Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

NAMA ANGGOTA: - Iqbal Denis


- M.Farhan Saputra

KELAS: VII E
TUGAS: IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
1.Macan Tutul
Macan tutul (bahasa Latin: Panthera pardus) adalah salah satu dari empat
kucing besar. Hewan ini dikenal juga dengan sebutan harimau dahan karena
kemampuannya memanjat. Pada mulanya, orang berpikiran bahwa macan
tutul adalah hibrida Macan dari singa dan harimau, sehingga muncul nama
"leopard" di kalangan peneliti Eropa awal. Macan tutul jawa (P. p. melas)
adalah fauna identitas Jawa Barat dan termasuk hewan yang terancam punah
di Indonesia. Macan tutul berukuran besar, dengan panjang tubuh antara satu
sampai dua meter. Spesies ini pada umumnya memiliki bulu berwarna kuning
kecoklatan dengan bintik-bintik berwarna hitam. Bintik hitam dikepalanya
berukuran lebih kecil. Macan tutul betina serupa, dan berukuran lebih kecil
dari jantan. Daerah sebaran macan tutul adalah di benua Asia dan Afrika.
Spesies ini sempat dianggap memiliki banyak anakjenis (lebih dari 30
subspesies) yang ditemukan di segala macam habitat, mulai dari hutan tropis,
gurun, savanah, pegunungan dan daerah pemukiman, tetapi sekarang
direduksi menjadi hanya sembilan setelah dilakukan pengujian molekuler.
Macan Tutul adalah hewan penyendiri, yang saling menghindari satu sama lain.
Spesies ini lebih aktif di malam hari. Karena tingkat kematian anak yang tinggi,
betina biasanya mempunyai satu sampai dua anak, yang tinggal bersama
induknya sampai macan muda berumur sekitar antara satu setengah sampai
dua tahun. Macan Tutul merupakan pemburu oportunitis, yang menggunakan
segala kesempatan untuk mendapatkan mangsanya. Mereka memakan hampir
segala mangsa dari berbagai ukuran. Mangsa utamanya terdiri dari aneka
hewan menyusui, binatang pengerat, ikan, burung, monyet dan binatang-
binatang lain yang terdapat disekitar habitatnya. Pada umumnya, Macan Tutul
menghindari manusia. Namun macan yang kelaparan atau terluka sehingga
tidak dapat berburu mangsa yang biasa, dapat memangsa manusia.
2.Gorila Dataran Rendah
The western lowland gorilla (Gorilla gorilla gorilla) is one of two subspecies of
the western gorilla (Gorilla gorilla) that lives in montane, primary and
secondary forests and lowland swamps in central Africa in Angola, Cameroon,
Central African Republic, Republic of the Congo, Democratic Republic of the
Congo, Equatorial Guinea and Gabon. It is the nominate subspecies of the
western gorilla, and the smallest of the four gorilla subspecies.
The western lowland gorilla is the only subspecies kept in zoos with the
exception of Amahoro, a female eastern lowland gorilla at Antwerp Zoo, and a
few mountain gorillas kept captive in the Democratic Republic of the Congo.[2]
Gorila dataran rendah barat adalah subspesies terkecil dari gorila tetapi tetap
merupakan primata dengan ukuran dan kekuatan yang luar biasa. Spesies
gorila ini menunjukkan dimorfisme seksual yang nyata. Mereka tidak memiliki
ekor dan memiliki kulit hitam legam bersama dengan rambut hitam kasar yang
menutupi seluruh tubuh mereka kecuali untuk wajah, telinga, tangan dan kaki.
Rambut di bagian belakang dan pantat pria memiliki warna abu-abu dan juga
hilang saat mereka semakin tua. Warna ini adalah alasan mengapa pria yang
lebih tua dikenal sebagai "silverbacks". Tangan mereka proporsional besar
dengan paku di semua digit, mirip dengan manusia, dan ibu jari sangat besar.
Mereka memiliki moncong pendek, punggungan alis yang menonjol, lubang
hidung besar dan mata kecil serta telinga. Ciri-ciri lainnya adalah otot-otot
besar di daerah rahang bersama dengan gigi yang lebar dan kuat. Di antara
gigi-gigi ini adalah set gigi taring frontal yang kuat dan gigi geraham besar di
belakang mulut untuk menggiling buah-buahan [3] dan sayuran.
3.Harimau Sumatera
Harimau sumatra (bahasa Latin: Panthera tigris sumatrae) adalah subspesies
harimau yang habitat aslinya di pulau Sumatra, dan merupakan satu dari enam
subspesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk
dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically endangered)
dalam daftar merah spesies terancam yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia
IUCN. Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di
taman-taman nasional di Sumatra. Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan
tanda-tanda genetik yang unik, yang menandakan bahwa subspesies ini
mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil lestari.
Penghancuran habitat merupakan ancaman terbesar terhadap populasi saat
ini. Pembalakan tetap berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya
dilindungi. Tercatat 66 ekor harimau sumatra terbunuh antara tahun 1998 dan
2000. Pada tahun 2017, Satuan Tugas Klasifikasi Kucing dari Cat Specialist
Group merevisi taksonomi kucing sehingga populasi harimau yang hidup dan
punah di Indonesia sekarang digolongkan sebagai P.t. sumatrae.
Harimau dipercaya merupakan keturunan hewan pemangsa zaman purba yang
dikenal sebagai Miacids. Miacids hidup pada akhir zaman Cretaceous kira-kira
70-65 juta tahun yang lalu semasa zaman dinosaurus di Asia Barat (“The
Natural History of Wild Cats”). Harimau sumatra mempunyai warna paling
gelap di antara semua subspesies harimau lainnya, pola hitamnya berukuran
lebar dan jaraknya rapat kadang kala dempet. Belang harimau sumatra lebih
tipis daripada spesies harimau lain. Warna kulit harimau sumatra merupakan
yang paling gelap dari seluruh harimau, mulai dari kuning kemerah-merahan
hingga jingga tua. Harimau ini diketahui menyudutkan mangsanya ke air,
terutama bila binatang buruan tersebut lambat berenang. Bulunya berubah
warna menjadi hijau gelap ketika melahirkan. Kucing besar ini mampu hidup di
manapun.
4.Jenjang Mahkota
Derek mahkota hitam (Balearica pavonina), juga dikenal sebagai derek jambul
hitam, adalah burung dalam keluarga derek Gruidae.
Derek dinobatkan hitam
Crane hitam dinobatkan di Taman Nasional Waza, Kamerun
Status konservasi
Ini terjadi di sabana kering di Afrika selatan Sahara, meskipun di sarang di
habitat yang agak basah. Ada dua subspesies: B. p. pavonina di barat dan lebih
banyak B. p. ceciliae di Afrika timur.
Spesies ini dan bangau mahkota abu-abu, B. regulorum, yang lebih menyukai
habitat basah untuk mencari makan, adalah satu-satunya crane yang dapat
bersarang di pohon. Kebiasaan ini, antara lain, adalah alasan crane Balearica
yang relatif kecil diyakini sangat mirip dengan anggota leluhur Gruidae.
Panjangnya sekitar 1 m (3,3 kaki), memiliki lebar sayap 1,87 m (6,2 kaki) dan
berat sekitar 3,6 kg (8 lbs).
Seperti semua derek lainnya, derek bermahkota hitam itu memakan serangga,
reptil, dan mamalia kecil. Ini terancam punah, terutama di barat, oleh
hilangnya habitat dan degradasi.
Ini adalah burung nasional Nigeria, salah satu habitat mereka.
5.Beruk
Monyet adalah genus monyet primata yang paling luas, selain manusia, dari
Afrika Utara ke Jepang. Sekarang ada sembilan spesies kera yang kasih sayang
diketahui, termasuk monyet telah sangat dikenal publik, seperti rhesus monyet
(Rhesus Macaque, Rhesus monyet itu sendiri), Macaca mulatta, dan kera
Barbari (Barbary Macaque), M. sylvanus, sebuah koloni yang yang tinggal di
pegunungan Jabal torik. Meskipun beberapa spesies tidak mengklaim, dan
dengan demikian selalu suka monyet (Ing. Ape), dapat mengkonfirmasi bahwa
itu sebenarnya monyet, yang tidak berhubungan dengan kera besar (Ing. Kera
besar) dalam keluarga Hominidae atau kera kecil di keluarga Hylobatidae.
Beberapa spesies monyet telah digunakan untuk penelitian medis.
Akhir 1990-an menemukan bahwa hampir semua (90% -an) ape Ukutan yang
memikat atau diizinkan untuk virus carry herpes-B. Virus itu tidak apa-apa
untuk kera, tetapi menular yang sangat berbahaya bagi manusia.
Beruk Asfaw (lahir 5 Juni 1960 di Ethiopia) adalah pensiunan petinju pria dari
Ethiopia. Dia mewakili negara asalnya di Olimpiade Musim Panas 1980 di
Moskow, Uni Soviet di divisi kelas terbang ringan. Di sana ia kalah dari Antti
Juntumaa dari Finlandia (- 48 kg) setelah 66 detik babak pertama.

Anda mungkin juga menyukai