Vitamin C
Vitamin C (asam askorbat) adalah vitamin yang larut dalam air, vitamin C
memiliki banyak peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin C
atau biasa dikenal dengan asam askorbat ini mempunyai tugas penting dalam
pembentukan kolagen. Kolagen adalah zat yang membantu meningkatkan sistem
kekebalan tubuh dan membantu penyerapan zat besi (Mikail, 2012).
Sumber-sumber vitamin C dari alam terkaya adalah buah-buahan dan sayur-
sayuran segar. Vitamin C sering di sebut Fresh Food Vitamin, buah yang mentah
lebih banyak mengandung vitamin C. Semakin tua buah semakin berkurang
kandungan vitamin C nya. Vitamin C mudah larut dalam air dan mudah rusak oleh
oksidasi, panas, dan alkali. Agar vitamin C tidak banyak hilang, sebaiknya
pengirisan dan penghancuran yang berlebihan dihindari. Pemasakan dengan air
sedikit dan di tutup rapat hingga empuk dapat banyak merusak vitamin C. Vitamin C
diserap oleh usus menggunakan saluran-ion natrium tergantung. Hal ini diangkut
melalui usus baik melalui sensitif glukosa dan glukosa-insensitive mekanisme.
Kehadiran sejumlah besar gula baik diusus atau dalam darah dapat memperlambat
penyerapan (Winarno, 2004)
2. Memperbaiki Kulit
Vitamin C mengandung antioksidan yang banyak yang juga dibutuhkan
oleh kulit, di mana antioksidan berfungsi untuk menetralkan radikal bebas yang
menumpuk akibat terkena paparan sinar matahari. "Pemberian asupan vitamin C
yang digabungkan dengan bahan lainnya dapat memperbaiki beberapa tanda-
tanda penuaan termasuk berupa garis-garis halus, pigmentasi yang tidak merata,
warna kulit dan juga tekstur," kata Dr Mariusz Sapijaszko, direktur medis dari
Youthful Image Cosmetic Surgery Clinic dan jugs seorang profesor dermatologi
di University of Alberta. Merupakan salah satu fungsi vitamin C dibidang
kesehatan kulit.
1. Iodium
Metode ini paling banyak digunakan, karena murah, sederhana, dan tidak
memerlukan peralatan laboratorium yang canggih. titrasi ini memakai Iodium
sebagai oksidator yang mengoksidasi vitamin C dan memakai amilum sebagai
indikatornya (Wijanarko, 2002).
2. Metode Titrasi 2,6 D (Dichloroindophenol)
Metode ini menggunakan 2,6 D dan menghasilkan hasil yang lebih spesifik
dari titrasi yodium. Pada titrasi ini, persiapan sampel ditambahkan asam oksalat
atau asam metafosfat, sehingga mencegah logam katalis lain mengoksidasi
vitamin C. Namun, metode ini jarang dilakukan karena harga dari larutan 2,6 dan
asam metafosfat sangat mahal (Wijanarko, 2002).
3. Titrasi Asam-Basa
Titrasi Asam Basa merupakan contoh analisis volumetri, yaitu, suatu cara
atau metode, yang menggunakan larutan yang disebut titran dan dilepaskan dari
perangkat gelas yang disebut buret. Bila larutan yang diuji bersifat basa maka
titran harus bersifat asam dan sebaliknya. Untuk menghitungnya kadar vitamin C
dari metode ini adalah dengan mol NaOH = mol asam Askorbat
(Sastrohamidjojo,2005).
4. Metode Spektrofotometri
Untuk metode spektrofotometri larutan sampel (vitamin C) diletakkan pada
sebuah kuvet yang disinari oleh cahaya UV dengan panjang gelombang yang
sama dengan molekul pada vitamin C yaitu 269 nm. Analisis menggunakan
metode ini memiliki hasil yang akurat. Karena alasan biaya, metode ini jarang
digunakan (Sudarmaji, 2007).
Iodin hanya sedikit larut dalam air (0,00134 mol/liter pada suhu 25℃) namun
cukup larut banyak dalam larutan – larutan yang mengandung ion iodida.
I2 + I - I3-
Dengan konstanta kesetimbangan 710 pada suhu 25℃, suatu kelebihan iodide
ditambahkan untuk meningkatkan kelarutan dan untuk menurunkan keasrian iodin.
Biasanya sekitar 3 sampai 4% berat KI ditambahkan ke dalam 0,1 N dan butol yang
mengandung larutan ini disambut dengan baik.
Metode pengukuran konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi yaitu
suatu penambahan indikator pada larutan yang diuji. Kemudian ditetesi larutan yang
merupakan kebalikan sifat larutan yang diuji. Pengukuran kadar vitamin C dengan
reaksi redoks yaitu menggunakan larutan iodin (I2) sebagai titran dan larutan kanji
sebagai indikator. Pada proses titrasi, setelah semua vitamin C bereaksi dengan
iodin, maka kelebihan ion akan dideteksi oleh kanji yang menjadikan larutan
berwarna biru gelap. Reaksi vitamin C dengan Iodin adalah sebagai berikut:
V ( I 2 ) xN (I 2)
Kadar Vit C x 0,88 mg=a mg
0,01
100 x a x 100 %
Kadar Vit C
V sampel x berat sampel (mg)
Buah Melon
Melon (Cucumis melo L) merupakan nama buah sekaligus tanaman yang
menghasilkannya, yang termasuk dalam suku labu-labuan atau Cucurbitaceae.
Buahnya biasanya dimakan segar sebagai buah meja atau diiris-iris sebagai
campuran es buah. Bagian yang dimakan adalah daging buah (mesokarp).
Teksturnya lunak, berwarna putih sampai merah, tergantung kultivarnya.
Kedudukan tanaman melon dalam sistematika tumbuhan, diklasifikasikan
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Family : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis melo L
Tanaman melon mirip dengan tanaman ketimun. Merupakan tanaman
semusim dengan akar menyebar tetapi dangkal, menjalar di tanah atau ditambatkan
pada lanjaran/turus bambu. Tanaman ini juga mempunyai banyak cabang.
Selain memiliki rasa yg segar, buah melon juga mengandung segudang
nutrisi penting yg dibutuhkan tubuh. Dalam 100 gram daging buah melon terdapat
zat gizi penting seperti:
Karbohidrat 14,8 gr
Protein 1,55 gr
Lemak 0,5 gr
Potassium 546,9 mg
Vitamin A 5.706,5 IU
Vitamin C 13-33 mg
VI. ALAT DAN BAHAN
Alat-alat:
- Mortar dan alu 1 buah
- Labu ukur 100 mL 1 buah
- Erlenmeyer 4 buah
- Buret 50 mL 1 buah
- Statif dan klem 1 buah
- Corong kaca 1 buah
- Spatula 1 buah
- Gelas kimia 100 mL 3 buah
- Pipet tetes secukupnya
- Gelas ukur 10 mL 1 buah
- Pisau 1 buah
Bahan-bahan:
- Larutan I2 0,01N
- Larutan amilum 1%
- Aquades
- Buah Melon
VII. ALUR PERCOBAAN
VIII. HASIL PENGAMATAN
IX. ANALISIS PEMBAHASAN
Pada percobaan analisis vitamin C ini bertujuan untuk menentukan kadar
vitamin C dalam sampel. Sampel yang digunakan oleh kelompok kami adalah buah
melon, sehingga tujuan dalam percobaan ini adalah menentukan kadar vitamin C
dalam buah melon. Melon merupakan salah satu buah yang memiliki kandungan
vitamin C di dalamnya. Penentuan kadar vitamin C pada buah melon ini
menggunakan metode titrasi Iodometri, dimana asam askorbat (vitamin C) akan
mereduksi I2 menjadi I-. Prinsip dari titrasi iodometri merupakan titrasi langsung
berdasarkan reaksi redoks yang menggunakan larutan baku I2 untuk mengoksidasi
analitnya. Pengukuran kadar vitamin C dengan reaksi redoks yaitu menggunakan
larutan iodin (I2) sebagai titran dan larutan kanji sebagai indikator. Pada proses
titrasi, setelah semua vitamin C bereaksi dengan iodin, maka kelebihan iod akan
dideteksi oleh kanji yang menjadikan larutan berwarna biru gelap.
Langkah awal yang harus dilakukan pertama kali adalah membuat larutan
blanko sebagai larutan pembanding warna dalam menentukan titik akhir titrasi
penentuan kadar vitamin C pada buah melon. Pertama 20 mL aquades (larutan tak
berwarna) dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan amilum
(larutan tidak berwarna) sebanyak 3 tetes dan menghasilkan larutan tetap yang tidak
berwarna. Fungsi penambahan amilum sebagai indikator untuk menentukan titik
akhir titrasi, karena metode yang menggunakan titrasi langsung yang melibatkan
larutan iodin sebagai pentiter maka indikator yang cocok untuk menentukan titik
akhir reaksi yaitu dengan menggunakan larutan amilum. Hal ini dikarenakan amilum
bereaksi dengan iod, akan membentuk suatu kompleks iod yang berwarna biru yang
akan terlihat pada konsentrasi iod yang sangat rendah. Kompleks iod amilum
mempunyai kelarutan kecil dalam air sehingga penambahan amilum biasanya pada
titik akhir reaksi (pada saat akan dititrasi). Langkah selanjutnya, larutan aquades 20
mL yang sudah ditambahi dengan 3 tetes amilum dititrasi menggunakan larutan
standar I2 (larutan berwarna kecoklatan) dan menghasilkan larutan berwarna biru
jernih. Volume I2 yang digunakan sebanyak 0,2 mL. Larutan hasil titrasi yang
berwarna biru jernih ini merupakan larutan blanko. Reaksi antara amilum dengan
iodin:
CH2OH
CH2OH
CH2OH
CH2OH
I O O I O O I-
OH OH
O O O- + nI2 O OH O
OH
O-
OH OH oh OH
CH2OH
CH2OH CH2OH
O O O
OH
O OH O O + H2O n+ OH O
n
amilase
OH OH OH
Warna biru yang terbentuk setelah dititrasi dengan I2, dikarenakan dalam
larutan amilum terdapat unit-unit glukosa membentuk rantai heliks karena adanya
ikatan konfigurasi pada tiap unit glukosanya, bentuk tersebut menyebabkan amilum
membentuk kompleks dengan molekul iodium yang masuk ke dalam spiralnya,
sehingga menyebabkan warna biru pada kompleks. Berdasarkan reaksi yang terjadi
antara asam askorbat dengan iodium, asam askorbat akan mereduksi I 2 menjadi I-,
sesuai dengan persamaan reaksi berikut:
O C O C
HO C O C
O + I2 O
HO C O C + 2HI
H C H C
HO C H HO C H
CH2OH CH2OH
Asam askorbat Asam L-dehidroaskorbat
VI x NI
kadar Vitamin C= 2
x 0,88 mg
2
A mg
0,01 N
Axfp ( 2010 mL
mL )
=B mg
100 gram mg
Bx =hasil
berat sampel awal ( g ) g
mg
Kadar vitaminC rata−rata dalam100 gram=hasil
g
% Kadar vitamin C=f p ( 2010 mL x
A
mL ) berat sampel awal
x 100 %
X. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kadar
vitamin C yang terkandung dalam buah melon tiap 100 gram sebesar 11,94 mg/100
gram, dan persentase kadar vitamin C yang terkandung dalam buah melon sebesar
11,94%.
XI. JAWABAN PERTANYAAN
1. Hitung kadar vitamin C yang terkandung dalam sampel !
Diketahui : V1 = 0,8 mL
V2 = 0,7 mL
V3 = 0,7 mL
Ditanya : % kadar … ?
Jawab :
V I 2 x N I 2 x 0,88 mg
I. =a mg
0,01 N
20 ml
a mg x FP [ ]
10 ml
= b mg
100 gr
b mg x = hasil mg/100g
berat sampel awal (g)
a mg
%= x FP x 100% = hasil %
berat sampel awal (g)
V1 = 0,8 ml
100 gr 112,6 mg
1,126 mg x = = 11,24 mg
10,0172 gr 10,0172
0,563 mg 20 ml
% = x x 100% = 11,24%
10,0172 g 10 ml
V2 = 0,7 ml
V3 = 0,7 ml
0,7 ml x 0,01 N x 0,88 mg
=0,616 mg
0,01 N
20 ml
0,616 mg x FP [ ]
10 ml
= 1,232 mg
100 gr 112,6 mg
1,1232 mg x = = 12,29 mg
10,0172 gr 10,0172
0,616 mg 20 ml
% = x x 100% = 12,29%
10,0172 g 10 ml
35,82%
=
3
= 11,94 %
11,24+12,29+ 12,29
Kadar rata-rata Vitamin C dalan 100 gram =
3
= 11,94 mg/100 gr
Stroberi
Kiwi
Blewah
Alpukat
Anggur
Apel
Berry
Cerry
Melon
Jeruk
Lemon
Limau
Buah belimbing wuluh