LIPID
Disusun Oleh :
Syafalla Fristania Saharanani (32022140003)
Maya Eka Mutiara (32022140008)
Muhammad Dhava Prabowo (32022140015)
Laily Widya Safitri (32022140016)
Tingkat : 2 (dua)
Tanggal Praktikum : Rabu, 4 Oktober 2023
Prosedur Kerja:
1. Uji Kelarutan Lemak (untuk mengetahui kelarutan lemak pada
pelarut tertentu)
Pada umumnya, lemak dan minyak tidak dapat larut dalam air, tetapi
sedikit larut dalam alcohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti
eter, kloroform, aseton, benzena, atau pelarut-pelarut nonpolar lainnya.
Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila
dibiarkan, maka kedua cairan akan mamisah menjadi dua lapisan.
Sebaliknya, minyak dalam soda (Na2CO3) akan membentuk emulsi yang
stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan
soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif permukaan, sehingga
tetes-tetes minyak menjadi tersebar seluruhnya.
Reagen:
- Eter
- Alkohol 96%
- Klofororm
- Air
- Larutan Na2CO3
Bahan:
- Minyak kelapa sawit
- Minyak jelantah
- Minyak jagung
- Minyak ikan
- Mentega
Prosedur:
Uji Kelarutan Lemak
Berturut-turut isilah dengan air, alkohol 96%, eter, klorofom, dan larutan
Na2CO3 0,5% masing-masing sebanyak 1 mL
Bahan:
- Minyak kelapa sawit
- Minyak jelantah
- Minyak jagung
- Minyak ikan
- Mentega
Prosedur:
Kocok setiap tabung dengan kuat, lalu biarkan beberapa saat, amat
terjadinya emulsi
Prosedur:
a. Hidrolisis minyak dan lemak(saponifikasi)
Bahan:
- Minyak kelapa sawit
- Minyak jelantah
- Minyak jagung
- Minyak ikan
- Mentega
Prosedur:
b. Uji sifat-sifat sabun (kesadahan)
Ambillah 6ml larutan sabun dengan menggunakan pipet ukur, lalu netralkan
dengan asam asetat encer
Ke dalam tabung 1,2, dan 3 berturut-turut tambahkan CaCl3 5%, NgSO4 5%,
dan Pb (CH2COO)2 5% sebanyak 5 ml. lakukan pengocokan dengan kuat.
Perhitungan
a. Na2CO3 0,5% dalam 100 ml
0,5
= × 100 = 0,5 gram
100
b. NaOH 10% dalam 100 ml
10
= × 100 = 10 gram
100
c. CaCl 5% dalam 100 ml
5
= × 100 = 5 gram
100
d. MgSO4 5% dalam 100 ml
5
= × 100 = 5 gram
100
e. Pb (CCH3COO)2 5% dalam 100 ml
5
= × 100 = 5 gram
100
4.2 Pembahasan
1. Uji kelarutan lemak
Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid
terdahadap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid
ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam
pelarut polar maka hasilnya lipid tersbut tidak akan larut. Hal tersebut
karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada
pelarut yang sama-sama nonpolar (Garjito, 1980).
Uji kelarutan adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui kelarutan
lipida pada pelarut tertentu. Uji kelarutan lipid ditentukan oleh kepolaran
pelarutnya. Jika lipid dilarutkan dalam pelarut polar, maka hasilnya tidak
akan larut. Lipid tersebut memiliki sifat nonpolar, sehingga hanya akan
larut apabila dilarutkan dengan pelarut nonpolar juga. Sampel lipid yang
dipakai yaitu minyak kelapa sawit, minyak jelantah, minyak jagung,
minyak ikan, dan mentega.
Uji pertama dilakukan pada sampel yang dilarutkan dengan air. Hasil
menunjukan negatif, yang berarti bahwa air tidak dapat melarutkan lipid.
Hal tersebut dapat terjadi karena air hanya dapat melarutkan zat - zat
yang bersifat ionik atau bersifat polar. Cara air melarutkan suatu zat yaitu
dengan menarik sisi - sisi ionik atau sisi - sisi polar dari suatu zat terlarut.
Air tidak dapat melarutkan zat nonpolar karena air tidak dapat menarik
sisi-sisi molekul untuk memutuskan ikatan yang menyusun zat nonpolar
tersebut. Sehingga hasil negatif tersebut sudah sesuai dengan teori.
Uji yang kedua dilakukan pada sampel yang dilarutkan dengan etanol
96%. Hasil menunjukkan negatif, yang berarti bahwa alkohol tidak dapat
melarutkan lipid dengan sempurna, hanya bisa sedikit melarutkan.
Karena pada umumnya yang bisa melarutkan minyak dengan sempurna
adalah bahan yang bersifat non polar seperti eter, kloroform, benzene,
dan aseton.
Uji yang ketiga dilakukan pada sampel yang dilarutkan dengan
kloroform. Hasil menunjukkan positif, yang berarti bahwa kloroform
dapat melarutkan lipid. Hal tersebut dapat terjadi karena kloroform
merupakan pelarut organik yang bersifat nonpolar. Dan lipid sendiri
memiliki sifat yang dapat larut sempurna dalam pelarut organik.
Sehingga hasil positif tersebut sesuai dengan teori.
Uji yang keempat dilakukan pada sampel yang dilarutkan dengan
eter. Hasil menunjukkan positif, yang berarti bahwa eter dapat
melarutkan lipid. Hal tersebut dapat terjadi karena eter merupakan
pelarut nonpolar dan lipid juga merupakan senyawa nonpolar sehingga
hasil bahwa eter dapat melarutkan lipid tersebut sesuai dengan teori.
Uji yang kelima dilakukan pada sampel yang dilarutkan dengan
Na2CO3. Hasil menunjukkan positif, yang bearti bahwa Na2CO3 dapat
melarutkan lipid. Hal tersebut dapat terjadi karena lemak dalam Na2CO3
akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas
dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun
mempunyai daya aktif permukaan, sehingga tetes-tetes minyak tersebar
seluruhnya. Sehingga hasil positif tersebut sesuai dengan teori.
2. Uji Pembentukan Emulsi
Pada praktikum uji pembentukan emulsi menggunakan beberapa
sampel yakni minyak kelapa, minyak jagung, minyak jelantah, mentega,
Dan minyak ikan. Adapun hasil praktikum baik pada sampel minyak
kelapa, minyak jagung, minyak jelantah, mentega, Dan minyak ikan pada
air dan Na2CO3 terbentuk emulsi tidak stabil karena air yang sifatnya
polar sangat susah larut dalam minyak yang sifatnya nonpolar sehingga
kedua cairan tersebut akan saling memisah. Hal yang menyebabkan
terbentuknya emulsi tidak stabil pada penambahan minyak dengan air
Dan larutan Na2CO3 karena adanya air pada campuran tersebut sehingga
walaupun sebenarnya minyak dalam pelarut Na2CO3 akan membentuk
emulsi stabil maka dari itu, adanya air membentuk emulsi tidak stabil.
Sementara itu, penambahan minyak kelapa, minyak jagung, minyak
jelantah, Dan mentega dengan larutan sabun membentuk emulsi yang
stabil karena mampu menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase
cairan yaitu pengemulsi atau emulsifier. Emulsifier akan membentuk
lapisan di sekeliling minyak sebagai akibat menurunnya tegangan
permukaan Dan di adsorpsi melapisi butir-butir minyak sehingga
mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu sama lain.
3. Uji Keasaman Lemak
Pada praktikum uji keasaman lemak menggunakan 5 sampel yaitu
minyak kelapa minyak jagung, minyak jelantah, minyak ikan, mentega.
teteskan sedikit sampel pada cawan porselin kemudian masukkan
lakmus merah dan lakmus biru bergantian. pada sampel minyak kelapa
minyak jelantah, minyak ikan, mentega menghasilkan lakmus merah
tetap merah dan lakmus biru tetap biru yaitu netral, pada sampel minyak
jagung menghasilkan lakmus merah tetap merah dan lakmus biru tetap
biru yaitu netral. minyak umumnya bersifat netral, sedangkan minyak
yang sudah tengik bersifat asam. hal ini disebabkan minyak mengalami
hidrolisis dan oksidasi menghasilkan asam lemak bebas.
Uji hidrolisis minyak dan lemak
Pada praktikum hidrolisis minyak dan lemak menggunakan
5 sampel yaitu minyak kelapa, minyak jagung, minyak jelantah,
minyak ikan, mentega. ambil 1ml sampel kemudian tambahkan 2
ml NaOH kemudian panaskan selama 15 menit setelah 15 menit
ambil 3 tetes larutan yang sudah dipanaskan kemudian larutkan ke
dalam sedikit air. pada sampel minyak kelapa, minyak jelantah,
minyak ikan, mentega memiliki hasil yang sempurna, pada sampel
minyak jagung memiliki hasil yang sempurna akan tetapi pada
sampel minyak jagung larutan lebih jernih dibandingkan dengan
sampel yang lain. Reaksi terjadi karena reaksi antara trigliserida
dengan alkali.
4. Uji Penyabunan Minyak dan Lemak
Uji kesadahan sabun
1. Pada tabel kesadahan sabun yakni pada tabung 1 ditambahkan
CaCl 5% sebanyak 5ml dan dikocok dengan kuat menunjukkan
adanya buih yang sedikit dan tidak menghasilkan endapan.
2. Pada tabung kedua yang ditambahkan dengan larutan MgSO4
5% sebanyak 5ml dan dikocok dengan kuat menunjukkan adanya
buih banyak dibandingkan dengan tabung satu dan sedikit
mengandung endapan.
3. Pada tabung ketiga yang ditambahkan dengan larutan Pb asetat
5% sebanyak 5 ml dan dikocok dengan kuat menunjukkan
adanya buih yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan
tabung 1 dan 2 serta ditandai dengan timbulnya endapan.
Uji kesadahan detergen
1. Pada tabel kesadahan detergen yakni pada tabung 1 ditambah
dengan CaCl 5% sebanyak 5 ml dan dikocok dengan kuat
menunjukkan adanya buih yang banyak dan tidak menghasilkan
endapan.
2. Pada tabung kedua yang ditambahkan dengan larutan MgSO4
5% sebanyak 5ml dan dikocok dengan kuat menunjukkan adanya
buih yang banyak dibandingkan dengan tabung satu dan
mengandung endapan
3. Pada tabung ke tiga yang ditambahkan dengan larutan Pb-asetat
5% sebanyak 5 ml dan dikocok dengan kuat menunjukkan
adanya buih yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan
tabung 1 dan dua serta ditandai dengan timbulnya endapan.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1) Dari praktikum uji lipid ini dapat disimpulkan bahwa uji lipid dapat
dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah uji kelarutan lipid.
pada uji kelarutan lipid menunjukkan bahwa sampel minyak terlarut atau
bisa larut terhadap kloroform dan eter, dan tidak larut pada aquadess dan
etanol 96%, hal ini terjadi karena minyak akan larut dengan larutan yang
memiliki sifat yang sama yaitu bersifat nonpolar. sedangkan minyak yang
bereaski dengan Na2CO3 ada yang larut dan ada yang tidak. namun ketika
larut, warnanya berubah menjadi putih seperti sabun yang dilarutkan.
2) Berdasakan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa penambahan air pada
minyak akan membentuk emulsi tidak stabil karena air sifatnya polar sudah
larut dalam minyak yang sifatnya nonpolar sehingga kedua cairan tersebut
akan saling memisah. Larutan sabun Merupakan pengemulsi atau emulsifier
sehingga akan membentuk emulsi yang stabil saat dicampurkan dengan
minyak.
3) Berdasarkan hasil praktikum keasaman lemak dapat disimpulkan bahwa
minyak umumnya memiliki sifat netral tetapi minyak yang sudah tengik
seharusnya memiliki sifat asam.
4) Bardasarkan hasil praktikum hidrolisis minyak dan lemak (saponifikasi)
dapat disimpulkan bahwa pada minyak, kelapa, minyak ikan, minyak
jelantah, mentega memiliki hasil yang sempurna akan tetapi pada minyak
jagung memiliki hasil yang sempurna dan larutannya lebih jernih
dibandingkan dengan sampel yang lain karena terjadi reaksi antara
trigliserida dengan alkali.
5) Pada percobaan yang sabun pertama mengenai uji kesadahan pada larutan
sabun ditemukan endapan garam kalsium pada dasar tabung sedangkan pada
uji kesadahan pada larutan detergen tidak ditemukan endapan karena daya
bersihnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sabun sehingga tidak
timbul endapan.
DAFTAR PUSTAKA
(hasil uji kelarutan lemak pada sampel (uji kelarutan minyak pada sampel
minyak jelantah) minyak jagung)
(hasil uji kelarutan lemak pada sampel (hasil uji kelarutan minyak pada
minyak ikan) sampel minyak kelapa sawit)
(hasil uji kelarutan lemak pada sampel (hasil uji emulsi pada sampel minyak
mentega) kelapa sawit)
(hasil uji emulsi lemak pada sampel (hasil uji emulsi pada sampel
minyak jelantah) mentega)
(hasil uji emulsi minyak pada sampel (uji emulsi minyak pada sampel
minyak jagung) minyak ikan)
(minyak jagung pada lakmus merah (minyak jagung pada lakmus biru
warnanya tetap (neral)) tetap biru (netral))
(minyak kelapa pada lakmus merah (minyak kelapa pada lakmus biru
tetap merag (netral)) tetap biru (netral))
(minyak jelantah pada lakmus merah (minyaj jelantah pada lakmus biru
tetap merah (netral)) tetap biru (netral))
(minyaj ikan pada lakmus merah (minyak ikan pada lakmus biru
tetap merah (netral)) tetap biru (netral))
(larutan sabun setelah ditambahkan MgSO4, Pb asetat dan CaCl ke dalam masing-
masing tabung dan setelah dikocok dengan kuat)