Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tubuh manusia membutuhkan berbagai macam nutrisi guna menunjang
kinerja organ-organnya agar dapat berfungsi optimal. Selain itu setiap orang
menginginkan tubuh yang sehat dan bugar, agar dapat beraktivitas dengan
semangat dan penuh energi. Untuk mendapatkan tubuh yang sehat tentu saja
tubuh harus dijaga dari berbagai penyakit. Beberapa caranya adalah
meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta memberikan tunjangan nutrisi yang
dibutuhkan tubuh.
Vitamin merupakan jenis nutrisi yang dibutuhkan tubuh dan sangat
berperan penting untuk membangun imunitas tubuh. Suplemen yang banyak
dijual rata-rata mengandung vitamin sebagai upaya untuk meningkatkan
imunitas. Secara alami, vitamin dapat diperoleh dari makanan dan minuman.
Vitamin merupakan zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Namun,
apabila tubuh kekurangan vitamin, akan menimbulkan masalah dan gangguan
kesehatan.
Vitamin adalah salah satu penunjang kesehatan tubuh khususnya dalam
memperbaiki dan memperbarui sel sel dalam tubuh. Meski bukan golongan
senyawa primer yang menjadi kebutuhan pokok tubuh, vitamin mempunyai
fungsi vital dalam metabolisme yang terjadi pada tubuh. Asupan akan vitamin
juga harus dipenuhi secara cukup karena masing masing vitamin mempunyai
khusus bagi tubuh dan tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.
Dalam praktikum ini kami membahas tentang pengujian kadar vitamin C
sebagai salah satu vitamin yang mempunyai fungsi diantaranya yaitu
membantu meningkatkan imunitas tubuh. Pengujian dilakukan dengan
menyiapkan beberapa sumber vitamin C kemudian diuji dengan metode titrasi
iodemetri menggunakan larutan yodium.
Sumber yang digunakan berupa beberapa sampel buah-buahan dan
tablet vitamin C yang banyak ditemukan di pasaran. Pengujian kadar vitamin C
dimaksudkan untuk mengetahui macam-macam kadar vitamin C yang
terkandung dalam sampel, faktor faktor yang mempengaruhi banyaknya kadar
vitamin C yang terdapat pada masing masing sampel yang akhirnya dengan
mengetahui hal-hal tersebut dapat membantu dalam pemilihan dan pemenuhan
asupan vitamin C secara optimal.

B. Tujuan Praktikum
Menguji kandungan Vitamin C pada buah-buahan.
BAB II
KAJIAN TEORI

Vitamin mula mula diutarakan oleh seorang ahli kimia polandia yang
bernama Funk, yang percaya bahwa zat penangkal beri-beri yang larut dalam air
itu suatu amina yang sangat vital, dan dari kata tersebut lahirlah kata vitamine
yang kemudian diganti dengan kata vitamin. Kini vitamin dikenal sebagai suatu
kelompok senyawa organik yang tidak masuk dalam golongan protein,
karbohidrat, maupun lemak, peranannya bagi beberapa fungsi tubuh untuk
menjaga kelangsungan kehidupan. Vitamin merupakan sebagai molekul organik
yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan
yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam
jumlah yang cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan pangan yang
dikonsumsi. (Winarno, 2004)
Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuh kan oleh tubuh untuk dapat
bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain itamin A,
C, D, E, K, dan B, (tiamin riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6,
vitamin B12, dan folat)'. Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh
hanya memproduksi vitamin D, dan K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif.
Sumber berbagai vitamin ini dapat berasal dari makanan, seperti buah-buahan,
sayuran dan suplemen makanan.
Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar,
yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Hanya
terdapat 2 vitamin yang larut dalam air yaitu B dan C sedangkan vitamin lainnya,
yaitu vitamin A, D, E, dan K, bersifat larut alam lemak (Godam, 2006).Vitamin
yang larut dalam lemak akan disimpan dalam jaringan adiposa (lemak) di dalam
hati. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat
dibutuhkan. Beberapa jenis hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam
tubuh, sedangkan jenis vitamin lain yang dapat hingga 6 bulan lamanya di dalam
tubuh (Godam, 2006)
Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam
air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera
menghilang bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh,
vitamin yang terlepas kan masuk kedalam aliran darah dan beredar ke suluruh
bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan vitamin ini akan segerai buang tubuh
bersama urin (Nemours 2010).
Kebanyakan vitamin yang larut dalam air bertindak sebagai batu bangunan
oleh Koenzim, contoh asam arkobat (vitamin C) sebagai gizi diperlukan bagi
hewan menyusui tingkat ringgi dan normal. Vitamin C adalah vital dalam
pembentukan kolagen protein struktural (Thenwijaya 1982).
Selain itu vitamin C juga digunakan untuk membantu meningkatkan
imunitas tubuh dan antioksidan alami yang dapat membantu menangkai berbagai
radikal bebas yang terdapat di Iingkungan sekitar kita. Di dalam tubuh, vitamin C
juga berperan sebagai senyawa dengan membentuk kolagen yang merupakan
protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang dan jaringan penyokong
lainnya. (Naidu. KA, 2003)
Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan antioksidan yang larut dalam
air (aqueous antioxidant). Vitamin C merupakan bagian dari sistem pertahanan
tubuh terhadap senyawa oksigen reakstif dalam
plasma dan sel. Vitamin C berbentuk kristal putih dengan berat molekul
176,13 dan rumus molekul C6H8O6. Vitamin C mudah teroksidasi secara
reversibel membentuk asam dehidro L-asam askorbat dan kehilangan 2 atom
hidrogen. Vitamin C termasuk salah satu vitamin esensial karena manusia tidak
dapat menghasilkan vitamin C di dalam tubuh sendiri, vitamin C harus diperoleh
dari luar tubuh (Sibagariang, 2010).
Kecepatan degradasi vitamin C sangat tergantung kondisi
penyimpanannya. Degradasi vitamin pada sari buah jeruk sangat dipengaruhi oleh
suhu penyimpanan, pada suhu 7°C kecepatan degradasi lebih kecil dibandingkan
pada suhu 28°C. Sedang angkan, penyimpanan buah jeruk selama 15 hari akan
menurunkan jadi 17,18 mg/100 g. Namun, penyimpanan sari buah jeruk kadar
vitamin C dari 18,90 mg/: menjadi pada suhu refrigerator dapat menekan
perubahan citarasa maupun degradasi vitamin C serta komponen lain dalam sari
buah jeruk. Pada penyimpanan selama 72 jam pada suhu antara 4 -120C
kehilangan vitamin C sekitar 20% dan sedikit penurunan akseptabilitas. Selain itu,
dalam penyimpanan yang terlalu lama kadar vitamin Cakan semakin berkurang
(Wariyah, 2010).
Kebutuhan tubuh akan vitamin Ckurang lebih 30 mg setiap hari. Vitamin
C atau asam askorbat bersifat sensitif terhadap pengaruh luar seperti suhu,
oksigen, katalis dan lain-lain yang menyebabkan kerusakan. Kekurangan vitamin
C akan menyebabkan penyakit sariawan atau skorbut. Juga timbul sakit,
pelunakan, dan pembengkakan kaki bagian paha. Pada anak yang giginya telah
keluar, gusi membengkak, empuk, dan terjadi perdarahan (winarno, 2004).
Vitamin C dapat ditemukan pada bahan makanan nabati maupun hewani.
Sumber utama vitamin ini adalah buah-buahan dan sayur-sayuran seperti melon,
jeruk, tomat, strowberi, aspargus, brokoli, kubis, dan kembang kol. Sedangkan
bahan makanan yang berasal dari hewan seperti daging dan susu kandungan
vitamin Cnya lebih sedikit (Ausman, 1999).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu 22 November 2023 pada
pukul 07:15-08:45 WITA. Tempatnya di leb. Biologi SMA NEGERI 2
PARIGI.

B. Alat dan Bahan


1. Larutan yodium
2. Akuades
3. Gelas beker
4. Tablet Vitamin C
5. Mortal dan alat tumbuk
6. Buah jeruk, mangga, dan pepaya

C. Cara Kerja
1. Melarutkan ±3 tetes yodium ke dalam 200 ml akuades dalam gelas beker
dan membuat tiga buah larutan yodium.
2. Menghaluskan buah-buahan satu per satu menggunakan mortar dan alat
tumbuk.
3. Memasukkan setiap jenis buah yang telah dihaluskan ke dalam larutan
yodium yang berbeda.
4. Memperhatikan perubahan yang terjadi pada ketiga larutan yodium.
5. Sebagai kontrol, menglarutkan tablet vitamin C dan ditetesi dengan larutan
yodium.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan

Perubahan Warna
No. Bahan
Sebelum perlakuaan Sesudah perlakuan

Gelas beker A Warna larutan menjadi


1. Warna larutan oranye
Tablet Vitamin C oranye keruh

Gelas beker B Warna larutan menjadi


2. Warna larutan cerah
Mangga merah bata

Gelas beker C Warna larutan tidak


3. Warna larutan pudar
Jeruk menjadi terang

Gelas beker D Warna larutan tidak


4. Warna larutan oranye
Pepaya coklat

B. Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang diperoleh, dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Perubahan warna menjadi oranye keruh setelah mencampurkan vitamin C
dengan larutan iodin mungkin terkait dengan reaksi redoks antara vitamin C
(asam askorbat) dan iodin. Iodin dapat diubah menjadi ion iodida oleh
vitamin C, dan dalam proses ini, kompleks warna oranye terbentuk. Reaksi
ini dapat mencerminkan aktivitas antioksidan vitamin C terhadap ion iodin,
menghasilkan perubahan warna yang dapat diamati.
2. Warna merah batah pada buah mangga setelah ditutupi dengan larutan
iodine dapat disebabkan oleh adanya amilum (pati) dalam buah tersebut.
Reaksi antara amilum dan iodin dapat menghasilkan kompleks warna merah
batah.
3. Warna orange cerah yang muncul saat buah jeruk dicampur dengan larutan
iodin mungkin disebabkan oleh senyawa-senyawa kimia dalam jeruk,
seperti vitamin C atau senyawa lain yang dapat berinteraksi dengan iodin.
Reaksinya dapat menghasilkan kompleks warna yang bersifat orange cerah.
4. Perubahan warna buah papaya menjadi coklat setelah dicampurkan dengan
larutan iodium bisa disebabkan oleh adanya enzim papain dalam papaya.
Papain dapat mengkatalisis reaksi antara amilum (yang terkandung dalam
buah) dengan iodin, menghasilkan kompleks warna coklat. Reaksi ini
menunjukkan adanya amilum dalam buah papaya.
Pada percobaan pengujian kadar vitamin C ini pada masing-masing
sampel menggunakan cara titrasi iodometri. Prinsip dari metode iodometri
adalah semua vitamn C bereaksi dengan iodin yang dimana dapat merubah
warna larutan yodium yang bereaksi dengan sampel berubah.
Vitamin C memiliki sifat yang mudah rusak dan mudah larut dalam air,
sehingga mudah teroksidasi. Pada saat titrasi, warna yang diperoleh. Sehingga
jika hasil yang diperoleh juga akan berbeda yang dapat mempengaruhi hasil
yang sesungguhnya. Hal tersebut di atas juga dapat disebabkan oleh jenis
sample (jeruk) yang digunakan mungkin saja berbeda baik dari segi
jenis,varietas, tingkat keasaman, dl yang menyebabkan ketidaksamaan data
yang didapat.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa : Setelah dilakukannya pengujian kandungan vitamin C terhadap 4
sampel. di dapatkan kandungan vitamin C paling tinggi berturut-turut adalah
larutan vitamin C, buah jeruk, buah mangga, dan buah pepaya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kandungan vitamin C:
1. Kematangan buah
2. Jenis buah
3. Suhu penyimpanan
4. oksidasi

B. Saran
Kandungan vitamin C tertinggi memang jelas terdapat pada larutan
vitamin C, namun. pemenuhan vitamin C dari buah-buahan alami pastinya
lebih baik daripada produk. pasaran yang telah tercampuri oleh zat aditif yang
tidak baik bagi kesehatan. kebutuhan tubuh akan vitamin C 100mg/hari
sejatinya masih dapat tercukupi dengan konsumsi buah buahan alami yang baik
kesehatan ditambah dengan berbagai senyawa bermanfaat lain yang terdapat di
dalamnya.

DAFTER PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/569976089/LAPORAN-PRAKTIK-UJI-VIT-C-
PADA-BUAH
https://chat.openai.com/

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai