BIOKIMIA I
VITAMIN C
OLEH
NIM : K1A020026
SHIFT :B
JURUSAN KIMIA
LABORATORIUM BIOKIMIA
PURWOKERTO
2022
DAFTAR ISI
I. TUJUAN ................................................................................................................... 1
V. KESIMPULAN ....................................................................................................... 12
LAMPIRAN ................................................................................................................... 14
ii
VITAMIN C
I. TUJUAN
1. Memperlihatkan proses oksidasi senyawa fenol oleh polifenol oksidase (PPO)
dalam kentang.
2. Memperlihatkan efek antioksidan vitamin C terhadap oksidasi fenol oleh PPO.
3. Menentukan kadar vitamin C dalam sampel.
1
2
kadarnya. Kandungan vitamin C dalam buah dan makanan akan rusak karena
proses oksidasi oleh udara luar, terutama jika dipanaskan. Oleh karena itu,
penyimpanan dilakukan pada suhu rendah (di lemari es) dan pemasakan yang
tidak sampai menyebabkan perubahan warna pada makanan yang mengandung
vitamin C (Wardani, 2012).
Vitamin C akan diekskresikan bila berlebihan, tetapi apabila hal tersebut
berjalan terus, khususnya pada pemberian vitamin C dosis tinggi secara intravena
dapat meningkatkan kadar keasaman darah. Ekskresi vitamin C melalui urine
yang berlebihan akan meningkatkan kadar keasaman urine, ini mungkin tidak
mengganggu, tetapi dalam keadaan tertentu, penurunan pH darah, tidak
diharapkan (Tjokronegoro, 1985). Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang
mampu melindungi biomolekul penting yang rusak oleh oksidan hasil metabolism
tubuh, paparan racun dan polutan (Li, 2020). Vitamin C juga merupakan kofaktor
untuk biosintesis, gen pengatur dan enzim dioksigenase. Vitamin ini sudah lama
dikenal sebagai kofaktor untuk lisis dan prolyl hidroksilase. Vitamin C
meningkatkan collagen, carnitine, catecholamines, amidated peptides, dan
menurunkan badai sitokin pada COVID 19 (Pal, 2021).
Vitamin C merupakan salah satu senyawa yang sangat dibutuhkan pada
reaksi metabolisme tubuh. Kekurangan vitamin C pada makanan yang dikonsumsi
dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh. Jumlah kecukupan gizi terhadap
konsentrasi vitamin per hari yang berhubungan dengan kesehatan harus
disesuaikan dengan Recommended Daily Allowance (RDA) (Yuliarti, 2009).
Kebutuhan vitamin C dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi buah dan sayur.
Proses aktivitas biologi dapat mengubah asam askorbat (vitamin C) menjadi L-
dehydroascorbic acid (DHA) lewat proses oksidasi yang kemudian dapat diubah
menjadi asam asetat dalam tubuh manusia (Al Majidi & Al Quruby, 2016).
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes,
gelas ukur 5 mL, perangkat titrasi, labu ukur 100 mL, labu Erlenmeyer 125
mL, pisau, blender, sentrifus atau saringan Krus Gooch, neraca, dan pipet ukur
25 mL.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah ekstrak kentang,
larutan fenol 1%, larutan pirogalol 1%, tablet vitamin C (dibuat dalam bentuk
larutan), buah-buahan yang mengandung vitamin C (tomat, jeruk, dll), larutan
amilum 1%, aquades, larutan iodium standar 0,01 N, dan tablet vitamin C
(untuk pembanding).
3.2.Prosedur Percobaan
❖ Uji oksidase dan pengaruh vitamin C dalam kentang
1) Sebanyak 4 tabung reaksi disiapkan.
2) Tabung 1 diisi dengan 5 mL ekstrak kentang dan 10 tetes larutan fenol
1%.
3) Tabung 2 diisi dengan 5 mL ekstrak kentang, 10 tetes larutan vitamin
C dan 10 tetes larutan fenol 1%.
4) Tabung 3 diisi dengan 5 mL ekstrak kentang dan 10 tetes larutan
pirogalol 1%.
5) Tabung 4 diisi dengan 5 mL ekstrak kentang, 10 tetes larutan vitamin
C dan 10 tetes larutan pirogalol 1%.
6) Masing-masing tabung dikocok.
7) Warna yang terbentuk diperhatikan.
3
4
3.3.Skema Kerja
Terlampir.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Data Pengamatan
a. Uji oksidase dan pengaruh vitamin C dalam kentang
Perlakuan Pengamatan
Sebanyak 4 tabung reaksi disiapkan
Sebanyak 5 mL larutan ekstrak Larutan berwarna coklat
kentang dimasukkan ke dalam
masing-masing tabung reaksi
Tabung 2 dan 4 ditambah 10 tetes
vitamin C
Tabung 1 dan 2 ditambah 10 tetes
larutan fenol 1%
Tabung 3 dan 4 ditambah 10 tetes
larutan piroglalol 1%
Larutan dikocok perlahan
Diamati perubahan yang terjadi Tabung 2 dan 4 = larutan
berwarna coklat terang
Tabung 1 dan 3 = larutan
berwarna coklat gelap
5
6
4.2.Pembahasan
Vitamin C merupakan kristal putih yang mudah larut dalam air dimana
dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut akan
mudah rusak karena bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama bila
terkena panas. Oksidasi dipercepat dengan kehadiran tembaga dan besi.
Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, namun cukup stabil dalam larutan
asam. Vitamin C adalah vitamin yang paling labil (Almatsier, 2016). Vitamin
C dapat terserap sangat cepat dari alat pencernaan masuk ke dalam saluran
darah dan dibagikan ke seluruh jaringan tubuh. Kelenjar adrenalin
mengandung vitamin C sangat tinggi (Winarno, 1997).
Nama kimia vitamin C (asam askorbat) berdasarkan nomenklatur
internasional IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry)
vitamin C mempunyai nama sistemik 2-oxo-L-threo-hexono-1,4- lactone-2,3-
enediol or (R)-3,4-dihydroxy-5-((S)-1,2-dihydroxyethyl) furan-2(5H)-one
dan rumus kimia C6H8O6 (IUPAC, 2009).
Percobaan pertama dalam praktikum ini adalah uji oksidase dan pengaruh
vitamin C dalam kentang yang dilakukan dengan menggunakan ekstrak
kentang sebanyak 5 mL yang berfungsi sebagai sumber enzim PPO yang
masing-maisng dimasukkan ke dalam 4 tabung reaksi yang berbeda. Pada
tabung 2 dan tabung 4 dimasukkan sebanyak 10 tetes larutan vitamin C. Pada
tabung 1 dan tabung 2 dimasukkan sebanyak 10 tetes larutan fenol 1% dan
selanjutnya pada tabung 3 dan 4 dimasukkan sebanyak 10 tetes larutan
pirogalol 1%. Masing-masing tabung dikocok dengan perlahan. Fungsi larutan
vitamin C disini adalah menghambat terjadinya oksidasi fenol dan piroglalol.
8
Hasil yang diperoleh yaitu pada tabung 2 dan 4 terbentuk warna coklat
terang sedangkan pada tabung 1 dan 3 bentuk warna coklat gelap. Reaksi yang
terjadi merupakan mekanisme reaksi browning enzimatik. Browning
enzimatik membutuhkan substrat dan enzim PPO dari kentang, kentang
mengandung asam amino tirosin yang memiliki gugus monofenol, berfungsi
sebagai substrat untuk terjadinya reaksi browning enzimatik. Pencoklatan
(browning) merupakan proses pembentukan pigmen berwarna kuning yang
akan segera berubah menjadi coklat gelap (Rahmawati 2008). Pembentukan
warna coklat ini dipicu oleh reaksi oksidasi yang dikatalisis oleh enzim fenol
oksidase atau polifenol oksidase. Kedua enzim ini dapat mengkatalis oksidasi
senyawa fenol menjadi quinon dan kemudian dipolimerasi menjadi pigmen
melaniadin yang berwarna coklat (Mardiah 1996).
Substrat asam amino tirosin diubah oleh enzim PPO pada kentang dengan
bantuan oksigen menghasilkan senyawa melanin yang memiliki gugus o-
kuinon dengan warna coklat (Busch, 1999). Pada penambahan larutan vitamin
C, perubahan warna pada ekstrak kentang menjadi warna yang lebih terang,
dikarenakan warna coklat yang seharusnya terbentuk pada penambahan
larutan fenol 10% maupun larutan pirogalol 10% dihambat oleh adanya
vitamin C. Dari hasil percobaan tersebut terlihat perbedaan perubahan warna
9
pada ekstrak kentang antara pemberian larutan vitamin C dan tanpa pemberian
larutan vitamin C. Asam askorbat akan bereaksi dengan oksigen dan akan
menghambat kerja enzim PPO sehingga reaksi oksidasi fenol dan pirogalol
tidak terjadi. Sehingga hasil percobaan sudah sesuai dengan referensi yang
digunakan (Mardiah, 1996).
5.2.Saran
Percobaan ini membutuhkan ketelitian dalam pengamatan, perhitungan
dan perlakuan. Kemurnian bahan dan kebersihan alat juga harus diperhatikan
agar diperoleh hasil yang akurat.
12
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2016). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Chigoziri, E., & E, J. E. (n.d.). Seed Borne Fungi of Chili Pepper (Capcisum frutescens)
from Pepper Producing Areas of Benue State. 4(4).
Deman. (1997). Kimia Makanan Edisi Kedua. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Wadge. (2003). Safe Upper Levels for Vitamin and Minerals. Food Standars Agency.
Wardani, L. A. (2012). Validasi Metode Analisis dan Penentuan Kadar Vitamin C pada
Minuman Buah Kemasan dengan Spektrofotometri UV-Vis. Skripsi. Universitas
Indonesia.
13
LAMPIRAN
Lampiran 1. Skema Kerja
5 mL ekstrak 5 mL ekstrak
5 mL ekstrak kentang 5 mL ekstrak kentang
kentang kentang
10 tetes 10 tetes
10 tetes vitamin C 10 tetes vitamin C
larutan fenol larutan
10 tetes 10 tetes
1% pirogalol 1%
larutan fenol larutan
1% pirogalol 1%
-dikocok
Hasil
14
15
-ditimbang
-dihancurkan dengan blender sampai diperoleh slury
-ditimbang 12,5 mL slury
-dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL
-ditambahkan aquades sampai tanda batas
-disaring
10 mL filtrat
Hasil