Anda di halaman 1dari 7

Kelompok Susu

1. Apakah pengolahan susu kental manis (SKM) sama dengan proses pengolahan susu evaporasi?
Jawab : Dalam dunia pangan dikenal dua jenis susu evaporasi yaitu sweetened dan
unsweetened. Susu evaporasi sweetened dikenal sebagai kental manis karena dalam
pengolahannya ditambahkan pemanis, sedangkan susu evaporasi unsweetened merupakan susu
evaporasi sesungguhnya yang memiliki cita rasa lebih gurih. Jadi untuk proses pengolahan kental
manis melalui proses evaporasi, namun bukan merupakan produk dari susu evaporasi atau tidak
bisa dinamakan susu evaporasi, karena kental manis perlu proses lanjutan dengan
menambahkan gula dan penambahan kristal laktosa. Sehingga didapat kesimpulan bahwa pada
susu evaporasi tidak adanya penambahan gula atau zat pemanis, melainkan hanya menguapkan
kandungan air atau udara pada susu sapi segar sehingga diperoleh rasa yang asin pada susu
evaporasi.

2. Pada pengolahan susu tahap evaporasi, kenapa menggunakan single effect evaporator type
falling film ?
Jawab : Campuran susu di evaporasi menggunakan single effect evaporator tipe falling film
dikarenakan beberapa hal berikut :
 Luas permukaan lebih luas sehingga memudahkan penguapan (laju penguapan cepat) dan
koefisien perpindahan panasnya baik.
 Penguapan yang terjadi di bawah titik didih air sehingga kalor lebih sedikit. Sebagaimana
pada proses evaporasi susu digunakan temperatur pada 85 0C (di bawah titik didih air).
 Digunakan pada cairan dengan kandungan padatan rendah sehingga cocok untuk susu
 Pada evaporator tipe falling film diinginkan umpan mengalir ke bagian bawah sebagai
lapisan filmn pada bagian tube yang dipanasi. Sedangkan tipe raising film dialirkan dari
bawah ke atas Sehingga falling film lebih cocok untuk larutan yang kental atau viskositas
tinggi seperti susu.
 Evaporator falling film digunakan dalam industry susu untuk memekatkan susu dari 13 %
total padatan menjadi 52 %
Adapun prinsip – prinsip penting evaporator tipe falling film yang sesuai dengan pengolahan
susu adalah :
 Larutan lewat panas harus cukup rendah untuk membatasi terbentuknya nucleate boiling,
yang akan menyebabkan deteriorasi.
 Dibutuhkan perbedaan yang cukup antara suhu permukaan yang dipanasi dengan suhu
jenuh sesuai dengan tekanan uap parsialnya.
 Sistem distribusi larutan pada bagian permukaan larutan memungkinkan untuk
menghasilkan ketebalan film yang seragam.
 Film larutan tipis dengan koefisien perpindahan panas yang memadai

3. Bagaimana cara mengurangi limbah cair susu ?


Jawab : Limbah cair susu merupakan produk yang hilang selama operasi pencucian yang
dilakukan secara intensif selama proses produksi. Untuk mengurangi limbah cair susu dengan
cara mengefektifkan proses pengolahan susu, mulai dari alat proses menggunakan alat-alat yang
efektif dan efisien, kebersihan alat selalu dijaga, bahan baku dan bahan tambahan yang
digunakan adalah bahan yang tidak menghasilkan produk samping, sehingga akan mengurangi
produk yang hilang selama proses dan akan mengurangi limbah cair susu. Karena limbah cair
susu ini memiliki karakteristik khusus yaitu rentan terhadap bakteri, yang akan menyebabkan
pencemaran lingkungan, maka limbah tersebut harus di olah terlebih dahulu. Dalam hal ini
konsep minmimasi waste harus dilakukan misalnya dengan melakukan perawatan terhadap
peralatan secara berkala agar tidak terjadi leakage (kebocoran) dan pemanfaatan air yang
efisien.

Kelompok Aromatik

1. Feed yang digunakan adalah mixed feed, bagaimana cara mengontrol operasi mixed feed itu
bagaimana ya? Pada bagian sulfonate ada alat kontak di atas stripper, itu alat apa ya?
Pada di ccr, reaksi cracking akan terjadi apabila tekanan tinggi, sehingga dilakukan pada tekanan
rendah. Alat tersebut adalah airgoon cooler bisa seperti fan, alat berfungsi mengubah fase uap
menjadi cair. Dilakukan control umpan di DCS.

2. Apakah ada penanganan lebih lanjut untuk mengatasi polusi udara yang dihasilkan dari flare?
Agar tidak terjadi polusi udara ialah dengan meninggikan flare, sekitar 8,3 m sehingga polusi
udara yang dihasilkan dapat diminimalisasi. Peralatan tersebut diperlukan penambahan alat
seperti penangkap partikulat berupa fabric filter, scrubber, ESP, dan lainnya.

3. Apakah terdapat proses pemurnian lanjut untuk produk yang dihasilkan?


Apabila kemurnian BTX tersebut telah mencapai spesifikasi kemurnian, maka kemungkinan tidak
dilakukan pemurnian lanjutan.

Kelompok Olefin

1. Terdapat 2 proses BHET, yang paling banyak digunakan di industry yang bagian mana? Produk
PET ada 2, chip Pet dan benang perbedaan prosesnya apa?
Proses yang paling banyak digunakan adalah esterifikasi langsung. Perbedaannya dilihat dari
proses polimerisasi, dimana PET akan dimasukan ke dalam spinning untuk membentuk benang.
Sedangkan chip, produk tersebut dilakukan pendinginan saja setelah proses polimerisasi. Derajat
polimerisasi tidak berpengaruh.

2. Jalur petrokimia tidak hanya dari olefin, bisa tidak diuraikan secara ringkas? Perbedaan industry
hulu dan hilir apa ya?
Industri hulu yang mengolah bahan dasar menjadi produk setengah jadi, sedangkan produk hilir
dari produk setengah jadi menjadi produk jadi yang dapat langsung digunakan.

3. Apakah semua botol PET dapat di daur ulang?


Tidak semua PET bisa di daur ulang contohnya seperti botol kosmetik dan produk kimia lainnya.

4. Fungsi dari kode pada PET?


Fungsi kode tiap plastic untuk membrikan info tentang bahan yang digunakan. Kode 02 itu HDPE
digunakan untuk Tupperware dan gallon air minum.

5. Proses pengolahan PET, terdapat reactor polimerisasi dari proses tersebut bagaimana
menentukan jumlah N dari produk. Karakter apa yang ada di PET sehingga mudah direcycle drpd
yang lainnya?

6. Bagaimana daur ulang PET dan hasil daur ulangnya untuk apa?
Penghilangan label, penghancuran mjd bagian lebih kecil, dilakukan pencucian, dicampur dalam
feed stock untuk dijadikan sebagai bahan bakar furnace atau bahan campuran pembuatan
polyurethan.

7. Jelaskan dengan singkat PET dengan BPA? Pemilihan proses kenapa memilih konversi daripada
waktu reaksi yang lebih sedikit?
8. Mengapa senyawa hidrokarbon olefin hanya ada di minyak bumi tetapi tidak di crude oil?
Apakah benar kode 01 hanya bisa satu kali direcycle? Bagaimana keterkaitan malah bisa di daur
ulang?

Kelompok CPO
1. Sebelumnya di bagian refining proses pembuatan olein dijelaskan physical dan chemical.
Perbedaan antara keduanya apa ya? Dan mengapa kalian memilih physical daripada chemical
refining?
Perbedaan proses physical dan chemical refining terletak pada proses yang untuk menghilangan
komponen FFA yang terdapat di dalam minyak. Kalau physical ada degumming, bleaching dan
deodorization sedangkan chemical terdapat tahapan netralisasi dan aciditation. Metode physical
refining karena cenderung lebih efektif dalam hal biaya, lebih efisien, dan lebih sederhana
dibandingkan dengan chemical refining, %yield yang dihasilkan juga lebih besar drpd chemical
refining.

2. Apa bedanya shortening dengan mentega dan butter?


Shortening jauh lebih padat/keras dibanding mentega biasa, karena kadar airnya jauh lebih
sedikit dibanding mentega. Rasanya pun tawar, tidak gurih seperti mentega yang terbuat dari
susu dan warnanya putih. Berdasarkan kandungan dan komposisi kimia yang dikandung,
shortening dan butter berbeda satu sama lain secara signifikan. Shortening merupakan bahan
yang terdiri dari 100% lemak.Umumnya, shortening dibuat dari lemak hewani dan minyak
nabati. Sedangkan butter adalah bahan yang hanya memiliki kandungan lemak yang tinggi.
Biasanya butter dibuat dari bahan-bahan dairy, sehingga di dalamnya masih terkandung partikel-
partikel padatan lain (partikel bukan lemak) dan air. Hal tersebut akan mengakibatkan butter
meleleh pada temperatur yang lebih rendah dan dengan laju pelelehan yang lebih cepat
dibandingkan shortening.

3. Tadi di bilang pas proses pretreatment, hidrogenasi bisa memperpanjang umur minyak yah?
Alasannya kenapa ?
Hidrogenasi adalah proses adisi hidrogen terhadap ikatan rangkap pada rantai asam lemak, di
mana terjadi penambahan atom hidrogen pada atom karbon yang memiliki ikatan rangkap.
Modifikasi yang terjadi adalah peristiwa konversi asam lemak tidak jenuh menjadi asam lemak
jenuh, akibat terjadinya penghilangan ikatam rangkap yang terkandung di dalam minyak dan
lemak alami. Sifat plasticity yang timbul dari molekul jenuh dalam minyak terhidrogenasi akan
menyebabkan minyak menjadi lebih stabil, di mana hal itu berarti minyak menjadi tidak mudah
dan cepat memisah dan rusak seperti yang terjadi pada minyak tidak jenuh.

Kelompok Hasil Laut


1. Untuk Mbak Aulia (alkali yang dipakai dalam alkali refining proses pembuatan minyak ikan)
Jawab: Secara umum, alkali yang dipakai dalam industri bisa digunakan. Namun, alkali yang
sering dipakai dalam alkali refining untuk memproduksi minyak ikan adalah NaOH.
2. Untuk Mbak Putri Zulfa (terkait pencemaran laut) :
untuk mengurangi adanya pencemaran laut terutama saat proses pengambilan hasil laut atau
ikan, maka diberikan peraturan terkait larangan penggunaan 'Alat Penangkapan Ikan yang tidak
ramah lingkungan' antara lain :

1. Bom 4. Pukat Harimau


2. Potasium Sianida 5. Cantrang
3. Setrum 6. Perangkap ikan peloncat (Aerial traps)

Kriteria Alat Penangkap Ikan yang Ramah Lingkungan (berdasarkan Code of Conduct for
Responsible Fisheries, FAO 1995) :
1. Selektivitas TinggiDiupayakan hanya menangkap ikan target
2. Tidak Merusak HabitatAlat tangkap tidak merusak habitat, tempat tinggal dan
perkembangbiakan ikan
3. Aman Bagi NelayanAlat tangkap tidak membahayakan pemakai
4. Menghasilkan Ikan Bermutu BaikIkan yang ditangkap dalam keadaan hidup/segar
5. Produk Tidak Membahayakan Kesehatan KonsumenIkan yang ditangkap aman dimakan,
tidak menyebabkan gangguan kesehatan
6. Hasil Tangkapan Sampingan RendahHasil tangkapan sampingan kurang dari 3 jenis dan
berharga tinggi
7. Memberikan Dampak Minimum Terhadap BiodiversityAlat tangkap aman bagi
keanekaragaman sumberdaya hayati
8. Tidak Menangkap Spesies Yang DilindungiAlat tangkap tidak menangkap jenis yang
dilindungi undang-undang atau yang terancam punah
9. Diterima Secara SosialTidak bertentangan dengan budaya setempat, dan peraturan yang
ada

Kelompok Pulp dan Kertas


1. limbah gas, ada beberapa tahapan termasuk pembakaran, apakah senyawa CS2 dan sulfur sudah
dipastikan yg terbakar sempurna atau masih ada kadar minimum yg dapat ditoleransi dan
apakah suhu pembakaran itu bisa dimanfaatkan atau tidak ?
Answer :
A. Pada proses pengolahan limbah gas pada industri pulp and paper itu dibagi 3 plan
(tergantung jenis gas buangan, lean gas, rich gas dan fuel gas) yg masing" memiliki tahapan
yang berbeda, sebagai contoh diambil pengolah limbah gas jenis lean gas ada 4 tahap yaitu:
1. Sulfur burner : berungsi utk membakar gas buangan
2. Elektrofilter : berfugsi utk menangkap kotoran yg terbawa
3. Converter : berfungsi utk mengkonversi so2 menjadi so3
4. Gas cooler : utk mendinginkan gas keluaran
B. Gas terbakar menurut beberapa sumber, ada yg tidak terbakar sempurna namun masih
dalam standar baku mutu yang diizinkan
C. Menurut saya, jadi suhu pembakaran yang digunakan pada proses burner sekitar 596oC itu
sebenarnya dapat digunakan sebagai energi listrik sekunder pada pabrik, namun utk industri
pulp and paper kami masih belum menemukan referensi industri yang menggunakannya.

2. Dalam pembuatan cellulose fiber, bisa dimix penggunaan NBKP dan LBKP? Kalau bisa, rasio
rekomendasinya berapa? Dan potensi efek negatif kalau di mix NBKP dan LBKP itu ke quality
produk apa saja?
Answer : Persyaratan pulp untuk memperoleh kualitas serat viscose yang baik harus memiliki
kandungan alfa selulosa dengan kadar yang tinggi (≥90%), sedangkan kandungan komposisi
selulosa yang lainnya (beta selulosa dan gamma selulosa) dan hemiselulosa berkadar lebih
rendah (≤10%). (Quality Control Department PT. South Pacific Viscose). Kebutuhan pulp yang
digunakan dalam pembuatan serat viscose dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
 Pulp serat panjang (long fiber), merupakan pulp yang berasal dari kayu yang memiliki
panjang serat 0,42-4,92 cm. Pulp serat panjang diperoleh dari jenis pohon kayu lunak
(softwood), contohnya kayu Pinus dan Spruce. Karakteristik serat panjang yaitu
permeabilitas air dan water holding capacity baik, tetapi seratnya rapuh dan opasitas buruk.
 Pulp serat pendek (short fiber), merupakan pulp yang berasal dari kayu yang memiliki
panjang serat 0,39-1,91 cm. Pulp serat pendek diperoleh dari jenis pohon kayu keras
(hardwood), contohnya kayu Eucalyptus, kayu Akasia dan kayu Beech.
Karakteristik serat pendek yaitu tear strength dan opasitas baik, tetapi permeabilitas air dan
water holding capacity kurang baik. (Dave Hillman, tanpa tahun) Pulp serat pendek dan pulp
serat panjang dicampur untuk pertimbangan kualitas produksi dan biaya produksi. Perbandingan
pulp yang digunakan antara serat pendek dan serat panjang berbeda-beda pada setiap line di PT.
South Pacific Viscose.

Kelompok Coklat
1. pertanyaan tentang coklat warna pink
Jawab: Coklat warna pink atau biasa disebut ruby cocoa, dikenalkan oleh produsen coklat asal
Belgian-swiss "Barry Callebaut". Produsen mengklaim bahwa warna pink pada cocoa muncul
secara alami, dan tidak ada perubahan genetika. Perbedaan warna coklat berasal dari mana asal
cocoa beans itu berasal. Untuk ruby cocoa berasal dari Ivory Coast, Ecuador dan Brazil. Untuk
proses pembuatan sama seperti coklat pada umumnya, ada proses fermentasi, grinding,
pressing, roasting dll, yang membedakan hanya ada penambahan citric acid untuk menambah
rasa.

Kelompok Biodiesel
1. Jawaban dari pertanyaan Mbak Aulia untuk dampak aplikasi Biodiesel >B30 hingga B100 :
Hasil evaluasi performa yg di lakukan oleh PLN, nilai B20 - B30 masih toleran terhadap durability
mesin PLTD. Namun sat up ke B50 terdapat potensi emisi dan penurunan performa mesin diesel.
Sehingga memang harus ada penyesuaian dengan teknologi mesin, terutama mengganti seal
engine dan penyempurnaan DPF (diesel particulate filter), yang berfungsi sebagai treatment
emisi NOx. Mengingat penggunaan Biodiesel cenderung meningkatkan emisi NOx; yang bisa
diatasi dengan perbaikan DPF (sumber: Kementerian ESDM)

2. emisi NOx antara Diesel dengan Biodiesel ada perbedaan yang signifikan?
Untuk penggunaan CPO 100 persen, kami menemukan bahwa penggunaan tersebut
menghasilkan emisi lebih besar 1,5 kali sampai 2 kali (dari penggunaan normal (Statement Dirut
PLN dalam halaman CNN Indonesia)

3. kalau untuk B100 berarti 100% memang pakai FAME semua? atau butuh tambahan senyawa
lain?
Solusi yg sekarang menjanjikan adalah penggunaan D100 mbak. dimana perbedaan D100 dan
B100 adalah dari proses yg ada. D100 merupakan green diesel yg diperoleh dari konversi CPO
menjadi diesel melalui penggunakan katalis merah putih yg diproduksi oleh Pupuk Kujang-ITB yg
sekarang sudah berhasil diproduksi di Pertamina Dumai. Dari sisi spesifikasi, tidak perlu ada
penambahan bahan namun memang pasti ada penyesuaian dr sisi proses di kilang. (detail
modifikasi nya belum dipublish oleh pihak pertamina).
4. Jawaban pertanyaan mbak dwirizki :
Untuk hasil biodiesel : Penggunaan katalis homogen banyak digunakan karena memperoleh hasil
biodiesel yang lebih tinggi dalam waktu reaksi yang lebih singkat dibawah kondisi operasi yang
ringan. Biasanya menggunakan KOH atau NaOH. Katalis KOH lebih reaktif dari NaOH sehingga
konversi yang diperolehnya pun lebih tinggi.
Penggunaan katalis KOH pada campuran trigliserida dan metanol dapat menghasilkan biodiesel
dengan kadar metil ester mencapai 99% (Ajala et al., 2015).
Pada peralatan proses : KOH tidak korosif

5. Jawab pertanyaan dari mas Dimas:


Bagaimana cara untuk menyamakan spesifikasi dari biodiesel dari berbagai macam bahan yang
memiliki karakteristik berbeda ?
Jawab :
Kalau untuk spesifikasi/karakteristik dari tiap jenis biodiesel sebenarnya tidak dapat dilakukan
modifikasi, karena karakteristik dari biodiesel tersebut dipengaruhi oleh bahan/minyak yang
digunakan untuk membuat biodiesel
Tetapi jika misalkan biodiesel tersebut akan digunakan sebagai bahan bakar, bisa ditambahkan
bahan aditif agar dapat memenuhi output yang diinginkan
Namun yang perlu digarisbawahi adalah bahan aditif tidak mengubah karakteristik awal dari
biodiesel, bahan aditif sifatnya adalah sebagai bahan pembantu agar mampu mencapai output
yang diinginkan

6. insulatornya bisa membuat mesin lebih panas, sehingga mengganggu performa mesin ndak ya
mas?
Tidak mas, karena pemasangan insulator tidak dilakukan di semua bagian mesin
Beberapa contoh komponen yg dipasang insulator adalah tanki penyimpanan,fuel line,fuel filter

7. Bagaimana cara untuk menanggulangi kekurangan pada titik beku biodiesel ?


Jawab :
1. Memasang insulator pada komponen mesin sehingga dapat menekan laju pendinginan dari
biodiesel
2. Penambahan bahan aditif seperti kopolimer dari etilene dan vinil asetat
3. Pencampuran biodiesel yang memiliki titik beku tinggi dengan biodiesel yang memiliki titk
beku lebih rendah

8. jawaban pertanyaan mba aristanti mengenai tantangan dalam penggunaan biofuel:


salah satu tantangan melihat dampak iklim terhadap penggunaan biodiesel yakni perubahan
penggunaan lahan tidak langsung atau indirect land use change atau ILUC. Perhitungan ILUC
membuat biodiesel melepaskan emisi lebih banyak dibandingkan bahan bakar nabati lainnya.
Permintaan biodiesel yang mendorong ekspansi lahan kelapa sawit dianggap memberikan efek
negatif yang berlipat ganda pada peningkatan emisi karbon. Emisi karbon meningkat dari hutan
alam yang diubah menjadi perkebunan dan rawa gambut yang dikeringkan hingga melepaskan
karbon. seharusnya pemerintah tak hanya menggantungkan biodiesel dari bahan baku yang
berasal dari kelapa sawit. jadi pemerintah harus melakukan pemaksimalan diversifikasi bahan
baku biofuel yang lebih berkelanjutan. Terdapat beberapa pilihan bahan baku biofuel, seperti
sisa sampah perkebunan (selulosik), minyak goreng bekas mau pun mencari potensi dari bahan
nabati lainnya.

9. Jawaban pertanyaan mbak Aristanti: %impurities setelah proses koagulasi di pengolahan


limbah?
Proses koagulasi pada pengolahan limbah air biodiesel dapat mengurangi kadar COD, BOD,
maupun impurities lainnya di limbah air. Impurities yang dapat dihilangkan sebayak 98%-99%
dari limbah cair, sehingga kadar impurities akhir setelah proses koagulasi sekitar 2,5 - 7,12 ppm
yang kemudian akan dimurnikan kembali pada proses filtrasi

Anda mungkin juga menyukai