Anda di halaman 1dari 16

I.

JUDUL PERCOBAAN : Analisis Vitamin C


II. MULAI PERCOBAAN : Selasa, 25 Oktober 2016 (13.00 WIB)
III. SELESAI PERCOBAAN : Selasa, 25 Oktober 2016 (16.00 WIB)
IV. TUJUAN PERCOBAAN : Menentukan kadar vitamin C dalam sempel
V. DASAR TEORI
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa
organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap
organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Vitamin dibutuhkan pada diet
manusia hanya dalam jumlah miligram atau mikrogram per hari, maka vitamin
disebut mikronutrien. Istilah ini digunakan untuk membedakannya dari makronutrien
seperti karbohidrat, protein dan lemak yang dibutuhkan pada diet manusia dalam
jumlah besar, yaitu ratusan atau sedikitnya lusinan gram per hari (Lehninger, 1982)
Vitamin diperlukan hanya dalam jumlah sedikit karena vitamin bekerja sebagai
katalisator yang memungkinkan transformasi kimia makronutrien yang secara
bersama-sama disebut metabolisme. Seperti halnya enzim, bentuk aktif vitamin
hanya terdapat pada konsentrasi yang rendah di dalam jaringan.
Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh
dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K,
dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12,
dan folat). Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat
memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif.
Sumber berbagai vitamin ini dapat berasal dari makanan, seperti buah-buahan,
sayuran, dan suplemen makanan.

Vitamin C
Vitamin C (asam askorbat) adalah vitamin yang larut dalam air, vitamin C
memiliki banyak peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin C
atau biasa dikenal dengan asam askorbat ini mempunyai tugas penting dalam
pembentukan kolagen. Kolagen adalah zat yang membantu meningkatkan sistem
kekebalan tubuh dan membantu penyerapan zat besi (Mikail, 2012).
Sumber-sumber vitamin C dari alam terkaya adalah buah-buahan dan sayur-
sayuran segar. Vitamin C sering di sebut Fresh Food Vitamin, buah yang mentah
lebih banyak mengandung vitamin C. Semakin tua buah semakin berkurang
kandungan vitamin C nya. Vitamin C mudah larut dalam air dan mudah rusak oleh
oksidasi, panas, dan alkali. Agar vitamin C tidak banyak hilang, sebaiknya
pengirisan dan penghancuran yang berlebihan dihindari. Pemasakan dengan air
sedikit dan di tutup rapat hingga empuk dapat banyak merusak vitamin C. Vitamin C
diserap oleh usus menggunakan saluran-ion natrium tergantung. Hal ini diangkut
melalui usus baik melalui sensitif glukosa dan glukosa-insensitive mekanisme.
Kehadiran sejumlah besar gula baik diusus atau dalam darah dapat memperlambat
penyerapan (Winarno, 2004)

Gambar struktur vitamin c (asam askorbat)

Struktur vitamin C mirip dengan struktur monosakanda, tetapi mengandung


gugus enodiol. Pada vitamin C terdapat gugus enodiol yang berfungsi dalam
sistemperpindahan hidrogen yang menunjukkan peranan penting dari vitamin ini.
Vitamin C mudah dioksidasi menjadi dehidno, keduanyasecara fisiologis aktif dan
ditemukan dalam tubuh. Vitamin C dapat dioksidasi menjadi asam L-
dehidroaskorbat terutama jika terpapar cahaya, pemanasan dan suasana alkalis.
Selanjutnya jika asam L-dehidroaskorbat dioksidasi lebih lanjut akan terbentuk asam
2,3 diketuguloni, lalu menjadi asam oksalat dan 1 asam treonik. Reaksivitamin C
menjadi asam L-dehidroaskorbat bersifat reversibel , sedangkan reaksi – reaksi
lainnya tidak.
Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein
yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan
lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah
tulang, memar, pendarahan kecil, dan luka ringan.
Vitamin C dapat terserap sangat cepat dari alat pencerna, masuk kedalam
saluran darah dan dibagikan keseluruh tubuh. Jeruk sebagai salah satu sumber
vitamin C dengan kandungan yang berbeda pada buah yang mentah dan sudah tua.
Semakin tua buah semakin berkurang kandungan vitamin C-nya.
Vitamin C juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan
mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan, vitamin C mampu menetralkan
radikal bebas di seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, vitamin ini juga dapat
meningkatkan pembuangan feses atau kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal
nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts menemukan,
pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan makanan yang mengandung
nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C berkurang sampai
81%. Berikut adalah fungsi dan manfaat vitamin C :
1. Melawan Kanker
Melawan kanker adalah salah satu fungsi vitamin C. Beberapa wanita yang
mengkonsumsi banyak mengandung vitamin C dari makanan seperti buah-buahan
atau sayur (bukan dalam bentuk suplemen), dapat memiliki risiko lebih rendah
terkena kanker payudara. Bahkan ada beberapa riset mengindikasikan bahwa
fungsi vitamin C dapat dijadikan sebagai racun bagi sel-sel kanker tertentu.

2. Memperbaiki Kulit
Vitamin C mengandung antioksidan yang banyak yang juga dibutuhkan
oleh kulit, di mana antioksidan berfungsi untuk menetralkan radikal bebas yang
menumpuk akibat terkena paparan sinar matahari. "Pemberian asupan vitamin C
yang digabungkan dengan bahan lainnya dapat memperbaiki beberapa tanda-
tanda penuaan termasuk berupa garis-garis halus, pigmentasi yang tidak merata,
warna kulit dan juga tekstur," kata Dr Mariusz Sapijaszko, direktur medis dari
Youthful Image Cosmetic Surgery Clinic dan jugs seorang profesor dermatologi
di University of Alberta. Merupakan salah satu fungsi vitamin C dibidang
kesehatan kulit.

3. Menurunkan Resiko Serangan Jantung


Vitamin C dapat menghilangkan aterosklerosis yang berada di dalam
jantung. Aterosklerosis adalah suatu keadaan dimana arteri jantung menebal dan
dapat meningkatkan terjadinya serangan jantung sebab darah menjadi tidak
lancar.

Macam-macam Analisa Vitamin C


Terdapat beberapa metode untuk mengetahui kadar vitamin C pada suatu bahan
pangan. Diantaranya adalah metode titrasi dan metode spektrofotometri. Metode
titrasi dapat terdiri dari metode titrasi iodium, metode Titrasi 2,6 D
(Dichloroindophenol), dan titrasi Asam-Basa, antara lain:

1. Iodium
Metode ini paling banyak digunakan, karena murah, sederhana, dan tidak
memerlukan peralatan laboratorium yang canggih. titrasi ini memakai Iodium
sebagai oksidator yang mengoksidasi vitamin C dan memakai amilum sebagai
indikatornya (Wijanarko, 2002).
2. Metode Titrasi 2,6 D (Dichloroindophenol)
Metode ini menggunakan 2,6 D dan menghasilkan hasil yang lebih spesifik
dari titrasi yodium. Pada titrasi ini, persiapan sampel ditambahkan asam oksalat
atau asam metafosfat, sehingga mencegah logam katalis lain mengoksidasi
vitamin C. Namun, metode ini jarang dilakukan karena harga dari larutan 2,6 dan
asam metafosfat sangat mahal (Wijanarko, 2002).
3. Titrasi Asam-Basa
Titrasi Asam Basa merupakan contoh analisis volumetri, yaitu, suatu cara
atau metode, yang menggunakan larutan yang disebut titran dan dilepaskan dari
perangkat gelas yang disebut buret. Bila larutan yang diuji bersifat basa maka
titran harus bersifat asam dan sebaliknya. Untuk menghitungnya kadar vitamin C
dari metode ini adalah dengan mol NaOH = mol asam Askorbat
(Sastrohamidjojo,2005).
4. Metode Spektrofotometri
Untuk metode spektrofotometri larutan sampel (vitamin C) diletakkan pada
sebuah kuvet yang disinari oleh cahaya UV dengan panjang gelombang yang
sama dengan molekul pada vitamin C yaitu 269 nm. Analisis menggunakan
metode ini memiliki hasil yang akurat. Karena alasan biaya, metode ini jarang
digunakan (Sudarmaji, 2007).

Prinsip Titrasi Iodometri


Pada percobaan ini Penentuan kadar vitamin C ditentukan dengan titrasi
Iodometri. Titrasi iodometri merupakan titrasi langsung berdasarkan reaksi reduksi
yang menggunakan larutan baku I2 untuk mengoksidasi analitnya.
Areduksi + I2 Aoksidasi + I-

Iodin hanya sedikit larut dalam air (0,00134 mol/liter pada suhu 25℃) namun
cukup larut banyak dalam larutan – larutan yang mengandung ion iodida.

I2 + I - I3-

Dengan konstanta kesetimbangan 710 pada suhu 25℃, suatu kelebihan iodide
ditambahkan untuk meningkatkan kelarutan dan untuk menurunkan keasrian iodin.
Biasanya sekitar 3 sampai 4% berat KI ditambahkan ke dalam 0,1 N dan butol yang
mengandung larutan ini disambut dengan baik.
Metode pengukuran konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi yaitu
suatu penambahan indikator pada larutan yang diuji. Kemudian ditetesi larutan yang
merupakan kebalikan sifat larutan yang diuji. Pengukuran kadar vitamin C dengan
reaksi redoks yaitu menggunakan larutan iodin (I2) sebagai titran dan larutan kanji
sebagai indikator. Pada proses titrasi, setelah semua vitamin C bereaksi dengan
iodin, maka kelebihan ion akan dideteksi oleh kanji yang menjadikan larutan
berwarna biru gelap. Reaksi vitamin C dengan Iodin adalah sebagai berikut:

C6H8O6 + I2 C6H8O6 + 2I- + 2H+

Kadar vitamin C dapat dihitung sebagai berikut\:

V ( I 2 ) xN (I 2)
Kadar Vit C x 0,88 mg=a mg
0,01

100 x a x 100 %
Kadar Vit C
V sampel x berat sampel (mg)
Buah Melon
Melon (Cucumis melo L) merupakan nama buah sekaligus tanaman yang
menghasilkannya, yang termasuk dalam suku labu-labuan atau Cucurbitaceae.
Buahnya biasanya dimakan segar sebagai buah meja atau diiris-iris sebagai
campuran es buah. Bagian yang dimakan adalah daging buah (mesokarp).
Teksturnya lunak, berwarna putih sampai merah, tergantung kultivarnya.
Kedudukan tanaman melon dalam sistematika tumbuhan, diklasifikasikan
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Family : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis melo L
Tanaman melon mirip dengan tanaman ketimun. Merupakan tanaman
semusim dengan akar menyebar tetapi dangkal, menjalar di tanah atau ditambatkan
pada lanjaran/turus bambu. Tanaman ini juga mempunyai banyak cabang.
Selain memiliki rasa yg segar, buah melon juga mengandung segudang
nutrisi penting yg dibutuhkan tubuh. Dalam 100 gram daging buah melon terdapat
zat gizi penting seperti:
Karbohidrat 14,8 gr
Protein 1,55 gr
Lemak 0,5 gr
Potassium 546,9 mg
Vitamin A 5.706,5 IU
Vitamin C 13-33 mg
VI. ALAT DAN BAHAN
 Alat-alat:
- Mortar dan alu 1 buah
- Labu ukur 100 mL 1 buah
- Erlenmeyer 4 buah
- Buret 50 mL 1 buah
- Statif dan klem 1 buah
- Corong kaca 1 buah
- Spatula 1 buah
- Gelas kimia 100 mL 3 buah
- Pipet tetes secukupnya
- Gelas ukur 10 mL 1 buah
- Pisau 1 buah

 Bahan-bahan:
- Larutan I2 0,01N
- Larutan amilum 1%
- Aquades
- Buah Melon
VII. ALUR PERCOBAAN
VIII. HASIL PENGAMATAN
IX. ANALISIS PEMBAHASAN
Pada percobaan analisis vitamin C ini bertujuan untuk menentukan kadar
vitamin C dalam sampel. Sampel yang digunakan oleh kelompok kami adalah buah
melon, sehingga tujuan dalam percobaan ini adalah menentukan kadar vitamin C
dalam buah melon. Melon merupakan salah satu buah yang memiliki kandungan
vitamin C di dalamnya. Penentuan kadar vitamin C pada buah melon ini
menggunakan metode titrasi Iodometri, dimana asam askorbat (vitamin C) akan
mereduksi I2 menjadi I-. Prinsip dari titrasi iodometri merupakan titrasi langsung
berdasarkan reaksi redoks yang menggunakan larutan baku I2 untuk mengoksidasi
analitnya. Pengukuran kadar vitamin C dengan reaksi redoks yaitu menggunakan
larutan iodin (I2) sebagai titran dan larutan kanji sebagai indikator. Pada proses
titrasi, setelah semua vitamin C bereaksi dengan iodin, maka kelebihan iod akan
dideteksi oleh kanji yang menjadikan larutan berwarna biru gelap.
Langkah awal yang harus dilakukan pertama kali adalah membuat larutan
blanko sebagai larutan pembanding warna dalam menentukan titik akhir titrasi
penentuan kadar vitamin C pada buah melon. Pertama 20 mL aquades (larutan tak
berwarna) dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan amilum
(larutan tidak berwarna) sebanyak 3 tetes dan menghasilkan larutan tetap yang tidak
berwarna. Fungsi penambahan amilum sebagai indikator untuk menentukan titik
akhir titrasi, karena metode yang menggunakan titrasi langsung yang melibatkan
larutan iodin sebagai pentiter maka indikator yang cocok untuk menentukan titik
akhir reaksi yaitu dengan menggunakan larutan amilum. Hal ini dikarenakan amilum
bereaksi dengan iod, akan membentuk suatu kompleks iod yang berwarna biru yang
akan terlihat pada konsentrasi iod yang sangat rendah. Kompleks iod amilum
mempunyai kelarutan kecil dalam air sehingga penambahan amilum biasanya pada
titik akhir reaksi (pada saat akan dititrasi). Langkah selanjutnya, larutan aquades 20
mL yang sudah ditambahi dengan 3 tetes amilum dititrasi menggunakan larutan
standar I2 (larutan berwarna kecoklatan) dan menghasilkan larutan berwarna biru
jernih. Volume I2 yang digunakan sebanyak 0,2 mL. Larutan hasil titrasi yang
berwarna biru jernih ini merupakan larutan blanko. Reaksi antara amilum dengan
iodin:
CH2OH
CH2OH
CH2OH
CH2OH
I O O I O O I-

OH OH
O O O- + nI2 O OH O
OH
O-

OH OH oh OH

CH2OH
CH2OH CH2OH

O O O
OH
O OH O O + H2O n+ OH O

n
amilase
OH OH OH

Langkah selanjutnya yaitu pada percobaan kedua menyiapkan buah melon


yang akan ditentukan kadar vitamin C di dalamnya. Buah melon dikupas kulitnya
dahulu dan dicuci bersih. Kemudian buah melon di potong kecil-kecil menjadi
beberapa bagian. Potongan kecil-kecil ditimbang hingga mencapai 10 gram
menggunakan neraca analitik. Setelah itu dihaluskan dengan mortar sampai
terbentuk slurry dari buah melon berwarna kuning (-). Slurry adalah bagian dengan
konsentrasi partikel terbesar dari buah. Kemudian slurry yang diperoleh dimasukkan
ke dalam labu ukut 100 mL dan dilakukan pengenceran menggunakan aquades
sampai tanda batas miniskus. Pengenceran dilakukan untuk mendapatkan filtrat yang
akan digunakan dalam proses titrasi. Larutan yang telah diencerkan ditunggu dan
didiamkan selama 15 menit sambil sesekali dikocok. Tujuan dari didiamkan selama
15 menit dan dikocok adalah agar slurry dan aquades dapat tercampur sempurna
dengan baik. Kemudian, campuran disaring menggunakan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dengan residunya, dan diperoleh residu (larutan berwarna kuning
(--)) dan filtrat (larutan berwarna kuning). Diambil filtrat sebanyak 10 mL secara
triplo (pengulangan tiga kali) dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 1, erlenmeyer 2,
dan erlenmeyer 3.

Pada masing-masing erlenmeyer, ditambahkan aquades (larutan tidak


berwarna) sebanyak 20 mL, dan 3 tetes amilum 1% (larutan tidak berwarna).
Campuran tersebut menghasilkan larutan tetap tidak berwarna. Fungsi penambahan
amilum digunakan sebagai indikator adanya I- dalam asam askorbat jika ditambah
larutan I2 atau untuk menentukan titik akhir titrasi. Kemudian, campuran larutan
dalam ketiga erlenmeyer dititrasi dengan menggunakan larutan I 2 (larutan berwarna
kecoklatan) sampai menghasilkan larutan berwarna biru jernih yang menandakan
titik akhir titrasi telah tercapai. Pada erlenmeyer 1 diperoleh larutan berwarna biru
jernih (+) dengan volume yang digunakan adalah sebanyak 0,8 mL. Pada erlenmeyer
2 diperoleh larutan berwarna biru jernih dengan volume yang digunakan adalah
sebanyak 0,7 mL. Pada erlenmeyer 3 diperoleh larutan berwarna biru jernih dengan
volume yang digunakan adalah sebanyak 0,7 mL.

Warna biru yang terbentuk setelah dititrasi dengan I2, dikarenakan dalam
larutan amilum terdapat unit-unit glukosa membentuk rantai heliks karena adanya
ikatan konfigurasi pada tiap unit glukosanya, bentuk tersebut menyebabkan amilum
membentuk kompleks dengan molekul iodium yang masuk ke dalam spiralnya,
sehingga menyebabkan warna biru pada kompleks. Berdasarkan reaksi yang terjadi
antara asam askorbat dengan iodium, asam askorbat akan mereduksi I 2 menjadi I-,
sesuai dengan persamaan reaksi berikut:

O C O C

HO C O C
O + I2 O
HO C O C + 2HI

H C H C

HO C H HO C H

CH2OH CH2OH
Asam askorbat Asam L-dehidroaskorbat

Setelah diperoleh volume titrasi, dapat ditentukan kadar vitamin C dalam


sampel buah melon melalui perhitungan:

VI x NI
kadar Vitamin C= 2
x 0,88 mg
2
A mg
0,01 N

Axfp ( 2010 mL
mL )
=B mg

100 gram mg
Bx =hasil
berat sampel awal ( g ) g
mg
Kadar vitaminC rata−rata dalam100 gram=hasil
g
% Kadar vitamin C=f p ( 2010 mL x
A
mL ) berat sampel awal
x 100 %

Kadar vitaminC rata−rata=hasil %


Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh kadar vitamin C pada masing-
masing erlenmeyer adalah 11,24 mg/100 gram; 12,29 mg/100 gram;
12,29 mg/100 gram sehingga diperoleh kadar vitamin C rata-rata
11,94 mg/100 gram. % Kadar vitamin C pada masing-masing erlenmeyer adalah
11,24%; 12,29%; 12,29%, sehingga diperoleh % kadar vitamin C rata-rata sebesar
11,24%. Secara teori, Kadar vitamin C dalam buah melon per 100 gram sebesar 13-
33 mg/100 gram dan % kadar vitamin C dalam buah melon sebesar 13-33%. Hasil
yang diperoleh dari percobaan tidak sesuai dengan teori.

X. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kadar
vitamin C yang terkandung dalam buah melon tiap 100 gram sebesar 11,94 mg/100
gram, dan persentase kadar vitamin C yang terkandung dalam buah melon sebesar
11,94%.
XI. JAWABAN PERTANYAAN
1. Hitung kadar vitamin C yang terkandung dalam sampel !

Diketahui : V1 = 0,8 mL

V2 = 0,7 mL

V3 = 0,7 mL

Berat awal = 10,0172 gram

Ditanya : % kadar … ?

Jawab :

V I 2 x N I 2 x 0,88 mg
I. =a mg
0,01 N

20 ml
a mg x FP [ ]
10 ml
= b mg

100 gr
b mg x = hasil mg/100g
berat sampel awal (g)

a mg
%= x FP x 100% = hasil %
berat sampel awal (g)

 V1 = 0,8 ml

0,8 ml x 0,01 N x 0,88 mg


 =0,563 mg
0,01 N
20 ml
 0,536 mg x FP [ ]
10 ml
= 1,126 mg

100 gr 112,6 mg
 1,126 mg x = = 11,24 mg
10,0172 gr 10,0172
0,563 mg 20 ml
 % = x x 100% = 11,24%
10,0172 g 10 ml

 V2 = 0,7 ml

0,7 ml x 0,01 N x 0,88 mg


 =0,616 mg
0,01 N
20 ml
 0,616 mg x FP [ ]
10 ml
= 1,232 mg
100 gr 112,6 mg
 1,232 mg x = = 12,29 mg
10,0172 gr 10,0172
0,616 mg 20 ml
 % = x x 100% = 12,29%
10,017 r 2 g 10 ml

 V3 = 0,7 ml
0,7 ml x 0,01 N x 0,88 mg
 =0,616 mg
0,01 N
20 ml
 0,616 mg x FP [ ]
10 ml
= 1,232 mg

100 gr 112,6 mg
 1,1232 mg x = = 12,29 mg
10,0172 gr 10,0172
0,616 mg 20 ml
 % = x x 100% = 12,29%
10,0172 g 10 ml

11,24 % +12,29 %+12,29 %


Kadar Vitamin C rata rata dalam % =
3

35,82%
=
3

= 11,94 %

11,24+12,29+ 12,29
Kadar rata-rata Vitamin C dalan 100 gram =
3

= 11,94 mg/100 gr

2. Gambarkan struktur vitamin C !


Jawaban:
Berikut ini merupakan struktur dari vitamin C yang memiliki nama kimia asam
askorbat.
3. Sebutkan penyakit atau gejala yang tampak, yang disebabkan oleh defisiensi vitamin
C!
Jawab:
Penyakit yang ditimbulkan oleh defisiensi vitamin C salah satunya yaitu
penyakit di daerah mulut, yaitu sariawan, gusi berdarah dan gigi rapuh. Selain itu
juga nyeri pada persendian, nafas pendek, berat badan sering naik, kalsium sulit
diserap oleh tubuh, sering lebam pada kulit tubuh, sendi sering bengkak, anemia,
daya tahan tubuh menurun, luka susah untuk kering, rambut kering dan bercabang,
kulit kasar kering dan bersisik serta sembelit.
4. Sebutkan bahan makanan yang mengandung vitamin C !
Jawab:
Sumber vitamin C adalah sayuran berwarna hijau, buah – buahan (perlu
diketahui bahwa rasa asam pada buah tidak selalu sejalan dengan kadar vitamin C.
dalam buah tersebut, karena rasa asam disebabkan oleh asam-asam lain yang
terdapat dalambuah bersama dengan vitamin C).
Vitamin C banyak terkandung dalam sayur-sayuran dan buah buahan. Beberapa
sayuran yang mengandung vitamin C anatara lain:
 Paprika merah
 Brokoli
 Kubis
 Kembang kol
 Ubi jalar
 Asparagus
 Bayam
 Kangkung
 Tomat
 Cabai

Sedangkan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C antara lain:

 Stroberi
 Kiwi
 Blewah
 Alpukat
 Anggur
 Apel
 Berry
 Cerry
 Melon
 Jeruk
 Lemon
 Limau
 Buah belimbing wuluh

5. Sebutkan peranan penting vitamin C di dalam tubuh!


Jawaban:
Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh. Pertama, fungsi
vitamin C adalah sebagai sintesis kolagen. Karena vitamin C mempunyai kaitan
yang sangat penting dalam pembentukan kolagen. Karena vitamin C diperlukan
untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin yang merupakan bahan
penting dalam pembentukan kolagen. Tanpa asam askorbat, maka serabut kolagen
yang terbentuk di semua jaringan tubuh menjadi cacat dan lemah. Oleh sebab itu,
vitamin ini penting untuk pertumbuhan dan kekurangan serabut di jaringan
subkutan, kartilago, tulang, dan gigi.
Fungsi yang kedua adalah absorbsi dan metabolisme besi, vitamin C
mereduksi besi menjadi feri dan menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah
untuk diabsorbsi. Vitamin C menghambat pembentukan hemosiderin yang sulit
dibebaskan oleh besi apabila diperlukan. Absorbsi besi dalam bentuk nonhem
meningkat empat kali lipat apabila terdapat vitamin C. Fungsi yang ketiga adalah
mencegah infeksi, Vitamin C berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap infeksi.
Penelitian menunjukkan bahwa vitamin C memegang peranan penting
dalam mencegah terjadinya aterosklerosis. Vitamin C mempunyai hubungan
dengan metabolisme kolesterol. Kekurangan vitamin C menyebabkan peningkatan
sintesis kolesterol. Peran Vitamin C dalam metabolism kolesterol adalah melalui
cara: 1) vitamin C meningkatkan laju kolesterol dibuang dalam bentuk asam
empedu, 2) vitamin C meningkatkan kadar HDL, tingginya kadar HDL akan
menurunkan resiko menderita penyakit aterosklerosis, 3) vitamin C dapat berfungsi
sebagai pencahar sehingga dapat meningkatkan pembuangan kotoran dan hal ini
akan menurunkan pengabsorbsian kembali asam empedu dan konversinya menjadi
kolesterol.

XII. DAFTAR PUSTAKA


Anonim. Tanpa Tahun. Vitamin C. https://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin_C. Diakses
pada 30 Oktober 2016.
Anonim. 2016. Vitamin. https://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin. Diakses pada 30
Oktober 2016.
Mikail. 2012. Mengungkap Manfaat Vitamin C. Edisi Revisi Rineka Cipta. Jakarta.
Nangimam. 2013. Kandungan Gizi dan Manfaat Buah Melon.
http://www.nangimam.com/2013/12/kandungan-gizi-dan-manfaat-buah
melon.html. Diakses pada 30 Oktober 2016.
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2005. Kimia Dasar. Yogyakarta: UGM PRESS.
Sudarmaji, Slamet dkk. 2007. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan
Pertanian (edisi keempat). Yogyakarta: Liberti.
Wijanarko, Simon Bambang. 2002. Analisa Hasil Pertanian. Malang: Universitas
Brawijaya.
Winarno. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai