Indonesia
Nama : Adinda Sulis Nurhaliza
NIM : 1202060116
KLASIFIKASI HABITAT
Harimau sumatera hanya ditemukan di pulau Sumatra
Kingdom: Animalia Kucing besar ini mampu hidup di manapun, dari hutan
dataran rendah sampai hutan pegunungan, dan tinggal di
Filum : Chordata banyak tempat yang tak terlindungi. jalan.
KLASIFIKASI HABITAT
Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus)
Kingdom: Animalia
merupakan satwa yang membutuhkan wilayah jelajah
Phylum : Chordata yang luas, hal ini karena gajah butuh merasa aman dan
nyaman, agar aktivitas hariannya tidak terganggu.
Class : Mamalia
MAKANAN
Ordo : Proboscidea
Gajah sumatera memakan rumput-rumputan, daun,
Family : Elephantidae ranting, Umbi-umbian, dan kadang buah-buahan.
▪ Kulitnya terlihat lebih terang dibanding gajah Asia lain dan dibagian kupingnya
sering terlihat depigmentasi, terlihat seperti flek putih kemerahan.
▪ Hanya gajah jantan yang memiliki gading yang panjang. Pada betina, kalaupun
ada gadingnya pendek hampir tidak kelihatan. Berbeda dengan gajah Afrika
dimana jantan dan betina sama-sama punya gading.
▪ Ciri mencolok lainnya ada pada bagian atas kepala. Gajah sumatera memiliki dua
tonjolan sedangkan gajah Afrika cenderung datar.
▪ Kuping gajah sumatera lebih kecil dan berbentuk segitiga sedangkan gajah
Afrika kupingnya besar dan berbentuk kotak.10
▪ Gajah sumatera memiliki 5 kuku di kaki bagian depan dan 4 kuku di kaki
belakang.
3. Badak jawa
KLASIFIKASI HABITAT
Kingdom : Animalia Badak jawa menempati habitat yang memiliki kriteria
tertentu dari beberapa aspek seperti ketinggian,
Phylum : Chordata kelerengan, suhu dan kelembaban udara, ketersediaan
Class : Mamalia air, potensi kubangan, kemasaman tanah, ketersediaan
garam mineral, ketersediaan tumbuhan pakan, dan
Ordo : Perissodactyla tingkat gangguan manusia. Badak jawa menyukai
habitat hutan hujan dataran rendah dan rawa-rawa.
Family : Rhinoceratidea
MAKANAN
Genus : Rhinoceros Linnaeus
Badak jawa memakan spesie tumbuhan, terutama
Spesies : Rhinoceros sondaicus tunas, ranting, daun-daunan muda dan buah yang
desmarest jatuh
karakteristik
• Tubuh yang unik
• Ukuran tubuh badak jawa lebih besar dari badak sumatera, dengan bobot
antara 900-2,300 kg, tinggi 1,2 – 1,7m dan panjang 3 – 3,4m. Ukuran badak
betina dapat lebih besar daripada badak jantan.
karakteristik
• Warna kulit abu-abu, dengan kulit luar memiliki corak mozaik dan
kulit yang tebal membentuk lipatan-lipatan sehingga terlihat
seperti lapisan baju baja.
• Terdapat tiga lipatan melintang dipunggungnya yaitu lipatan kulit
pada bagian bawah leher hingga bagian atas yang berbatasan
dengan bahu dengan lipatan atas punggung membentuk sadel
(pelana), juga lipatan terdapat dibagian dekat pangkal ekor dan
bagian atas kaki belakang.
• Rambut pada kulit hanya tampak saat muda yang perlahan mulai
tidak tampak seiring pertumbuhannya kecuali pada daun telinga,
rambut kelopak mata, dan ujung ekor.
4. Orang utan
Pongo
4. Orang Utan
KLASIFIKASI HABITAT
Kingdom : Animalia Habitat orang utan adalah di hutan-hutan tropis,
terutama di lembah-lembah sungai. Di masa yang lalu,
Phylum : Chordata orang utan Sumatra tersebar di seluruh bagian pulau
Class : Mamalia Sumatra dan sebagian pulau Jawa. Namun kini hanya
dapat ditemukan bagian utara pulau Sumatra yaitu
Ordo : Primata Aceh dan Sumatra Utara.
• Berat orang utan dewasa betina sekitar 30-50 kilogram, sedangkan yang jantan
sekitar 50-90 kilogram. Bulu-bulunya berwarna coklat kemerahan.
KLASIFIKASI HABITAT
KLASIFIKASI HABITAT
Kingdom : Animalia Habitat komodo banyak ditemui di Indonesia, seperti
Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Gili Motang dan
Phylum : Chordata
sebagian kecil di bagian utara dan barat Flores. Bahkan
Class : Reptilia berdiri juga Taman Nasional Komodo yang dikelola
langsung oleh Unit Pelaksana Tugas Kementerian
Ordo : Primates
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.
Family : Varanidae
MAKANAN
Genus : Varanus
Komodo adalah hewan karnivora yang artinya memakan
Spesies : Varanus daging, seperti kerbau besar, rusa, bangkai, babi, dan
bahkan manusia
komodoensis
karakteristik
▪ Bentuk tubuh komodo mirip seperti biawak namun ukurannya lebih
besar dan panjang.
▪ Tubuh komodo dewasa diketahui memiliki panjang hingga 3 meter
dengan bobot lebih dari 100 kilogram. Badan komodo lebih
panjang dan lebih besar dibandingkan kepalanya. Ukuran ekornya
juga sama panjang dengan tubuhnya.
▪ Komodo memiliki bentuk kepala memanjang seperti kadal dengan
mata kecil, dan mulut sedikit memanjang ke belakang.
▪ Warna kulit komodo cokelat – kuning kehitaman dan memiliki
sisik kasar. Lapisan sisik tersebut membuat kulit hewan ini
menjadi keras.
7. Jalak bali
KLASIFIKASI HABITAT
Kingdom : Animalia Habitat jalak bali yaitu di hutan mangrove, hutan
Phylum : Chordata rawa, hutan musim dataran rendah dan daerah
savana.
Class : Aves
MAKANAN
Ordo : Passeriformes
Family : Sturnidae Jalak bali bisa memakan berupa voer protein
tinggi, pisang, kepok, pepaya, jangkrik, kroto, ulat
Genus : Leucopsar
hongkong, dan ulat kandang.
Spesies : L. rothschildi
karakteristik
• Warna bulu di sekujur tubuhnya putih bersih dengan ujung ekor
dan sayap berwarna hitam.
• Sedangkan bagian pipi tidak ditumbuhi bulu.
• Jalak bali mempunyai mata yang berwarna coklat tua, sedangkan
daerah di sekitar kelopak mata tidak berbulu dengan warna biru
tua. Ini tampak kontras dengan warna bulu badannya.
8. Maleo
Macrocephalon maleo
8. maleo
KLASIFIKASI HABITAT
Kingdom : Animalia Burung maleo hidup endemik di Pulau Sulawesi
Phylum : Chordata atau tidak ada di tempat lain. Walau tergolong
unggas, maleo menghabiskan waktunya di
Class : Aves
daratan. Maleo bersarang di daerah pasir yang
Ordo : Galliformes terbuka, daerah sekitar pantai gunung berapi dan
Family : Megapodiidae daerah-daerah yang hangat dari panas bumi
untuk menetaskan telurnya yang berukuran besar.
Genus : Macrocephalon
Spesies : Macrocephalon MAKANAN
Babyrousa
9. Babi rusa
KLASIFIKASI HABITAT
Kingdom : Animalia Habitat dari hewan ini meliputi hutan hujan tropis
Phylum : Chordata di tepi sungai dan kolam yang tertutup vegetasi.
Satwa ini menyukai kawasan hutan yang terdapat
Class : Mammalia
aliran air sungai, rawa, dan cekukan- cekukan air.
Ordo : Artiodactyla
MAKANAN
Family : Suidae
Makanannya terdiri atas umbi, akar, binatang
Genus : Bebyrousa
tanah, buah-buahan, rumput dan kelapa yang
Spesies : Bebyrousa jatuh.
celebensis
karakteristik
▪ Panjang kepala dan badan 85–110 cm (33–43 in) dan bobot sampai 100 kg
(220 pon).
▪ Pada jantan, gigi taring atas relatif panjang dan tebal yang sangat
melengkung
▪ Mereka muncul melalui atap moncong, sementara gigi taring panjang yang
panjang muncul melalui sisi mulut.
▪ Gigi taring atas dapat tumbuh mundur dalam kurva sampai mereka
menembus tengkorak babirusa jantan. Pada betina, gigi taring jauh lebih
pendek dan biasanya tidak menonjol.
10. anoa
KLASIFIKASI HABITAT
Kingdom : Animalia Habitat anoa berada di hutan tropika dataran, sabana
(savanna), terkadang juga dijumpai di rawa-rawa. Anoa
Phylum : Chordata
(Bubalus sp) merupakan salah satu satwa endemik yang
Class : Mammalia dilindungi yang menjadi ciri khas Pulau Sulawesi yang
turut mendiami Kawasan Hutan Lindung Desa
Ordo : Artiodactyla
Sangginora Kabupaten Poso
Family : Suidae
MAKANAN
Genus : Bebyrousa
Makanannya terdiri dari jenis tumbuhan,
Spesies : Bebyrousa
termasuk daun, semak, herba, berbagi jenis
celebensis rumput yang tumbuh dihutan.
karakteristik
• Panjang dari kepala sampai kaki 122-153 cm, tinggi bahu tidak
lebih dari 75 cm,
• Panjang ekor bisa mencapai 27 cm, sedangkan berat ukuran
dewasa kurang dari 150 kg.
• Anoa pegunungan memiliki bulu yang sangat tebal dan berwarna
cokelat gelap atau hitam. Anoa jantan warnanya lebih gelap
daripada anoa betina.
11. banteng
KLASIFIKASI HABITAT
Kingdom : Animalia Banteng dapat ditemukan di berbagai habitat, termasuk hutan
bertumbuhan peluruh, setengah peluruh, sungai, bagian bawah hutan
Phylum : Chordata montana, lahan pertanian yang ditinggalkan, serta daerah rerumputan.
Padang penggembalaan dominan sebagai pusat aktivitas banteng dalam
Class : Mammalia memenuhi kebutuhan pakan, serta tempat berinteraksi dengan banteng
MAKANAN
Family : Suidae
Genus : Bebyrousa
Spesies : Bebyrousa
celebensis
karakteristik
▪ Banteng memiliki panjang antara 1,9 hingga 2,25 m dari tubuh
hingga kepala.
▪ Banteng liar biasanya lebih besar dan berat dibanding banteng
yang telah diternakkan (seperti sapi bali yang merupakan hasil
domestikasi banteng), tetapi selain itu tubuhnya tampak mirip.
▪ Rata-rata tinggi pundak banteng jawa dan banteng indocina liar
adalah 1,4 m untuk betina dan 1,6 m untuk pejantan, sedangkan
banteng kalimantan lebih kecil dan rendah.
▪ Berat banteng liar berkisar antara 590–670 kg untuk betina dan
600–800 kg untuk pejantan.
karakteristik
▪ Banteng ternak betina dapat mencapai tinggi pundak 1,2 m[13]
dengan berat dari 211 hingga 242 kg, sedangkan pejantannya
memiliki tinggi 1,3–1,6 m dengan berat 335 hingga 363 kg.
▪ Banteng memiliki dimorfisme seksual (perbedaan sistematis antara
pejantan dan betina) yang besar. Pejantan dewasa biasanya berkulit
hitam atau cokelat tua, berukuran lebih besar, dan bertubuh lebih
kekar, sedangkan betina biasanya berkulit cokelat muda atau
merah bata.
▪ Banteng aktif pada siang dan malam hari, tetapi aktivitas malam
lebih umum di daerah yang banyak dikunjungi manusia.
Peraturan Perundangan yang berlaku
Undang-undang No. 5 Tahun 1990 pasal 21 ayat 2 menyatakan bahwa setiap orang
dilarang untuk :
1. Menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut
dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup.
2. Menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut dan memperniagakan satwa yang
dilindungi dalam keadaan mati.
3. Mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain
ke dalam atau ke luar Indonesia.
4.Memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh atau bagian-bagian lain
satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian satwa
tersebut atau mengeluarkan dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam
atau di luar Indonesia.
5. Mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan atau memiliki
telur dan/atau sarang satwa yang dilindungi.
Ketentuan pidana
“Kalau saja anjing bukan merupakan suatu umat, pasti akan aku perintahkan
untuk membunuhnya. Tapi, bunuh saja anjing yang berwarna hitam legam.”
(HR. Abu Dawud, Tarmidzi dan Ibnu Majah).
Maharani, AI; Hendrarto, IB; Suprobowati, TR (2012). "Daya dukung gajah sumatra (Elephas maximus
sumatranus Temminck) di SM Padang Sugihan Provinsi Sumatra Selatan". Prosiding Seminar
Nasional Pengelolaan SDA dan Lingkungan: 28–30.
Mangunjaya, F.M. J. Supriatna, I Wijayanto, H. Haleem & F. Khalid. 2010. Muslim Project to Halt
Climate Change in Indonesia. Journal of Islamic Perspective. Vol 3. 2010. 116-130.
Mas’ud B. 2010. Teknik Menangkarkan Burung Jalak di Rumah. Bogor: IPB Press.
Richard L. Lutz, Judy Marie Lutz, (1997). Komodo, the Living Dragon: The Living Dragon. Salem, Or:
DiMI Press.
Sriyanto dan Rustiati, E.L. 1997. Hewan mangsa potensial harimau Sumatra di Taman Nasional Way
Kambas, Lampung. Dalam: Tilson, R., Sriyanto, E.L. Rustiati, Bastoni, M. Yunus, Sumianto,
Apriawan, dan N. Franklin (ed.). Proyek Penyelamatan Harimau Sumatra: Langkah-langkah
konservasi dan Manajemen In-situ dalam Penyelamatan Harimau Sumatra. LIPI. Jakarta.
☺☺TERIMAKASIH ☺☺