Anda di halaman 1dari 43

Vertebrata Langka

Indonesia
Nama : Adinda Sulis Nurhaliza
NIM : 1202060116

Dosen Pengampu : Dr. Sumiyati Sa’adah, M.Si


Mata Kuliah : Zoologi Vertebrata
1. Harimau Sumatera

Harimau sumatra adalah populasi Panthera tigris


sondaica, yang mendiami pulau Sumatra, Indonesia dan
satu-satunya anggota sub spesies harimau sunda yang
masih bertahan hidup hingga saat ini. Ia termasuk
dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah
(critically endangered) dalam daftar merah spesies
terancam yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia IUCN.
Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor,
terutama hidup di Pegunungan Bukit Barisan jama
sejarah taman-taman nasional di Sumatra jaman pra-
sejarah. Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan
tanda-tanda genetik yang unik, yang menandakan
bahwa subspesies ini mungkin berkembang menjadi Panthera tigris sumatrae
spesies terpisah, bila berhasil
1. Harimau Sumatera

KLASIFIKASI HABITAT
Harimau sumatera hanya ditemukan di pulau Sumatra
Kingdom: Animalia Kucing besar ini mampu hidup di manapun, dari hutan
dataran rendah sampai hutan pegunungan, dan tinggal di
Filum : Chordata banyak tempat yang tak terlindungi. jalan.

Kelas : Mamalia MAKANAN


Ordo : Carnivora Harimau sumatera memakan apa pun yang dapat ditangkap,
umumnya babi hutan dan rusa, dan kadang-kadang unggas
Famili : Falidae atau ikan. Dalam keadaan tertentu harimau sumatra juga
memangsa berbagai alternatif mangsa seperti kijang kancil,
Genus : Panthera beruk, landak, trenggiling beruang madu.

Spesies : Panthera tigris


karakteristik
▪ Harimau sumatra merupakan harimau yang memiliki ukuran terkecil.
▪ Harimau sumatra mempunyai warna paling gelap di antara semua subspesies
harimau lainnya, pola hitamnya berukuran lebar dan jaraknya rapat dan juga
berhimpitan.
▪ Harimau sumatra jantan dewasa memiliki panjang rata-rata 92 inci dari kepala ke
kaki atau sekitar 250 cm panjang dari kepala hingga kaki dengan berat 300
pound atau sekitar 140 kg, sedangkan tinggi dari jantan dapat mencapai 60 cm.
▪ Betinanya rata-rata memiliki panjang 78 inci atau sekitar 198 cm dan berat 200
pound atau sekitar 91 kg. Belang harimau sumatra lebih tipis daripada subspesies
harimau lain.
▪ Warna kulit harimau sumatra merupakan yang paling gelap dari seluruh
harimau, mulai dari kuning kemerah-merahan hingga jingga tua. Subspesies ini
juga punya lebih banyak janggut serta surai dibandingkan subspesies lain,
terutama harimau jantan.
karakteristik
• Ukurannya yang kecil memudahkannya menjelajahi rimba. Terdapat selaput
di sela-sela jarinya yang menjadikan mereka mampu berenang cepat.
• Harimau ini diketahui menyudutkan mangsanya ke air, terutama bila
binatang buruan tersebut lambat berenang. Bulunya berubah warna menjadi
hijau gelap ketika melahirkan.
• Harimau Sumatera memiliki tubuh yang relatif lebih kecil dibandingkan
dengan Harimau Kontingental (Panthera tigris tigris).
• Jantan dewasa bisa memiliki tinggi hingga 60 cm dan panjang dari kepala
hingga kaki mencapai 250 cm dan berat hingga 140 kg. Harimau betina
memiliki panjang rata-rata 198 cm dan berat hingga 91 kg.
• Warna kulit Harimau Sumatera relatif lebih gelap, mulai dari kuning
kemerah-merahan hingga oranye tua, dan memiliki garis loreng yang lebih
rapat.
2. Gajah Sumatera

Gajah sumatra (bahasa Latin: Elephas maximus


sumatranus) adalah subspesies dari gajah asia yang hanya
berhabitat di Pulau Sumatra. Gajah sumatra merupakan
mamalia terbesar di Indonesia, beratnya mencapai 6 ton dan
tumbuh setinggi 3,5 meter pada bahu. Periode kehamilan
untuk bayi gajah sumatra adalah 22 bulan dengan umur rata-
rata sampai 70 tahun. Herbivora raksasa ini sangat cerdas
dan memiliki otak yang lebih besar dibandingkan dengan
mamalia darat lain. Telinga yang cukup besar membantu
gajah mendengar dengan baik dan membantu mengurangi
panas tubuh. Belalainya digunakan untuk mendapatkan
makanan dan air dengan cara memegang atau menggenggam
bagian ujungnya yang digunakan seperti jari untuk meraup.
Cara untuk melindungi gajah adalah merawatnya di kebun Elaphas maximus sumatranus
binatang/taman konservasi oleh Pemerintah.
2. Gajah Sumatera

KLASIFIKASI HABITAT
Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus)
Kingdom: Animalia
merupakan satwa yang membutuhkan wilayah jelajah
Phylum : Chordata yang luas, hal ini karena gajah butuh merasa aman dan
nyaman, agar aktivitas hariannya tidak terganggu.
Class : Mamalia
MAKANAN
Ordo : Proboscidea
Gajah sumatera memakan rumput-rumputan, daun,
Family : Elephantidae ranting, Umbi-umbian, dan kadang buah-buahan.

Namun gajah sumatera tersebut diketahui lebih


Genus : Elephas menyukai rumput-rumputan
Spesies : Elephas maximus
karakteristik
▪ Bobot gajah sumatera sekitar 3-5 ton dengan tinggi 2-3 meter.

▪ Kulitnya terlihat lebih terang dibanding gajah Asia lain dan dibagian kupingnya
sering terlihat depigmentasi, terlihat seperti flek putih kemerahan.

▪ Hanya gajah jantan yang memiliki gading yang panjang. Pada betina, kalaupun
ada gadingnya pendek hampir tidak kelihatan. Berbeda dengan gajah Afrika
dimana jantan dan betina sama-sama punya gading.

▪ Ciri mencolok lainnya ada pada bagian atas kepala. Gajah sumatera memiliki dua
tonjolan sedangkan gajah Afrika cenderung datar.

▪ Kuping gajah sumatera lebih kecil dan berbentuk segitiga sedangkan gajah
Afrika kupingnya besar dan berbentuk kotak.10

▪ Gajah sumatera memiliki 5 kuku di kaki bagian depan dan 4 kuku di kaki
belakang.
3. Badak jawa

Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), disebut


juga Badak Sunda atau badak bercula satu kecil,
adalah sebuah anggota famili Rhinocerotidae dan
merupakan salah satu dari lima spesies badak yang
masih ada. Badak Jawa pernah menjadi salah satu
badak yang paling tersebar luas di Asia, di mana
populasinya dahuluya tersebar luas di Asia Tenggara,
India, dan Tiongkok. Kini, badak Jawa statusnya
terancam kritis karena populasinya yang sedikit di
alam bebas dan ketidadaannya di kebun binatang
manapun. Badak Jawa berkemungkinan adalah
mamalia terlangka di bumi. Rhinoceros sondaicus
3. Badak jawa

KLASIFIKASI HABITAT
Kingdom : Animalia Badak jawa menempati habitat yang memiliki kriteria
tertentu dari beberapa aspek seperti ketinggian,
Phylum : Chordata kelerengan, suhu dan kelembaban udara, ketersediaan
Class : Mamalia air, potensi kubangan, kemasaman tanah, ketersediaan
garam mineral, ketersediaan tumbuhan pakan, dan
Ordo : Perissodactyla tingkat gangguan manusia. Badak jawa menyukai
habitat hutan hujan dataran rendah dan rawa-rawa.
Family : Rhinoceratidea
MAKANAN
Genus : Rhinoceros Linnaeus
Badak jawa memakan spesie tumbuhan, terutama
Spesies : Rhinoceros sondaicus tunas, ranting, daun-daunan muda dan buah yang
desmarest jatuh
karakteristik
• Tubuh yang unik

• Matanya kecil dikelilingi lipatan kulit.

• Hidung memiliki lubang yang dapat ditutup.

• Bentuk bibir atas seperti jari (panjang melancip).

• Bercula satu dengan ukuran panjang rata-rata 20 – 25 cm, dan dapat


mencapai 30,5 cm. Cula tumbuh pada badak jantan, namun terkadang
dijumpai adanya cula pada badak betina dewasa walaupun hanya sebesar
kepalan tangan.

• Ukuran tubuh badak jawa lebih besar dari badak sumatera, dengan bobot
antara 900-2,300 kg, tinggi 1,2 – 1,7m dan panjang 3 – 3,4m. Ukuran badak
betina dapat lebih besar daripada badak jantan.
karakteristik
• Warna kulit abu-abu, dengan kulit luar memiliki corak mozaik dan
kulit yang tebal membentuk lipatan-lipatan sehingga terlihat
seperti lapisan baju baja.
• Terdapat tiga lipatan melintang dipunggungnya yaitu lipatan kulit
pada bagian bawah leher hingga bagian atas yang berbatasan
dengan bahu dengan lipatan atas punggung membentuk sadel
(pelana), juga lipatan terdapat dibagian dekat pangkal ekor dan
bagian atas kaki belakang.
• Rambut pada kulit hanya tampak saat muda yang perlahan mulai
tidak tampak seiring pertumbuhannya kecuali pada daun telinga,
rambut kelopak mata, dan ujung ekor.
4. Orang utan

Orang utan atau mawas adalah salah satu


jenis kera besar dengan lengan panjang dan
berbulu kemerahan atau cokelat, yang hidup di
hutan tropis Indonesia dan Malaysia, khususnya
di Pulau Kalimantan dan Sumatra. Jenis orang
utan sumatera asli indonesia yang paling
terancam diantara dua spesies orsng utan yang
ada.

Pongo
4. Orang Utan

KLASIFIKASI HABITAT
Kingdom : Animalia Habitat orang utan adalah di hutan-hutan tropis,
terutama di lembah-lembah sungai. Di masa yang lalu,
Phylum : Chordata orang utan Sumatra tersebar di seluruh bagian pulau
Class : Mamalia Sumatra dan sebagian pulau Jawa. Namun kini hanya
dapat ditemukan bagian utara pulau Sumatra yaitu
Ordo : Primata Aceh dan Sumatra Utara.

Family : Hominidae MAKANAN


Genus : Pongo Buah-buahan, dadaunan, biji-bijian, kulit kayu yang
lunak hingga serangga.
Spesies : Pongo pygmaeus, Linne
Daging : Tikus, Tupai.
karakteristik
• Orang utan Sumatera ( Pongo abelii ) memiliki kantung pipi yang panjang pada
orangutan jantan.

• Panjang tubuhnya sekitar 1,25 meter sampai 1,5 meter.

• Berat orang utan dewasa betina sekitar 30-50 kilogram, sedangkan yang jantan
sekitar 50-90 kilogram. Bulu-bulunya berwarna coklat kemerahan.

• Jantan dewasa umumnya penyendiri sementara para betina sering dijumpai


bersama anaknya di hutan. Rata-rata setiap kelompok terdiri dari 1-2 orangutan
dan kedua jenis kelamin yang memiliki daya jelajah sekitar 2-10 kilometer yang
bertumpang tindih tergantung pada ketersediaan buah di hutan. Setelah disapih
pada umur 3,5 tahun, anak orangutan akan lahir-angsur independen dari
induknya setelah kelahiran anak yang lebih kecil. Orangutan Sumatera betina
mulai berproduksi pada usia 10-11 tahun, dengan rata-rata usia reproduksi
sekitar 15 tahun.
5. bakantan

