B. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini yaitu mahasiswa diharapkan mampu mengetahui cara
analisis kadar vitamin C dan mengukur kadar vitamin C pada berbagai sampel.
METODE
Metode yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu menganalisa video secara virtual
melalui youtube dengan mengamati dua buah video praktikum pengujian vitamin C dan
dianalisis mulai dari prosedur hingga hasil pengamatan yang terdapat dalam video.
A. Waktu
Juma, 03 Desember 2021
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum uji vitamin C kali ini yaitu amilum 1%,
yodium standart 0,01N, larutan iodine, larutan standar vitamin C, dan aquades.
Bahan yang gunakan pada praktukum kali ini yaitu aquades, minuman berasa
(floridina), dan juga iodine sebagai pereaksi.
3. Prosedur Kerja
Prosedur kerja uji vitamin C pada video yang pertama terbagi dalam tiga tahapan
yaitu persiapan sampel, persiapan reagen dan titrasi.
1) Persiapan sampel
Untuk sampel tablet, larutkan satu tablet kedalam 200ml air. Untuk sampel jus
segar dan jus kemasan, lakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring dan
selanjutnya menggunakan kain saring agar lebih baik sehingga filtrate yang diperoleh
dapat langsung digunakan sebagai sampel. Selanjutnya untuk sampel bubuk,
dilarutkan dalam 200ml air atau sesuai dengan petunjuk dalam kemasan. Dan untuk
sampel buah segar, ditimbang sebanyak 100 gram lalu dihancurkan bersama dengan
ditambahkan 50ml air. Setelah itu saring untuk mendapatkan filtrate, dan kemudian di
encerkan menggunakan labu ukur hingga volume 100 ml.
2) Persiapan reagen
Amilum 1% yang akan digunakan sebagai indikator titik akhit titrasi. Larutan
iodine yang akan digunakan sebagai titran. Dan larutan standar vitamin C yang akan
diujikan.
3) Titrasi
Untuk sampel amilum 1%. Step pertama yaitu timbang 0,5 gram amilum
kemudian larutkan dengan 30 ml aquades yang telah dipanaskan hingga hampir
mendidih. Step kedua yaitu pindahkan ke dalam labu ukur 100ml kemudian
tambahkan aquades hingga mencapai tanda batas. Dan step yang ketiga yatu campur
larutan hingga merata, dan siap digunakan.
Untuk sampel larutan iodine. Step pertama larukan 5,00 gram potassium iodine
(KI) dan 0,,268 gram potassium iodate (KIO3) dengan 200 ml aquades. Step yang
kedua yaitu tambahkan 30 ml asam sulfat 3M. dan step ketiga yaitu memindahkan
larutan kedalam labu ukur 500ml, lalu tambahkan aquades hingga mencapai tanda
batas. Kemudian homogenkan larutan hingga merata.
Untuk sampel standar vitamin C. langkah pertama larutkan 0,250 gram standar
vitamin C (asam askorbat) dengan 100 ml aquades. Langkah kedua pindahkan
kedalam labu ukur 250 ml, kemudian tambahkan aquades hingga mencapai tanda
batas. Dan langkah yang ketiga, homogenkan larutan untuk siap digunakan.
Analisis vitamin C. tahap pertama, ambil 25 ml larutan standar vitamin C, lalu
masukan kedalam Erlenmeyer 250ml. langkah kedua yaitu tambahkan 1 ml amilum
1% yang digunakan sebagai indikator. Tahap ketiga, bersihkan buret dengan sedikit
larutan iodin yang telah dipersiapkan kemudian isilah sesuai dengan kebutuhan, dan
catat volume awalnya. Untuk langkah yang keempat, lakukan titrasi pada sampel
hingga mencapai titik akhir titrasi yang ditandai dengan adanya perubahan menjadi
warna biru. Langka kelima yaitu catat volume akhir, dan langkah keenam lakukan
pengulangan 2-3 kali agar hasil pengukuran bisa lebih baik.
Prosedur kerja pada video yang kedua yaitu dimulai dari persiapan alat dan bahan.
Selanjutnya masukan aquades sebanyak 1 ml kedalam tabung reaksi. Kemudian
tambahkan 2 tetes larutan iodine kedalam tabung reaksi yang telah berisi aquades tadi.
Setelah itu, masukan sampel minuman berasa dan juga air biasa setetes demi setetes
kedalam tabung reaksi. Amati hasil yang terjadi pada larutan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
a) Tabel Hasil Pengamatan Video 1
No. Gambar Hasil Pengamatan Keterangan
1.
Sebelum Titrasi
Tidak berwarna
2.
Sesudah Titrasi
Berwarna biru
b) Tabel Hasil Pengamatan Video 2
No. Sampel Jumlah Hasil Uji Gambar
tetes
Sebelum
Tidak
mengalami
perubahan/ Sesudah
1. Air biasa 70 tetes
warna iodine
tidak
menghilang
Sebelum
Mengalami
Minuman perubahan/
2. 18 tetes
berasa warna iodine Sesudah
menghilang
2. Pembahasan
Vitamin C atau asam askorbat memiliki rumus molekul C6H8O6. Vitamin C
adalah salah satu mikro nutrient yang berupa senyawa derivate heksosa bersifat larut air.
Vitamin C berperan dalam >300 metabolisme dalam tubuh manusia. Contohnya vitamin
C berperan sebagai katalisator reaksi antioksidan, membantu produksi-produksi kolagen,
dan berperan dalam imunitas tubuh. Sumber makanan yang mengandung vitamin C
adalah buah-buahan, sayuran dan organ meat. Untuk mengetahui kadar vitamin C, perlu
adanya analisis vitamin C pada suatu bahan dengan berbagai metode.
Pada praktikum uji vitamin C kali ini, metode yang digunakan yaitu merupakan
metode titrasi iodine. Metode ini dilakukan dengan menitrasi bahan uji dengan larutan
iodine standar yang berfungsi sebagai titran sampai titik akhir titrasi. Namun titik akhir
titrasi tidak dapat ditentukan tanpa adanya indikator karena senyawa yang dihasilkan dari
reaksi ini tidak berwarna. Untuk itu memerlukan amilum sebagai indikator. Metode titrasi
iodometri dilakukan dengan cara menambahkan amilum 1% pada larutan sampel lalu
mentitrasinya dengan larutan iodin sampai warnan larutan sampel berubah. Menurut
Mulyani (2018: 16) larutan iodin berperan sebagai oksidator vitamin C dan menurut
Karinda (2014: 89) amilum 1% berperan sebgai indikator yang akan bereaksi dengan
iodin membentuh senyawa iod-amilum. Iodin lebih mudah bereaksi dengan vitamin C
dibandingkan dengan amilum. Sehingga amilum dapat dijadikan indikator bahwa proses
titrasi telah selesai.
Menurut Rahmawati (2016:17) mengatakan bahwa metode titrasi iodometri
merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar vitamin C. Dasar dari metode
iodimetri adalah bersifat mereduksi vitamin C. Vitamin C (asam askorbat) merupakan zat
pereduksi yang kuat dan secara sederhana dapat dititrasi dengan larutan baku iodium.
Metode iodimetri (titrasi langsung dengan larutan baku iodium 0,1 N) dapat digunakan
untuk menentukan kadar vitamim C pada suatu bahan atau sampel. Ketika vitamin C
sudah bereaksi dengan iodine, maka kelebihan iodine akan bereaksi dengan pati atau
amilum dan menimbulkan kompleks berwarna biru yang menandakan bahwa titrasi sudah
mencapai titik akhir. Metode ini merupakan metode kuantitatif untuk mengukur kadar
vitamin C pada sayur, buah, dan tablet vitamin C. Prinsip kerja metode ini yaitu
menentukan konsentrasi vitamin C yang ada dalam sampel dengan titrasi redoks
menggunakan iodin sebagai titran. Iodine yang ditambahkan selama titrasi akan
mengoksidasi asam askorbat menjadi dehidroakorbat, sedangkan iodine akan tereduksi
mendjadi ion iodida.
Perubahan warna yang terjadi setelah titrasi yaitu menjadi warna biru dari yang
semula tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan teori Rohman, dkk (2015:35) bahwa prinsip
dari titrasi iodiometri yaitu iodin mengadisi ikatan rangkap vitamin C pada atom karbon
C no 2 dan no 3. Ikatan rangkap yang diadisi oleh iodin akan terputus menjadi ikatan
tunggal. Jika seluruh vitamin C telah diadisi iodin maka iodin yang menetes selanjutnya
saat titrasi akan bereaksi dengan larutan indikator amilum membentuk iod-amilum yang
berwarna biru.
Untuk mengukur kadar vitamin C pada sampel, dilakukan 3 cara. Cara yang
pertama yaitu menghitung rata-rata volume titrasi dari banyaknya titrasi yang dilakukan.
Cara yang kedua yaitu menghitung berat vitamin C sampel dengan menggunakan rumus
titrasi standar. Dan cara yang ketiga yaitu menghitung kadar vitamin C pada sampel,
dibagi dengan volume sampel karena satuan vitamin C pada sampel yatu gram/liter.
Pada praktikum yang dilakukan di video kedua, hasil yang ditunjukan dari tetesan
sampel pada larutan yang berisi iodine yaitu pada air yang telah ditambahkan dalam
larutan yang telah berisi aquades dan iodine, tidak terjadi perubahan warna walaupun
sudah ditetesi sebanyak 70 kali. Dengan begitu berarti air tidak mengandung vitamin C.
sedangkan pada minuman berasa yang telah ditetesi kedalam larutan iodine dalam tabung
reaksi, setelahh tetesan ke 18 terjadi perubahan warna yaitu menjadi bening atau jernih.
Dengan begitu berarti larutan berasa tersebut mengandung vitamin C karena bereaksi
dengan iodin sehingga terjadi perubahan warna. Menurut Perricone (2017:117) vitamin C
merupakan asam askorbat, senyawa kimia yang larut dalam air. Pengujian kadar vitamin
C dilakukan dengan menggunakan betadine sebagai indikator adanya vitamin C. pada
kemasan betadine tertera kandungan berupa povidone iodine 10% yang setara dengan
iodine 1%. Disinilah iodine berperan sebagai indikator yang bereaksi dengan asam
askorbat setetes demi setetes untuk menghilangkan warna iodine. Karena semakin banyak
vitamin C yang terkandung pada bahan makanan atau sampel, maka dia akan mengikat
molekul zat warna pada iodine lebih banyak juga.
SIMPULAN
Jadi kesimpulan pada praktikum kali ini yaitu vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang
larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga
dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Metode titrasi iodium
yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu untuk menguji kadar vitamin C pada suatu bahan
atau sampel. Ketika vitamin C sudah bereaksi dengan iodine, maka kelebihan iodine akan
bereaksi dengan pati atau amilum dan menimbulkan kompleks berwarna biru yang menandakan
bahwa titrasi sudah mencapai titik akhir. Sedangkan pada praktikum video ke dua iodine
berperan sebagai indikator yang bereaksi dengan asam askorbat setetes demi setetes untuk
.menghilangkan warna iodine. Hal tersebut terlihat dari adanya perubahan warna saat tetesan
minuman berasa yang menghilangkan warna iodine, sedangkan tidak adanya perubahan oleh
tetesan air biasa yang mendakan bahwa tidak terdapat vitamin C pada air dan terdapat vitamin C
pada minuman berasa.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih saya tujukan kepada Dosen pengampu matakuliah Biokimia ini
yaitu Ibu Sri Hartati, S.Pd., M.Pd, dan ibu Epa Paujiah, M.Si. Dan juga kepada asisten praktikum
serta penanggung jawab matakuliah biokimia karena telah ikut andil dalam prosesnya. Tak lupa
juga kepada rekan-rekan yang telah berjuang dan berdiskusi bersama dalam laporan praktikum
kali ini. Serta saya mengucapkan terimaksih kepada diri saya sendiri karena telah mampu
menyelesaikan laporan praktikum uji vitamin C ini.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia.
Ameliya, dkk. 2018. Pengaruh Lama Pemanasan Terhadap Vitamin C, Aktivitas Antioksidan dan
Sifat Sensoris Sirup Kersen (Muntingia calabura L.). Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan.
Vol. 4 No. 1. Hlm: 289-297.
Fessenden R. J. 1990. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Karinda, dkk. 2014. Perbandingan Hasil Penetapan Kadar Vitamin C Mangga Dodol dengan
Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis dan Iodometri. Jurnal Ilmiah Farmasi.
Vol.2 No.1. Hlm: 86-89.
Labellapansa, Ause. 2016. Sistem Pakar Diagnosa Dini Defisiensi Vitamin dan Mineral. Jurnal
Informatika. 10(1): 1157-1163.
Mulyani, Elly. 2016. Perbandingan Hasil Penetapan Kadar Vitamin C pada Buah Kiwi (Actinidia
deliciousa) dengan Menggunakan Metode Iodimetri dan Spektrofotometri UV-Vis.
Jurnal Farmasi, Sains dan Kesehatan. Vol. 3 No. 2. Hlm: 14-17.
Perretta, L. 2006. Makanan untuk Otak. Jakarta: Erlangga.
Proverawati, Atikah dan Kusumawati. 2011. Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Rahmawati dahn Hana. 2016. Penetapan Kadar Vitamin c Pada Bawang Putih (Allium Sativum,
L). Jurnal Ilmu Farmasi. Vol. 4 No. 1. Hlm: 13-19.
Perricone, N. 2007. The Perricone Perscription. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Rohman, Abdul. 2007. Kimia Analisis Farmasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rohman, dkk. 2015. Analisis Kadar Vitamin C mangga gadung (Mangifera sp.) dan mangga
Golek (Mangifera indica) Berdasarkan Tingkat Kematangan dengan Menggunakan
iodimetri. Jurnal Akademika Kimia. Vol. 4. No. 1. Hal : 33 – 37.
Yazid. 2006. Pengantar Biokimia Edisi Revisi. Malang : Bayumedia.
Zain, Ruri. 2017. Representasi Pengetahuan (Knowledge) Berbasis Rule (Rule-Based) Dalam
Menganalisa Kekurangan Vitamin Pada Tubuh Manusia. Jurnal Procesor. Vol. 8 No.2.
Hlm: 13-23.