Anda di halaman 1dari 36

LABORATORIUM BIOKIMIA FARMASI

PRAKTIKUM BIOKIMIA
JURUSAN FARMASI

PERCOBAAN VI
“PENETAPAN KADAR MINYAK/LEMAK”

DISUSUN OLEH:

NAMA : EKA SAPUTRI


NIM : G70119105
KELAS/ KELOMPOK : B/II (DUA)
HARI/TANGGAL : KAMIS/ 10 DESEMBER 2020
ASISTEN : MUHAMMAD RIFALDI FATURRAHMAN

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Minyak merupakan salah satu zat makanan yang penting bagi kebutuhan
tubuh manusia. Selain itu, minyak juga merupakan sumber energy dimana satu
gram minyak dapat menghasilkan 9 kkal. Minyak (nabati) mengandung asam
lemak tak jenuh dan beberapa asam lemak essensial seperti asam oleat, lindet,
dan linoleat. Minyak berperan penting bagi pengolahan bahan pangan, karena
minyak mempunyai titik didih yang tinggi. Kandungan asam lemak bebas
dalam minyak yang bermutu baik hingga terdapat dalam jumlah kecil,
sebagian besar asam lemak terikat dalam bentuk ester atau bentuk trigliserida.
Dengan adanya air, minyak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam
lemak. Reaksi ini dapat dipercepat dengan adanya basa, asam, enzim-enzim.
Hidrolisis dapat menurunkan mutu minyak. Kandungan air dalam minyak
mampu mempercepat kerusakan minyak. Air yang ada dalam minyak dapat
juga dijadikan sebagai media pertumbuhan mikroorganisme yang dapat
menghidrolisis minyak (Siastuti, 2015).

Pada umumnya lemak dan minyak tidak larut dalam air tetapi sedikit larut
dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti eter,
kloroform, aseton, benzena atau pelarut nonpolar lainnya. Minyak dalam air
akan membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila dibiarkan, maka kedua
cairan akan memisah menjadi dua lapisan. Sebaliknya minyak dalam
(Na2CO3) akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas
dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun
mempunyai daya aktif permukaan, sehingga tetes-tetes maniak menjadi
tersebar seluruhnya (Yuliana, 2018).

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu seorang farmasis dapat Mengetahui cara
penetapan kadar minyak atau lemak dalam suatu sampel dengan menggunakan
metode soxhlet. sediaan farmasi seperti krim dan sebagainya. Hal inilah yang
melatarbelakangi dilakukannya percobaan ini.
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Memahami cara penetapan kadar kadar minyak/lemak pada bahan
herbal (tanaman)

1.2.1 Tujuan Percobaan

Memahami cara penetapan kadar kadar minyak/lemak pada bahan


herbal (tanaman)

I.3 Manfaat Percobaan


Manfaat pada percobaan ini yaitu praktikan dapat megetahui dan memahami
cara penetapan kadar kadar minyak/lemak pada bahan herbal (tanaman)

I.4 Prinsip Percobaan


Prinsip percobaan ini yaitu menentukan kadar minyak atau lemak
menggunakan metode ekstraksi dengan pelarut minyak atau lemak seperti
heksana, petroleum eter dan petroleum benzene dengan sampel yang
digunakan adalah kemiri (Aleurites moluccana L) dan biji kelor (Moringa
oleifera).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori


Minyak dan lemak merupakan salah satu komponen utama yang terkandung
dalam bahan alami, selain protein, karbohidrat, dan air. Dibandingkan dengan
protein dan karbohidrat, minyak dan lemak mempunyai nilai kalori yang
lebih tinggi, bobot molekul yang lebih kecil dan sifat yang khas, khususnya
hidrofobik dan immiscible dengan air. Minyak dan lemak adalah salah satu
kelompok yang termasuk pada golongan lipida yaitu senyawa organic yang
terdapat dialam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic
nonpolar, misalnya eter, kloroform, benzene dan hidrokarbon lainnya.
Minyak dan lemak dapat larut dalam pelarut-pelarut tersebut karena minyak
mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut tersebut. Pada suhu ruang
minyak dan lemak dapat dibedakan dari keadaan fisiknya, yakni minyak
berbentuk cair sedangkan lemak berbentuk padat (Suparno., dkk, 2013).

Trigliserida merupakan kelompok lipid yang terdapat paling banyak dalam


jaringan hewan dan tanaman. Trigliserida ini merupakan senyawa hasil
kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak. secara
umum lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang
berada dalam keadaan padat sedangkan minyak adalah trigliserida yang
dalam suhu ruang berbentuk cair. tajam tetapi merupakan suatu kisaran suhu.
berarti juga mempengaruhi titik cair lemak. Makin kuat ikatan antar molekul
asam lemak, makin banyak panas yang diperlukan untuk pencairan kristal.
asam lemak dengan ikatan yang tidak begitu kuat memerlukan energi panas
yang lebih sedikit untuk mencairkan kristal-kristal nya karena. Karean titik
cairnya akan menjadi lebih rendah (Sumantri, 2018).

Lemak dan minyak terdapat sebagai zat makan cadangan, terutama terdapat
dalam biji-biji pada sebagian besar tumbuhan spermatophyte, tetapi
mikronmikronya dalam persentase amat rendah. Didalam sel-sel yang
plasmanya mengandung banyak air, lemak itu terdapat sebagai tetes minyak
yang juga dinamakan vakuola. Lemak tumbuhan adalah campuran beberapa
ester dan gliserin dengan asam lemak, terutama asam palmitat, asam stearate,
dan asam oleat (Wahyuni., dkk, 2019).

Lemak di dalam tubuh berfungsi sebagai sumber energi, bahan baku hormon,
membantu transfer vitamin yang larut lemak, sebagai bahan insulasi terhadap
perubahan suhu serta pelindung organ-organ tubuh bagian dalam. kurangnya
lemak dalam makanan juga akan menyebabkan kulit menjadi kering dan
bersisik. dalam saluran pencernaan lemak dan minyak akan lebih lama berada
di lambung dibandingkan dengan karbohidrat dan protein demikian juga
proses penyerapan lemak yang lebih lambat dibandingkan unsur lainnya. oleh
karena itu makanan yang mengandung lemak mampu memberikan rasa
kenyang yang lebih lama dibandingkan makanan yang kurang atau tidak
mengandung lemak. fungsi lain dari lemak adalah untuk membantu absorbsi
vitamin yang larut dalam lemak (Maita. dkk, 2019).

Soxhletasi merupakan jenis khusus ekstraksi fase padat. Sampel padat


diktraksi dengan pelarut yang sesuai. Ekstraksi langsung yang melibatkan
pelarutan zat padat (misalnya serbuk atau tablet) juga disebut dengan
ekstraksi padat-cair karena dalam hal ini ada zat atau fase padat yang
diekstraksi dengan pelarut tertentu. Prinsip kerja ekstraktor soxhlet mengikuti
model ekstraksi (pemisahan atau pengambilan) yang menggunakan pelarut
yang selalu baru dalam mengekstraksi analit yang dituju sehingga terjadi
ekstraksi yang kontinu dengan adanya jumlah pelarut konstan yang juga
dibantu denagn pendidngin balik (kondensor). Pada umumnya, suatu zat
padat yang mengandung analit yang dituju diletakan dalam suatu thimble
yang terbuat dari kertas saring, yang seklanjutnya dimasukkan kedalam
chamber utama ekstraktor soxhelt. Ekstraksi soxhelt selanjutnya diletakkan
kedalam labu yang mengandung pelarut pengekstraksi (Rohman, 2014).
II.2 Uraian Bahan
1. Aquadest (FI Edisi III, 1979:96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
RM/BM : H2O/18,02
Rumus struktur : H-O-H
Pemeria : Cairan jernih; tidak berwarna;tidak berbau; tidak
mempunyai rasa
Kelarutan : Larut dalam etanol gliser
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Zat pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan kadar :-
2. Heksana (FI Edisi IV, 1995:96 )
Nama resmi : HEXENE
Nama lain : Heksana
RM/BM : C6H14/86,18
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, mudah menguap, berbau seperti


ester lemah, atau bau sepert petrokan
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalaam etanol
mutlak, dapat mencampur dengan eter, dengan
kloroform, dengan benzene dan dengan sebagian
besar minyak lemak dan minyak atsiri
Khasiat :-
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan kadar :-
II.3 Uraian Sampel
1. Kelor (Moringa oleifera) www.plantamor.com
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliphyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Capparales
Family : Moringaceae
Genus : Moringa
Spesies :Moringa oleifera

2. Kemiri (Aleurites moluccana) www.plantamor.com


Kingdom : Plantae
Division : Magnoliphyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Aleurites
Spesies : Aleurites moluccana
II.4 Prosedur Kerja (Tim Dosen, 2020)
1. Ambil labu lemak, keringkan dalam oven dinginkan dalam eksikator dan
timbang
2. Timbang sampel dalam bentuk tepung langsung dalam saringan timbel, k
emudian tutup dengan kapas bebas lemak
3. Letakkan timbel yang berisi sampel dalam ekstraktor soxhelt, kemudian
pasang alat kondensor diatasnya dan labu lemak dibawahnya
4. Tuangkan pelarut lemak dari atas kondensor hingga dua setengah kali
ekstraktor
5. Refluks selama kurang lebih 6 jam (sampai pelarut yang turun kelabu
lemak tidak berwarna atau jernih)
6. Destilasi pelarut yang ada di dalam labu lemak, tampung pelarutnya,
selanjutnya labu lemak yang berisi lemak didalamnya panaskan dalam
oven suhu 1050C sampai beratnya tetap.
7. Setelah dikeringkan sampai berat tetap dan didinginkan dalam desikator,
timbang labu beserta lemaknya, kemudian tentukan kadar lemak
BAB III
METODOLOGI PRCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan


III.1.1 Alat
1. Soxhlet
2. Labu didih
3. Pemberat
4. Batang pengaduk
5. Gelas beaker 250 ml
6. Kondensor
III.1.2 Bahan
1. Handscoon
2. Masker
3. Kertas saring
4. Kapas
5. Heksana

III.2 Sampel
1. Kelor
2. Kemiri
III.3 Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dipanaskan labu didih didalam oven selama 15-30 menit, lalu
didinginkan di dalam desikator
3. Dibuat selongsong menggunakan kertas saring, dengan cara merobek
kertas saring, lalu dilipat dengan diameter 2-3 cm, kemudian bagian
ujung dilipat kedalam agar tidak terdapat lubang pada ujung kertas saring.
Kertas selongsong yang baik itu tidak bocor dan dapat berdiri
4. Ditambahkan kapas kurang lebih 1 cm kedalam kertas selongsong yang
dibuat
5. Ditimbang 2 gram sampel kedalam selongsong
6. Ditimbang labu lemak setelah itu, catat hasilnya
7. Disusun alat soxhlet dengan memasukkan kapas kedalam soxhlet
8. Dimasukan selongsong kedalam soxhlet dalam posisi berdiri
9. Ditambahkan pemberat agar selongsong tidak mengambang saat
ditambahkan pelarut
10. Dipasangkan soxhlet diatas labu didih
11. Ditambahkan pelarut sedikit demi sedikit sampai heksana memenuhi
volume soxhlet 12. Ditunggu pelarut semua sampai turun, lalu tambahkan
pelarut sampai sampel tenggelam
13. Dipasangkan soxhlet dengan kondensor, lalu dinyalakan suhu sesuai titik
didih pelarut sekitar 6-8 jam
14. Dilakukan penyulingan, dengan mengeluarkan sampel dari soxhlet,
kemudian pasang kembali soxhlet dengan kondensor
15. Dipanaskan kembali suhu. Penyulingan selesai ditandai bila pelarut dalam
labu sudah tidak ada hingga yang tersisa hanya lemak saja
III.1 Skema Kerja
Alat dan bahan

-Disiapkan
Labu lemak
-Dipanaskan

Selongsong yang diberui kapas


-Dibuat

Sampel 2g

-Ditimbang
Sampel dalam selongsong

-Dimasukkan
Soxhlet

-Ditambahkan
Pemberat

-Dihubungkan
Kondensor

-Dinyalakan
Hot Plat
-Dilakukan
Penyulingan (ekstrak)
-Dikeringkan
Lemak labu
-Ditimbang
Diamati
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan


IV.1.1 Tabel Pengamatan
No Sampel B. sampel B. lemak Kadar
minyak/lemak
%
1. Kemiri 71,84 44,45 61,885 %
2. Biji 63,4 16,63 26,23 %
kelor

IV.1.2 Analisis Data


1. Kemiri
Kadar minyak/lemak = berat lemak (g) X 100%
berat sampel (g)
= 94,4588 g X 100%
71,84 g
= 61,885 %
2. Kelor
Kadar minyak/lemak = berat lemak (g) X 100%
berat sampel (g)
= 16,630 g X 100%
63,4 g
= 26,23 %
IV.2 Pembahasan
Minyak dan lemak merupakan salah satu komponen utama yang terkandung
dalam bahan alami, selain protein, karbohidrat, dan air. Dibandingkan
dengan protein dan karbohidrat, minyak dan lemak mempunyai nilai kalori
yang lebih tinggi, bobot molekul yang lebih kecil dan sifat yang khas,
khususnya hidrofobik dan immiscible dengan air. Minyak dan lemak adalah
salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipida yaitu senyawa
organic yang terdapat dialam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organic nonpolar, misalnya eter, kloroform, benzene dan
hidrokarbon lainnya. Minyak dan lemak dapat larut dalam pelarut-pelarut
tersebut karena minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut
tersebut. Pada suhu ruang minyak dan lemak dapat dibedakan dari keadaan
fisiknya, yakni minyak berbentuk cair sedangkan lemak berbentuk padat
(Suparno., dkk, 2013).

Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk memahami cara penetapan kadar
minyak/lemak pada bahan herbal (tanaman).

Prinsip dari percobaan ini dengan menggunakan metode soxhlet yaitu


mengekstraksi zat padat berupa lemak dengan heksana sebagai pelarut yang
berfungsi untuk melarutkan senyawa yang akan diekstraksi. Pelarut tersebut
nantinya akan dimasukan bersamaan dengan sampel kemudian akan disaring
sehingga diperoleh hasil ektraksi dari sampel berupa minyak atau lemak.

Cara kerja dari percobaan ini yaitu menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan. Kemudian, panaskan labu didih didalam oven selama 15-30
menit, lalu didinginkan di dalam desikator. Lalu, buat selongsong
menggunakan kertas saring, dengan cara merobek kertas saring, lalu dilipat
dengan diameter 2-3 cm, kemudian bagian ujung dilipat kedalam agar tidak
terdapat lubang pada ujung kertas saring. Kertas selongsong yang baik itu
tidak bocor dan dapat berdiri. Selanjutnya, tambahkan kapas kurang lebih 1
cm kedalam kertas selongsong yang dibuat. Lalu, timbang 2 gram sampel
kedalam selongsong. Setelah itu, timbang labu lemak setelah itu, catat
hasilnya. Kemudian, susun alat soxhlet dengan memasukkan kapas kedalam
soxhlet. Selanjutnya, masukan selongsong kedalam soxhlet dalam posisi
berdiri. Kemudian, tambahkan pemberat agar selongsong tidak mengambang
saat ditambahkan pelarut. Lalu, pasangkan soxhlet diatas labu didih.
Kemudian, tambahkan pelarut sedikit demi sedikit sampai heksana
memenuhi volume soxhlet. Lalu, tunggu pelarut semua sampai turun, lalu
tambahkan pelarut sampai sampel tenggelam. Setelah itu, pasangkan soxhlet
dengan kondensor, lalu dinyalakan suhu sesuai titik didih pelarut sekitar 6-8
jam. Selanjutnya, melakukan penyulingan, dengan mengeluarkan sampel
dari soxhlet, kemudian pasang kembali soxhlet dengan kondensor. Lalu,
panaskan kembali suhu. Penyulingan selesai ditandai bila pelarut dalam labu
sudah tidak ada hingga yang tersisa hanya lemak saja.

Hasil pengamatan pada percobaan ini yaitu pada sampel kemiri dengan berat
sampel 71,84 g dan berat lemak 44,45 g diperoleh kadar minyak/lemak
sebesar 61,885 %, pada sampel kelor dengan berat sampel 63,4 g dan berat
lemak 16,630 g diperoleh kadar minyak/lemak sebesar 26,23 %.

Menurut literatur Mulisch (2020) Berdasarkan penelitian yang telah


dilakukan rendemen minyak SBE dengan metode soxhlet berkisar antara
19,07-24,14% dan mutunya rendah.

Validitas analisis lemak pada makanan tergantung pada preparasi sampel


sebelum dianalisis. Sampel yang ideal harus sedekat mungkin dengan sifat
instrinsik bahan yang diuji. Namun, sampel yang baik jika diuji mempunyai
sifat yang sesuai dengan bahan. Preparasi sampel untuk analisis lemak
tergantung pada jenis makanan dan lemak alami dalam makanan. Metode
ekstraksi lemak pada sampel cair secara umum berbeda dengan metode pada
sampel padat. Untuk menganalisis lemak dalam makanan secara efektif
perlu memiliki struktur, sifat kimia, dan terbentuknya lemak serta
turunannya (Lestari., dkk, 2019).
Prinsip metode yang digunakan yakni mengekstraksi lemak minyak dalam
sampel menggunakan pelarut yang selalu baru, sehingga terjadi ekstraksi
kontinu dengan jumlah pelarut konstan yang didinginkan dengan pendingin
balik. Kadar lemak diukur melalui berat yang hilang dari sampel atau berat
lemak yang dipindahkan (Kusuma., dkk, 2017).

Alasan penambahan pemberat kedalam soxhlet agar kertas saring didalam


soxhlet tidak mengambang saat ditambahkan pelarut. Dimasukan labu didih
kedalam oven agar labu didih berada dalam keadaan konstan dan kering.
Saat Dibuat selongsong menggunakan kertas saring. Selongsong yang baik
yaitu tidak bocor dan dapat berdiri sehingga dapat menghasilkan ektraksi
murni dari sampel. Digunakan pelarut non polar karena minyak atau lemak
mudah larut dalam pelarut non polar misal heksana. Saat menuangkan
sampel atau pelarut dari soxhlet, posisi sifon harus berada diatas agar sampel
atau pelarut mudah dipindahkan.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Cara penetapan kadar minyak atau lemak menggunakan metode soxhlet
dengan menggunakan pelarut dalam mengekstraksi analit yang dituju
sehingga terjadi ekstraksi yang kontinu dengan adanya jumlah pelarut
konstan yang juga dibantu dengan pendingin balik (kondensor). Pada
umumnya, suatu zat padat yang mengandung analit yang dituju diletakan
dalam suatu thimble yang terbuat dari kertas saring, yang seklanjutnya
dimasukkan kedalam chamber utama ekstraktor soxhelt. Ekstraksi soxhelt
selanjutnya diletakkan kedalam labu yang mengandung pelarut
pengekstraksi. Pada percobaan ini yaitu pada sampel kemiri dengan berat
sampel 71,84 g dan berat lemak 44,45 g diperoleh kadar minyak/lemak
sebesar 61,885 %, pada sampel kelor dengan berat sampel 63,4 g dan berat
lemak 16,630 g diperoleh kadar minyak/lemak sebesar 26,23 %.

V.2 Saran
Sebelum praktikum seharusnya menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu.
Sebaiknya praktikan membaca modul terlebih dahulu sehingga pada saat
praktikum tidak terjadi kesalahan yang nantinya akan mempengaruhi dari
hasil percobaan, serta diperlukan ketelitian dalam setiap perlakuan percobaan
Daftar pustaka

Departemen Kementrian Repulik Indonesia. (1979). Farmakope Indonesia Edisi


III. Jakarta ; Departemen Kesehatan Republic Indonesia.

Kusuma, dkk. 2017. Pengawasan Mutu Makanan. Malang: Universitas Brawijaya


Press

Lestari, dkk. 2019. Kandungan Zat Gizi Makanan khas Yogyakarta. Yogyakarta:
UGM Press

Maita, dkk. (2019). Gizi kesehatan pada masa reproduksi.Yogyakarta; CV budi


utama

Mulisch. (2020). Pemulihan minyak sawit dari spent bleaching earth dengan
metode ekstraksi refluks. IPB university

Rohman. 2014. Metode Analisis Kimia. Yogyakarta: UGM Press.

Siastuti. 2015. Kadar Air dan Bilangan Asam dari Minyak Kelapa yang dibuat
dengan Cara Tradisional dan Fermentasi. Bali: Universitas Udayana.

Sumantri. (2018). Analisis makanan. Yogyakarta; Gadjah mada university press

Suparno. 92013). Sains dan teknologi proses produksi minyak/lemak dan kulit
samoa. Bogor; IPB Press

Tim dosen. (2019). Penuntun praktikum biokima farmasi. Palu; universitas


tadulako

Wahyuni, dkk. 2019. Anatomi Fisiologi Tumbuhan. Malang: Universitas


Muhammadiyah Malang.

Yuliana. (2018). Buku ajar biokimia farmasi. Surabaya ; Jakad publishing

Anda mungkin juga menyukai