Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

IDENTIFIKASI LIPID

Nama Praktikan : Titin Fatimah


NIM : F200002

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKES MUHAMMADIYAH TEGAL
(2022)
IDENTIFIKASI LIPID

A. TUJUAN
1. Mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu
2. Mengetahui terjadinya pembentukkan emulsi dari minyak
3. Mengetahui sifat asam dan basa pada minyak
4. Mengetahui terjadinya hidrolisis pada minyak
5. Mengetahui adanya kolesterol dalam suatu bahan kualitatif

B. TINJAUAN PUSTAKA
Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut
di dalam air, yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut
nonpolarseperti kloroform atau eter. Jenis lipida yang paling banyak
digunakan adalahlemak atau triasilgliserol yang merupakan bahan
bakar utama bagi semuaorganisme (Lehninger, 1982).
Lipid dalam bentuk lemak dan minyak merupakan zat makanan
yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia, selain itu juga
merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan karbohidrat dan
protein, dimana 1gram lipid dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan untuk
karbohidrat dan proteinmasing-masing hanya 4 kkal/gram (Winarno,1989).
Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan
kandungan yang berbeda-beda. Lemak hewani mengandung banyak sterol
yangdisebut kolesterol, sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol
dan lebihbanyak mengandung asam lemak tidak jenuh (berbentuk cair).
Lemak hewani ada yang berbentuk padat (lemak susu, lemak babi, lemak
sapi). Lemak nabati yangberbentuk cair dibedakan atas 3 golongan yakni (1)
drying oil yang membentuklapisan keras bila mengering di udara, contohnya
minyak cat/pernis, (2) semi tan dalam air sangat kecil(Ngili Yohanis,2009).1.
Sifat KimiaAsam lemak adalah asam lemah, jika larut dalam air molekul
asam lemakakan terionisasi sebagian dan melepaskan ion H+. Dalam
hal ini pH larutanbergantung pada konstanta keasaman dan derajat ionisasi
masing-masing asamlemak. pH untuk asam lemak dan ionisasinya,
umumnya dapat digambarkansebagai berikut :
R – COOH ⇄ R – COO– + H+

Asam lemak dapat bereaksi dengan basa, membentuk garam


R – COOH + NaOH → R – COONa + H2O
Garam natium atau kalium yang dihasilkan oleh asam lemak dapat
larutdalam air dan dikenal sebagai sabun. Molekul sabun terdiri atas
rantai hidrokarbon dengan gugus – COO– pada ujungnya. Bagian hidrokarbon
bersifathidrofobik artinya tidak suka air atau tidak mudah larut dalam air,
sedangkan gugus – COO– bersifat hidrofilik dapat larut dalam air (Ngili
Yohanis,2009).
Dari dua bagian di atas, maka molekul sabun tidak sepenuhnya larut
dalamair tetapi membentuk misel. Sebagai bahan pembersih kotoran,
sabun dapatmengemulsikan lemak (fungsi emulgator). Bagian hidrofobik
molekul sabun akanmasuk ke dalam lemak, sedangkan ujung yang bermuatan
negatif ada dibagianluar. Dengan adanya gaya tolak antara muatan listrik
negatif, maka kotoran akanterpecah menjadi partikel kecil dan membentuk
emulsi, dengan demikian kotorandapat terlepas dari kain dll (Ngili
Yohanis,2009).
Lipid mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah sebagai
komponenstruktural membran, sebagai bahan bakar, sebagai lapisan utama
pelindung dansebagai vitamin dan hormon (Martoharsono, 1981).
Lipid secara umum dibagi kedalam dua kelas besar yaitu lipid
sederhanadan lipid kompleks.
Yang termasuk lipid sederhana antara lain adalah :
1. Trigliserida dari lemak atau minyak seperti ester asam lemak dan dan
gliserol,contohnya adalah lemak babi, minyak jagung, minyak biji kapas
dan butter.
2. Lilin yang merupakan ester asam lemak dari rantai panjang
alkohol,contohnya adalah beeswax, spermaceti, dan carnauba wax
3. Sterol yang didapat dari hidrogenasi parsial atau menyelurih
fenantrena.Contohnya adalah kolesterol dan ergosterol (Sastrohamidjoyo,
2005).
Lipida dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara. Secara
tradisionallipid diklasifikasikan menjadi 5 golongan :
1. Gliserida dan asam lemak, termasuk didalamnya lemak dan minyak
2. Fosfolipid
3. Spingolipida
4. Glikolipida
5. Terpenoid, termasuk didalamnya getah dan steroida (Lehninger, 1982).
Lipid tersusun atas asam lemak biasanya merupakan molekul
tak bercabang yang mengandung 14 sampai 22 atom karbon. Senyawa ini
hampirselalu mempunyai jumlah atom yang genap. Baik asam lemak jenuh
maupun tidak jenuh dapat diperoleh kembali dari hidrolisis senyawa lipid.
Asam lemak jarang terdapat bebas di alam tetapi terdapat sebagai ester dalam
gabungan dengan fungsialkohol. Karena asam lemak merupakan molekul tak
bercabang maka asam lemak pada umumnya adalah asam monokarboksilat
berantai lurus (Westhem, 1956).
Identifikasi lipid dapat dilakukan antara lain :
Langkah 1. Uji Kelarutan Lemak (untuk mengetahui kelarutan lemak
pada pelarut tertentu)
Pada umumnya, lemak dan minyak tidak dapat larut dalam air, tetapi
sedikit larut dalam alcohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti
eter, kloroform, aseton, benzena, atau pelarut-pelarut nonpolar lainnya. Minyak
dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila dibiarkan,
maka kedua cairan akan mamisah menjadi dua lapisan. Sebaliknya, minyak
dalam soda (Na2CO3) akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak
yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun.
Sabun mempunyai daya aktif permukaan, sehingga tetes-tetes minyak menjadi
tersebar seluruhnya.
Langkah 2. Uji Pembentukan Emulsi (Untuk mengetahui terjadinya
pembentukan emulsi dari lipid)
Emulsi adalah dispersi atau suspense metastabil suatu cairan dalam
cairan tertentu dimana keduanya tidak saling melarutkan. Agar terbentuk
emulsi yang stabil, diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier.
Emulsifier berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fasa
cairan. Bahan emulsifier dapat berupa protein, gom, sabun, atau garam
empedu. Daya kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya
yang dapat terikat, baik pada minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk
lapisan di sekeliling minyak sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan
dan diadsorpsi melapisi butir-butir minyak, sehingga mengurangi kemungkinan
bersatunya butir-butir minyak satu sama lain.
Langkah 3. Uji Keasaman Lemak (untuk mengetahui sifat asam basa
lipid)
Minyak murni pada umumnya bersifat netral, sedangkan minyak yang
sudah tengik bersifat asam. Hal ini disebabkan karena minyak mengalami
hidrolisis dan oksidasi menghasilkan aldehida, keton, dan asam-asam lemak
bebas. Proses ketengikan pada lemak atau minyak dapat dipercepat dengan
adanya cahaya, kelembaban, pemanasan, aksi mikroba, dan katalis logam
tertentu seperti Fe, Ni, atau Mn. Sebaliknya, zat-zat yang dapat menghambat
terjadinya proses ketengikan disebut antioksidan, misalnya tokoferol (vitamin
E), asam askorbat (vitamin C), polifenol, hidroquinon, dan flavonoid.
Langkah 4. Uji Ketidakjenuhan Lipid (Untuk mengetahui sifat
ketidakjenuhan lipid)
Komposisi asam lemak dalam trigliserida terdiri atas lemak jenuh dan
asam lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak
mempunyai ikatan rangkap, sedangkan asam lemak tidak jenuh adalah asam
lemak yang mempunyai ikatan rangkap. Sumber asam lemak jenuh banyak
terdapat dalam hewan seperi asam palmitat atau asam stearate, sedangkan asam
lemak tidak jenuh kebanyakan berasal dari tanaman dan beberapa diantaranya
merupakan asam lemak esensial seperti asam oleat, asam linoleat, dan asam
linolenat. Asam lemak tidak jenuh dapat menghilangkan air brom karena adisi
brom pada ikatan rangkap
Langkah 5. Uji Penyabunan Minyak dan Lemak (umtuk mengetahui
terjadinya hidrolisis pada minyak dan lemak oleh alkali)
Lemak dan minyak dapat terhidrolisis menghasilkan asam lemak dan
gliserol. Proses hidrolisis yang disengaja dilakukan dengan penambahan basa
kuat seperti NaOH atau KOH melalui pemanasan dan menghasilkan gliserol
dan sabun. Proses hidrolisis minyak dan lemak oleh alkali disebut reaksi
penyabunan atau saponifikasi.
Langkah 6. Uji Kolesterol (untuk mengetahui adanya sterol (kolesterol)
dalam suatu bahan secara kualitatif)
Kelompok lipid seperti fosfolipid dan sterol merupakan komponen
penting yang terdapat dalam membrane sel hidup. Kolesterol adalah sterol
utama yang banyak terdapat di alam. Untuk mengetahui adanya sterol dan
kolesterol dapat dilakukan uji kolesterol dengan menggunakan reaksi warna.
Salah satu diantaranya adalah reaksi Lieberman Burchard. Uji ini positif bila
reaksi menunjukkan warna yang berubah dari merah, kemudian biru dan hijau.
Warna hijau yang terjadi sebanding dengan konsentrasi kolesterol dalam
bahan.
D. CARA KERJA
1. Uji Kelarutan Lemak (untuk mengetahui kelarutan lemak pada pelarut
tertentu)

Alat : Pipet tetes


Kertas saring
Tabung reaksi

Bahan : Minyak kelapa


Eter
Kloroform
Alkohol
Air
Cara Kerja :
1. Memasukkan 5 tetes minyak kelapa kedalam tabung reaksi yang sudah
dilabeli
2. Memasukkan 1 ml pelarut kedalam tabung reaksi sesuai dengan tabung
yang dilabeli tabung
3. Mengocok masing-masing uji kelarutan lemak
4. Menyiapkan kertas saring dan membagi menjadi 4 zona sesuai dengan
jenis pelarut
5. Meneteskan fase pelarut dari masing-masing tabung ke kertas saring
6. Mengeringkan kertas saring
7. Mengamati spot yang terbentuk dan mengurutkan pelarut yang paling baik-
buruk dalam melarutkan lemak.
2. Uji Pembentukan Emulsi (Untuk mengetahui terjadinya pembentukan
emulsi dari lipid)
Alat : Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pipet Tetes
Bahan : NaCO2
Eter
Kloroform
Sabun
Cara Kerja :
1. Memasukkan 4 ml larutan sampel kedalam tabung reaksi
2. Menambahkan 4 ml aquadest pada masing-masing tabung
3. Tabung I berisi 1 ml Na2CO3, tabung II berisi 1 ml larutan sabun, tabung
III berisi 1 ml Kloroform, tabung IV berisi 1 ml Eter
4. Mengocok dengan kuat dan mendiamkan selama 5 menit
5. Mengamati pembentukan emulsi.

3. Uji Keasaman Lemak (untuk mengetahui sifat asam basa lipid)


Alat : Kertas Lakmus Merah dan Biru
Pipet Tetes
Palet
Porselin Tetes
Bahan : Minyak Kelapa Murni
Minyak kelapa tengik
Cara kerja :
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Meneteskan minyaak kelapa murni dan tengik kedalam porselen tetes
3. Memasukkan kertas lakmus merah dan biru kedalam porselen tetes
4. Pada minyak kelapa murni bersifat netral dan minyak kelapa tengi bersifat
asam

Langkah 4. Uji Ketidakjenuhan Lipid (Untuk mengetahui sifat


ketidakjenuhan lipid)
Alat : Tabung Reaksi
Rak Tabung reaksi
Pipet Pam
Pipet Volum,
Bahan : Larutan Wijs
Minyak Zaitun

Minyak Kedelai
Minyak Sawit
Minyak Bekas
Santan
Cara kerja :
1. Memasukkan sampel ke dalam tabung reaksi masing masing sebanyak 2
tetes
2. Melarutkan sampel tersebut dengan menggunakn kloroform sebanyak 1 ml
3. Mengocok hingga homogen
4. Menambahkan larutan wijs untuk menunjukkan banyaknya ionnya
5. Setelah menambahkan larutan wijs pada masing sampel, kemudian
mengocok untuk melihat perubahan warna

5. Uji Penyabunan Minyak dan Lemak (umtuk mengetahui terjadinya


hidrolisis pada minyak dan lemak oleh alkali)
Alat : Pipet Volume
Cawan Penguapan
Tabung Reaksi
Rak Tabung Reaksi
Bunsen
Pengaduk
Bahan : CaCl2 0,1 M
MgCl 0,1 M
FeCl3 jenuh
NaCl jenuh
NaOH 40%
Minyak kelapa
Aquades
Inndikator Ph universal
Etanol
Cara kerja :
a. Hidrolisis Minyak dan Lemak (saponifokasi)
1. Mengambil NaOH sebanyak 5 ml dengan menggunakan pipet volume
2. Menuangkan NaOH kedalam cawan penguapan, NaOH sebagai hidrolisis
daripada lemak
3. Mengambil 5 ml minyak kelapa, kemudian menuangkan kedalam cawan
penguapan
4. Mengambil 5 ml etanol, sebagai pelarut minyak karena minyak memiliki
senyawa non polar
5. Melakukan proses pemanasam menggunakan Bunsen, dan melakukan
pengadukan selama 15 menit maka akan terbentuk gumpalan daripada
sabu
6. Menambahkan aquades sebanyak 10 tetes untuk membilas sabun yang
baru terbentuk
7. Mendinginkan campuran sembari melakukan proses pengadukan
8. Setelah dingin, menambahakan larutan NaCl jenuh sebanyak 20
ml,berfungsi unruk pengendap sabun dan memisahkan gliserol daan sabun
9. Menyaring campuran tersebut dengan menggunakan kertas saring untuk
memisahkan gliserol dan sabun
10. Menguji sabun terlebih dahulu untuk cuci tangan sehingga dapat
menemukan sifat-sifat daripada sabun, seperti memiliki busa
11. Setengah dari sabun yang telah diperoleh dilarutkan kedalam 100 ml
aquades, untuk membuat larutan sabun
12. Sebanyak 10 ml larutan sabun, ditambhakan 2 ml CaCl
b. Uji Karakterisasi Sabun untuk Zat Pengemulsi
1. menambahkan sebanyak 5 tetes minyak kelapa ke dalam tabung reaksi
kemudian menambahkan aquades sebanyak 5 ml
2. setelah melakukan pencampuran, dapat diamati terbentuknya selaput tipis
karang minyak dengan aquades
3. melakukan hal yang sama dengan mencapurkan aquades dan minyak
namun ditambahkan larutan sabun
4. setelah melakukan pencampuran dan pengocokkan dapat diamati
bahwasannya minyak larut dalam aquades dan menjadi zat berwarna putih.

c. Uji Karakterisasi Sabun untuk Air Sadah


1. menambahkan larutan sabun sebanyak 5 ml ke dalam masing-masing
tabung reaksi
2. memberikan perlakuan pada setiap larutan yaitu dengan menambahkan 2
tetes CaCl2, 2 tetes FeCl3, 2 tetes MgCl2, 2 tetes air kran
3. dapat diamati dari masing masing perlakuan yang telah diberikan terhadap
larutan sabun
4. melakukan pengujian pH dengan indicator pH

6. Uji Kolesterol (untuk mengetahui adanya sterol (kolesterol) dalam suatu


bahan secara kualitatif)
Alat : Rak tabung reaksi
Tabung reaksi
Pipet tetes
Gelas ukur
Bahan : Kolesterol 0,5 %
Asam asetat anhidrat
H2SO4
Cara kerja :
1. Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering
2. Masukkan kolesterol 0,5 % sebanyak 1 ml
3. Memasukkan 10 tetes asam asesat anhidrat ke dalam tabung reaksi
4. Memasukkan H2SO4 pekat sebanyak 2 tetes
5. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada tabung reaksi
6. Memperhatikkan perubahan warna akhir yang terbentuk paa reaksi dan
menulis perubahan warna yang terjadi dari awak sampai akhir percobaan.
D. PEMBAHASAN
1. Uji Kelarutan Lemak
Dari percobaan yang telah dilakukan, bahwasannya pelarut yang paling baik
dalam melarutkan lemak yaitu Alkohol karena dapat menyerap kertas saring.
Berbeda dengan air, yaitu pelarut tidak dapat menyerap dalam kertas saring.
Sedangkan eter dan kloroform dapat juga menyerap pada kertas saring namun
tidak terlalu menyerap jika dibandingan dengan alkohol.oleh karena itu, apabila
diurutkan dari pelarut yang paling baik-buruk yaitu Alcohol, Eter, Kloroform, dan
Air.
2. Uji Emulsifikasi
Dari percobaan yang telah dilakukan, bahwasannya, larutan yang dapat
membentuk emulsi dengan stabil yaitu larutan minyak dalam soda ( Na2CO3)
karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda
membentuk sabun minyak dalam soda (Na2CO3) akan membentuk. Sedangkan
larutan Minyak dlm air akan membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila
dibiarkan kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan.
3. Uji Keasaman Lemak
Dari percobaan yang telah dilakukan, bahwasannya Minyak murni pada
bersifat netral, sedangkan minyak yang sudah tengik bersifat asam. Hal ini dis
ebabkan karena minyak mengalami hidrolisis dan oksidasi menghasilkan
aldehida, keton, dan asam-asam lemak bebas.
4. Uji Ketidakjenuhan Lipid
Dari percobaan yang telah dilakukan, bahwasannya minyak sawit paling
banyak membutuhkan tetesan wijs untuk merubah warnanya menjadi pink yang
tetap dan dalam jangka waktu yang lama. Dari hasil uji ini dapat dikatakan
minyak sawit memiliki ikatan rangkap yang paling banyak dari minyak lainnya
sehingga dapat dikatakan minyak sawit merupakan minyak yang mengandung
asam lemak tak jenuh paling bagus dan kualitas bagus daripada minyak lain atau
sampel lemak yang digunakan.
5. Uji Penyabunan Minyak dan Lemak
Dari percobaan yang telah dilakukan, bahwasannya Proses hidrolisis yang
disengaja dilakukan dengan penambahan basa kuat seperti NaOH melalui
pemanasan menghasilkan gliserol dan sabun.
Dari percobaan karakterisasi dalam air sadah, bahwasannya larutan air kran
dan larutan MgCl2 bersifat lebih basa daripada sampel larutan lainnya.

6. Uji Kelosterol
Dari percobaan yang telah dilakukan, bahwasannya larutan H2SO4
mengandung kolesterol karena terjai perubahan warna dari merah, kemudian biru
dan hijau.

E. KESIMPULAN
1. Air tidak dapat larut dalam minyak, ater dan kloroform sedikit larut dalam
minyak dan alcohol larut sempurna dalam minyak
2. Larutan yang dapat membentuk emulsi dengan stabil yaitu larutan minyak
dalam soda ( Na2CO3). Sedangkan minyak dalam air dapat membentuk emulsi
yang tidak stabil.
3. Minyak murni pada bersifat netral, sedangkan minyak yang sudah tengik
bersifat asam
4. Minyak sawit merupakan minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh
paling bagus dan kualitas bagus daripada minyak lain
5. Karakterisasi dalam air sadah, bahwasannya larutan air kran dan larutan MgCl2
bersifat lebih basa daripada larutan lainnya.
6. Larutan H2SO4 mengandung kolesterol karena terjai perubahan warna dari
merah, kemudian biru dan hijau.

F. SARAN
Perlunya dilengkapi dan diperbaiki sarana dan prasarana laboratorium
G. JAWABAN PERTANYAAN
1. Uji Kelarutan Lemak
a. Larutan Alkohol
b. Karena minyak bersifat non polar, dan hanya dapat larut dalam larutan yang
bersifat non polar

2. Uji Emulsifikasi
a. sabun berfungsi menurunkan tegangan apermukaan anatara kedua fase
kontinu(air) dan fase disperse(miinyak). Sedangkan larutan empedu dan
protein berfungsi untuk melarutkan minyak secara sempurna
b. tidak, air dn minyak tidak membentuk emulsi dan tisak stabil, sebab antara
minyak dan air tidak ada yang berperan sebagai emulsifier yang berfungsi
menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan.
c. Soda, larutan empedu, larutan protein, dan sabun

3. Uji Keasaman Lemak


a. karena minyak mengalami hidrolisis dan oksidasi menghasilkan aldehida,
keton,dan asam-asam lemak bebas
b. cahaya, kelembaban, pemanasan, aksi mikroba, dan katalis logam tertentu
seperti Fe, Ni atau Mn
c. Antioksidan, misalnya vitamin E, asam askorbat, polifenol flavonoid.

4. Uji Ketidakjenuhan Lemak


a. adisi brom pada ikatan rangkap

b. minyak sawit
c. Reaksi Adisi

5. Uji Penyabunan Lemak


a. minyak ikan, telur, jeroan, keju dan susu
b. Jumlah kolesterol yang terlalu banyak di dalam darah dapat menyebabkan
pembuluh darah mengeras atau menyempit (aterosklerosis). Jika aliran darah
menuju jantung terganggu, maka dapat menyebabkan penyakit jantung.
Apabila tidak diobati, kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi berbahaya,
yaitu serangan jantung
c. kolesterol dapat disintesis sendiri di dalam tubuh, yaitu di bagian hati, korteks,
adrenal, kulit, usus, testis, lambung, otot, jaringan adiposa, dan otak

d.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi TubuhManusia Untuk Paramedis. Yrama
Widya: Jakarta
Purba, Micheal. 2007. Kimia Dasar 3. Erlangga; Jakarta
Sirajuddin, Saifuddin, dan Ulfa Najamuddin. 2010. Penuntun Praktikum
Biokimia. Makassar
Tim Dosen Kimia. 2009. Kimia Dasar 2. UPT MKU Universitas Hasanuddin:
Makassar

Anda mungkin juga menyukai