Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI

JUDUL PERCOBAAN

ANALISIS PENGUJIAN KANDUNGAN VITAMIN C PADA BAHAN


MAKANAN MENGGUNAKAN IODINE

Disusun oleh:

Tanaya

XI MIPA 2

SMA Negeri 81 Jakarta

2021
I. PROBLEM
Vitamin merupakan suatu zat senyawa kompleks yang sanagt dibutuhkan oleh tubuh
kita walau hanya dalam jumlah kecil. Fungsinya adalah untuk berbagai fungsi biokimiawi
seperti membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Umumnya, vitamin tidak disintesis
oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan. Walaupun bukan merupakan golongan
senyawa primer yang menjadi kebutuhan pokok tubuh, vitamin mempunyai fungsi yang vital.
Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan
aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena
penyakit pada tubuh kita.

Vitamin C adalah jenis vitamin yang paling sering didengar oleh masyarakat awam.
Kepopuleran vitamin ini terjadi karena banyaknya jenis buah dan sayur yang mengandung
vitamin jenis ini. Selain itu, vitamin C juga dikenal untuk berbagai khasiatnya, mulai dari
kesehatan hingga kecantikan. Dalam bidang kesehatan, banyak orang mengonsumsi vitamin
ini sebagai suplemen karena dipercaya dapat meningkatan daya tahan tubuh. Namun, tidak
hanya digunakan sebagai suplemen, saat ini banyak produk makanan dan minuman di
pasaran yang mengklaim produknya bisa meningkatkan daya tahan tubuh karena
mengandung vitamin C. Oleh karena itu, penulis melakukan pengujian kandungan vitamin C
yang terdapat pada buah-buahan asli dan minuman sari buah yang dijual di pasaran dengan
menggunakan iodine, sehingga penulis mendapatkan rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana reaksi yang terjadi antara vitamin C pada zat makanan dan betadine?
2. Mengapa reaksi tersebut dapat terjadi?
3. Bagaimana perubahan warna yang terjadi pada zat makanan sebelum dan sesudah
ditetesi oleh iodine?
4. Apa yang memengaruhi perbedaan perubahan warna pada ketigaan zat makanan setelah
ditetesi oleh iodine?
5. Siapakah yang memiliki kandungan vitamin C paling tinggi pada ketiga zat makanan
tersebut?
II. OBSERVASI
Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air, penting bagi kesehatan manusia.
Vitamin C berupa kristal putih yang larut dalam air. Vitamin C disebut sebagai asam askorbik
merupakan vitamin yang larut dalam air. Keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam
keadaan larut vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara terutama bila terkena
panas. Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil larutan asam
(Almatsier, 2011).

Menurut Sibagariang (2010), vitamin C bermanfaat untuk melindungi sel darah putih
dari enzim yang dilepaskan saat mencerna bakteri yang telah ditelannya, sintesa hormon-
hormon steroid dari kolesterol, membantu dalam pembentukan kolagen, menyembuhkan
penyakit sariawan, proses penyembuhan luka serta daya tahan tubuh melawan infeksi dan
stress dan sebagai antioksidan.

Salah satu fungsi vitamin C adalah membantu penyerapan zat besi, sehingga jika
terjadi kekurangan vitamin C, maka jumlah zat besi yang diserap akan berkurang dan bisa
terjadi anemia.

Kadar vitamin C yang dibutuhkan oleh tubuh sangat tergantung dari usia, yaitu 30
mg/hari untuk bayi yang berumur kurang dari satu tahun, 35 mg/hari untuk bayi berumur 1-3
tahun, 50 mg/hari untuk anak-anak berumur 4-6 tahun, 60 mg/hari untuk anak-anak berumur
7-12 tahun, 100 mg/hari untuk wanita hamil dan 150 mg/hari untuk wanita menyusui
(Harvey, 1980).

Pada umumnya vitamin C tidak berefek samping, namun dalam dosis tertentu
memungkinkan terjadinya efek samping (gejala yang tidak diinginkan). Efek samping yang
mungkin terjadi jika dikonsumsi dalam jumlah tinggi bisa mengakibatkan diare. Diare adalah
keracunan besi dikarenakan vitamin C meningkatkan absorbsi besi. Tetapi biasanya terjadi
pada orang yang memiliki penyakit gangguan kelebihan besi (haemochromatosis). Kondisi
genetik seperti defisiensi glucose-6-phosphate dehydrogenase (G6PD) dapat menyebabkan
penderitannya anemia hemolitik setelah mengkonsumsi zat oksidasi tertentu, misalnya
vitamin C dosis tinggi.

Pengujian ada tidaknya kandungan vitamin C dalam bahan makanan bisa


menggunakan iodin sebagai indikatornya. Cairan iodin dapat kita temukan dalam antiseptik
luka (betadine). Warna yang dihasilkan dari pengujian vitamin C menggunakan iodin ialah
coklat tua, kuning, kuning muda, sampai warnanya benar-benar lenyap atau tidak berubah.
Apabila warna yang dihasilkan semakin gelap maka kandungan vitamin C-nya semakin
sedikit, dan sebaliknya.

Dengan demikian, penulis akan melakukan pengujian kandungan vitamin C pada


bahan makanan sebanyak dua jenis buah dan satu jenis minuman sari buah yang ada di
pasaran menggunakan betadine.
III. HIPOTESIS
 Ho : Tidak terdapat vitamin C pada zat makanan yang diujikan.
 H1 : Terdapat vitamin C pada zat makanan yang diujikan.
IV. EKSPERIMEN
 Tujuan
- Untuk mengetahui kandungan vitamin C yang terdapat pada zat makanan
yang akan diujikan.
- Untuk menentukan jenis zat makanan yang mengandung vitamin C dengan
benar setelah melakukan praktikum.
- Untuk menguji kebeneran teori bahwa vitamin C larut pada iodine.

 Variabel
- Variabel Bebas : Zat makanan (jeruk, pepaya, minuman sari buah).
- Variabel Kontrol : Iodin atau betadine (jumlah tetesan), jumlah air.
- Variabel Terikat : Kandungan vitamin C dan perubahan warna.

 Alat bahan

 Alat:  Bahan:
1. Gelas 3 buah 1. Buah jeruk
2. Sendok 2. Buah pepaya
3. Pisau 3. Minuman sari buah
4. Cobek dan ulekan (floridina)
5. Alat tulis 4. Betadine
5. Air mineral
6. Tisu

 Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Larutkan minuman sari buah (nutrisari) pada segelas air mineral dan kupas
buah yang akan diujikan.
3. Lumatkan papaya dengan menggunakan ulekan dan cobek hingga lunak.
4. Masukan ¼ air mineral ke dalam 3 buah gelas.
5. Masukan perasan jeruk, papaya yang telah lunak, dan minuman sari buah ke
dalam masing-masing gelas yang sudah berisikan ¼ air mineral.
6. Teteskan betadine sebanyak 10 tetes ke dalam salah satu gelas berisi
campuran antara air dan bahan yang diujikan, lalu aduk hingga warna
betadine ikut terlarut. Tambahkan 10 tetes lagi, lalu aduk hingga warna
betadine ikut terlarut. Ulangi langkah tersebut untuk kedua gelas lainnya.
7. Amati perubahan warna yang terjadi.
8. Tulis hasilnya pada tabel pengamatan lalu buatlah kesimpulan.

 Foto Hasil Eksperimen


Persiapan Sebelum Sesudah

 Analisa Data

Tabel Pengamatan Uji Kandungan Vitamin C Pada Bahan Makanan

Perubahan Warna
No. Bahan Makanan
Sebelum Sesudah
Jeruk Orange Orange muda,
1.
betadine memudar
Sawo Bening Bening keruh,
2. betadine sedikit
memudar
Minuman sari buah jeruk Orange Orange, betadine
3.
memudar

Dari percobaan di atas, larutan bahan makanan yang mengandung vitamin C atau
asam askorbat apabila ditetesi oleh iodin (betadine) akan menghasilkan molekul asam
askorbat yang mengikat molekul iodin. Hal itu terjadi karena molekul vitamin C lebih
besar daripada molekul iodin.

Semakin banyak vitamin C yang terkandung pada bahan makanan, maka akan
semakin banyak mengikat molekul zat warna iodin. Jadi warna yang dihasilkan setelah
ditetesi oleh iodin pada bahan makanan yang mengandung vitamin C adalah tetap atau
menjadi keruh, menunjukkan tidak ada lagi molekul zat warna iodin. Sedangkan untuk
bahan makanan yang mengandung vitamin C apabila ditetesi oleh iodin, maka iodin
akan ikut terlarut, sehingga warna akhirnya akan mengikuti warna iodin atau coklat tua.

Dari tabel pengamatan terlihat bahwa buah jeruk setelah ditetesi iodin warna yang
dihasilkan adalah seperti semula tetapi sedikit lebih memudar, buah sawo setelah
ditetesi iodin warna yang dihasilkan adalah menjadi lebih keruh tetapi tidak sampai
berwarna coklat, dan untuk minuman sari buah setelah ditetesi iodin warna yang
dihasilkan tetap seperti semula.
Hal ini menunjukkan bahwa kandungan vitamin C tertinggi dari bahan makanan
yang diujikan dimiliki oleh buah jeruk, lalu urutan kedua adalah minuman sari buah,
dan yang terakhir adalah sawo.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa semua
bahan makanan yang diujikan memiliki kandungan vitamin C. Bahan makanan yang
memiliki kandungan vitamin C tertinggi sampai terendah adalah jeruk, minuman sari
buah, dan sawo.

V. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai