimaan atau tiap bets bahan pengemas primer sebaiknya diberi nomor
yang spesifik atau penandaan yang menunjukkan identitasnya. Bahan pengemas primer,
bahan pengemas cetak atau bahan cetak lain yang tidak berlaku lagi sebaiknya
dimusnahkan dan pemusnahannya dicatat. Untuk menghindari campur baur, hanya satu
jenis bahan pengemas cetak atau bahan cetak tertentu saja yang diperbolehkan
diletakkan di tempat
kodifikasi pada saat yang sama. Sebaiknya ada sekat pemisah yang memadai antar tempat
kodifikasi tersebut.

• Kegiatan Pengemasan
Kegiatan pengemasan berfungsi membagi dan mengemas produk ruahan menjadi
produk jadi. Pengemasan hendaklah dilaksanakan di bawah pengendalian yang ketat
untuk menjaga identitas, keutuhan dan mutu produk akhir yang dikemas. Sebaiknya ada
prosedur tertulis yang menguraikan penerimaan dan identifikasi produk ruahan dan bahan
pengemas, pengawasan untuk menjamin bahwa produk ruahan dan bahan pengemas
cetak dan bukan cetak serta bahan cetak lain yang akan dipakai adalah benar, pengawasan
selama proses pengemasan rekonsiliasi terhadap produk ruahan, bahan pengemas cetak
dan bahan cetak lain, serta pemeriksaan hasil akhir pengemasan. Semua kegiatan
pengemasan hendaklah dilaksanakan sesuai dengan instruksi yang diberikan dan
menggunakan bahan pengemas yang tercantum dalam Prosedur. Pengemasan Induk.
Rincian pelaksanaan pengemasan dicatat dalam Catatan Pengemasan Bets. Sebelum
kegiatan pengemasan dimulai, sebaiknya dilakukan pemeriksaan untuk memastikan
bahwa area kerja dan peralatan telah bersih serta bebas dari produk lain, sisa produk lain
atau dokumen lain yang tidak diperlukan untuk kegiatan pengemasan yang
bersangkutan.Semua penerimaan produk ruahan, bahan pengemas dan bahan cetak lain
sebaiknya diperiksa dan diverifikasi kebenarannya terhadap Prosedur Pengemasan Induk
atau perintah pengemasan khusus.
• Pra-kodifikasi Bahan Pengemas
Label, karton dan bahan pengemas dan bahan cetak lain yang memerlukan pra-
kodifikasi dengan nomor bets/lot, tanggal daluwarsa dan informasi lain sesuai dengan
perintah pengemasan sebaiknya diawasi dengan ketat pada tiap tahap proses, sejak
diterima dari gudang sampai menjadi bagian dari produk atau dimusnahkan. Bahan
pengemas dan bahan cetak lain yang sudah dialokasikan untuk prakodifikasi hendaklah
disimpan di dalam wadah yang tertutup rapat dan ditempatkan di area terpisah serta
terjamin keamanannya. Proses pra-kodifikasi bahan pengemas dan bahan cetak lain
dilakukan di area yang terpisah dari kegiatan pengemasan lainnya. Seluruh bahan
pengemas dan bahan cetak lain yang telah diberi prakodifikasi akan diperiksa sebelum
ditransfer ke area pengemasan.
• Kesiapan Jalur
Segera sebelum menempatkan bahan pengemas dan bahan cetak lain pada jalur
pengemasan, personil penanggung jawab yang ditunjuk dari bagian pengemasan akan
melakukan pemeriksaan kesiapan jalur sesuai dengan prosedur tertulis yang disetujui oleh
kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu), untuk:
a) memastikan bahwa semua bahan dan produk yang sudah dikemas dari kegiatan
pengemasan sebelumnya telah benar disingkirkan dari jalur pengemasan dan area
sekitarnya;
b) memeriksa kebersihan jalur dan area sekitarnya: dan
c) memastikan kebersihan peralatan yang akan dipakai.
• Praktik Pengemasan
Risiko kesalahan terjadi dalam pengemasan dapat diperkecil dengan
cara sebagai berikut:
a) menggunakan label dalam gulungan;
b) pemberian penandaan bets pada jalur pemasangan label;
c) dengan menggunaan alat pemindai dan penghitung label elektronis;
d) label dan bahan cetak lain didesain sedemikian rupa sehingga masingmasing
mempunyai tanda khusus untuk tiap produk yang berbeda; dan
e) di samping pemeriksaan secara visual selama pengemasan berlangsung, hendaklah
dilakukan pula pemeriksaan secara independen oleh bagian Pengawasan Mutu
selama dan pada akhir proses pengemasan.
Produk yang penampilannya mirip sebaiknya tidak dikemas pada jalur yang
berdampingan kecuali ada pemisahan secara fisik. Pada tiap jalur pengemasan nama dan
nomor bets produk yang sedang dikemas dapat terlihat dengan jelas. Wadah yang dipakai
untuk menyimpan produk ruahan, produk yang baru sebagian dikemas, atau diberi label
atau penandaan yang menunjukkan identitas, jumlah, nomor bets dan status produk
tersebut. Wadah yang akan diisi diserahkan ke jalur atau tempat pengemasan dalam
keadaan bersih. Semua orang di bagian pengemasan akan memperoleh pelatihan agar
memahami persyaratan pengawasan selama proses dan melaporkan tiap penyimpangan
yang ditemukan pada saat mereka menjalankan tanggung jawab spesifik tersebut. Area
pengemasan akan dibersihkan secara teratur dan sering selama jam kerja dan tiap ada
tumpahan bahan. Kebersihan sangat diutamakan untuk membuat sediaan yang bagus.
• Penyelesaian Kegiatan Pengemasan
Pada penyelesaian kegiatan pengemasan, hendaklah kemasan terakhir diperiksa
dengan cermat untuk memastikan bahwa kemasan produk tersebut sepenuhnya sesuai
dengan Prosedur Pengemasan Induk. Hanya produk yang berasal dari satu bets dari satu
kegiatan pengemasan saja yang boleh ditempatkan pada satu palet. Bila ada karton yang
tidak penuh maka jumlah kemasan hendaklah dituliskan pada karton tersebut. Setelah
proses rekonsiliasi pengemasan, kelebihan bahan pengemas danproduk ruahan yang akan
disingkirkan dan diawasi dengan ketat agar hanya bahan dan produk yang dinyatakan
memenuhi syarat saja yang dapat dikembalikan ke gudang untuk dimanfaatkan lagi.
Bahan dan produk tersebut akan diberi penandaan yang jelas.
• Pengawasan selama proses
Untuk memastikan keseragaman bets dan keutuhan obat, prosedur tertulis yang
menjelaskan pengambilan sampel, pengujian atau pemeriksaan yang harus dilakukan
selama proses dari tiap bets produk hendaklah dilaksanakan sesuai dengan metode yang
telah disetujui oleh kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) dan hasilnya
dicatat. Pengawasan tersebut dimaksudkan untuk memantau hasil dan memvalidasi
kinerja dari proses produksi yang mungkin menjadi penyebab variasi karakteristik produk
selama proses berjalan. Prosedur tertulis untuk pengawasan. Di samping itu, pengawasan
selama proses sebaiknya mencakup, tapi tidak terbatas pada prosedur umum sebagai
berikut:
a) semua parameter produk, volume atau jumlah isi produk hendaklah diperiksa pada
saat awal dan selama proses pengolahan atau pengemasan; dan
b) kemasan akhir hendaklah diperiksa selama proses pengemasan dengan selang
waktu yang teratur untuk memastikan kesesuaiannya dengan spesifikasi dan
memastikan semua komponen sesuai dengan yang ditetapkan dalam Prosedur
Pengemasan Induk.
Selama proses pengolahan dan pengemasan bets hendaklah diambil sampel pada
awal, tengah dan akhir proses oleh personil yang ditunjuk. Hasil pengujian/inspeksi
selama proses hendaklah dicatat, dan dokumen tersebut hendaklah menjadi bagian dari
catatan bets. Spesifikasi pengawasan selama proses hendaklah konsisten dengan
spesifikasi produk. Spesifikasi tersebut hendaklah berasal dari hasil rata-rata proses
sebelumnya yang diterima dan bila mungkin dari hasil estimasi variasi proses dan
ditentukan dengan menggunakan metode statistis yang cocok bila ada.

• IPC selama Proses berlangsung


Pemastian Mutu adalah totalitas semua pengaturan yang dibuat dengan tujuan untuk
memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya.
Pemastian Mutu mencakup Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) ditambah dengan
faktor lain. CPOB bertujuan untuk menjamin obat yang dibuat secara konsisten, memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. CPOB mencakup
produksi dan pengawasan mutu. Pengawasan selama proses produksi (in process control)
merupakan hal yang yang penting dalam pemastian mutu produk. Pengawasan selama proses (in-
process control) produksi sangat perlu dilakukan untuk menjaga kualitas dari sediaan farmasi
yang dibuat, memastikan keseragaman batch, dan keutuhan obat terjamin. Pengujian atau
pemeriksaan yang harus dilakukan selama proses dari tiap batch produk hendaklah dilaksanakan
sesuai dengan metode yang telah disetujui oleh kepala bagian manajemen mutu. Pengawasan
tersebut dimaksudkan untuk memantau hasil dan mevalidasi kinerja dari proses produksi yang
mungkin menjadi penyebab variasi karakteristik produkl selama proses berjalan.
Pengawasan selama proses produksi harus mencakup semua parameter produk, termasuk
berat dan volume isi dari produk hendaklah diperiksa pada saat awal dan selama proses
pengolahan sampai pengemasan. Kemasan akhirpun hendaklah diperiksa selama proses
pengemasan untuk memastikan kesesuain dengan spesifitas dan semua komponen sesuai dengan
yang tertera pada kemasan primer.

Tujuan dilakukan pengawasan selama berlangsungnya proses pengolahan yaitu untuk


mencegah terlanjur diproduksinya obat yang tidak memenuhi spesifikasi. Laboratorium
pengujian IPC terletak di area produksi. Pengawasan ini dilakukan dengan cara mengambil
contoh dan mengadakan pemeriksaan dan pengujian terhadap produk yang dihasilkan pada
tahap-tahap tertentu dari proses pengolahan. Pengawasan dalam proses pengolahan dilaksanakan
oleh 2 pihak, yaitu :

1. Bagian produksi, yang menjamin bahwa mesin dan peralatan produksi serta
proses yang digunakan akan menghasilkan produk yang memenuhi
spesifikasi yang ditetapkan.
2. Bagian pengawasan mutu, yang meyakinkan bahwa produk yang dihasilkan pada
tahap tertentu telah memenuhi spesifikasi yang ditetapkan sebelum dilanjutkan
proses berikutnya. Bagian pengawasan mutu menentukan apakah tahap lanjutan
dari proses pengolahan dapat dilaksanakan berdasarkan hasil pengujian yang
dilakukan.
Dalam proses produksi produk semisolid, dilakukan pemeriksaan selama proses produksi
(In Process Control) oleh personil produksi. IPC dilakukan pada tahap – tahap kritis selama
proses pembuatan sediaan krim, misal :

a. Mixing Process : pH, Homogenitas, Kehalusan


b. Filling Process : Bobot isi tube, Penampilan, Pencetakan tanggal kadaluarsa dan
nomor bets
Pengawasan dalam proses pengolahan (IPC) hendaklah meliputi pengujian parameter kualitas
antara lain :

Pada sediaan Krim : Pemerian, pH, Bobot rata – rata, Homogenitas, dan Kadar bahan aktif.

Pengawasan dalam proses pengemasan hendaklah meliputi pemeriksaan parameter kualitas,


antara lain :
a. Kerapatan tutup wadah seperti tutup botol dan tutup tube.

b. Jumlah satuan produk dalam kemasan.

c. Kebenaran dan kebersihan bahan pengemas yang dipakai.

d. Kerapian pengemasan, penulisan nomor bets, tanggal kadaluarsa.

e. Kebocoran produk yang dikemas dalam strip.


BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Terdapat dua metode pembuatan sediaan krim yakni pelelehan dan triturasi. Pada skala
industri dibuat dalam skala batch yang cukup besar dan keberhasilan produksi sangat tergantung
dari tahap-tahap pembuatan dan proses pemindahan dari satu tahap pembuatan ke tahap yang
lain. Untuk alur proses produksi krim dan salep diawali pada ruang bahan baku. Kemudian
dilanjutkan dengan proses pencampuran. Quality control pun teramat perlu dilakukan setelah
sediaan usai dibuat.
Alat yang digunakan pada proses pembuatan krim skala industri adalah shear mixer. Alat
ini sangat cocok untuk pencampuran kedua fase ketika krim hendak dibuat.
Tahapan produksi yang harus dilakukan adalah pengecakan bahan, validasi proses, upaya
pencegahan pencemaran silang, sistem penomoran, penimbangan dan penyerahan, proses
pengolahan dan proses pengemasan. Tahapan-tahapan tersebut sangat perlu dilakukan dan juga
perlu pengawasan agar berjalan dengan baik. Sehingga akan menghasilkan sediaan krim yang
baik.
Pemastian Mutu adalah totalitas semua pengaturan yang dibuat dengan tujuan untuk
memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya.
Pemastian Mutu mencakup Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) ditambah dengan faktor
lain. Tujuan dilakukan pengawasan selama berlangsungnya proses pengolahan yaitu untuk
mencegah terlanjur diproduksinya obat yang tidak memenuhi spesifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
 Bhatt B, Agrawal SS. 2007. Pharmaceutical Engineering. New Delhi: Delhi
Institute of Pharmaceutical Science and Research.
 Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI:
Jakarta.

 http://www.ointmentcreammanufacturingplant.com/process.html. Diakses
pada Senin, 12 Juni 2017 pukul 4.04 pm.

Anda mungkin juga menyukai