BIOKIMIA
JUDUL PERCOBAAN
VITAMIN
DISUSUN OLEH :
LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Kekurangan vitamin dapat dikaitkan dengan sejumlah besar
penyakit yang bahkan bisa bersifat mematikan dalam beberapa kasus.
Mengingat fakta bahwa dalam negara berkembang banyak orang tidak
memiliki akses untuk makanan seimbang dan sehat, kekurangan vitamin
adalah salah satu masalah kesehatan utama di negara-negara ini di mana
miliaran orang menderita kelaparan dan / atau kekurangan gizi. Misalnya,
kekurangan vitamin A dapat menyebabkan kebutaan, dan peningkatan
kematian di kalangan anak-anak, terutama di Afrika. Gangguan terkait
vitamin terkenal lainnya termasuk scurvy (vitamin C), beri-beri (vitamin
B1), pellagra (vitamin B3), dan anemia (vitamin B6). Namun, berdasarkan
Organisasi Kesehatan Dunia, diyakini bahwa konsumsi rata-rata buah-
buahan dan sayuran jauh di bawah tunjangan makanan yang
direkomendasikan. Padahal asupan buah dan sayur dapat membbantu
mengurangi stres oksidatif seperti kanker, penyakit kardiovaskular,
diabetes, alzheimer, katarak, dan, secara keseluruhan, disebut "penuaan."
Misalnya, karotenoid dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit
kardiovaskular, penyakit hati kronis, diabetes, dan beberapa bentuk kanker
(prostat dan payudara), sementara vitamin C telah dikaitkan dengan
menurunkan risiko penyakit jantung, stroke, dan kanker (Mellidou et.al.,
2018). Melihat peranan vitamin diatas, maka percobaan terhadap senyawa
vitamin dirasa penting dilakukan. Agar dapat diketahui sifat-sifat fisika
dan kimia dari vitamin serta dapat diketahui metode penentuan kadar
vitamin.
TINJAUAN PUSTAKA
Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang diperlukan bagi tubuh
dalam jumlah sedikit dan biasanya bersumber dari makanan. Jenis-jenis
vitamin yaitu vitamin yang dapat larut dalam air dan vitamin yang larut
dalam lemak (Webb, 2015). Vitamin yang terlarut dalam air yaitu
bermacam-macam vitamin B, dan vitamin C. Vitamin yang tidak larut
dalam air yaitu vitamin A, vitamin D, vitamin E dan vitamin K ((Litwack,
2018). Vitamin memiliki peran penting dalam proses metabolisme tubuh.
Vitamin tidak dapat secara alami disintesis dalam tubuh manusia.
Pemberian nama pada senyawa vitamin awalnya berasal dari urutan
sintesisnya menggunakan huruf abjad. Sifat-sifat dari vitamin yaitu
sebagian larut dalam air dan larut dalam pelarut organik, lemak dan
minyak. Vitamin memiliki daya simpan dalam tubuh, vitamin yang dapat
disimpan lama dalam tubuh yaitu contohnya vitamin D dan K yang
merupakan vitamin yang larut dalam lemak (Singleton et.al.,2018). Sifat
vitamin yang larut dalam lemak yaitu memiliki prekusor sedangkan
vitamin yang larut dalam air tidak memiliki prekursor atau provitamin.
Contoh provitamin A yaitu alfa,beta,gamma-karoten dan kriptosantin.
Kelarutan vitamin dalam lemak juga menyebabkan vitamin dalam lemak
sedikit dikeluarkan melalui empedu dan lebih banyak diserap oleh tubuh.
Sementara vitamin yang larut dalam air lebih banyak dikelurkan melalui
empedu dan sedikit disimpan (Khanegha, et.al.,2018).
METODOLOGI
III.1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu jeruk nipis dan tomat.
Bahan kimia yang digunakan yaitu larutan amilum, larutan I2, akuades.
III.2. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu neraca analitik, pipet
tetes, labu takar 100 ml, corong gelas, kertas saring, batang pengaduk, gelas arloji,
bola hisap, pipet ukur, labu erlenmeyer, gelas kimia 250 ml, buret dan botol
semprot.
IV. 2. Perhitungan
= × 100%
= 0,017204 %
IV. 2. 2. Penentuan Kadar Vitamin C pada Buah Tomat
Volume I2 = = = 0,85
Massa Jeruk = × 0,88 = × 0,88 = 0,8602
Kadar Jeruk = ×100%
= × 100%
= 0,017108 %
IV. 3. Pembahasan
IV. 3. 1. Penentuan Kadar Vitamin C pada Buah Jeruk
Analisa Prosedur
Larutan dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu buah jeruk ,
larutan akuades, larutan iodium, dan larutan amilum. Larutan akuades digunakan
dalam pengenceran. Larutan iodium digunakan sebagai pentiter larutan sari jeruk.
Titrasi menggunakan metode iodometri dan larutan iodium. Larutan amilum
digunakan untuk indikator perubahan warna pada hasil titrasi. Alat yang
digunakan dalam penentuan kadar vitamin C dalam buah jeruk adalah buret 25
mL, labu erlenmeyer, labu takar, gelas kimia, neraca analitik dan corong gelas.
Buret digunakan sebagai wadah larutan iodium. Labu erlenmeyer digunakan
sebagai labu titrasi. Labu takar digunakan sebagai alat pengencerran larutan.
Neraca analitik untuk menimbang air jeruk yang akan digunakan. Corong gelas
digunakan untuk menyaring larutan air jeruk dengan kertas saring. Penentuan
kadar vitamin C dalam buah jeruk menggunakan buah jeruk sebanyak 5 gram.
Buah jeruk dicuci dan diperas buahnya hingga menghasilkan air jeruk sebanyak 5
gram dalam gelas kimia. Air jeruk yang dimasukkan dalam labu takar 100 mL dan
diencerkan dengan akuades hingga tanda batas. Larutan hasil pengenceran
disaring dengan menggunakan kertas saring dan corong gelas. Filtrat yang
didapatkan diambil sebanyak 10 mL dan dimasukkan dalam labu erlenmeyer.
Filtrat ditambahkan 20 mL akuades dan 2 mL amilum 1 % dalam labu
erlenmeyer. Lalu dititrasi dengan larutan iodium 0,02 N sebanyak 2 kali. Titrasi
dilakukan secara duplo untuk didapatkan hasil titrasi dengan rata-rata yang lebih
akurat.
Analisa Hasil
Hasil yang didapatkan dalam penentuan kadar vitamin C buah jeruk adalah kadar
vitamin C sebesar 0,017204 % dalam 5 gram perasan air jeruk. Kadar vitamin C
dalam buah jeruk yang didapatkan dalam percobaan ini sangat sedikit yaitu
0,017204 % dibandingkan dengan sumber yaitu 0,0968% dalam 100 gram jeruk
(Febrianti dkk, 2015). Hal ini kemungkinan karena jeruk yang digunakan dalam
percobaan dan literatur memiliki jenis yang berbeda dan jumlah kandungan
vitamin C yang berbeda juga. Sebab lain mungkin karena jeruk yang digunakan
sangat sedikit sehingga hasil yang didapatkan juga sedikit.
Larutan dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu buah tomat ,
larutan akuades, larutan iodium, dan larutan amilum. Larutan akuades digunakan
dalam pengenceran. Larutan iodium digunakan sebagai pentiter larutan sari tomat.
Titrasi menggunakan metode iodometri dan larutan iodium. Larutan amilum
digunakan untuk indikator perubahan warna pada hasil titrasi. Alat yang
digunakan dalam penentuan kadar vitamin C dalam buah tomat adalah buret 25
mL, labu erlenmeyer, labu takar, gelas kimia, neraca analitik dan corong gelas.
Buret digunakan sebagai wadah larutan iodium. Labu erlenmeyer digunakan
sebagai labu titrasi. Labu takar digunakan sebagai alat pengencerran larutan.
Neraca analitik untuk menimbang air sari buah tomat yang akan digunakan.
Corong gelas digunakan untuk menyaring larutan sari buah tomat dengan kertas
saring. Penentuan kadar vitamin C dalam buah tomat dilakukan dengan
menggunakan buah tomat sebanyak 5 gram. Buah tomat sebelumnya dicuci dan
diperas buahnya hingga menghasilkan sari buah tomat sebanyak 5 gram dalam
gelas kimia. Sari buah tomat yang dimasukkan dalam labu takar 100 mL,
diencerkan dengan akuades hingga tanda batas. Larutan hasil pengenceran
disaring dengan menggunakan kertas saring dan corong gelas. Filtrat yang
didapatkan diambil sebanyak 10 mL dan dimasukkan dalam labu erlenmeyer.
Filtrat ditambahkan 20 mL akuades dan 2 mL amilum 1 % dalam labu
erlenmeyer. Lalu dititrasi dengan larutan iodium 0,02 N sebanyak 2 kali. Titrasi
dilakukan secara duplo untuk didapatkan hasil titrasi dengan rata-rata yang lebih
akurat.
Analisa Hasil
PENUTUP
V. 1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan penentuan kadar vitamin C dalam buah jeruk
didapatkan kadar 0,017204 % dan kadar vitamin C pada buah tomat sebesar
0,017108 %. Hasil yang didapatkan berdasarkan perhitungan volume titrasi
dengan metode iodometri dan menggunakan larutan iodium.
V. 2. Saran
Disarankan praktikan lebih berhati-hati dalam melakukan titrasi agar hasil
yang didaptkan lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Singleton, Brittany, Shandrika Landry, Sunil Sirohi, Sara Al-Dahir, 2018, Side
Effects of Drugs Annual, Elsevier : USA.
Wati, Endah Sukma, Novi Febrianti, Risanti Dhaniaputri, 2016, Kandungan Asam
askorbat dan Fenol dalam Tomat Merah dan Tomat Ungu sebagai Bahan
Belajar Biologi SMA Kelas XI, Biology Education Journal, Universitas
Ahmad Dahlan : Yogyakarta.