Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PRAKTIKUM BIOKIMIA

LAPORAN UJI KUALITATIF LIPID

OLEH
Kelompok 6
Itaul Masarroh 10119089
Jinani Firdausi Putri 10119091
Laila Alfi Sahara 10119094
Layyini Khofifah 10119096

PROGRAM STUDI S1-FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lipid adalah sekelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan,
hewan, atau manusia dan memegang peranan yang penting dalam struktur dan fungsi
sel (Tim Dosen Biokimia, 2011).
Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab
senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip.
Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian, para ahli
biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang kelompok yang disebut
lipid (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009).
Lipid (Yunani, lipos = lemak) adalah sekelompok besar senyawa alam yang tak
larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti n-heksan, kloroform,
dan dietil eter. Sifat inilah yang membedakan lipid dari karbohidrat, protein, asam
nukleat, dan kebanyakan molekul hayati lainnya (Tim Dosen Kimia UPT MKU, 2011).
Struktur molekul lipid sangat beragam, sehingga kita harus meninjau banyak
gugus fungsi yang telah kita pelajari sebelumnya. Senyawa yang termasuk kelompok
lipid adalah trigliserida, lilin, fosfolipid, glikolipid, steroid, terpen, prostaglandin, dan
lain-lain (Tim Dosen Kimia UPT MKU, 2011).
Lemak dan minyak merupakan bagian terbesar dan terpenting kelompok lipid,
yaitu sebagai komponen makanan utama bagi organisme hidup. Lemak dan minyak
penting bagi manusia karena adanya asam-asam lemak esensial yang terkandung di
dalamnya. Fungsinya dapat melarutkan vitamin A, D, E, dan K yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan tubuh (Tim Dosen Biokimia, 2011).
Sudut pandang kesehatan menempatkan lemak sebagai zat tenaga, pelarut
vitamin, dan dalam komponen bahan makanan, lemak memberi rasa gurih. Karakter
pemberi rasa gurih pada lemak, menyebabkan makanan yang berlemak disukai banyak
orang. Implikasi jangka panjangnya adalah akan terjadi kelebihan cadangan lemak. Hal
ini umumnya terjadi jika asupan lebih tinggi daripada kebutuhan, atau rendahnya
aktivitas fisik di saat asupan lemak dan zat gizi makro lainnya tinggi (Rejeki, 2010).

B. Tujuan
Untuk mengetahui kelarutan pada lipid
Untuk mengetahui ketidak jenuhan pada lipid
Untuk mengetahui pembentukan acrolein
Untuk mengetahui lipid dapat membentuk noda semitransmitan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lipid meliputi senyawa meliputi senyawa-senyawa heterogen, termasuk lemak dan
minyak. Lipid mempunyai sifat yang sama, yaitu larut dalam pelarut non polar, seperti
etanol,eter, kloroform dan benzena (Almatsier, 2004: 51).
Lemak merupakan molekul besar yang tersusun dari sejumlah molekul-molekul yang
lebih kecil melalui reaksi dehidrasi. Lemak terbuat dari gliserol dan asam lemak. Gliserol
merupakan alkohol dengan tiga karbon, yang
masing-masing berikatan dengan suatu gugus hidroksil. Asam lemak memiliki rangka karbon
panjang, biasanya 16-18 karbon. Karbon pada salah satu asam lemak merupakan
gugushidroksil (Campbell, 2008: 81).
Lemak dimasukkan dalam satu kelompok disebut lipid. Sifat fisika lipid yaitu:
(1) tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik misalnya
eter, aseton, kloroform, benzena yang sering disebut “pelarut lemak”. (2) ada hubungan
dengan asam-asam lemak atau esternya. (3) mempunyai kemungkinan digunakan oleh
makhluk hidup. Lipid tidak dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan dengan cara
ekstraksi menggunakan alkohol panas, eter, atau pelarut lemak yang lain (Poedjiadi, 2005: 51).
Asam lemak adalah asam lemah. Garam natrium atau kalium yang dihasilkan
oleh asam lemak dapat larut dalam air dan dikenal sebagai sabun. Minyak adalah ester asam
lemak tidak jenuh dengan gliserol. Untuk menentukan derajat ketidak jenuhan pada asam
lemak yang terkandung didalamnya (lemak hewan) diukur dengan bilangan iodium.
Semakin banyak ikatan rangkap, semakin banyak pula iodium yang dapat bereaksi
(Poedjiadi, 2005: 55-60).
Lemak dan minyak adalah suatu trigliserida atau triasilgliserol. Perbedaan antara
suatu lemak dan minyak yaitu lemak berbentuk padat dan minyak berbentuk cair pada
suhu kamar. Lemak tersusun oleh asam lemak jenuh sedangkan minyak tersusun oleh asam
lemak tak jenuh. Lemak dan minyak adalah bahan yang tidak larut dalam air (Almunady,
2012:103).
Sepasang fosfolipid dengan pelarutan dalam kloroform untuk menghilangkan lipid
metal dan metanol untuk mengekstrak lipid polar (fosfolipid) dapat menghasilkan
fosfolipid dengan kemurnian lebih tinggi. Asam lemak bebas diduga larut dalam metanol
dan tidak hilang dalam pencucian menggunakan kloroform (Estiasih, 2010: 155).
Sifat-sifat lipid diantaranya hidrolisis, pembentukan membran inti sel dan emulse,
hidrogensi dan ransid/ tengik. Jika dalam uji ditetesi lipid akan membentuk warna orange, uji
ketidakjenuhan lipid akan membentuk warna kuning. Adapun pelarut lipid yaitu eter,
kloroform, benzena karbon tertraklorida xylena, alkohol panas dan aseston panas
(Sukmawati, 2015: XXVii).
Ada beberapa penggolongan lipid menurut Hawa yaitu:
1. Lipid sederhana, ester asam lemak dengan berbagai alkohol.
Contoh lemak dan lilin
2. Lipid gabungan, ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan
contoh fosfolipid, serebrosida
3. Derivat lipid, senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contoh asam
lemak, gliserol dan sterol (Hawa, 2013: 42).
Lemak berbeda dengan karbohidrat dan protein karena tidak terdiri dari polimer
satuan-satuan molekular. Setiap gram lemak mengandung kalori 2,25 kali dari jumlah kalori
yang dihasilkan oleh protein atau karbohidrat. Lemak selalu tercampur dengan komponen-
komponen lain dalam makanan misalnya vitamin-vitamin yang larut lemak yaitu A, D, E, K,
sterol dan fitosterol (Azka, 2015: 252).
Lipid adalah sekelompok molekul yang beragam, semuanya tidak dapat larut
dalam air, namun dapat larut dalam zat pelarut non polar, seperti eter atau kloroform.
Menurut struktur kimianya, lemak terdiri dari lemak netral (trigliserid), phospholipida,
lecithine, dan sphyngomyeline. Menurut sumbernya terdiri dari lemak hewani dan lemak
nabati. Menurut konsistennya, lemak terdiri dari lemka tak terlihat dan lemak
terlihat. Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh, lemak hewan
mengandung asam lemak jenuh (Riawan, 1991: 63).
Mentega merupakan makanan produk susu, dibuat dengan mengaduk krim
yang didapat dari susu. Mentega jugadisebut sebagai emulsi air dalam lemak, dan
komposisinya terdiri dari lemak susu, air, casein dan garam dapur. Lemak mentega berasal dari
lemak susu hewan. warna mentega yang disenangi adalah warna kuning dan zat warna
yang digunakan adalah vitamin A yang berupa pigmen berwana kuning. Kandungan gizi
mentega: kalori sebanyak 716, jumlah lemak 81, lemak jenuh 51 g, lemak tak jenuh 3
g, lemak tak jenuh tunggal 21 g, lemak trans 3,9 g dan mengandung kolesterol sebanyak 215
mg (Suseno, 2000: 54).
Margarin merupakan mentega buatan. Bisa dibuat dari minyak nabati atau hewani.
Margarin mengandung tidak kurang dari 80 persen lemak. Lemak hewani yang digunakan
biasanya lemak babi dan lemak sapi, sedangkan lemak nabati yang digunakan adalah minyak
kelapa, minyak kelapa sawit, minyak kedelai dan minyak biji kapas. Kandungan gizi
margarin: kalori 716, jumlah lemak 81g, lemak jenuh 15 g, lemak tak jenuh ganda 24
g, lemak tak jenuh tunggal 39 g, lemak trans 15 g dan mengandung kolesterol sebanyak
0 mg (Suseno, 2000:53).
Minyak zaitun merupakan minyak yang didapat dari buah zaitun, pohon tradisional
dari basin mediterania. Kandungan gizi minyak kelapa: kalori sebanyak 884, jumlah
lemak100 g, lemak jenuh 14 g, lemak tak jenuh ganda 11g, lemak tak jenuh tunggal
73 g, dan mengandung kolesterol sebanyak 0 mg (Suseno, 2000: 52).
BAB III
METODOLOGI
A. Alat
- tabung reaksi
- pipet tetes
- pipet mikro
- tip pipet mikro
- cawan porselin
- kertas

B. Bahan
- Kloroform
- Eter
- Akuades
- natrium karbonat 1%
- larutan empedu
- Hubl iodin
- minyak kelapa
- minyak zaitun
- mentega
- margarin
- gliserol
- kristal KHSO4

C. Cara Kerja
• Uji Kelarutan Lipid
1. dimasukkan 2 ml kloroform, eter, air, natrium karbonat 1% dan empedu ke dalam
5 tabung yang berbeda menggunakan pipet tetes
2. ditambahkan 1 tetes minyak kelapa kedalam masing-masing tabung
3. dikocok tiap tabung dan amati yang terjadi setelah 5 menit.

• Uji Ketidak Jenuhan Lipid


1. Dimasukan 5 ml klorofom dalam tabung reaksi lalu ditambahkan satu 10 tetes
larutan hubll iodin kedalam tabung
2. Larutan dibagi kedalam 5 tabung lainnya masing-masing 1 ml
3. Kemudian masing-masing diteteskan minyak kelapa 3 tetes, minyak wijen 4 tetes,
minyak zaitun 3 tetes, margarin 5 tetes, mentega 7 tetes
4. Diamati perubahan warna yang terjadi

• Uji Pembentukan Akrolein


1. Disiapkan 2 tabung reaksi
2. Dimasukkan 3 tetes gliserol dan 3 tetes minyak kelapa kedalam masing-masing
tabung
3. Ditambahkan 1 cm kristal KHSO4 pada masing-masing tabung
4. Dipanaskan dan dicium aromanya. Bandingkan aroma kedua tabung (bau
menyengat berasal dari akrolein)

• Uji Grease spot test


1. Disiapkan 1 tabung reaksi
2. Dimasukkan 5 tetes minyak kelapa kedalam tabung reaksi
3. Ditambahkan 5 ml meter dan dikocok dengan kuat
4. Dituangkan lapisan eter kedalam cawan porselen dan dibiarkan eter menguap
5. Kemudian lap dasar cawan porselen dengan kertas
BAB IV
HASIL
• Uji Kelarutan
Sampel Pelarut
Klorofom Eter Air Natrium empedu
karbonat 1%
Minyak kelapa Larut Larut Tak larut Larut Tak larut

• Uji Ketidak Jenuhan Lipid


No Pelarut Lemak/Minyak Hasil Pengamatan
Minyak kelapa Warna merah muda berubah
menjadi berwarna putih bening

Minyak wijen Warna merah muda berubah


menjadi berwarna kuning

1. Klorofom Minyak zaitun Warna merah muda berubah


menjadi berwarna putih bening

Margarin Warna merah muda berubah


menjadi berwarna kuning

Mentega Warna merah muda berubah


menjadi berwarna putih bening

• Uji Akrolein
Perlakuan Hasil
• 3 tetes gliserol + 1 cm kristal • Berbau tengik
KHSO4
• 3 tetes minyak kelapa + 1 cm • Tidak berbau
kristal KHSO4 + dipanaskan

• Uji Grease spot test


Perlakuan Hasil
5 tetes minyak kelapa + 5 tetes eter, Tidak bernoda;
dituangkan dalam cawan dan dilap
dengan kertas
BAB V
PEMBAHASAN
• Uji Kelarutan Lipid
Solubilitas atau yang biasa disebut kelarutan merupakan kemampuan suatu zat
kimia tertentu yang bertindak sebagai zat terlarut (solute) untuk larut dalam suatu
pelarut (solven). Kelarutan bergantung pada struktur zat, seperti perbandingan gugus
polar dan non polar dari suatu molekul. Untuk uji kelarutan ini digunakan sampel yaitu
minyak kelapa. Pelarut yang digunakan adalah kloroform, eter, aquades, Na2CO3 1%
dan empedu. Pada percobaan ini langkah awal yang dilakukan adalah menempatkan
masing-masing pelarut pada 5 tabung reaksi yang berbeda. Kemudian pada masing-
masing pelarut di teteskan minyak kelapa sebanyak 1 tetes. Hasil yang didapat adalah
pada kloroform dan eter sampel minyak kelapa menunjukkan hasil positif larut. Pada
pelarut aquades dan empedu sampel minyak kelapa hasil negatif, yakni tidak larut.
Sedangkan dalam Na2CO3 1% sampel memberikan hasil positif larut.
Menurut teori lipid merupakan biomolekul yang tidak larut dalam air, karena
umumnya lipid merupakan molekul yang memiliki gugus non polar. Teori ini sesuai
dengan percobaan kelarutan dengan menggunakan aquades yang memberikan hasil
negatif. Hal ini karena aquades merupaka pelarut yang bersifat polar, sehingga kedua
zat ini tidak bercampur. Pada pelarut kloroform, eter, dan Na2CO3 1% hasil yang
diberikan positif karena ketiga pelarut tersebut merupakan pelarut non polar, sehingga
pelarut dengan sampel dapat saling tarik menarik antar molekulnya.

• Uji Ketidak Jenuhan


Uji ketidak jenuhan dilakukan untuk mengetahui asam lemak yang di uji apakah
termasuk kedalam asam lemak jenuh atau asam lemak tak jenuh dengan menggunakan
pereaksi iod hubl. Uji ini diawali dengan mencampur kloroform dengan pereaksi iod
hubl. Koroform berfungsi untuk melarutkan lemak. pereaksi iod hubl digunakan
sebagai indokator. Pereaksi iod buhl mengandung iod dalam alkohol dan sedikit HgCl2.
Iod berfungsi untuk melakukan adisi pada suatu ikatan rangkap yang ada pada lemak.
HgCl2 berfungsi sebagai katalisator reaksi. Kemudian ditambahkan masing-masing
sampel. Sampel yang digunakan adalah minyak kelapa, minyak wijen, minyak
zaitun,mentega, dan margarin. Kemudian dikocok tiap penetesan hingga homogen.
Pada sampel minyak wijen dan margarin tergolong dalam asam lemak jenuh
karena perubahan warna tidak berubah menjadi putih bening melainkan warna kuning
dimana warna tidak hilang. Pada sampel minyak kelapa, minyak zaitun, mentega yang
diujikan tergolong asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh dapat dibedakan dari asam
lemak tak jenuh dengan cara melihat strukturnya. Asam lemak tak jenuh memiliki
ikatan ganda pada gugus hidrokarbonnya. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak
ditandai dengan timbulnya warna merah asam lemak, lalu warna kembali lagi menjadi
putih bening. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak
ikatan rangkap dapat diadisi oleh golongan halogen. Pada uji ini, pereaksi iod hubl akan
mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi
ikatan tunggal. Warna merah muda yang hilang selama reaksi menunjukkan bahwa
asam lemak tak jenuh lebih mereduksi pereaksi iod hubl.
• Uji Akrolein
Hasil uji akrolein, gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam
lemak/minyak akan mengalami dehidrasi membentuk aldehid akrilat atau akrolein.
Senyawa pendehidrasi dalam uji ini adalah KHSO4 yang menarik molekul air dari
gliserol. Hasil uji akrolein menunjukkan bahwa gliserol memberikan bau tengik
sedangkan minyak kelapa tidak menghasilkan bau. Gliserol dalam bentuk bebas atau
yang terikat berupa senyawa yang akan membentuk akrolein, sedangkan asam-asam
lemak tidak. Bau tengik dari sampel disebabkan oleh adanya reaksi antara molekul
oksigen dengan asam lemak berikatan ganda. Bau tengik juga terjadi bila
triasilgrilserol yang mengandung asam lemak tak jenuh mengalami proses oksidasi.
Minyak kelapa tidak berbau karena tidak mengandung flatogliserol dan tidak terbentuk
trilegserida.
Penambahan pereaksi KHSO4, bertujuan untuk mengkatalisis gliserol yang
mungkin ada dalam larutan senyawa lemak. Saat pembakaran, timbul bau dan asap
putih. Bila mengalami dehidrasi, gliserol bebas atau gliserol yang terdapat dalam lipid
dapat membentuk aldehid akrilat atau akrolein yang menimbulkan bau ketika
dipanaskan. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa terdapat gliserol di dalam lipid
yang diuji. Uji akrolein untuk gliserol tergantung pada dehidrasi danoksidasi gliserol
menjadi akrolein. Reaksi antara gliserol dan KHSO4 akan menghasilkan acrolein.
CH2 CH2

CHOH + KHSO4 CH + 2 H2O


api

CH2OH CHO
(Gliserol) (Akrolein)

• Uji Grease spot test


Percobaan ini yaitu menganalisis senyawa lipida dengan metode grease spot
test (tes noda lemak). Pada minyak kelapa ditambahkan dengan pelarut eter
untuk melarutkan minyak. Minyak memiliki sifat yaitu tidak dapat larut dalam pelarut
polar seperti air, melainkan larut dalam pelarut semi atau non polar seperti eter. Hal ini
menunjukkan bahwa minyak bersifat non polar. Penambahan eter bertujuan untuk
melarutkan zat-zat selain lemak yang terkandung dalam minyak. Hal ini
dikarenakan eter merupakan pelarut organik nonpolar yang dapat melarutkan lemak
atau minyak yang merupakan senyawa nonpolar, dimana tingkat kepolaran antara eter
dengan minyak kelapa hampir sama. Jika digunakan air sebagai pelarutnya maka
minyak kelapa tidak dapat larut karena antara minyak goreng dengan air memiliki
tingkat kepolaritasan yang jauh berbeda. Selain itu digunakanya eter sebagai pelarut
dan bukan pelarutorganik yang lain, karena dengan sifat eter yang mudah menguap,
sehingga yang tersisa pada gelas arloji adala minyak goreng saja. Kemudian dilakukan
penguapan eter dengan cara meletakkan minyak tersebut di gelas arloji
untuk memperbesar area penguapan, sehingga eter dapat menguap dengan lebih cepat.
Berdasarkan hasil pengamatan, pada kertas yang dioleskan minyak kelapa,
kertas terlihat tidak ada noda, mungkin hal ini disebabkan minyak pada sampel sedikit
sehingga tidak ada noda pada kertas.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada percobaan praktikum ini, pengujian kelarutan lipid dapat disimpulkan
bahwa Lipid bersifat non polar sehingga akan larut dalam pelarut polar yaitu kloroform,
eter dan Na2CO3. Lipid tidak larut dalam aquades dan empedu karena aquades bersifat
polar. Berdasarkan uji ketidak jenuhan yang dilakukan diperoleh hasil, bahwa minyak
wijen dan margarin tergolong ke dalam asam lemak jenuh. Sedangkan minyak zaitun,
minyak kelapa,dan mentega merupakan asam lemak tak jenuh. Untuk uji akrolein
menunjukkan bahwa gliserol memberikan bau tengik sedangkan minyak kelapa tidak
menghasilkan bau. Dan untuk Uji grease spot test (tes noda lemak) pada kertas yang
dioleskan minyak kelapa, kertas terlihat transparan tanpa noda, mungkin hal ini
disebabkan penggunaan minyak pada sampel sedikit sehingga tidak ada noda pada
kertas.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta: Gramedi
Almunandy, dkk. 2012. Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Asam Lemak Tak Jenuh Omega-
3, Omega-6 Dan Karakterisasi Minyak Ikan Patin (Pangasius pangasius). Jurnal Sains. No.
03. Vol. 15. Hal. 102-106. Sumatera selatan: Universitas Sriwijaya.
Azka, Aulia, dkk. 2015. Profil Asam Lemak, Asam Amino, Total Karotenoid Dan Α-
Tokoferol Telur Ikan Terbang. Jurnal JPHPI. No.3. vol. 18. Bogor: IPB
Campbel, dkk. 2008.Biologi Edisi kedelapan jilid 1.Jakarta: Erlangga
Estiasih, Teti. 2010. Ekstraksi Dan Fraksinasi Fosfolipid Dan Limbah Pengolahan
Minyak Sawit. Jurnal Teknologi Industri Pangan. No.02. Vol. xxi. Hal. 151-159. Jakarta: IPB
Poedjiadi, Anna. 2005.Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta: UI-Press
Poedjiadi, Anna dan Supriyanti, F.M. Titin. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press).
Rejeki, Sri. 2010. Gambaran Faktor Sosial Ekonomi, Kebiasaan Makan, Asupan Gizi,
Konsumsi Tablet Fe, dan Status Gizi Ibu Hamil di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten
Gowa. KTI DIII Gizi. Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Makassar
Riawan, 1990.Kimia Organik Edisi 1. Jakarta: Binarupa Aksara
Sukmawaty, Eka. 2015.Biokimia. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin
Lampiran
• Uji Kelarutan Lipid

• Uji Ketidak jenuhan lipid

• Uji Gliserol

• Uji Grease spot test

Anda mungkin juga menyukai