Bekantan adalah jenis monyet berhidung


panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan
dan merupakan satu dari dua spesies dalam genus
Nasalis. Bekantan merupakan hewan endemik pulau
Kalimantan yang tersebar di hutan bakau, rawa dan
hutan pantai. Ciri utama yang membedakan bekantan
dari monyet lainnya adalah hidung panjang dan besar
yang hanya ditemukan di spesies jantan. Bekantan
merupakan fauna identitas provinsi Kalimantan
Selatan. Hewan ini dikenal dengan berbagai nama,
misalnya proboscis monkey atau long-nosed monkey
dalam bahasa Inggris. Nasalis larvatus
5. bakantan

KLASIFIKASI HABITAT

Kingdom : Animalia Bekantan hidup secara adat. Masing-masing kelompok


dipimpin oleh seekor Bekantan jantan yang besar dan kuat.
Phylum : Chordata Biasanya dalam satu kelompok berjumlah sekitar 10
sampai 30 ekor. Satwa yang dilindungi ini lebih banyak
Class : Mamalia waktu di atas pohon. Meskipun demikian Bekantan juga
mampu berenang dan menyelam dengan baik, kadang-
Ordo : Primates kadang terlihat berenang di seberang sungai atau bahkan
berenang dari satu pulau ke pulau lain.
Family : Cercopithecidae
MAKANAN
Genus : Nasalis
Daun, Bunga dan Buah,
Spesies : Nasalis larvatus
karakteristik
• Hidung panjang dan besar pada Bekantan hanya dimiliki oleh
spesies jantan.
• Bekantan jantan berukuran lebih besar dari betina.
• Ukurannya dapat mencapai 75 cm dengan berat mencapai 24 kg.
• Kera Bekantan betina berukuran sekitar 60 cm dengan berat 12 kg.
• pesies ini juga memiliki perut yang besar (buncit). Perut buncit ini
sebagai akibat dari kebiasaan mengkonsumsinya yang selain
mengonsumsi buah-buahan dan biji-bijian mereka juga memakan
menghasilkan banyak gas pada waktu dimakan.
6. Komodo

Komodo atau lengkapnya biawak komodo


(Varanus komodoensis), adalah spesies biawak
besar yang terdapat di Pulau Komodo, Rinca,
Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di
Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.
Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo
juga disebut dengan nama setempat ora. Nama
lain dari komodo adalah buaya darat, walaupun
komodo bukanlah spesies buaya. Komodo
menjadi salah satu hewan langka yang
dilindungi. Varanus komodoensis
6. komodo

KLASIFIKASI HABITAT
Kingdom : Animalia Habitat komodo banyak ditemui di Indonesia, seperti
Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Gili Motang dan
Phylum : Chordata
sebagian kecil di bagian utara dan barat Flores. Bahkan
Class : Reptilia berdiri juga Taman Nasional Komodo yang dikelola
langsung oleh Unit Pelaksana Tugas Kementerian
Ordo : Primates
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.
Family : Varanidae
MAKANAN
Genus : Varanus
Komodo adalah hewan karnivora yang artinya memakan
Spesies : Varanus daging, seperti kerbau besar, rusa, bangkai, babi, dan
bahkan manusia
komodoensis
karakteristik
▪ Bentuk tubuh komodo mirip seperti biawak namun ukurannya lebih
besar dan panjang.
▪ Tubuh komodo dewasa diketahui memiliki panjang hingga 3 meter
dengan bobot lebih dari 100 kilogram. Badan komodo lebih
panjang dan lebih besar dibandingkan kepalanya. Ukuran ekornya
juga sama panjang dengan tubuhnya.
▪ Komodo memiliki bentuk kepala memanjang seperti kadal dengan
mata kecil, dan mulut sedikit memanjang ke belakang.
▪ Warna kulit komodo cokelat – kuning kehitaman dan memiliki
sisik kasar. Lapisan sisik tersebut membuat kulit hewan ini
menjadi keras.
7. Jalak bali

Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) adalah sejenis


burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang lebih
kurang 25cm, dari suku Sturnidae. Ia turut dikenali sebagai
Curik Ketimbang Jalak. Jalak Bali hanya ditemukan di hutan
bagian barat Pulau Bali dan merupakan hewan endemik
Indonesia. Burung ini juga merupakan satu-satunya spesies
endemik Bali dan pada tahun 1991 dinobatkan sebagai
lambang fauna Provinsi Bali.

Jalak Bali ditemukan pertama kali pada tahun 1910.


Nama ilmiah Jalak Bali dinamakan menurut pakar hewan
berkebangsaan Inggris, Walter Rothschild, sebagai orang
pertama yang mendeskripsikan spesies ini ke dunia
pengetahuan pada tahun 1912.
Leucopsar rothschildi
7. Jalak bali

KLASIFIKASI HABITAT
Kingdom : Animalia Habitat jalak bali yaitu di hutan mangrove, hutan
Phylum : Chordata rawa, hutan musim dataran rendah dan daerah
savana.
Class : Aves
MAKANAN
Ordo : Passeriformes
Family : Sturnidae Jalak bali bisa memakan berupa voer protein
tinggi, pisang, kepok, pepaya, jangkrik, kroto, ulat
Genus : Leucopsar
hongkong, dan ulat kandang.
Spesies : L. rothschildi
karakteristik
• Warna bulu di sekujur tubuhnya putih bersih dengan ujung ekor
dan sayap berwarna hitam.
• Sedangkan bagian pipi tidak ditumbuhi bulu.
• Jalak bali mempunyai mata yang berwarna coklat tua, sedangkan
daerah di sekitar kelopak mata tidak berbulu dengan warna biru
tua. Ini tampak kontras dengan warna bulu badannya.
8. Maleo

Maleo, yang dalam nama ilmiahnya


Macrocephalon maleo adalah sejenis burung gosong
berukuran sedang, dengan panjang sekitar 55cm, dan
merupakan satu-satunya burung di dalam genus
tunggal Macrocephalon. Yang unik dari maleo adalah,
saat baru menetas anak burung maleo sudah bisa
terbang. Namun saat ini mulai terancam punah
karena habitat yang semakin sempit dan telur-
telurnya yang diambil oleh manusia. Diperkirakan
jumlahnya kurang dari 10.000 ekor saat ini.

Macrocephalon maleo
8. maleo

KLASIFIKASI HABITAT
Kingdom : Animalia Burung maleo hidup endemik di Pulau Sulawesi
Phylum : Chordata atau tidak ada di tempat lain. Walau tergolong
unggas, maleo menghabiskan waktunya di
Class : Aves
daratan. Maleo bersarang di daerah pasir yang
Ordo : Galliformes terbuka, daerah sekitar pantai gunung berapi dan
Family : Megapodiidae daerah-daerah yang hangat dari panas bumi
untuk menetaskan telurnya yang berukuran besar.
Genus : Macrocephalon
Spesies : Macrocephalon MAKANAN

maleo Burung maleo memakan biji-bijian, buah semut,


kumbang, dan berbagai jenis hewan kecil lainnya.
karakteristik
▪ Burung ini memiliki bulu berwarna hitam
▪ Kulit sekitar mata berwarna kuning, iris mata merah kecoklatan,
▪ Kaki abu-abu, paruh jingga dan bulu sisi bawah berwarna merah-
muda keputihan.
▪ Di atas kepalanya terdapat tanduk atau jambul keras berwarna
hitam.
▪ Jantan dan betina serupa. Biasanya betina berukuran lebih kecil
dan berwarna lebih kelam dibanding burung jantan.
9. Babi rusa

Babi rusa (Babyrousa) disebut sebagai


satwa aneh karenamemiliki taring yang
menyerupai rusa, namun secara taksonomi
termasuk famili suidae, yaitu semua jenis babi
masuk disini. Saat ini terdapat 3 spesies babi
rusa yang masih hidup, sementara satu spesies
hanya di temukan dalam bentuk fosil atau
sudah punah.

Babyrousa
9. Babi rusa

KLASIFIKASI HABITAT
Kingdom : Animalia Habitat dari hewan ini meliputi hutan hujan tropis
Phylum : Chordata di tepi sungai dan kolam yang tertutup vegetasi.
Satwa ini menyukai kawasan hutan yang terdapat
Class : Mammalia
aliran air sungai, rawa, dan cekukan- cekukan air.
Ordo : Artiodactyla
MAKANAN
Family : Suidae
Makanannya terdiri atas umbi, akar, binatang
Genus : Bebyrousa
tanah, buah-buahan, rumput dan kelapa yang
Spesies : Bebyrousa jatuh.
celebensis
karakteristik
▪ Panjang kepala dan badan 85–110 cm (33–43 in) dan bobot sampai 100 kg
(220 pon).

▪ Ia hampir tidak berambut (dengan mudah memperlihatkan kulitnya yang


keabu-abuan), dan bulu ekornya juga hampir tidak berambut.

▪ Pada jantan, gigi taring atas relatif panjang dan tebal yang sangat
melengkung

▪ Mereka muncul melalui atap moncong, sementara gigi taring panjang yang
panjang muncul melalui sisi mulut.

▪ Gigi taring atas dapat tumbuh mundur dalam kurva sampai mereka
menembus tengkorak babirusa jantan. Pada betina, gigi taring jauh lebih
pendek dan biasanya tidak menonjol.
10. anoa

Anoa (Bubalus sp.) adalah mamalia terbesar dan


endemik yang hidup di daratan Pulau Sulawesi dan Pulau
Buton. Banyak yang menyebut anoa sebagai kerbau kerdil.
Anoa merupakan hewan yang tergolong fauna peralihan.
Anoa merupakan mamalia tergolong dalam famili bovidae
yang tersebar hampir di seluruh pulau Sulawesi. Ada dua
spesies anoa, yaitu: Anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan
Anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis). Kedua spesies
ini awalnya banyak perdebatan mengenai status
taksonominya. Namun, penelitian terbaru menggunakan
teknik DNA barcode telah mengungkapkan bahwa kedua
jenis anoa adalah spesies yang berbeda. Kedua jenis ini
tinggal dalam hutan yang tidak dijamah manusia
Bubalus sp
10. anoa

KLASIFIKASI HABITAT
Kingdom : Animalia Habitat anoa berada di hutan tropika dataran, sabana
(savanna), terkadang juga dijumpai di rawa-rawa. Anoa
Phylum : Chordata
(Bubalus sp) merupakan salah satu satwa endemik yang
Class : Mammalia dilindungi yang menjadi ciri khas Pulau Sulawesi yang
turut mendiami Kawasan Hutan Lindung Desa
Ordo : Artiodactyla
Sangginora Kabupaten Poso
Family : Suidae
MAKANAN
Genus : Bebyrousa
Makanannya terdiri dari jenis tumbuhan,
Spesies : Bebyrousa
termasuk daun, semak, herba, berbagi jenis
celebensis rumput yang tumbuh dihutan.
karakteristik
• Panjang dari kepala sampai kaki 122-153 cm, tinggi bahu tidak
lebih dari 75 cm,
• Panjang ekor bisa mencapai 27 cm, sedangkan berat ukuran
dewasa kurang dari 150 kg.
• Anoa pegunungan memiliki bulu yang sangat tebal dan berwarna
cokelat gelap atau hitam. Anoa jantan warnanya lebih gelap
daripada anoa betina.
11. banteng

Banteng (dari bahasa Jawa: banthèng;


nama spesies: Bos javanicus) atau tembadau
adalah spesies hewan yang sekerabat dengan
sapi dan ditemukan di berbagai wilayah Asia
Tenggara. Banteng jantan dan betina memiliki
perbedaan yang mencolok (dimorfisme
seksual). Ilmuwan umumnya membaginya
menjadi tiga subspesies: banteng jawa, banteng
indocina, dan banteng kalimantan. Banteng liar
biasanya lebih besar dibandingkan banteng
yang telah didomestikasi oleh manusia. Bos javanicus
11. banteng

KLASIFIKASI HABITAT
Kingdom : Animalia Banteng dapat ditemukan di berbagai habitat, termasuk hutan
bertumbuhan peluruh, setengah peluruh, sungai, bagian bawah hutan
Phylum : Chordata montana, lahan pertanian yang ditinggalkan, serta daerah rerumputan.
Padang penggembalaan dominan sebagai pusat aktivitas banteng dalam
Class : Mammalia memenuhi kebutuhan pakan, serta tempat berinteraksi dengan banteng

Ordo : Artiodactyla lainnya, kawin, melahirkan, dan membesarkan anak.

MAKANAN
Family : Suidae
Genus : Bebyrousa
Spesies : Bebyrousa
celebensis
karakteristik
▪ Banteng memiliki panjang antara 1,9 hingga 2,25 m dari tubuh
hingga kepala.
▪ Banteng liar biasanya lebih besar dan berat dibanding banteng
yang telah diternakkan (seperti sapi bali yang merupakan hasil
domestikasi banteng), tetapi selain itu tubuhnya tampak mirip.
▪ Rata-rata tinggi pundak banteng jawa dan banteng indocina liar
adalah 1,4 m untuk betina dan 1,6 m untuk pejantan, sedangkan
banteng kalimantan lebih kecil dan rendah.
▪ Berat banteng liar berkisar antara 590–670 kg untuk betina dan
600–800 kg untuk pejantan.
karakteristik
▪ Banteng ternak betina dapat mencapai tinggi pundak 1,2 m[13]
dengan berat dari 211 hingga 242 kg, sedangkan pejantannya
memiliki tinggi 1,3–1,6 m dengan berat 335 hingga 363 kg.
▪ Banteng memiliki dimorfisme seksual (perbedaan sistematis antara
pejantan dan betina) yang besar. Pejantan dewasa biasanya berkulit
hitam atau cokelat tua, berukuran lebih besar, dan bertubuh lebih
kekar, sedangkan betina biasanya berkulit cokelat muda atau
merah bata.
▪ Banteng aktif pada siang dan malam hari, tetapi aktivitas malam
lebih umum di daerah yang banyak dikunjungi manusia.
Peraturan Perundangan yang berlaku
Undang-undang No. 5 Tahun 1990 pasal 21 ayat 2 menyatakan bahwa setiap orang
dilarang untuk :
1. Menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut
dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup.
2. Menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut dan memperniagakan satwa yang
dilindungi dalam keadaan mati.
3. Mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain
ke dalam atau ke luar Indonesia.
4.Memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh atau bagian-bagian lain
satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian satwa
tersebut atau mengeluarkan dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam
atau di luar Indonesia.
5. Mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan atau memiliki
telur dan/atau sarang satwa yang dilindungi.
Ketentuan pidana

• Barang siapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan pasal 21


ayat 2 tersebut di atas, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 5 (lima)
tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

• Barang siapa karena kelalaiannya melakukan pelanggaran terhadap ketentuan


sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat 2 tersebut di atas, dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp.
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
PERLINDUNGAN SATWA DALAM PANDANGAN ISLAM
Berbuat baik kepada binatang merupakan sebuah perintah, karena binatang bagian dari alam
sebagaimana manusia. Oleh karenanya, ada perintah berbuat baik dan kasih sayang kepada manusia juga
bermakna sama berbuat baik dan kasih sayang kepada binatang. Keberadaan binatang sebagai bagian alam
memiliki nilai penting pada setiap masa dan berbuat baik terhadapnya dengan cara memberikan perlindungan
dari kepunahan dalam ajaran Islam diganjar pahala. Ada hadits yang mengisahkan:
“Ada seorang wanita pezina melihat seekor anjing di hari yang panasnya begitu terik. Anjing itu menngelilingi
sumur tersebut sambil menjulurkan lidahnya karena kehausan. Lalu wanita itu melepas sepatunya (lalu
menimba air dengannya). Ia pun diampuni karena amalannya tersebut.” (HR. Muslim no. 2245).
Rasulullah s.a.w melarang membunuh binatang dengan cara menganiaya yaitu dengan cara menahan
(mengurung) dalam keadaan hidup kemudian melemparnya sampai mati. Nabi s.a.w pun memerintahkan bila
akan menyembelih hewan harus menyembelihnya dengan pisau yang tajam agar tidak menyiksa atau
menyebabkan hewan itu lama dalam kesakitan. Pada suatu hari Nabi s.a.w melewati sekelompok orang yang
melempar- lempar seekor burung yang sengaja mereka pasang sebelumnya, lalu beliau bersabda
“Allah SWT mengutuk orang yang melakukan ini”. Dalam riwayat lain Nabi s.a.w
pernah berpesan:
“Jangan kamu menjadikan sesuatu yang mempunyai roh itu sebagai obyek
(sasaran).” (HR. Muslim).

Hadits ini mengharamkan menjadikan hewan sebagai sasaran permainan.


KEWAJIBAN MENJAGA HEWAN DARI KEPUNAHAN

Imam Abu Sulaiman Al-Khathabi menjelaskan dalam bukunya Ma’alim


As-Sunan, bahwa, “Adalah suatu perbuatan tercela membinasakan spesies
apapun, atau membinasakan suatu generasi dari makhluk hidup tertentu.
Karena tindakan tersebut menentang sunatullah yang memberi hikmat dan
manfaat pada segala makhluk. Rasulullah s.a.w bersabda:

“Kalau saja anjing bukan merupakan suatu umat, pasti akan aku perintahkan
untuk membunuhnya. Tapi, bunuh saja anjing yang berwarna hitam legam.”
(HR. Abu Dawud, Tarmidzi dan Ibnu Majah).

Dengan demikian, tidak dibenarkan membunuh semua satwa dalam satu


spesies. Cukuplah membunuh yang jahat saja. Dalam komunitas anjing,
misalnya, cukuplah membunuh yang berwarna hitam legam, dan biarkanlah
sisanya hidup damai. Sehingga manusia bisa mengambil manfaat darinya,
seperti sebagai anjing penjaga. Syariat Islam mewajibkan menjaga spesies
hewan dari ancaman kepunahan.
Daftar pustaka
Clements. R, R. Foo, S. Othman, U. Rahman, S. R. S. Mustafa & R. Zulkifli. 2009. Islam, turtle
conservation and coastal communities. Conservation Biology 23 (3): 516-517.

Maharani, AI; Hendrarto, IB; Suprobowati, TR (2012). "Daya dukung gajah sumatra (Elephas maximus
sumatranus Temminck) di SM Padang Sugihan Provinsi Sumatra Selatan". Prosiding Seminar
Nasional Pengelolaan SDA dan Lingkungan: 28–30.

Mangunjaya, F.M. J. Supriatna, I Wijayanto, H. Haleem & F. Khalid. 2010. Muslim Project to Halt
Climate Change in Indonesia. Journal of Islamic Perspective. Vol 3. 2010. 116-130.

Mas’ud B. 2010. Teknik Menangkarkan Burung Jalak di Rumah. Bogor: IPB Press.

Richard L. Lutz, Judy Marie Lutz, (1997). Komodo, the Living Dragon: The Living Dragon. Salem, Or:
DiMI Press.

Sriyanto dan Rustiati, E.L. 1997. Hewan mangsa potensial harimau Sumatra di Taman Nasional Way
Kambas, Lampung. Dalam: Tilson, R., Sriyanto, E.L. Rustiati, Bastoni, M. Yunus, Sumianto,
Apriawan, dan N. Franklin (ed.). Proyek Penyelamatan Harimau Sumatra: Langkah-langkah
konservasi dan Manajemen In-situ dalam Penyelamatan Harimau Sumatra. LIPI. Jakarta.
☺☺TERIMAKASIH ☺☺

Anda mungkin juga menyukai