Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

LIPID

Disusun Oleh :
Syafalla Fristania Saharanani (32022140003)
Maya Eka Mutiara (32022140008)
Muhammad Dhava Prabowo (32022140015)
Laily Widya Safitri (32022140016)

Tingkat : 2 (dua)
Tanggal Praktikum : Rabu, 4 Oktober 2023

PROGRAM STUDI S1 GIZI


FAKULTAS GIZI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di kehidupan sehari-hari kita mengenal lemak atau lipid, lemak dan
minyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari sebagai mentega dan lemak
hewan. Umumnya berasal dari tumbuhan contohnya minyak jagung, minyak
zaitun, minyak kacang danlain-lain. Walaupun lemak berbentuk padat dan
minyak adalah cairan keduanyamempunyai struktur dasar yang sama. Lemak
dan minyak adalah triester dari gliserolyang dinamakan trigliserida. Lipid
merupakan segolongan besar senyawa yang tak larut dalam air lipid cenderung
larut dalam pelarut organik seperti eter dankloroform.
Lipid merupakan kelompok senyawa yang penting bagi kelangsungan
hidup.Setiap makhluk hidup terutama tubuh manusia mengandung lebih dari
15% lipid.Lipid berperan sebagai sumber energi utama, cadangan energi
terutama adalahkelompok lipid sederhana. Lipid Sederhana itu yang disebut
triasilgliserol.Disamping itu lipid berperan sebagai insulator sebagai penahan
panas agar suhutubuh dipertahankan dalam jarak normal.
Lipid merujuk pada sekelompok besar molekul-molekul alam yang
terdiriatas unsur-unsur karbon hidrogen dan oksigen. Juga meliputi asam
lemak, malam,sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak,
monogliserida, fosfolipid,glikolipid, termasuk di dalamnya getah dan steroid
dan lain-lain. Banyak manfaatdalam kehidupan sehari-hari yang yang di
peroleh dari lipid. Karena begitu besar peranannya sebagai senyawa organik
yang terdapat dalam tumbuhan, hewan ataumanusia dan sangat berguna bagi
kehidupan manusia dipelajari lah sifat-sifat kelarutan dari lipid. Untuk
memberikan definisi yang jelas tentang lipid yang sangat sukar larut dalam air
maka dilakukanlah praktikum ini guna mengetahui bagaimana kelarutan lipid
dalam air.
1.1.1 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengenal alat dan bahan baku kimia di laboratorium
beserta kegunaan dan keamanannya
2. Mahasiswa mampu mengoperasikan peralatan
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menentukan lipid pada bahan
pangan dengan metode uji yang sesuai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Lipid
Lemak atau lipid merupakan kelompok senyawa organik yang
terdapat dalamtumbuhan, hewan, atau manusia, yang sangat berguna bagi
kehidupan manusia.Memiliki sifat fisika yang tidak larut dalam air tetapi
larut dalam satu atau lebih dari pelarut organik misalnya eter, aseton,
kloroform dan benzena. Jaringan dalam tubuhseperti di sekitar ginjal
mengandung banyak lemak, kira-kira 90%, dalam otak atautelur terdapat
kira-kira 7.5 sampai 30% (poedjiadi, 2015).
Lemak dan minyak adalah suatu trigliserida atau triasilgliserol.
Sebagian besar gliserin pada hewan berupa lemak, sedangkan dalam
tumbuhan cenderung berupa minyak. Yang biasa disebut dengan ungkapan
lemak hewani (lemak babi,lemak sapi) dan minyak nabati (minyak jagung,
minyak bunga matahari) (Fessenden,1997). Lipid dapat diklasifikasikan
dengan berbagai cara yaitu menurut strukturnya terbagi atas lemak netral,
fosfolipida, lesitin, spingomelin. Menurut sumbernya yaitulemak hewani
dan lemak nabati. Menurut konsistensinya yaitu lemak padat danlemak cair.
Menurut wujudnya yaitu lemak tak terlihat dan lemak terlihat (Sediaoetama,
2004).
Lipid sederhana adalah senyawa lipid yang merupakan ester dari
asam lemak dengan gliserol atau alkohol berantai panjang. Ester asam lemak
dengan gliseroldisebut asilgliserol, sedangkan ester asam lemak dengan
alkohol berantai panjangdisebut lilin atau malam. Sedangkan lipid majemuk
adalah senyawa senyawa lipidyang jika dihidrolisis paling tidak akan
menghasilkan 1 molekul senyawa lain yang bukan lipid. Senyawa senyawa
lipid majemuk yang banyak terdapat di alam antaralain fosfolipid,
glikolipid, lipoprotein dan lain sebagainya. Sementara yang
dimaksuddengan lipid turunan adalah senyawa senyawa lipid yang
merupakan hasil penguraian senyawa lipid lain. Misalnya asam lemak hasil
hidrolisis dari senyawamalam atau wax), kolesterol dan senyawa-senyawa
steroid lainnya (Sinaga, 2012).
Lipid memiliki sifat-sifat diantaranya hidrolisis, misalnya hidrolisis
dari trigliserida biasanya dengan enzim lipase akan menghasilkan gliserol
dan asam lipid, pembentukan membrane misel dan emulsi, pada umumnya
lipid tidak larut dalam air. Sebab mengandung ikatan hidrokarbon yang non
polar namun ada beberapa lipidseperti fosfolipid, sfingolipid yang
mengandung lebih banyak bagian yang polar dibandingkan dengan non
polar, bagian polar memiliki sifat larut dalam air (Hartati, 2017). Asam
lemak dan ester asam lemak rantai pendek bermanfaat sebagai senyawa
aromatik. Metil dan ester asam lemak rantai panjang bermanfaat untuk
memproduksialkohol lemak serta bahan bakar pengganti untuk motor
bensin diesel. Asam lemak rantai panjang antara lain asam oleat, linoleat
dan arakidonat, bahkan bermanfaatuntuk pencegahan dan penyembuhan
penyakit yang berkaitan dengan sistem peredaran darah antara lain
trombosis dan aterosklerosis (Handayani, 2005).
Terdapat berbagai macam uji yang berkaitan dengan lipid yang
meliputi analisis kualitatif maupun kuantitatif. Uji-uji kualitatif lipid
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Uji kelarutan lemak
Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivate lipid
terhadap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid
ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke
dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersebut tidak akan larut. Hal
tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut
pada pelarut yang sama-sama nonpolar (Garijoto, 1980).
2. Uji pembentukan emulsi
Emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan dalam
cairan lain di mana keduanya tidak saling melarutkan. Agar terbentuk
emulsi yang stabil, diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut
emulsifier atau emulsifying agent, yang berfungsi menurunkan
tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Bahan emulsifier dapat
berupa protein, brom, sabun, atau garam empedu.
Daya kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk
molekulnya yang dapat terikat, baik pada minyak maupun air.
Emulsifier akan membentuk lapisan disekeliling minyak sebagai akibat
menurunnya tegangan permukaan dan diapsorpsi melapisi butir-butir
minyak, sehingga mengurangi kemungkinanbersatunya butir-butir
minyak satu sama lain.
3. Uji keasaman lemak
Minyak murni umumnya bersifat netral, sedangkan minyak yang
sudah tengik bersifat asam. Hal ini disebabkan minyak mengalami
hidrolisis dan oksidasi menghasilkan aldehida, keton, dan asam-asam
lemak bebas.
Proses ketengikan pada lemak atau minyak dapat dipercepat oleh
adanya cahaya, kelembapan, pemanasan, aksi mikroba, dan katalis
logam tertentu, seperti Fe, Ni, atau Mn. Sebaliknya, zat-zat yang dapat
menghambat terjadinya proses ketengikan disebut antioksidan,
misalnya tokoferol (vitamin E), asam askorbat (vitamin C), polifenol,
hidroquinon, dan flavonoid.
4. Uji penyabunan minyak
Lemak dan minyak dapat terhidrolisis, lalu menghasilkan asam-
asam lemak dan gliserol. Proses hidrolisis yang disengaja bisa
dilakukan dengan penambahan basa kuat, seperti NaOH dan KOH,
melalui pemanasan dan menghasilkan gliserol dan sabun. Proses
hidrolisis minyak oleh alkali disebut penyabunan atau saponifikasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.11 Alat
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Botol timbang
- Batang pengaduk
- Gelas beker
- Gelas ukur
- Corong
- Pipet tetes
- Labu ukur
3.1.2 Bahan
- Minyak kelapa sawit
- Minyak jelantah
- Minyak jagung
- Minyak ikan
- Mentega
- Alkohol 96%
- Eter
- Kloroform
- Larutan Na2CO3 0,5%

Prosedur Kerja:
1. Uji Kelarutan Lemak (untuk mengetahui kelarutan lemak pada
pelarut tertentu)
Pada umumnya, lemak dan minyak tidak dapat larut dalam air, tetapi
sedikit larut dalam alcohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti
eter, kloroform, aseton, benzena, atau pelarut-pelarut nonpolar lainnya.
Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila
dibiarkan, maka kedua cairan akan mamisah menjadi dua lapisan.
Sebaliknya, minyak dalam soda (Na2CO3) akan membentuk emulsi yang
stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan
soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif permukaan, sehingga
tetes-tetes minyak menjadi tersebar seluruhnya.
Reagen:
- Eter
- Alkohol 96%
- Klofororm
- Air
- Larutan Na2CO3

Bahan:
- Minyak kelapa sawit
- Minyak jelantah
- Minyak jagung
- Minyak ikan
- Mentega

Prosedur:
Uji Kelarutan Lemak

Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering

Berturut-turut isilah dengan air, alkohol 96%, eter, klorofom, dan larutan
Na2CO3 0,5% masing-masing sebanyak 1 mL

Tambahkan pada setiap tabung 2 tetes sampel

Kocoklah sampai homogen, lalu biarkan beberapa saat, amati sifat


kelarutannya
Ulangi prosedur diatas untuk sampel yang lain

2. Uji Pembentukan Emulsi (Untuk mengetahui terjadinya pembentukan


emulsi dari lipid)
Emulsi adalah dispersi atau suspense metastabil suatu cairan dalam
cairan tertentu dimana keduanya tidak saling melarutkan. Agar terbentuk
emulsi yang stabil, diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier.
Emulsifier berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fasa
cairan. Bahan emulsifier dapat berupa protein, gom, sabun, atau garam
empedu. Daya kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk
molekulnya yang dapat terikat, baik pada minyak maupun air. Emulsifier
akan membentuk lapisan di sekeliling minyak sebagai akibat menurunnya
tegangan permukaan dan diadsorpsi melapisi butir-butir minyak, sehingga
mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu sama lain.
Reagen:
- Larutan Na2CO3 0,5%
- Air
- Larutan sabun cair

Bahan:
- Minyak kelapa sawit
- Minyak jelantah
- Minyak jagung
- Minyak ikan
- Mentega
Prosedur:

Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering


Tabung I : 2 mL air dan 2 tetes sampel
Tabung II :2 mL air, 2 tets sampel, dan 2 tetes Na2CO3 0,5%
Tabung III : 2 mL air, 2 tetes sampel, dan 2 tetes sabun cair
Tabung IV : 2 mL larutan protein 2% dan 2 tetes sampul
Tabung V : 2 mL larutan empedu encer dan 2 tetes sampel

Kocok setiap tabung dengan kuat, lalu biarkan beberapa saat, amat
terjadinya emulsi

Ulangi prosedur diatas untuk sampel yang lain

3. Uji Kesaman Lemak ( untuk mengetahui sifat asam basa lipid)


Minyak murni pada umumnya bersifat netral, sedangkan minyak
yang sudah tengik bersifat asam. Hal ini disebabkan karena minyak
mengalami hidrolisis dan oksidasi menghasilkan aldehida, keton, dan asam-
asam lemak bebas. Proses ketengikan pada lemak atau minyak dapat
dipercepat dengan adanya cahaya, kelembaban, pemanasan, aksi mikroba,
dan katalis logam tertentu seperti Fe, Ni, atau Mn. Sebaliknya, zat-zat yang
dapat menghambat terjadinya proses ketengikan disebut antioksidan,
misalnya tokoferol (vitamin E), asam askorbat (vitamin C), polifenol,
hidroquinon, dan flavonoid.
Bahan:
- Minyak kelapa sawit
- Minyak jelantah
- Minyak jagung
- Minyak ikan
- Mentega
- Kertas lakmus merah dan biru

Prosedur:
a. Hidrolisis minyak dan lemak(saponifikasi)

Masukkan 5 ml sampel kedalam erlenmeyer

Panaskan samapi mendidih selama 15 menit

Untuk mengetahui apakah reaksi penyabunan telah sempurn, ambillah 3 tetes


larutan kemudian larutkan dalam air. Bila larut, maka menunjukkan reaksi
telah sempurna

Setelah sempurna, uapkan alkohol yang tersisa sampai habis

Dinginkan, lalu tambahkan 75 ml air dan panaskan sampai sabun larut

4. Uji Penyabunan Minyak dan Lemak (umtuk mengetahui terjadinya


hidrolisis pada minyak dan lemak oleh alkali)
Lemak dan minyak dapat terhidrolisis menghasilkan asam lemak
dan gliserol. Proses hidrolisis yang disengaja dilakukan dengan
penambahan basa kuat seperti NaOH atau KOH melalui pemanasan dan
menghasilkan gliserol dan sabun. Proses hidrolisis minyak dan lemak oleh
alkali disebut reaksi penyabunan atau saponifikasi.
Reagen:
- NaOH
- CaCl 5%
- Pb (CH2COO)2 5%
- Alkohol 96%
- MgSO4 5%
- Deterjen

Bahan:
- Minyak kelapa sawit
- Minyak jelantah
- Minyak jagung
- Minyak ikan
- Mentega

Prosedur:
b. Uji sifat-sifat sabun (kesadahan)

Ambillah 6ml larutan sabun dengan menggunakan pipet ukur, lalu netralkan
dengan asam asetat encer

Larutkan sabun yang telah netral dibagi menjadi 3 bagian, masing-masing


masukkan ke dalam tabung reaksi

Ke dalam tabung 1,2, dan 3 berturut-turut tambahkan CaCl3 5%, NgSO4 5%,
dan Pb (CH2COO)2 5% sebanyak 5 ml. lakukan pengocokan dengan kuat.

Amati dan catat perubahan yang terjadi

Ulangi percobaan mengunakan detergen, lalu bandingkan hasil yang


didapat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan


1. Uji kelarutan lemak
Sampel Hasil pengamatan Kesimpulan
Minyak jelantah Air = tidak larut Bersifat polar
Alkohol 96% = tidak larut Bersifat polar
Eter = larut Bersifat nonpolar
Kloroform = larut Bersifat nonpolar
Na2CO3 = larut Bersifat nonpolar
Minyak kelapa sawit Air = tidak larut Bersifat polar
Alkohol 96% = tidak larut Bersifat polar
Eter = larut Bersifat nonpolar
Kloroform = larut Bersifat nonpolar
Na2CO3 = larut Bersifat nonpolar
Minyak jagung Air = tidak larut Bersifat polar
Alkohol 96% = tidak larut Bersifat polar
Eter = larut Bersifat nonpolar
Kloroform = larut Bersifat nonpolar
Na2CO3 = larut Bersifat nonpolar
Minyak ikan Air = tidak larut Bersifat polar
Alkohol 96% = tidak larut Bersifat polar
Eter = larut Bersifat nonpolar
Kloroform = larut Bersifat nonpolar
Na2CO3 = larut Bersifat nonpolar
Mentega Air = tidak larut Bersifat polar
Alkohol 96% = tidak larut Bersifat polar
Eter = larut Bersifat nonpolar
Kloroform = larut Bersifat nonpolar
Na2CO3 = larut Bersifat nonpolar
2. Uji pembentukan elmusi
Sampel Hasil pengamatan Kesimpulan
Minyak kelapa sawit Air = emulsi tidak stabil Tidak larut
Na2CO3 = emulsi tidak stabil Tidak larut
Larutan sabun cair = emulsi stabil larut
Minyak jagung Air = emulsi tidak stabil Tidak larut dan berbuih
Na2CO3 = emulsi tidak stabil Tidak larut dan berbuih
Larutan sabun cair = emulsi tidak Tidak larut and berbuih
stabil
Minyak jelantah Air = emulsi tidak stabil Tidak larut
Na2CO3 = emulsi tidak stabil Tidak larut
Larutan sabun cair = emulsi stabil larut
Minyak ikan Air = emulsi tidak stabil Tidak larut
Na2CO3 = emulsi tidak stabil Tidak larut
Larutan sabun cair = emulsi stabil larut
Mentega Air = emulsi tidak stabil Tidak larut
Na2CO3 = emulsi tidak stabil Tidak larut
Larutan sabun cair = emulsi stabil larut

3. Uji keasaman lipid


Sampel Hasil pengamatan Kesimpulan
Minyak kelapa sawit Lakmus merah tetap merah (+) netral
Lakmus biru tetap biru
Minyak jagung Lakmus merah tetap merah (+) netral
Lakmus biru tetap biru
Minyak jelantah Lakmus merah tetap merah (+) netral
Lakmus biru tetap biru
Minyak ikan Lakmus merah tetap merah (+) netral
Lakmus biru tetap biru
Mentega Lakmus merah tetap merah (+) netral
Lakmus biru tetap biru
 Uji hidrolisisi minyak dan lemak (saponifikasi)
Sampel Hasil pengamatan Kesimpulan
Minyak kelapa sawit 3 tetes larutan minyak kelapa (+) hidrolisis sempurna
yang sudah dipanaskan
dilarutkan dalam air hasilnya
sempurna tercampur dengan
rata
Minyak jagung 3 tetes larutan minyak (+) hidrolisis sempurna
jagung yang sudah
dipanaskan dilarutkan dalam
air hasilnya sempurna
tercampur dengan air dan
warnanya lebih bening
Minyak jelantah 3 tetes larutan minyak (+) hidrolisis sempurna
jelantah yang sudah
dipanaskan dilarutkan dalam
air hasilnya sempurna
tercampur dengan rata
Minyak ikan 3 tetes larutan minyak ikan (+) hidrolisis sempurna
yang sudah dipanaskan
dilarutkan dalam air hasilnya
tercampur sempurna dengan
air
Mentega 3 tetes larutan mentega yang (+) hidrolisis sempurna
sudah dipanaskan dilarutkan
dalam air hsailnya sempurna
tercampur dengan air
4. Uji penyabunan lemak dan minyak
 Uji kesadahan sabun
Sampel Hasil pengamatan Kesimpulan
Sabun + CaCl 5% Dari warna hijau bening Tidak ada endapan
menjadi hijau muda bening
Sabun + MgSO4 5% Dari warna hijau bening Tidak ada endapan
menjadi hijau muda bening
Sabun + Pb Dari warna hijau bening Tidak ada endapan
(CH3COO)2 menjadi hijau muda bening

 Uji kesadahan detergen


Sampel Hasil pengamatan Kesimpulan
Detergen + CaCl 5% Dari warna putih bening Tidak ada endapan
menjadi putih
Detergen + MgSO4 Dari warna putih bening Ada endapan
5% menjadi putih
Detergen + Pb Dari warna putih bening Ada endapan
(CH3COO)2 menjadi putih susu

 Perhitungan
a. Na2CO3 0,5% dalam 100 ml
0,5
= × 100 = 0,5 gram
100
b. NaOH 10% dalam 100 ml
10
= × 100 = 10 gram
100
c. CaCl 5% dalam 100 ml
5
= × 100 = 5 gram
100
d. MgSO4 5% dalam 100 ml
5
= × 100 = 5 gram
100
e. Pb (CCH3COO)2 5% dalam 100 ml
5
= × 100 = 5 gram
100

4.2 Pembahasan
1. Uji kelarutan lemak
Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid
terdahadap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid
ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam
pelarut polar maka hasilnya lipid tersbut tidak akan larut. Hal tersebut
karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada
pelarut yang sama-sama nonpolar (Garjito, 1980).
Uji kelarutan adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui kelarutan
lipida pada pelarut tertentu. Uji kelarutan lipid ditentukan oleh kepolaran
pelarutnya. Jika lipid dilarutkan dalam pelarut polar, maka hasilnya tidak
akan larut. Lipid tersebut memiliki sifat nonpolar, sehingga hanya akan
larut apabila dilarutkan dengan pelarut nonpolar juga. Sampel lipid yang
dipakai yaitu minyak kelapa sawit, minyak jelantah, minyak jagung,
minyak ikan, dan mentega.
Uji pertama dilakukan pada sampel yang dilarutkan dengan air. Hasil
menunjukan negatif, yang berarti bahwa air tidak dapat melarutkan lipid.
Hal tersebut dapat terjadi karena air hanya dapat melarutkan zat - zat
yang bersifat ionik atau bersifat polar. Cara air melarutkan suatu zat yaitu
dengan menarik sisi - sisi ionik atau sisi - sisi polar dari suatu zat terlarut.
Air tidak dapat melarutkan zat nonpolar karena air tidak dapat menarik
sisi-sisi molekul untuk memutuskan ikatan yang menyusun zat nonpolar
tersebut. Sehingga hasil negatif tersebut sudah sesuai dengan teori.
Uji yang kedua dilakukan pada sampel yang dilarutkan dengan etanol
96%. Hasil menunjukkan negatif, yang berarti bahwa alkohol tidak dapat
melarutkan lipid dengan sempurna, hanya bisa sedikit melarutkan.
Karena pada umumnya yang bisa melarutkan minyak dengan sempurna
adalah bahan yang bersifat non polar seperti eter, kloroform, benzene,
dan aseton.
Uji yang ketiga dilakukan pada sampel yang dilarutkan dengan
kloroform. Hasil menunjukkan positif, yang berarti bahwa kloroform
dapat melarutkan lipid. Hal tersebut dapat terjadi karena kloroform
merupakan pelarut organik yang bersifat nonpolar. Dan lipid sendiri
memiliki sifat yang dapat larut sempurna dalam pelarut organik.
Sehingga hasil positif tersebut sesuai dengan teori.
Uji yang keempat dilakukan pada sampel yang dilarutkan dengan
eter. Hasil menunjukkan positif, yang berarti bahwa eter dapat
melarutkan lipid. Hal tersebut dapat terjadi karena eter merupakan
pelarut nonpolar dan lipid juga merupakan senyawa nonpolar sehingga
hasil bahwa eter dapat melarutkan lipid tersebut sesuai dengan teori.
Uji yang kelima dilakukan pada sampel yang dilarutkan dengan
Na2CO3. Hasil menunjukkan positif, yang bearti bahwa Na2CO3 dapat
melarutkan lipid. Hal tersebut dapat terjadi karena lemak dalam Na2CO3
akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas
dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun
mempunyai daya aktif permukaan, sehingga tetes-tetes minyak tersebar
seluruhnya. Sehingga hasil positif tersebut sesuai dengan teori.
2. Uji Pembentukan Emulsi
Pada praktikum uji pembentukan emulsi menggunakan beberapa
sampel yakni minyak kelapa, minyak jagung, minyak jelantah, mentega,
Dan minyak ikan. Adapun hasil praktikum baik pada sampel minyak
kelapa, minyak jagung, minyak jelantah, mentega, Dan minyak ikan pada
air dan Na2CO3 terbentuk emulsi tidak stabil karena air yang sifatnya
polar sangat susah larut dalam minyak yang sifatnya nonpolar sehingga
kedua cairan tersebut akan saling memisah. Hal yang menyebabkan
terbentuknya emulsi tidak stabil pada penambahan minyak dengan air
Dan larutan Na2CO3 karena adanya air pada campuran tersebut sehingga
walaupun sebenarnya minyak dalam pelarut Na2CO3 akan membentuk
emulsi stabil maka dari itu, adanya air membentuk emulsi tidak stabil.
Sementara itu, penambahan minyak kelapa, minyak jagung, minyak
jelantah, Dan mentega dengan larutan sabun membentuk emulsi yang
stabil karena mampu menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase
cairan yaitu pengemulsi atau emulsifier. Emulsifier akan membentuk
lapisan di sekeliling minyak sebagai akibat menurunnya tegangan
permukaan Dan di adsorpsi melapisi butir-butir minyak sehingga
mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu sama lain.
3. Uji Keasaman Lemak
Pada praktikum uji keasaman lemak menggunakan 5 sampel yaitu
minyak kelapa minyak jagung, minyak jelantah, minyak ikan, mentega.
teteskan sedikit sampel pada cawan porselin kemudian masukkan
lakmus merah dan lakmus biru bergantian. pada sampel minyak kelapa
minyak jelantah, minyak ikan, mentega menghasilkan lakmus merah
tetap merah dan lakmus biru tetap biru yaitu netral, pada sampel minyak
jagung menghasilkan lakmus merah tetap merah dan lakmus biru tetap
biru yaitu netral. minyak umumnya bersifat netral, sedangkan minyak
yang sudah tengik bersifat asam. hal ini disebabkan minyak mengalami
hidrolisis dan oksidasi menghasilkan asam lemak bebas.
 Uji hidrolisis minyak dan lemak
Pada praktikum hidrolisis minyak dan lemak menggunakan
5 sampel yaitu minyak kelapa, minyak jagung, minyak jelantah,
minyak ikan, mentega. ambil 1ml sampel kemudian tambahkan 2
ml NaOH kemudian panaskan selama 15 menit setelah 15 menit
ambil 3 tetes larutan yang sudah dipanaskan kemudian larutkan ke
dalam sedikit air. pada sampel minyak kelapa, minyak jelantah,
minyak ikan, mentega memiliki hasil yang sempurna, pada sampel
minyak jagung memiliki hasil yang sempurna akan tetapi pada
sampel minyak jagung larutan lebih jernih dibandingkan dengan
sampel yang lain. Reaksi terjadi karena reaksi antara trigliserida
dengan alkali.
4. Uji Penyabunan Minyak dan Lemak
 Uji kesadahan sabun
1. Pada tabel kesadahan sabun yakni pada tabung 1 ditambahkan
CaCl 5% sebanyak 5ml dan dikocok dengan kuat menunjukkan
adanya buih yang sedikit dan tidak menghasilkan endapan.
2. Pada tabung kedua yang ditambahkan dengan larutan MgSO4
5% sebanyak 5ml dan dikocok dengan kuat menunjukkan adanya
buih banyak dibandingkan dengan tabung satu dan sedikit
mengandung endapan.
3. Pada tabung ketiga yang ditambahkan dengan larutan Pb asetat
5% sebanyak 5 ml dan dikocok dengan kuat menunjukkan
adanya buih yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan
tabung 1 dan 2 serta ditandai dengan timbulnya endapan.
 Uji kesadahan detergen
1. Pada tabel kesadahan detergen yakni pada tabung 1 ditambah
dengan CaCl 5% sebanyak 5 ml dan dikocok dengan kuat
menunjukkan adanya buih yang banyak dan tidak menghasilkan
endapan.
2. Pada tabung kedua yang ditambahkan dengan larutan MgSO4
5% sebanyak 5ml dan dikocok dengan kuat menunjukkan adanya
buih yang banyak dibandingkan dengan tabung satu dan
mengandung endapan
3. Pada tabung ke tiga yang ditambahkan dengan larutan Pb-asetat
5% sebanyak 5 ml dan dikocok dengan kuat menunjukkan
adanya buih yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan
tabung 1 dan dua serta ditandai dengan timbulnya endapan.
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
1) Dari praktikum uji lipid ini dapat disimpulkan bahwa uji lipid dapat
dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah uji kelarutan lipid.
pada uji kelarutan lipid menunjukkan bahwa sampel minyak terlarut atau
bisa larut terhadap kloroform dan eter, dan tidak larut pada aquadess dan
etanol 96%, hal ini terjadi karena minyak akan larut dengan larutan yang
memiliki sifat yang sama yaitu bersifat nonpolar. sedangkan minyak yang
bereaski dengan Na2CO3 ada yang larut dan ada yang tidak. namun ketika
larut, warnanya berubah menjadi putih seperti sabun yang dilarutkan.
2) Berdasakan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa penambahan air pada
minyak akan membentuk emulsi tidak stabil karena air sifatnya polar sudah
larut dalam minyak yang sifatnya nonpolar sehingga kedua cairan tersebut
akan saling memisah. Larutan sabun Merupakan pengemulsi atau emulsifier
sehingga akan membentuk emulsi yang stabil saat dicampurkan dengan
minyak.
3) Berdasarkan hasil praktikum keasaman lemak dapat disimpulkan bahwa
minyak umumnya memiliki sifat netral tetapi minyak yang sudah tengik
seharusnya memiliki sifat asam.
4) Bardasarkan hasil praktikum hidrolisis minyak dan lemak (saponifikasi)
dapat disimpulkan bahwa pada minyak, kelapa, minyak ikan, minyak
jelantah, mentega memiliki hasil yang sempurna akan tetapi pada minyak
jagung memiliki hasil yang sempurna dan larutannya lebih jernih
dibandingkan dengan sampel yang lain karena terjadi reaksi antara
trigliserida dengan alkali.
5) Pada percobaan yang sabun pertama mengenai uji kesadahan pada larutan
sabun ditemukan endapan garam kalsium pada dasar tabung sedangkan pada
uji kesadahan pada larutan detergen tidak ditemukan endapan karena daya
bersihnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sabun sehingga tidak
timbul endapan.
DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas, R. A. (2019). Laporan Prkatikum Akhir Biokimia. Retrieved from


Scribd: https://www.scribd.com/document/434336882/Laporan-Akhir-
Praktikum-Biokimia-Uji-Lipid-2
Fessenden, R. (1997). Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Handayani, R. (2005). Transesterifikasi Ester Asam Lemak Melalui Pemanfaatan
Teknologi Lipase. Jurnal Pangan, 6, 164-167.
Poedjiadi, A. (2005). Dasar-dasar Biokimia. Dasar-dasar Biokimia, 467-468.
Sediaoetama, A. D. (2004). Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Gizi di
Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat, 1989.
LAMPIRAN

(penimbangan Na2CO3) (Na2CO3 setelah dilarutkan dalam 100 ml)

(hasil uji kelarutan lemak pada sampel (uji kelarutan minyak pada sampel
minyak jelantah) minyak jagung)

(hasil uji kelarutan lemak pada sampel (hasil uji kelarutan minyak pada
minyak ikan) sampel minyak kelapa sawit)

(hasil uji kelarutan lemak pada sampel (hasil uji emulsi pada sampel minyak
mentega) kelapa sawit)

(hasil uji emulsi lemak pada sampel (hasil uji emulsi pada sampel
minyak jelantah) mentega)
(hasil uji emulsi minyak pada sampel (uji emulsi minyak pada sampel
minyak jagung) minyak ikan)

(minyak jagung pada lakmus merah (minyak jagung pada lakmus biru
warnanya tetap (neral)) tetap biru (netral))

(minyak kelapa pada lakmus merah (minyak kelapa pada lakmus biru
tetap merag (netral)) tetap biru (netral))

(mentega pada lakmus merah (mentega pada lakmus biru


tetap merah (netral)) tetap biru (netral))

(minyak jelantah pada lakmus merah (minyaj jelantah pada lakmus biru
tetap merah (netral)) tetap biru (netral))

(minyaj ikan pada lakmus merah (minyak ikan pada lakmus biru
tetap merah (netral)) tetap biru (netral))

(minyak kelapa setelah 15 menit minyak jelantah setelah 15 menit


dipanaskan) dipanaskan)

(margarin setelah 15 menit (minyak ikan setelah 15 menit


dipanaskan) dipanaskan)

(minyak jagung setelah 15 menit dipanasakam) (larutan sabun + asam asetat)


(larutan deterjen + asam asetat)

(larutan sabun setelah ditambahkan MgSO4, Pb asetat dan CaCl ke dalam masing-
masing tabung dan setelah dikocok dengan kuat)

(larutan detergen setelah ditambahkan MgSO4, Pb asetat dan CaCl ke dalam


masing-masing tabun dan setelah dikocok dengan kuat)

Anda mungkin juga menyukai