Anda di halaman 1dari 5

UJI VITAMIN C

Adinda Sulis Nurhaliza - 1202060116


Program Studi Pendidikan Biologi

ABSTRAK
Vitamin C merupakan vitamin larut dalam air dan sering digunakan sebagai suplemen.
Fungsi vitamin C bisa meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan sebagai
antioksidan yang menetralkan radikal bebas didalam darah maupun cairan. Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi apakah terdapat Vitamin C pada sampel yang
digunakan atau tidak. Praktikum ini dilakukan pada hari Senin tanggal 14 November 2022, di
Ruang labratorium lanjut lantai 3 Gedung Solahuddin Sanusi Kampus 1 UIN Sunan Gunung
Djati Bandung. Adapun metode yang digunakan dalam praktikum ini yaitu uji Vitamin C
dengan menggunakan iodin. Bahan uji yang digunakan yaitun buah jeruk. Kesimpulan yang
dapat ditarik dalam praktikum Uji Vitamin C dari bahan buah jeruk yaitu mengandung vitamin
C dikarenakan iodin yang ditetes kedalam larutan jeruk sudah terikat dengan ciri tidak ada
lagi zat warna iodin yang terlihat.
Kata Kunci ; Vitamin C, Tujuan, Metode, Uji
PENDAHULUAN
Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat diperlukan tubuh untuk proses
metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin bukan karbohidrat, protein maupun lipid.
Tubuh tidak dapat mensintesis vitamin-vitamin. Vitamin berdasarkan kelarutannya di dalam
air, ada dua yaitu vitamin yang larut di dalam air (vitamin B dan vitamin C) dan vitamin yang
tidak larut di dalam air (vitamin A, D, E, dan K). Karena larut dalam air, vitamin C mudah
diserap dalam usus halus, dari mana ia langsung masuk ke dalam darah vena porta ke hati dan
dari sana ke seluruh tubuh. Vitamin ini disimpan dalam banyak jaringan, tetapi terutama
banyak sekali dalam organ yang berhubungan dengan aktivitas metabolisme (Tarrant, 1989).
Struktur kimia vitamin C terdiri dari rantai 6 atom C dan kedudukannya tidak stabil (C6H8O6),
karena mudah bereaksi dengan O2 di udara menjadi asam dehidroaskorbat. (Lehninger, 1982)
Vitamin dibagi ke dalam dua golongan. Golongan pertama disebut prakoenzim
(procoenzyme), dan bersifat larut dalam air, tidak disimpan oleh tubuh, tidak beracun,
diekskresi dalam urine. Yang termasuk golongan ini adalah tiamin, riboflavin, asam nikotinat,
piridoksin, asam kolat, biotin, asam pantotenat, vitamin B12 (disebut golongan vitamin B) dan
vitamin C. Golongan kedua yang larut dalam lemak disebutnya alosterin, dan dapat disimpan
dalam tubuh. Apabila vitamin ini terlalu banyak dimakan, akan tersimpan dalam tubuh, dan
memberikan gejala penyakit tertentu (hipervitaminosis), yang juga membahayakan.
Kekurangan vitamin mengakibatkan terjadinya penyakit difisiensi, tetapi biasanya gejala
penyakit akan hilang kembali apabila kecukupan vitamin tersebut sudah terpenuhi (Poedjiadi,
1994).
Vitamin menjadi salah satu penunjang kesehatan tubuh khususnya dalam memperbaiki
dan memperbarui sel-sel dalam tubuh. Meski bukan merupakan golongan senyawa primer yang
menjadi kebutuhan pokok tubuh, vitamin mempunyai fungsi vital dalam metabolisme yang
terjadi pada tubuh. Asupan akan vitamin juga harus tetap dipenuhi secara cukup karena
masing-masing vitamin mempunyai fungsi khusus bagi tubuh dan tidak dapat dihasilkan oleh
tubuh. Vitamin C mudah larut dalam air sehingga apabila vitamin C yang dikonsumsi melebih
yang dibutuhkan, kelebihan tersebut akan dibuang dalam urine. Karena tidak disimpan dalam
tubuh, vitamin C sebaiknya dikonsumsi setiap hari. Dosis rata-rata yang dibutuhkan bagi orang
dewasa adalah 60-90 mg/hari. Tetapi masih bisa melebihi dosis yang dianjurkan, tergantung
pada kondisi tubuh dan daya tahan tubuh masing-masing orang yang berbeda-beda (Sudar adji,
1989).
Kebanyakan vitamin yang larut dalam air bertindak sebagi batu bangunan oleh koenzim,
contoh asam askorbat (vitamin C) sebagai gizi diperlukan bagi hewan menyusui tingkat tinggi
dan normal. Vitamin C adalah vital dalam pembentukan dari kolagen protein struktural
(Thenawijaya, 2012: 86). Selain itu vitamin C juga digunakan untuk membantu meningkatkan
imuntas tubuh dan antioksidan alami yang dapat membantu menangkal berbagai radikal bebas
yang tedapat di lingkungan sekitar kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai
senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi,
tulang dan jaringan penyokong lainnya. (Naidu.KA, 2013: 72).

Vitamin C mudah larut dalam air sehingga apabila vitamin C yang dikonsumsi melebihi
yang dibutuhkan, kelebihan tersebut akan dibuang dalam urine. Karena tidak disimpan dalam
tubuh, vitamin C sebaiknya dikonsumsi setiap hari. Dosis rata-rata yang dibutuhkan bagi orang
dewasa adalah 60-90 mg/hari. Tetapi masih bisa melebihi dosis yang dianjurkan, tergantung
pada kondisi tubuh dan daya tahan tubuh masing-masing orang yang berbeda-beda
(Sudarmadji, 2018: 104).
Salah satu fungsi utama dari vitamin C adalah mencegah sariawan dan gusi berdarah,
dengan cara pembentukan kolagen. Kolagen adalah protein yang fungsinya seperti lem,
merekatkan sel-sel kulit tulang dan otot, sehingga luka dan patah tulang atau memar biru cepat
sembuh. Pada pria dampak lanjut kekurangan vitamin C adalah menurunnya kesuburan dan
meningkatnya resiko kerusakan gen pada sperma yang dapat menyebabkan cacat pada bayi.
Fungsi utama dari vitamin C sebagai antioksidan yaitu menetralkan racun dan radikal bebas
dalam darah maupun cairan sel tubuh. Dengan cara ini peran vitamin C mencegah terjadinya
oksidasi kolesterol LDL dan mencegah tersumbatnya pembuluh darah sehingga tidak
menyebabkan hypertensi dan penyakit jantung, juga menjaga kesehatan paru-paru karena
menetralkan radikal bebas yang masuk melalui pernafasan. Vitamin C juga meningkatkan sel-
sel darah putih yang dapat melawan infeksi sehingga flu sembuh lebih cepat,membantu
mengaktifkan asam folat,meningkatkan penyerapan zat besi sehingga mencegah
anemia,meregenerasi vitamin E sehingga bisa dipakai lagi sebagai antioksidan Vitamin C
(Siregar, 2009: 209).
Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah terdapat Vitamin C pada sampel
yang digunakan atau tidak.
METODE
Pengamatan ini dilakukan dengan metode eksperimen, dilakukan pada hari Senin
tanggal 14 November 2022, bertempat di Laboratorium lanjut lantai 3 Gedung Solahuddin
Kampus 1 UIN Sunan Gunung Djati Bandung untuk melaksanakan praktikum Uji Vitamin C.
Alat dan Bahan yang digunakan sebagai berikut.
Tabel 1. Alat
NO Alat Jumlah

1. Beker Glass 1 Buah

2. Mortar 1 Buah

3. Labu volumetr 250 ml 1 Buah

4. Corong kaca 1 Buah

5. Pipet tetes 1 Buah

6. Batang pengaduk 1 Buah

Tabel 2. Bahan
No. Bahan Jumlah

1 Larutan Amillum 1% 3 Tetes

2. Larutan Iodin 0,01 M 3 Tetes

3. Air Secukupnya

4. Sampel buah jeruk Secukupnya

Prosedur Kerja
Sampel jus jeruk
1. Encerkan 25 ml sampel jus jeruk dengan aquades dalam labu volumetri 100 ml
2. Pipet 10 ml sampel, masukkan kedalam erlenmeyer
3. Tambahkan 3 tetes larutan kanji
4. Titrasi sampel jus jeruk dengan larutan 12 hingga berubah warna menjadi biru violet
5. Catat volume 12 yang digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 3
Tabel Hasil Pengamatan Penampakan Uji Vitamin C dari Sampel Jeruk
No. Sampel Pereaksi Hasil Dokumentasi
1. Buah Jeruk Iodine Iodine larut dalam
larutan jeruk

Pada praktikum kali ini menggunakan buah jeruk sebagai bahan uji dan iodine sebagai
indikator vitamin C untuk menguji keberadaan vitamin C. Dari hasil pengujian terlihat bahwa
setelah larutan buah jeruk ditetesi iodine, maka larutan iodine larut dalam larutan buah jeruk,
yang artinya buah jeruk mengandung vitamin C. Hal tersebut dapat terjadi karena molekul
vitamin C lebih besar apabila dibandingkan dengan molekul iodine. Asam askorbat yang
menyusun Vitamin C akan bereaksi dengan ion iodin, dan menetralkan ion ini sehingga hilang
warna, rasa dan baunya. Semakin banyak vitamin C yang terkandung pada larutan, maka dia
akan mengikat molekul zat warna iodine lebih banyak juga. Jadi warna yang dihasilkan pada
bahan larutan yang mengandung banyak vitamin C menjadi bening atau keruh menunjukkan
tidak ada lagi molekul zat warna iodine bebas karena sudah diikat oleh molekul vitamin C.
Sedangkan apabila kandungan vitamin C pada larutan sedikit, maka zat warna iodine tidak
dapat terikat sempurna (Winarto, 2014: 59).
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dalam praktikum “Uji Vitamin C” dari bahan buah
jeruk yaitu mengandung vitamin C dikarenakan iodin yang ditetes kedalam larutan jeruk
sudah terikat dengan ciri tidak ada lagi zat warna iodin yang terlihat.
UCAPAN TERIMAKASIH
Alhamdulillahirabbil’alamin yang pertama puji dan syukur saya panjatkan kepada
Allah SWT. karena atas ridha-Nya saya dapat diberikan kelancaran dan kemudahan dalam
mengerjakan dan penyusun laporan praktikum mengenai “Uji Vitamin C” hingga dapat selesai
dan tepat waktu. Saya ucapkan pula banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam pengerjaan laporan praktikum ini terutama kepada dosen pengampu
mata kuliah Biokimia, Ibu Sri Hartati, M.Pd. beserta Teh Fitria Haryani sebagai asisten
praktikum. Dan terimakasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
laporan praktikum ini, khususnya pihak yang menyediakan berbagai sumber kajian literatur.
DAFTAR PUSTAKA
Lehninger. 1982. Dasar – Dasar Biokimia. Jakarta. Erlangga.
Poedjiadi, A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.
Siregar, H.A. 2009. Vitamin C. Jakarta: PT Gramedia.
Sudarmadji, S., 1989. Analisa Bahan Makanan Dan Pertanian, Universitas Pangan Dan Gizi
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
Sudarmaji, Slamet. Dkk. 2018. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Penerbit
Liberty.
Tarrant, 1989. Basic Collage Chemistry. London: Harper and Row Publisher.
Thenawijaya, Meiji. 2012. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Naidu K.A, 2003. Vitamin C in human health and disease is still a mystery, an overview.
Noutrition J.
Winarno, F.G. 2014. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta :PT. Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai