Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang subur dan kaya akan kekayaan

alamnya. Salah satunya tumbuh-tumbuhan yang mempunyai nilai pengobatan

khususnya pengobatan tradisional.Pengobatan tradisional mempunyai peranan

penting dalam penyembuhan penyakit.Pengguna pengobatan tradisional mencari

tumbuh-tumbuhan untuk dijadikan obat.Salah satu tumbuhan tersebut adalah

tumbuhan buah kelengkeng (Euphoria Longona (Lour.).

(http://id.wikipedia.org/wiki/kelengkeng).

Kelengkeng adalah tanaman hortikultura yang menguntungkan.Tanaman

yang dijuluki si mata kucing ini diburu orang sebagai kegemaran, koleksi, atau

sekedar menyalurkan hobi.Sedangkan para pembisnis memanfaatkan tanaman asal

daratan China untuk meraup keuntungan.Buah kelenkeng terkenal dengan rasanya

yang manis dan enak menyegarkan, namun tak hanya itu buah ini juga dikenal

dengan khasiat pengobatannya. Manfaat buah kelengkeng untuk kesehatan sudah

diteliti oleh para ahli dapat menyembuhkan beberapa penyakit dan menjaga

keseimbangan stamina tubuh. Daging buah kelengkeng mengandung sukrosa,

glukosa, protein, lemak, vitamin A, vitamin B, asam tartarik dan senyawa-

senyawa kimia tumbuhan (fitokimia) lainnya yang berguna bagi kesehatan.

Kandungan lain yang terdapat pada buah kelenkeng yaitu vitamin C yang berguna

untuk sebagai antioksidan untuk menangkal radikal bebas yang mampu merusak

kecantikan kulit. Buah kelengkeng juga berguna juga untuk memperlancar kinerja

usus dan proses pencernaan, melancarkan buang air kecil, mengobati cacingan,

1
mengurangi ssakit kepala, keputihan dan hernia. (Susilo, Joko. Sukses Bertanam

Kelengkeng Varietas Unggul. Yogyakarta: Pustaka Baru Press).

Iodometri merupakan metoda titrasi atau volumetri yang pada penentuan

atau penetapan berdasarkan pada jumlah I2 (iodium) yang bereaksi dengan sampel

atau terbentuk dari hasil reaksi antara sampel dengan ion iodide (I-). Iodometri

termasuk titrasi redoks dengan I2 sebagai titrasi. Seperti dalam titrasi redoks

umumnya yang harus selalu ada oksidator dan reduktor, sebab bila suatu unsur

bertambah bilangan oksidasinya (melepaskan elektron), maka harus ada suatu

unsur yang bilangan oksidasinya berkurang atau turun (menerima elektron), jadi

tidak mungkin hanya ada oksidator saja atau reduktor saja. Dalam metode analisis

ini analik dioksidasikan oleh I2, sehingga I2 tereduksi menjadi ion iodide, dengan

kata lain I2 bertindak sebagai oksidator. Indikator yang digunakan adalah

suspense amilum atau kanji. Salah satu contoh pada penetapan kadar vitamin C,

Iod dapat menitrasi vitamin C (asam askorbat) secara langsung, perlu

diperhatikan disini iod mengoksidasi gugus fungsional (OH)C=C (OH), menjadi

suatu gugus alfa diketon dalam asam dehidroaaskorbat.(Vogel,1994).

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui

kadar vitamin C yang terkandung pada buah kelengkeng (Euphoria Longona

(Lour.)fructus) dengan metode Iodometri.

1.2. Permasalahaan

Apakah kadar vitamin C pada buah kelengkeng yang diteliti sesuai

dengan kadar yang ada tertera pada literatur.

2
1.3. Tujuan Penelitian

Penetapan kadar vitamin C pada buah kelengkeng dengan Titrasi

iodometri

Melakukan uji makroskopik terhadap buah kelengkeng.

1.4. Manfaat Penelitian

Dapat mengetahui kadar vitamin C yang terkandung pada buah

kelengkeng.

Bagi para pembaca diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan

pengetahuan tentang buah kelengkeng yang kaya akan manfaatnya,

karena pada buah kelengkeng terkandung berbagai gizi yang dapat

berguna untuk kesehatan.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Vitamin

Vitamin merupakan golongan yang heterogen.Antarvitamin tidak

terdapat kesamaan dalam rumusnya, seperti yang terdapat pada protein, lemak,

maupun karbohidrat. Walaupun demikian, vitamin digolongkan dalam satu

kelompok oleh karena adanya kesamaan, dalam hal senyawa organik dalam

jumlah kecil (g dan mg) yang esensial dalam proses metabolisme normal. Oleh

sebab tubuh tidak dapat membuatnya sendiri, maka vitamin harus didapat dari

makanan sehari-hari.

Vitamin adalah senyawa organik kompleks yang esensial untuk

pertumbuhan dan fungsi biologis yang lain bagi tubuh. Vitamin tidak disentesis

dalam tubuh, kecuali vitamin K. Vitamin sangat dibutuhkan oleh tubuh walaupun

dalam jumlah kecil. Vitamin tidak dapat memberikan energi namun tidak boleh

dihilangkan karena sangat dibutuhkan tubuh agar berfungsi normal.Oleh sebab itu,

makanan yang dikonsumsi harus mengandung vitamin.

Sampai sekarang diketahui kurang lebih ada 13 jenis vitamin. Namun

berdasarkan pelarutnya, vitamin dibagi menjadi dua kategori: yaitu vitamin larut

dalam lemak (fat soluble), terdiri dari vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan

vitamin K; dan vitamin yang larut dalam air (water soluble), terdiri dari B dan C.

Vitamin A, D, E, dan K adalah vitamin yang tersimpan dalam hati.

Kadang vitamin jenis ini bisa meningkat sehingga mencapai level yang

menyebabkan keracunan, namun bisa disingkirkan dengan menggunakan

antibiotik. Sedangkan vitamin B dan C adalah jenis vitamin yang tidak tersimpan

4
jangka lama didalam tubuh.Artinya vitamin jenis ini perlu dikonsumsi secara

reguler.Kebanyakan vitamin jenis ini adalah vitamin B yang berperan untuk

metabolisme.Sedangkan vitamin C berperan sebagai antioksidan. (Irianto, Koes.

2013. Solusi Sehat Peranan Vitamin dan Mineral bagi Kesehatan. Bandung:

Yrama Widya).

2.1.1. Sejarah Vitamin C

Vitamin C ditemukan oleh A. Sient, P. Gyorgy, dan G. King

(1932).Vitamin C sesuai struktur kimianya disebut juga asam askorbat (ascorbic

acid).Vitamin C merupakan vitamin yang tidak mengandung gugus amina,

tergolong vitamin yang paling sederhana, dapat dilarutkan dalam air dan mudah

dihancurkan oleh suhu tinggi, dan mudah teroksidasi oleh oleh oksigen udara atau

sedikit tembaga.Banyak ahli yang mengatakan bahwa vitamin C merupakan salah

satu nutrien yang paling aman dan efektif.Mungkin bukan untuk mengobati, tetapi

dapat membantu untuk mencegah komplikasi penyakit yang serius.

2.1.2. Uraian dari Vitamin C

Vitamin C merupakan vitamin yang muda larut dan mudah rusak dalam

air, mudah teroksidasi, dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar matahari,

alkali, enzim, oksidator, serta oleh katalis tembaga dan besi.

Nama Kimia : L-Asam askorbat (C6H8O6)

Berat Molekul : 176,13

Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut

dalam etanol, tidak larut dalam kloroform,

dalam eter, dan dalam benzena.

5
Pemerian : Hablur atau serbuk putih atau agak kuning.

Oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi

berwarna gelap.Dalam keadaan kering

stabil di udara, dalam larutan cepat

teroksidasi.Melebur pada suhu lebih kurang

1900.(Farmakope Indonesia, edisi IV).

Rumus Bangun :

CH2OH

H - C - OH O

=O
H

OH OH

6
2.1.3. Sumber Vitamin C

Sayur-mayur dan buah-buahan, terutama jeruk, bayam, kubis, tomat, dan

kentang merupakan sumber vitamin C yang baik.Saat ini dosis yang disarankan

adalah 75-90 mg per hari untuk dewasa. Untuk mendapatkan kadar 75-90 mg

vitamin C sehari bisa didapatkan dari segelas jus jeruk atau dari beberapa sayur

dan buah yang mengandung vitamin C seperti yang tabel tertera dibawah ini:

Tabel 2.1.Daftar Kandungan Vitamin C pada Sayur dan Buah-buahan.

No Sayur dan Buah Takaran per satu gelas


1 Brokoli 74 mg
2 Kubis merah 40 mg
3 Paprika merah 95 mg
4 Paprika hijau 60 mg
5 Kiwi 70 mg
6 Tomat 45 mg
7 Blewah 59 mg

Sedangkan pada anak balita kebutuhan vitamin C per hari adalah 20 mg

dan kebutuhan tertinggi vitamin C adalah pada ibu hamil, yaitu 120 mg per hari.

2.1.4. Peranan Vitamin C

Vitamin C berperan sebagai antioksidan alami yang larut dalam air yang

paling efektif. Vitamin C (asam askorbat) dapat bertindak sebagai antioksidan

primer dan sekunder. Secara in vivo, asam askorbat mendonorkan atom hidrogen

sebagai antioksidan primer. Selain itu, vitamin C berperan dalam sintesis kolagen

interseluler.Kolagen merupakan senyawa protein yang banyak terdapat pada

tulang rawan, kulit bagian dalam tulang, dentin dan endotelium vaskuler.Peranan

penting lainnya vitamin C adalah memperkuat dinding saluran pembuluh darah

sehingga apat mencegah sariawan, wasir, atau varises.Vitamin C juga berperan

dalam penyembuhan luka serta daya tahan tubuh melawan infeksi dan stres.

7
2.1.5. Kekurangan Vitamin C

Kekurangan vitamin C akan menyebabkan penyakit sariawan atau

skorbut. Penyakit skorbut biasanya jarang terjadi pada bayi, bila terjadi pada anak-

anak, biasanya pada usia setelah 6 bulan dan dibawah 12 bulan. Gejala-gejala

penyakit skorbut ialah terjadinya pelembekan tenunan kolagen, infeksi, dan

demam.Juga timbul sakit, pelunakan, dan pembengkakan kaki bagian paha.Pada

anak yang giginya telah keluar, gusi membengkak, empuk, dan terjadi

pendarahan.Pada orang dewasa skorbut terjadi setelah beberapa bulan menderita

kekurangan vitamin C dalam makanannya.Gejala gejalanya ialah pembengkakan

dan pendarahan pada gusi, gingivalis, kaki menjadi empuk, anemia, dan deformasi

tulang.Penyakit sariawan yang akut dapat disembuhkan dalam beberapa waktu

dengan pemberian 100 sampai 200 mg vitamin C perhari.Bila penyakit sudah

kronik perlu diperlukan waktu lebih lama untuk penyembuhannya dan suplay

vitamin C yang lebih ditingkatkan. (http://aabisnis.blogspot.com/2010/06/akibat-

kekurangan-vitamin-c-dan-sumber.html).

2.2. Buah Kelengkeng

2.2.1. Sejarah Singkat Penyebaran Buah Kelengkeng

Euphoria longan, suku lerak-lerakan atau Sapindaceae adalah tanaman

buah-buahan yang berasal dari daratan Asia Tenggara.Buah mata kucing atau

kelengkeng ini 'bersaudara dekat' dengan buah leci dan buah rambutan. Di Kuba,

buah ini disebut "little brother of lychee" atau adiknya leci. Di Cina buah ini

disebut long yan rou yang artinya mata naga yang tajam.Sementara di Jepang

8
disebut ryuugan, lamyai pa di Thailand, dan dalam bahasa Inggris buah ini

disebut longan.

2.2.2. KlasifikasiKelengkeng

Kelengkeng (juga disebut mata kucing atau longan) memiliki nama

ilmiah Euphoria longan (Lour.), suku lerak-lerakan atau Sapindaceae.

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

SubKingdom : Tracheobionta (Berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Berbunga)

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Risidae

Ordo : Sapindales

Famili : Sapindaceae

Genus : Euphoria

Spesies : Euphoria Longana (Lour.)Steud

2.3. Morfologi Buah Kelengkeng

Buah kelengkeng dalam bahasa Mandarin dikenal sebagai ong ya guo

atau long yan, yang berarti mata naga.Pohonnya bisa mencapai ketinggian 10

meter atau lebih.Bahkan, pohon kelengkeng dapat mencapai tinggi 40 meter dan

diameter batangnya hingga sekitar 1 meter.Berdaun majemuk, dengan 2-4 (-6)

pasang anak daun, sebagian besar berbulu rapat pada bagian aksialnya.

Tangkai daun 1-20 cm, tangkai anak daun 0,5-3,5 cm. Anak daun bulat

memanjang, panjang lingkaran 1-5 kali lebarnya, bervariasi 3-45 1,5-20 cm,

9
mengertas sampai menjangat, dengan bulu-bulu kempa terutama di sebelah bawah

di dekat pertulangan daun. Perbungaan umumnya di ujung (flos terminalis), 4-80

cm panjangnya, lebat dengan bulu-bulu kempa, bentuk payung

menggarpu.Mahkota bunga 5 helai, panjang hingga 6 mm.

Buah bulat, coklat kekuningan, hampir gundul; licin, berbutir-butir,

berbintil kasar atau beronak, bergantung pada jenisnya.Daging buah (arilus) tipis

berwarna putih dan agak bening.Pembungkus biji berwarna coklat kehitaman,

mengkilat, terkadang berbau agak keras.

2.4. Jenis Buah Kelengkeng

Ada beberapa jenis kelengkeng, Dimocarpus longan, diantaranya:

Ssp. Longan var. longan. Longan (Inggris), kelengkeng

(Indonesia/Malaysia), lamyai pa (Thailand). Berasal dari wilayah

pegunungan di Myanmar hingga ke Tiongkok Selatan. Kini

dibudidayakan secara meluas hingga ke Taiwan, Thailand, Indonesia,

Amerika Serikat (Florida) dan Australia (Queennsland).

Ssp. Longan var. obtusus. Lamyai khruer, lamyai tao (Thailand). Dari

Indochina, dibudidayakan di Thailand.

Ssp. Malesianus var. malesianus. Matakucing (Malaysia),

medaru,medaro, bedaro (Sumatera), ihau (Kalimantan Timur), isau, sau,

kakus (Serawak). Menyebar di Indochina dan Malesia.

Ssp. Malaesianus var. echinatus. Dari Kalimantan dan Filipina.

10
2.5. Khasiat dan Kandungan Buah Kelengkeng

Di Cina, kelengkeng ini banyak sekali digunakan sebagai obat

tradisional. Dengan semakin majunya teknologi pangan, saat ini buah ini banyak

dibuat dalam bentuk sirup dan banyak diekspor ke Amerika.Kelengkeng berisi

phenolic terutama pada bijinya, seperti asam gallic, corilagin, dan asam ellagic,

yang mengindikasikan adanya kandungan antioksidan.Daun dari pohon

kelengkeng mengandung quercitrin dan quercetin, yang memiliki sifat antioksidan

dan antivirus, sehingga bisa dimanfaatkan untuk mengobati alergi, kanker,

diabetes, dan penyakit kardiovaskular.

Bijinya juga mengandung saponin, tannin, dan lemak.sehingga banyak

dipakai bahan untuk membuat shampo dan mengatasi keringat yang berlebihan.

Selain itu, bijinya juga banyak digunakan untuk menghentikan pendarahan.

Daging buahnya, secara tradisional dipakai untuk obat sakit perut (alat

pencernaan), mengusir demam dan membunuh cacing perut, juga penangkal

racun.Air seduhan daging buah yang dikeringkan merupakan penyegar dan obat

untuk insomnia, kelelahan kronis, perasaan lemah, tidak dapat konsentrasi, tidak

nafsu makan.

Di Vietnam, biji kelengkeng dimemarkan dan digunakan untuk

mengobati luka akibat gigitan ular karena diyakini dapat menyerap bisa ular. Juga

kerap digunakan untuk mengatasi luka baker.Buah mata kucing ini disebut juga

penghasil energi yang baik dan dapat meningkatkan stamina karena banyak

mengandung sukrosa, protein, lemak, glukosa, dan asam tartaric. Oleh karena itu

buah ini juga baik untuk dikonsumsi ibu hamil yang lemah atau setelah

melahirkan, tetapi dalam jumlah yang tidak berlebihan.Manfaat lain yang dapat

11
diperoleh bila kita makan buah kelengkeng secara teratur dan dalam kondisi segar

adalah bisa mengurangi demam, menambah nafsu makan, mencegah anemia, dan

pemutihan rambut dini. (http://paperless-media.blogspot.com/2008/12/khasiat-

buah-mata-kucing.html).

Sedangkan kandungan gizi Lengkeng-Kelengkeng per100 gram:

Kalori 60 kcal

15 grams karbohidrat

1,3 grams protein

1,1 gram serat

83 gram air

Vitamin B1 (Thiamine) 0,031 mg

Vitamin B2 (riboflavin) 0,14 mg

Vitamin B3 (Niasin) 0,3 mg

Vitamin C 84 mg

Kalsium 1 mg

Besi 0,13 mg

Mangan 0,05 mg

Magnesium 10 mg

Fosfor 21 mg

Kalium 266 mg

Seng 0,05 mg

Kandungan Gizi Lengkeng - Kelengkeng per100 gram dikeringkan:

Kalori 285 kcal

74 grams karbohidrat

12
5 grams Protein

0,4 gram Lemak

17,6 gram air

Vitamin B1 (tiamin) 0,04 mg

Vitamin B2 (Riboflavin) 0,5 mg

Vitamin B3 (Niasin) 1 mg

Vitamin C 28 mg

Kalsium 45 mg

Besi 5,4 mg

Mangan 0,248 mg

Magnesium 46 mg

Fosfor 196 mg

Kalium 658 mg

Seng 0,22 mg

2.6. Titrasi Iodometri

Titrasi iodometri merupakan titrasi langsung terhadap zatzat yang

potensial oksidasinya lebih rendah dari sistem iodiumiodida, sehingga zat

tersebut akan teroksidasi oleh iodium. Cara melakukan analisis dengan

menggunakan senyawa pereduksi iodium yaitu secara langsung disebut iodimetri,

dimana digunakan larutan iodium untuk mengoksidasi reduktor-reduktor yang

dapat dioksidasi secara kuantitatif pada titik ekivalennya.

13
Iodometri ini terdiri dari 2, yaitu:

a. Iodometri metode langsung, bahan pereduksi langsung dioksidasi dengan

larutan baku Iodium. Contohnya pada penetapan kadar Asam Askorbat.

b. Iodometri metode residual (titrasi balik), bahan pereduksi dioksidasi

dengan larutan baku iodium dalam jumlah berlebih, dan kelebihan iod

akan dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat.

Dalam titrasi iodimetri, iodin dipergunakan sebagai sebuah agen

pengoksidasi, namun dapat dikatakan bahwa hanya sedikit saja substansi yang

cukup kuat sebagai unsur reduksi yang dititrasi langsung dengan iodin.Karena itu

jumlah dari penentuan-penentuan iodimetrik adalah sedikit. Substansi-substansi

penting yang cukup kuat sebagai unsur-unsur reduksi untuk dititrasi langsung

dengan iodin yaitu zat-zat dengan potensial reduksi yang jauh lebih rendah adalah

tiosulfat, arsenik, antimon, sulfida, sulfit, timah dan ferosianida, zat-zat ini

bereaksi lengkap dan cepat dengan iod bahkan dalam larutan asam. Dengan zat

pereduksi yang agak lemah, misal arsen trivalen atau stibium trivalen, reaksi yang

lengkap hanya akan terjadi bila larutan dijaga tetap netral atau sangat sedikit

asam, pada kondisi ini potensial reduksi dari zat pereduksi adalah minimum atau

daya mereduksinya adalah maksimum.

2.7. Iodium

Sistem redoks iodium (tri iodida)- iodida:

I3- + 2e 3I-

Mempunyai potensial standar + 0,54 V. Iodium karenanya merupakan

pereaksi oksidasi jauh lebih lemak dari pada kalium permanganat, senyawa serium

14
(IV), dan kalium dikhormat. Sebaliknya, ion iodida nerupakan suatu pereaksi

reduksi yang cukup kuat, lebih kuat misalnya dari pada ion Fe (II). Dalam proses

analitik, iodium digunakan sebagai pereaksi oksidimetri (iodometri) dan iodida

digunakan sebagai pereaksi reduksi (iodometri). Relatif beberapa zat merupakan

pereaksi reduksi yang cukup kuat untuk dititrasi secara langsung dengan

iodium.Maka jumlah penentuan iodometrik adalah sedikit. Akan tetapi banyak

pereaksi oksidasi cukup kuat untuk bereaksi sempurna dengan ion iodida, dan ada

banyak penggunaan proses iodometrik. Suatu kelebihan ion iodida ditambahkan

kepada pereaksi oksidasi yang ditentukan, dengan pembebasan iodium, yang

kemudian dititrasi dengan larutan Natrium thiosulfat.Reaksi antara iodium dan

thiosulfat berlangsung secara sempurna.Reaksi ini dibicarakan dibawah. Perlu

dijelaskan bahwa beberapa kimiawan lebih suka menghindari istilah iodometri

dan sebagai penggantinya berbicara tentang proses iodometri secara langsung dan

tidak langsung.

2.7.1. Proses Langsung atau Proses Iodometrik

Zat-zat lebih penting yang merupakan pereaksi reduksi cukup kuat untuk

di titrasi secara langsung dengan iodium adalah thiosulfat, arsenat (III), antimony

(III), sulfide, sulfit, timah-putih (II) dan ferosianida.Tenaga reduksi beberapa zat

ini tergantung pada konsentrasi ion hidrogen dan hanya dengan mengatur pH yang

sesuai, reaksi iodium dapat dibuat kuantitatif.

2.7.2. Pembuatan Larutan Iodium

Iodium hanya sedikit larut dalam air (0,00314 mol/liter pada 25oc), tetapi

agak larut dalam larutan yang mengandung ion iodida. Iodium membentuk

kompleks tri iodida dengan iodida.

15
I2 + I- I3-

Tetapan keseimbangan adalah sekitar 710 pada 250c.Suatu kalium iodida

berlebih ditambahkan untuk meningkatkan kelarutan dan mengurangi penguapan

iodium. Biasanya kira-kira 3 sampai 4 % berat KI ditambahkan pada 0,1 N larutan

dan botol yang mengandung larutan ditutup dengan baik. Iodium cenderung untuk

terhidrolisa dalam air, dengan membentuk asam-asam hidroiodat dan hipoiodit.

I2 + H20 HIO + H+ + I-

Persyaratan yang meningkatkan derajat hidrolisa harus dihindari.Titrasi

tidak dapat dilakukan dalam larutan yang sangat basa, dan larutan standar dari

iodium harus disimpan dalam botol gelap untuk mencegah peruraian HIO oleh

cahaya matahari.

2HIO 2H+ + 2I- + O2(g)

Asam hipoiodit mungkin juga di ubah menjadi iodat dalam larutan basa.

3HIO + 3OH+ 2I- + IO3- + 3H2O

2.7.3. Penentuan dengan Iodium

Beberapa penetuan yang dapat dilakukan dengan titrasi langsung dengan

larutan iodium standar ditulis dalam tabel 2.1. Penentuan antimony adalah sama

dengan arsen, kecuali iotratrat C4H4O6 ditambahkan untuk pembentukkan

kompleks antimoy dan menghindarkan pengendapan garam seperti SbOCl, jika

larutan dinetralisasikan. Titrasi dilakukan dalam suatu buffer dengan pH sekitar 8.

Dalam penentuan timah-putih dan sulfat larutan yang akan dititrasi harus

dilindungi terhadap oksidasi oleh udara. Titrasi hidrogen sulfide sering digunakan

untuk penentuan belerang dalam besi dan baja.

16
Tabel 2.1. Penentuan Titrasi Iodium Secara Langsung

Zat yang Ditentukan Reaction


Antimon HSbC4H4O6 + I2 + H2O HSbO2C4H4O6 + 2H + 2I-
Arsen HAsO2 + I2 + 2H2O H3AsO4 + 2H+ + 2I-
Belerang (sulfida) H2S + I2 2H+ + 2I- + S
Belerang (sulfit) H2SO3 + I2 + H2O H2SO4 + 2H+ + 2I-
Timah putih 2+
Sn + I2 Sn - + 2I
4

Ferosianida 2Fe(CN)64- + I2 2Fe(CN)63- + 2I-

2.8. Indikator

Indikator yang digunakan pada titrasi iodimetri dan iodometri adalah

larutan kanji. Kanji atau pati disebut juga amilum yang terbagi menjadi dua yaitu:

Amilosa atau disebut b-Amilosa dan Amilopektin disebut a-Amilosa. Namun

untuk indicator, lebih lazim digunakan larutan kanji, karena warna biru tua

kompleks patiiod berperan sebagai uji kepekaan terhadap iod. Kepekaan itu lebih

besar dalam larutan sedikit asam daripada dalam larutan netral dan lebih besar

dengan adanya ion iodida. Molekul iod diikat pada permukaan beta amilosa, suatu

konstituen kanji. Indikator kanji yang dipakai adalah amilosa, karena jika dipakai

amilopektin, maka akan membentuk kompleks kemerah-merahan (violet) dengan

iodium. Warna dari sebuah larutan iodin 0,1 N cukup intens sehingga iodin dapat

bertindak sebagai indikator bagi dirinya sendiri. Iodin juga memberikan warna

ungu atau violet yang intens untuk zat-zat pelarut seperti karbon tetraklorida dan

kloroform dan terkadang kondisi ini dipergunakan dalam mendeteksi titik akhir

dari titrasi-titrasi.

Kepekaan warna berkurang dengan naiknya temperatur larutan. Kanji

tidak dapat digunakan dalam medium yang sangat asam karena akan terjadi

17
hidrolisis pada kanji itu sendiri. Keunggulan pada pemakaian kanji ini yaitu

bahwa harganya murah.namun terdapat kelemahan-kelemahan yaitu sebagai

berikut :

(i). Bersifat tidak dapat larut dalam air dingin.

(ii). Ketidak stabilan suspensinya dalam air.

(iii). Dengan iod memberi suatu kompleks yang tak dapat larut dalam air,

sehingga kanji tidak boleh ditambahkan terlalu dini dalam titrasi

(karena itu, dalam titrasiiod larutan kanji hendaknya tak ditambahkan

sampai tepat sebelu m titik akhir, ketika warna mulai memudar).

Sensitivitas warnanya tergantung pada pelarut yang digunakan.

Kompleks iodium-amilum mempunyai kelarutan kecil dalam air sehingga

biasanya ditambahkan pada titik akhir reaksi, amilum yang dipakai sebagai

indikator akan terhidrolisis, selain itu pada keadaan ini iodide (I-) yang dihasilkan

dapat diubah menjadi I2 dengan adanya O2 dari udara bebas, reaksi ini melibatkan

H+ dari asam.

18
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental

yaitu: Penetapan Kadar Vitamin C pada Buah Kelengkeng (Euphoria Longona

(Lour). Steud fructus) dengan Menggunakan Metode Iodometri.

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Akademi Farmasi

Indah Medan.

3.2. Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari pusat pasar

Simpang Limun Medan.

3.3. Pembuatan Sampel

Sampel (Buah Kelengkeng) yang digunakan dibersihkan, dibelah, dan

kemudian dimasukkan kedalam blender untuk dihaluskan. Setelah itu sampel

disaring dan ditimbang sebanyak 20 gram.

3.4. Alat dan Bahan

3.4.1. Alat

Batang pengaduk, Beaker Glass 100 ml dan 1000 ml , Buret 25 ml,

Erlenmeyer 250 ml dan 1000 ml, Labu Tenkukur 50 ml, Neraca Analitis, Pipet

19
Volume 10 ml, Pipet Tetes, Statif dan Klem, Kain kasa, alumunium foil dan Tisu

gulung.

3.4.2. Bahan

Buah Kelengkeng, aquadest, Asam Sulfat( H2SO4), Asam Chlorida

(HCl), Arsenit Trioksida (As2O3), Iodium ( I2 ), Indikator kanji, Kalium Iodida

(KI), Natrium Hidroksida (NaOH), dan Natrium Karbonat (NaHCO3).

3.5. Uji Makroskopik

Sampel yang masih utuh diambil (Tanaman Kelengkeng), lalu dilakukan

pengamatan mengenai:

Akar (Radix)

Batang (Caulis)

Buah (Fructus)

Daun (Folium)

3.6. Prosedur Kerja/Pembuatan Larutan

3.6.1. Pembuatan Aquadest Bebas CO2

Aquadest1000 ml dipanaskan dalam erlenmeyer 1000 ml biarkan hingga

mendidih, setelah mendidih diamkan kira-kira 1015 menit.Lalu tutup mulut

erlenmeyer dengan kapas supaya CO2 nya tidak masuk lagi kedalam.

3.6.2. Pembuatan Larutan I2 0,1 N

1. Ditimbang 2,8 gram iodium dan 7,2 gram KI dalam 20 ml aquadest,

tambahkan 2 tetes HCl.

2. Kemudian diencerkan dengan aquadest secukupnya hingga 200 ml.

20
3.6.3. Pembuatan Larutan Indikator Kanji

1. Timbang 1 gram kanji, masukkan kedalam beaker gelas, kemudian

suspensikan dengan 5 ml aquadest sampai terbentuk pasta.

2. Didihkan 100 ml aquadest.

3. Kemudian tambahkan air mendidih tersebut sedikit demi sedikit hingga

100 ml kedalam pasta kanji.

4. Panaskan kembali sampai terjadi warna transparan, kemudian dinginkan.

3.6.4. Pembuatan HCL 4 N

Pipet 10 ml HCl pekat diadkan dengan aquadest sampai 30 ml.

3.6.5. Pembuatan NaOH 0,1 N

Timbang 0,4 gram NaOH larutkan dengan aqudest sampai 100 ml.

3.6.6. Pembuatan Asam Sulfat 10 %

Pipet 51,02 ml H2SO4 pekat lalu adkan dengan aquadest sampai 500 ml.

3.7. Pembakuan Pereaksi

Pembakuan Larutan Iodium 0,1N

1. Panaskan 150 mg As2O3 yang sebelumnya sudah dikeringkan pada suhu

1050C selama 1 jam dan larutkan dalam 20 ml NaOH 0,1 N jika perlu

dihangatkan. Encerkan dengan 40 ml aquadest.

2. Kemudian tambahkan 2 tetes jingga metil kemudian HCl encer sampai

warna kuning berubah menjadi merah muda dan tambahkan 2 gram

NaHCO3, encerkan dengan 50 ml aquadest.

3. Tetesi dengan indikator kanji 1-2 ml.

4. Titrasi segera dengan larutan iodium 0,1 N hingga menjadi warna biru.

21
5. Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali

6. Hitung normalitas larutan iodium

Tiap ml iodium setara dengan 4,945 mg As2O3

Ditimbang 150 mg As2O3. Misalkan dari tiga kali titrasi rata-rata

diperlukan 28,80 ml larutan iod, maka:

28,80 x N = 150/4,946 x normalitas kesetaraan

= 150/4,946 x 0,1

= 15/4,946 = 3,028

N = 3,028/28,80 = 0,1053

3.8. Prosedur Kerja Penetapan Kadar Vitamin C

1. Buah kelengkeng dikupas, dibersihkan dahulu, lalu diambil daging

buahnya, kemudian diblender, dan disaring pada wadah dengan

menggunakan kain kasa.

2. Pipet 20 ml larutan yang dimasukkan kedalam beaker glass, kemudian

ditimbang.

3. Sampel yang sudah ditimbang diaddkan dengan 50 ml aquadest bebas

CO2 tambahkan asam sulfat 10% sebanyak 12, 50 ml.

4. Tambahkan indikator kanji 1-2 ml.

5. Titrasi segera dengan iodium 0,1 N, hingga mencapai titik akhir titrasi

yang ditandai dengan perubahan warna dari tidak berwarna menjadi

warna biru.

6. Lakukan titrasi sebanyak 3 kali untuk masing-masing sampel.

7. Catat volume rata-rata titrasi, kemudian dihitung kadar vitamin C.

22
8. Tiap ml Iodium 0,1 N setara dengan 8,806 mg vitmin C

Prosedur Titrasi Blanko :

10 ml aquadest masukkan dalam erlenmeyer tambahkan Asam Sulfat 10

% sebanyak 12,50 ml, tambahkan 3 tetes indikator kanji titrasi dengan

Iodium 0,1 N, kocok dari tidak berwarna sampai terjadi warna biru.

Titrasi samai 3 kali, hitung volumenya.

3.9. Menghitung Kadar Vitamin C

()
Kadar Vitamin C = 100%
0,1

Keterangan :

Vs : Volume titrasi zat

Vb : Volume titrasi blanko

N : Normalitas

: Kesetaraan

B : Berat zat berkhasiat

23
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Uji Makroskopik

Akar

Tumbuhan kelengkeng memiliki akar tunggang yang cukup kuat. (Lihat

lampiran 1 gambar 1).

Batang

Tanaman pohon kelengkeng bisa mencapai ketinggian 10 meter atau

lebih.Bahkan, pohon kelengkeng dapat mencapai tinggi 40 meter dan diameter

batangnya hingga sekitar 1 meter. (Lihat lampiran 1 gambar 2).

Buah

Buah bulat, coklat kekuningan, hampir gundul, licin, berbutir-butir,

berbintil kasar atau beronak, bergantung pada jenisnya.Daging buah (arilus) tipis

berwarna putih dan agak bening.Pembungkus biji berwarna coklat kehitaman,

mengkilat, terkadang berbau agak keras. (Lihat lampiran 1 gambar 3).

Daun

Berdaun majemuk, dengan 2-4 (-6) pasang anak daun, sebagian besar

berbulu rapat pada bagian aksialnya.Tangkai daun 1-20 cm, tangkai anak daun

0,5-3,5 cm. Anak daun bulat memanjang, panjang lingkaran 1-5 kali lebarnya,

bervariasi 3-451,5-20 cm, mengertas sampai menjangat, dengan bulu-bulu

kempa terutama di sebelah bawah di dekat pertulangan daun. (Lihat lampiran 1

gambar 4).

24
4.1.2. Perhitungan Kadar

Data pembakuan titer I2 0,1 N

Volume pembakuan: 24,9 ml

Normalitas Larutan Titer I2 yang sebenarnya :

150
24,9 = 0,1
4,946

3,033
= = 0,121
24,9

Volume Blanko (Vb) = 0,05 ml

Tabel data sampel

V1 V2 V3 V rata rata
2,4 ml 2,1 ml 2 ml 2,16 ml

Jadi dari data yang diperoleh volume sampel (Vs) adalah: 2,16 ml

Perhitungan Kadar Vitamin C

()
Kadar = 100%
0,1

( 2,160,05 ) 0,1218,806
= 100%
52,28 1000 0,1

2,11 0,121 8,806


= 100%
5228

2,248
= 100%
5228

=0,00043 100%

=0,043 %

25
4.2. Pembahasan

Penetapan kadar vitamin C dilakukan secara titrasi iodimetri dengan

menggunakan larutan I2 0,1 N sebagai larutan pentiter. Seluruh pereaksi, pentiter,

indikator harus dibuat baru. Pembuatan larutan Iodium 0,1 N harus dilakukan

hati-hati dan disimpan dalam botol gelap bewarna coklat, pada tempat yang gelap

bebas dari panas dan cahaya, agar larutan tidak teroksidasi.

Dari hasil pengamatan uji makroskopik terhadap buah menunjukkan

bahwa tumbuhan yang diambil adalah tumbuhan kelenkeng.

Dari hasil perhitungan diperoleh kadar vitamin C dalam 52,28 gram buah

kelengkeng sebesar 0,043%.

26
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Uji makroskopik menunjukkan bahwa sampel yang diambil adalah benar

tumbuhan kelengkeng.

2. Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kadar

Vitamin C dalam 52,28 gram yang terkandung pada buah kelengkeng

adalah 0,043 %

5.2. Saran

1. Kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti kandungan serta bagian

lain dari tumbuhan kelengkeng.

2. Sebaiknya masyarakat mengkonsumsi buah kelengkeng, karena buah

kelengkeng mengandung vitamin C yang sangat diperlukan oleh tubuh

dan banyak manfaatnya.

27

Anda mungkin juga menyukai