Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konstitusi merupakan seperangkat aturan kehidupan bernegara yang mengatur hak
dan kewajiban warga negara dan negara. Konstitusi Negara biasa disebut dengan undang-
undang dasar (UUD). Keberadaan konstitusi Negara sangatlah penting dalam
pembangunan negara dan warga Negara yang demokratis. Dengan kata lain, Konstitusi
demokratis lahir dari Negara yang demokratis. Namun demikian, taka ada jaminan
konstitusi yang demokratis akan melahirkan sebuah Negara yang demokratis. Hal itu
disebabkan oleh penyelewengan atas konstitusi oleh penyelenggaraan Negara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Sajakah Konsep Dasar Konstitusi?
2. Pentingkah konstitusi bagi suatu Negara?
3. Apa itu konstitusi demokratis?
4. Bagaimana sejarah lahirnya konstitusi diindonesia?
5. Apakah perbedaan konstitusi Indonesia dengan Negara lain?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu konstitusi.
2. Untuk mengetahui pentingkah konstitusi bagi suatu Negara.
3. Untuk mengetahui apa itu konstitusi demokratis.
4. Untuk mengetahui bagaimana sejarah lahirnya konstitusi diindonesia.
5. Untuk mengetahui perbedaan konstitusi Indonesia dengan Negara lain.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Konstitusi


1. Pengertian Konstitusi
Istilah konstitusi berasal dari bahasa inggris yaitu “Constitution“ dan berasal
dari bahasa belanda “ Contitue “ yang dalam praktik ketatanegaraan Negara republik
Indonesia diartikan sama dengan Undang-Undang Dasar. Hal ini terbukti dengan
sebuah UUD RIS tahun 1949dengan istilah republic Indonesia serikat. Namun
sebetulnya dalam praktik ketatanegaraan secara umum bahwa konstitusi lebih luas dari
pada UUD Dasar. Konstitusi meliputi keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun
tidak tertulis yang mengatur secara mengikat suatu pemerintahan diselenggarakan
dalam suatu masyarakat Negara. Undang-Undang Dasar hanya memuat konstitusi
tertulis saja dan konstitusi tidak tertulis disebut dengan konvensi tidak termuat dalam
UUD. Dua hal berbeda dan sama-sama memiliki nilai keberadaan mengenai konstitusi
adalah sejalan dengan beberapa pendapat dari para ahli, antara lain sebagai berikut:
a. Herman Heller
Konstitusi mempunyai arti yang lebih luas dari pada UUD. Konstitusi
sebenarnya tidak hanya semata-mata bersifat yuridis, tetapi juga sosiologis dan politis.
b. L.J Van Apeldoorn, membedakan antara istilah Undang-Undang Dasar dengan
Konstitusi Undang-Undang Dasar adalah bagian tertulis dari suatu konstitusi.
Sedangkan konstitusi memuat peraturan tertulis maupun peraturan tidak tertulis.
c. K.C Wheare, Konstitusi merupakan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu
Negara, berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur, atau memerintah
dalam pemerintahan suatu Negara.
Jadi dari beberapa pendapat para ahli tentang konstitusi dapat kami simpulkan
bahwa kostitusi adalah keseluruhan peraturan, baik yang tertulis maupun yang tidak
tertulis yang mengatur cara-cara penyelenggaraan pemerintah secara mengikat dalam
suatu masyarakat. Dari pengertian tersebut dapat kita pahami unsur-unsur yang
terkandung dalam pengertian konstitusi sebagai berikut:
a. Kumpulan kaidah yang memberikan pembatasan kekuasaan kepada penguasa.

2
b. Dokumen tentang pembagian tugas dan wewenangnya dari sistem politik
diterapkan.
c. Deskripsi yang menyangkut masalah hak asasi manusia

2. Macam-macam konstitusi
 Secara Teoritis Konstitusi dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Konstitusi politik, yaitu berisi tentang norma-norma dalam penyelenggaraan
Negara, hunungan rakyat dengan pemerintah, hubungan antar warga Negara.
b. Konstitusi sosial, yaitu konstitusi yang mengandung cita-cita sosial bangsa,
rumusan filosofi Negara, sistem sosial, sistem ekonomi, dan sistem politik yang
ingin dikembangkan.
 Menurut CF. strong
a. Konstitusi tertulis adalah aturan-aturan pokok dasar Negara, bangunan Negara,
dan tata Negara, demikian juga aturan-aturan dasar lainnya yang mengatur
perikehidupan suatu bangsa didalam persekutuan suatu hukum Negara.
b. Konstitusi tidak tertulis(Konvensi), adalah kebiasaan ketatanegaraan yang
sering timbul.
 Nilai dan tujuan konstitusi sebagai berikut;
a. Nilai nominal
b. Nilai semantic
c. Nilai normative
 Tujuan konstitusi antara lain:
a. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang-wenang.
b. Melindungi HAM.
c. Pedoman penyelenggaraan Negara.

B. Pentingnya Konstitusi Bagi Suatu Negara


Secara garis besar tujusn konstitusi adalah membatasi tindakan sewenang-wenang
pemerintah, menjamin hak-hak rakyat yang diperintah dan menetapkan pelaksanaan
kekuasaan yang berdaulat. Menurut Bagir Manan, Hakikat dari konstitusi merupakan
perwujudan paham tentang konstitusi atau konstitusionalisme, yaitu pembatasan terhadap
kekuasaan pemerintah disatu pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga Negara maupun
setiap penduduk dipihak lain.

3
Sedangkan menurut sri Soemantri dengan mengutip pendapat Steenbeck,
menyatakan bahwa terdapat tiga materi muatan pokok dalam konstitusi, yaitu:
1. Jaminan hak-hak asasi manusia.
2. Susunan ketatanegaraan yang bersifat mendasar.
3. Pembagian dan pembatasan kekuasaan.
Dalam paham konstitusi demokratis dijelaskan bahwa isi konstitusi meliputi:
1. Anatomi kekuasaan (kekuasaan politik) tunduk pada hukum.
2. Jaminan dan perlindungan hak asasi manusia.
3. Peradilan yang bebas dan mandiri.
4. Pertanggungjawaban kepada rakyat (akuntabilitas public) sebagai sendi utama dari asas
keadilan rakyat.
Keempat cakupan isi konstitusi diatas merupakan dasar utama bagi suatu
pemerintah yang konstitusional. Namun demikian, indicator suatu Negara atau pemerintah
disebut demokratis tidaklah tergantung pada konstitusinya sekalipun konstitusinya telah
menetapkan aturan dan prinsip-prinsip diatas, jika tidak diimpelentasikan dalam praktik
penyelenggaraan tata pemerintahan maka belum dikatakan sebagai Negara yang
konstitusional atau menganut paham konstitusi demokratis.

C. Konstitusi Demokratis
Sebagaimana yang telah dijelaskan diawal bahwa konstitusi merupakan aturan-
aturan dasar yang dibentuk untuk mengatur dasar hubungan kerja sama antara Negara dan
masyarakat (Rakyat) dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai sebuah
aturan dasar yang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara, maka sepatutnya
konstitusi dibuat atas dasar kesepakatan bersama antara Negara dan earga Negara, agar satu
sama lain merasa bertanggungjawab serta tidak terjadi penindasan yang kuat terhadap yang
lemah.
Jika konstitusi dipahami sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, maka konstitusi memiliki kaitan yang cukup erat dengan penyelenggaraan
pemerintah dalam sebuah Negara.
Konstitusi merupakan media bagi terciptanya kehidupan yang demokratis bagi
seluruh warga Negara. Dengan kata lain Negara yang memilih demokrasi sebagai sistem
ketatanegaraannya, maka konstitusi merupakan aturan yang dapat menjamin terwujudnya
demokrasi dinegara tersebut sehingga melahirkan kekuasaan atau pemerintahan yang
demokratis pula. Kekuasaan yang demokratis dalam menjalankan prinsip-prinsip

4
demokrasi perlu dikawal oleh masyarakat sebagai pemegang kedaulatan. Agar nilai-nilai
demokrasi yang diperjuangkan tidak diselewengkan, maka partisipasi warga Negara dalam
menyalurkan aspirasi perlu ditetapkan dalam konstitusi untuk berpartisipasi dalam proses
kehidupan bernegara.

Setiap konstitusi digolongkan sebagai konstitusi demokrasi haruslahmemiliki


prinsip-prinsip dasar demokrasi itu sendiri, secara umum konstitusi yang dapa dikatakan
demokratis mengandung prinsip-prinsip dasar demokrasi dalam kehidupan bernegara yaitu

1. Menempatkan warga Negara sebagai sumber utama kedaulatan.


2. Mayoritas berkuasa dan terjaminnya hak minoritas.
3. Adanya jaminan penghargaan terhadap hak-hak individu warga Negara dan penduduk
Negara, sehingga dengan demikian entitas kolektif, tidak dengan sendirinya
menghilangkan hak-hak dasar orang per orang.
4. Pembatasan pemerintahan.
5. Adanya jaminan terhadap keutuhan Negara nasional dan integritas wilayah.
6. Adanya jaminan keterlibatan rakyat dalam proses bernegara melalui pemilihan umum
yang bebas.
7. Adanya jaminan berlakunya hukum dan keadilan melalui proses pemilihan yang
interpenden.
8. Pembatasan dan pemisahan kekuasaan Negara yang meliputi:
a. Pemisahan wewenang berdasarkan trias politica.
b. Kontrol dan keseimbangan lembaga-lembaga pemerintahan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tatanan dan praktik kehidupan


kenegaraan mencerminkan suasana yang demokratis apabila konstitusi atau Undang-
Undang dasar Negara tersebut memuat rumusan tentang pengelolaan tentang kenegaraan
secara demokratis dan pengakuan hak asasi manusia. Dengan kata lain konsitusi merupakan
peranti yang amat penting bagi sebuah Negara demokrasi.

D. Sejarah lahirnya Konstitusi Indonesia

Sebagai Negara hukum, Indonesia memiliki konstitusi yang dikenal dengan


Undang-Undang Dasar 1945. Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 mei 1945
sampai 16 juli 1945 oleh badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia

5
( BPUPKI ) atau dalam bahasa jepang dikenal dengan istilah Dokuritsu Dgunbi Tyoosakai
yang beranggotakan 62 orang diketuai Mr. Radjiman Wedyodiningrat. Tugas pokok badan
ini adalah menyusun rancangan undang-undang dasar. Namun dalam praktik
persidangannya berjalan berkepanjangan, Khusunya pada saat membahas dasar Negara .

Di akhir sidang 1 BPUPKI berhasil membentuk panitia kecil yang disebut dengan
panitia Sembilan. Panitia ini pada tanggal 22 juni 1945 berhasil mencapai kompromi untuk
menyetujui sebuah naskah mukkaddimah UUD. Hasil panitia Sembilan itu soekarno
membentuk panitia kecil padda tanggal 16 juni 1945 yang diketuai oleh soepomo dengan
tugas menyusun rancangan undang-undang dasar dan membentuk panitia untuk
mempersiapkan kemerdekaan yaitu panitia persiapan kemerdekaan Indonesia ( PPKI ) .

Keanggotaan PPKI berjumlah 21 orang dengan ketua Ir. Soekarno dan Moh. Hatta
sebagai wakilnya. Undang-Undang dasar atau konstitusi Negara republic Indonesia
disahkan dan ditetapkan oleh PPKI pada hari sabtu tanggal 18 angustus 1945. Dengan
demikian, Sejak itu Indonesia telah menjadi suatu Negara modern karena telah memiliki
suatu sistem ketatanegaraan, yaitu Undang-Undang Dasar 1945 ( UUD 1945 ) yang
memakai angka 1945 dinelakang Undang-Undang Dasar sebagaimana dijelaskan oleh
Dahlan Thaib dkk, barulah timbul kemudian, yaitu pada awal tahun 1959 ketika tanggal 19
februari 1959 kabinet karya mengambil kesimpulan dengan suara bulat mengenai
pelaksanaan demokrasi terpimpin dalam rangka kembali ke UUD 1945.

Dalam perjalanan sejarah, konstitusi Indonesia telah mengalami beberapa kali


pergantian baik nama maupun substansi materi yang dikandungnya. Perjalanan sejarah
konstitusi Indonesia adalah:

1. Undang-undang dasar 1945 yang masa berlakunya sejak 18 agustus 1945 – 27


desember 1949.
2. Konstitusi republic Indonesia serikat yang lazim dikenal dengan sebutan konstitusi RIS
dengan masa berlakunya sejak 27 Desember 1949 – 17 agustus 1950.
3. Undang-undang dasar sementara (UUDS) republic Indonesia 1950 yang masa
berlakkunya sejak 17 agustus 1950 - 5 juli 1959.
4. Undang-undang asar 1945 yang masa berlakunya sejak dekrit presiden 5 juli 1959
sampai sekarang.

E. Perbedaan Konstitusi Indonesia Dengan Negara Lain.

6
7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konstitusi adalah keseluruhan peraturan, baik yang terlulis maupun tidak
tertulis yang mengatur cara-cara penyelenggaraan pemerintah secara mengikat dalam
suatu masyarakat. konstitusi merupakan media bagi terciptanya kehidupan yang
demokratis bagi seluruh warga Negara. Dengan kata lain Negara yang memilih
demokrasi sebagai sistem ketatanegaraannya, maka konstitusi merupakan aturan yang
dapat menjamin terwujudnya demokrasi dinegara tersebut sehingga melahirkan
kekuasaan atau pemerintahan yang demokratis pula. Kekuasaan yang demokratis dalam
menjalankan prinsip-prinsip demokrasi perlu dikawal oleh masyarakat sebagai
pemegang kedaulatan. Agar nilai-nilai demokrasi yang diperjuangkan tidak
diselewengkan, maka partisipasi warga Negara dalam menyalurkan aspirasi perlu
ditetapkan dalam konstitusi untuk berpartisipasi dalam proses kehidupan bernegara.
Dalam sejarah ketatanegaraan indonesia pemberlakuan konstitusi mengalami
periodisasi sebagai berikut.
1. Periode 18 Agustus-27 Desember 1945, berlaku UUD 1945 yang disahkan oleh
PPKI.
2. Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950, berlaku konstitusi RIS.
3. Periode 17 Agustus 1950-5 Juli, berlaku UUDS 1950.
4. Periode 5 Juli 1959-19 Oktober 1999, berlaku kembali UUD 1945.
5. Periode 19 Oktober 1999-Sekarang, berlaku UUD 1945 setelah amandemen.

B. Saran
Setelah menyimpulkan hasil pembahasan dari makalah ini berdasarkan teori
yang ada, maka kami mencoba memberikan beberapa saran atau masukan sebagai
berikut:
1. Bagi Pemerintah, kami sarankan agar berhati-hati dalam melakukan perubahan
ataupun melaksanakan undang-undang agar tetap terjalin keselarasan antara Dasar
negara dan Konstitusi.

8
2. Bagi penulis dan pembaca, kami sarankan agar dapat mengambil hal-hal positif dari
makalah ini untuk pembelajaran dan lebih banyak membaca materi yang berkaitan
dengan Konstitusi di Indonesia dari berbagai sumber baik dari buku-
buku,internet,dan sumberlainnya agar lebih memahami materi tersebut.
3. Bagi Masyarakat, mari kita jaga bersama kekokohan tiang-tiang Bangsa Indonesia,
yaitu UUD 1945. Dimana pembentukan konstitusi sangatlah penuh dengan
perjuangan. Perjalanan pencarian jatidiri Bangsa Indonesia berupa sejarah
perubahan -perubahan konstitusi yang cukup melelahkan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Mahfud, Moh. 2001. Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Rochmadi, Nur Wahyu. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan. Bogor: Yudistira.

Winarno, Supriadi .2015. Pendidikan Kewarganegaraan. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka


Mandiri.

Amin Suprihartini, Yudi Suparyanto, Khilya Fa’izia. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan.


Klaten: Intan Pariwara.

Sukoco, Hari. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Klaten: Sinar Mandiri.

10
11

Anda mungkin juga menyukai