Anda di halaman 1dari 2

KERACUNAN FENOL Yang termasuk kelompk fenol adalah senyawa-senyawa yang diturun dari benzene (senyawa aromatis) dimana

satu atom hydrogen diganti oleh gugus hidroksil beserta derivatederivatnya. Yang tersederhana adalah phenol (C6H5OH) atau disebut juga carbolic acid. Senyawa lain yang merupakan derivate phenol antara lain: cresol, dihidroksibenzen, guaiaacol, pirogallol Dosis Toksik Untuk senyawa fenol dosis toksis sekitar 300-350 mg. dosis letal antara 14 gram, walaupun kematian dapat pula terjadi pada dosis 3 gram fenol murni. Sifat 1. dalam bentuk murni, berupa kristal jernih, bentuk seperti jarum dengan sedikit warna merah muda. 2. larut dalam air sekitar 7% 3. sangat larut dalam alcohol, eter, gliserol, dan kloroform maupun dalam miyak nabati. 4. kegunaan fenol terutama untuk desinfektan atau antiseptic Patofisiologi Fenol menimbulkan presipitasi atau koagulasi protein sel dan menyebabkan iritasi serta penetrasi lebih dalam / jauh ke dalam jaringan sampai terjadi nekrosis. Ikatan fenol dengan protein tadi mudah terurai kembali dan fenol bebas akan mengadakan penetrasi lebih dalam lagi ke dalam jaringan, mengikat protein sel yang baru dan menyebabkan nekrosis lebih luas lagi. Gejala Klinis 1. mula-mula mukosa/kulit berubah warna keputih-putihan disertai hilangnya rasa. Kemudian diikuti perubahan (setelah 1 jam/lebih) menjadi kemerahan dan akhirnya sampai gangren. 2. jika masuk melalui per oral, terdapat rasa terbakar atau sakit pada kerongkongan, mulut dan perut. 3. muntah dengan bau muntahan khas (bau fenol) 4. sakit kepala 5. otot menjadi lemah, muka sianosis, nadi cepat, delerium, koma, pernapasan takteratur, kolaps, berkeringat dingin, wajah makin pucat dan kadang-kadang konvulsi akibat efek racun yang hebat. 6. urin berwarna hijau gelap dan biasanya mengandung albumin Penatalaksanaan 1. pada keracunan peroral diberikan demulcent seperti susu, putih telur mentah, setelah selesai dilakukan kumbah lambung dengan air hangat sampai cairan tidak berbau fenol lagi.

2. berikan larutan encer magnesium/natrium sulfat untuk mempercepat ekskresi 3. cuci lambung dapat dilakukan dengan menggunakan larutan: a. larutan bikarbonat b. alkohol 25% c. glicerol d. minyak nabati kecuali larutan bikarbonat, antidotum lain (alkohol, minyak nabati, gliserol) jangan dibiarkan tertinggal dilambung lama karena akan memperbesar dan mempercepat absorbsi racun. Harus segera dikeluarkan berhubung fungsi antidotum-antidotum tadi adalah untuk melarutkan sisa racun fenol dilambung terutama dari jaringan superfisial sehingga mencegah absorbsi selanjutnya. 4. Terapi simtomatis 5. Apabila tersiram kulit segera cuci dengan air mengalir dan sabun

Anda mungkin juga menyukai