TENTANG
FLORA DAN FAUNA KHAS PROVINSI DI
INDONESIA
OLEH :
ALDI TAMARA RAHMAN
X MIA 5
Ceumpala Kuneng atau kucica ekor kuning adalah seekor spesies burung dalam keluarga
Muscicapidae. Burung ini dapat ditemukan di Brunei, Indonesia, Malaysia dan Thailand. Habitat
alaminya yaitu di hutan dataran rendah yang lembab dan rawa-rawa di daerah subtropis atau
tropis. Burung ini merupakan fauna daerah Aceh yang dikenal dengan namacmpala kunng
dalam bahasa Aceh. Saat ini burung ini berstatus hampir terancam.Burung ini tersebar di
Semenanjung Thailand, Semenanjung Malaya, Brunei dan Indonesia.Di Indonesia burung ini
hanya ditemukan di Sumatera dan Kalimantan.Burung ini berukuran sedang (21 cm), berekor
panjang hitam dan jingga. Jantan menyerupai kucica hutan tetapi ekornya yang merah karat jauh
lebih pendek, lebih banyak berwarna abu-abu gelap daripada hitam, alis pendek putih dan
tunggir merah karat. Betina lebih coklat dan tidak punya alis putih. Burung remaja lebih coklat
berbintik-bintik kuning merah karat.Iris coklat; paruh hitam; kaki hitam.Kicauannya tidak
semerdu kucica hutan.Seri panjang terdiri dari siulan merdu, nada tunggal dan ganda, pi-uuu,
meningkat dan menurun bergantian secara tidak tetap.Burung yang tidak umum dijumpai di
kerimbunan hutan primer dan sekunder dataran rendah sampai ketinggian 1200 m diatas
permukaan laut.Lebih menyukai hutan lembab rimbun termasuk hutan rawa.
Serindit melayu atau dalam nama ilmiahnya Loriculus galgulus adalah sejenis burung
yang terdapat di dalam genus burung serindit Loriculus. Burung ini berukuran kecil, dengan
panjang mencapai 12cm. Bulunya didominasi oleh warna hijau dengan bulu ekor berwarna
merah.Burung jantan dan betina serupa.Burung serindit jantan memiliki bercak kepala berwarna
biru dan bercak tenggorokan berwarna merah.Burung betina berwarna lebih kusam dibanding
jantan.Populasi Serindit melayu tersebar di hutan dataran rendah, dari permukaan laut sampai
ketinggian 1.300m di negara Brunei, Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand.Serindit
Melayu hidup dalam kelompok.Burung ini memiliki kebiasaan aktif memanjat dan berjalan
daripada terbang.Saat istirahat, burung serindit menggantungkan badan ke bawah.Pakannya
terdiri dari sayuran hijau, buah-buahan, padi-padian dan aneka serangga kecil.Burung betina
biasanya menetaskan antara tiga sampai empat butir telur yang dierami sekitar 18 sampai 20 hari.
Ikan kakap adalah ikan laut dasaran yang hidup secara berkelompok di dasar-dasar
karang atau terumbu karang.Mempunyai ciri tubuh yang bulat pipih dengan sirip memanjang
sepanjang punggung. Jenis ikan kakap yang banyak ditemui di Indonesia adalah jenis Kakap
merah (L. campechanus) beberapa jenis yang lain yang juga banyak ditemui adalah Kakap
kuning, Kakap hitam dan kakap merah. Ikan ini umumnya memangsa ikan-ikan kecil, udang.
Bila kita memancing, biasanya umpan-umpan itu yang biasa digunakan. Walau kadang juga
dengan umpan jig, suka terpancing. Bentuk tubuhnya bulat pipih memanjang dengan mempunyai
sirip di bagian punggung. Di bawah perut juga terdapat sirip. Di bagian dekat anal juga terdapat
sirip analnya. Sebagai penguasa karang, ikan kakap dilengkapi dengan gigi untuk mengoyak
mangsanya. Ketika ada makanan apa saja yang hanyut langsung disergapnya. Ikan-ikan yang
paling besar di kawasannya selalu berada paling depan untuk memburu makanan.
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) adalah subspesies harimau yang habitat
aslinya di pulau Sumatera, merupakan satu dari enam subspesies harimau yang masih bertahan
hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically
endangered) dalam daftar merah spesies terancam yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia
IUCN. Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di taman-taman nasional
di Sumatera.Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan tanda-tanda genetik yang unik, yang
menandakan bahwa subspesies ini mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil
lestari.Harimau Sumatera adalah subspesies harimau terkecil.Harimau Sumatera mempunyai
warna paling gelap di antara semua subspesies harimau lainnya, pola hitamnya berukuran lebar
dan jaraknya rapat kadang kala dempet. Harimau Sumatera jantan memiliki panjang rata-rata 92
inci dari kepala ke buntut atau sekitar 250 cm panjang dari kepala hingga kaki dengan berat 300
pound atau sekitar 140 kg, sedangkan tinggi dari jantan dewasa dapat mencapai 60 cm.
Betinanya rata-rata memiliki panjang 78 inci atau sekitar 198 cm dan berat 200 pound atau
sekitar 91 kg. Belang harimau Sumatera lebih tipis daripada subspesies harimau lain. Warna kulit
harimau Sumatera merupakan yang paling gelap dari seluruh harimau, mulai dari kuning
kemerah-merahan hingga oranye tua. Subspesies ini juga punya lebih banyak janggut serta surai
dibandingkan subspesies lain, terutama harimau jantan. Ukurannya yang kecil memudahkannya
menjelajahi rimba.Terdapat selaput di sela-sela jarinya yang menjadikan mereka mampu
berenang cepat.Harimau ini diketahui menyudutkan mangsanya ke air, terutama bila binatang
buruan tersebut lambat berenang.Bulunya berubah warna menjadi hijau gelap ketika
melahirkan.Harimau Sumatera hanya ditemukan di pulau Sumatera.Kucing besar ini mampu
hidup di manapun, dari hutan dataran rendah sampai hutan pegunungan, dan tinggal di banyak
tempat yang tak terlindungi. Hanya sekitar 400 ekor tinggal di cagar alam dan taman nasional,
dan sisanya tersebar di daerah-daerah lain yang ditebang untuk pertanian, juga terdapat lebih
kurang 250 ekor lagi yang dipelihara di kebun binatang di seluruh dunia. Harimau Sumatera
mengalami ancaman kehilangan habitat karena daerah sebarannya seperti blok-blok hutan
dataran rendah, lahan gambut dan hutan hujan pegunungan terancam pembukaan hutan untuk
lahan pertanian dan perkebunan komersial, juga perambahan oleh aktivitas pembalakan dan
pembangunan jalan.Karena habitat yang semakin sempit dan berkurang, maka harimau terpaksa
memasuki wilayah yang lebih dekat dengan manusia, dan seringkali mereka dibunuh dan
ditangkap karena tersesat memasuki daerah pedesaan atau akibat perjumpaan yang tanpa sengaja
dengan manusia.
Tarsius bancanus atau Mentilin merupakan salah satu spesies tarsius.Primata endemik
Sumatera dan Kalimantan, Indonesia ini ditetapkan sebagai Fauna identitas provinsiBangka
Belitung. Tarsius bancanus dalam bahasa Inggris sering disebut sebagai Horsfields Tarsier atau
Western Tarsier.Tarsius bancanus atau Horsfields Tarsier mempunyai ciri-ciri dan perilaku
seperti jenis-jenis tarsius lainnya.Panjang tubuhnya sekitar 12-15 cm dengan berat tubuh sekitar
128 gram (jantan) dan 117 gram (betina).Bulu tubuh Tarsius bancanus berwarna coklat
kemerahan hingga abu-abu kecoklatan.Tarsius bancanus tersebar di Indonesia (pulau
Kalimantan, Sumatera, dan pulau-pulau sekitar seperti Bangka, Belitung, dan Karimata),
Malaysia (Sabah dan Serawak) dan Brunei Darussalam.
Terdapat 4 (empat) subspesies Tarsius bancanus, yaitu:
Tarsius bancanus bancanus
Tarsius bancanus borneanus
Tarsius bancanus natunensis
Tarsius bancanus saltator
Badak jawa atau Badak bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus) adalah anggota famili
Rhinocerotidae dan satu dari limabadak yang masih ada. Badak ini masuk ke genus yang sama
dengan badak india dan memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja. Badak ini
memiliki panjang 3,1-3,2 m dan tinggi 1,4-1,7 m. Badak ini lebih kecil daripada badak india dan
lebih dekat dalam besar tubuh dengan badak hitam. Ukuran culanya biasanya lebih sedikit
daripada 20 cm, lebih kecil daripada cula spesies badak lainnya.Badak ini pernah menjadi salah
satu badak di Asia yang paling banyak menyebar. Meski disebut "badak jawa", binatang ini tidak
terbatas hidup di Pulau Jawa saja, tapi di seluruh Nusantara, sepanjang Asia Tenggara dan di
India serta Tiongkok. Spesies ini kini statusnya sangat kritis, dengan hanya sedikit populasi yang
ditemukan di alam bebas, dan tidak ada di kebun binatang.Badak ini kemungkinan adalah
mamalia terlangka di bumi.Populasi 40 - 50 badak hidup di Taman Nasional Ujung Kulon di
pulau Jawa, Indonesia.Populasi badak Jawa di alam bebas lainnya berada di Taman Nasional Cat
Tien, Vietnam dengan perkiraan populasi tidak lebih dari delapan pada tahun
2007.Berkurangnya populasi badak jawa diakibatkan oleh perburuan untuk diambil culanya,
yang sangat berharga pada pengobatan tradisional Tiongkok, dengan harga sebesar $30.000 per
kilogram di pasar gelap. Berkurangnya populasi badak ini juga disebabkan oleh kehilangan
habitat, yang terutama diakibatkan oleh perang, seperti perang Vietnam di Asia Tenggara juga
menyebabkan berkurangnya populasi badak Jawa dan menghalangi pemulihan. Tempat yang
tersisa hanya berada di dua daerah yang dilindungi, tetapi badak jawa masih berada pada resiko
diburu, peka terhadap penyakit dan menciutnya keragaman genetik menyebabkannya terganggu
dalam berkembangbiak.WWF Indonesia mengusahakan untuk mengembangkan kedua bagi
badak jawa karena jika terjadi serangan penyakit atau bencana alam seperti tsunami, letusan
gunung berapi Krakatau dan gempa bumi, populasi badak jawa akan langsung punah. Selain itu,
karena invasi langkap (arenga) dan kompetisi dengan banteng untuk ruang dan sumber, maka
populasinya semakin terdesak.Kawasan yang diidentifikasikan aman dan relatif dekat adalah
Taman Nasional Halimun di Gunung Salak, Jawa Barat yang pernah menjadi habitat badak Jawa.
Terdapat tiga subspesies, yang hanya dua subspesies yang masih ada, sementara satu
subspesies telah punah:
Rhinoceros sondaicus sondaicus, tipe subspesies yang diketahui sebagai badak Jawa Indonesia'
yang pernah hidup di Pulau Jawa dan Sumatra.Kini populasinya hanya sekitar 40-50 di Taman
Nasional Ujung Kulon yang terletak di ujung barat Pulau Jawa. Satu peneliti mengusulkan
bahwa badak jawa di Sumatra masuk ke dalam subspesies yang berbeda, R.s. floweri, tetapi hal
ini tidak diterima secara luas.
Rhinoceros sondaicus annamiticus, diketahui sebagai Badak Jawa Vietnam atau Badak Vietnam,
yang pernah hidup di sepanjang Vietnam, Kamboja, Laos, Thailand dan Malaysia. Annamiticus
berasal dari deretan pegunungan Annam di Asia Tenggara, bagian dari tempat hidup spesies
ini.Kini populasinya diperkirakan lebih sedikit dari 12, hidup di hutan daratan rendah di Taman
Nasional Cat Tien, Vietnam. Analisis genetika memberi kesan bahwa dua subspesies yang masih
ada memiliki leluhur yang sama antara 300.000 dan 2 juta tahun yang lalu.
Rhinoceros sondaicus inermis, diketahui sebagai Badak jawa india, pernah hidup di Benggala
sampai Burma (Myanmar), tetapi dianggap punah pada dasawarsa awal tahun 1900-an. Inermis
berarti tanpa cula, karena karakteristik badak ini adalah cula kecil pada badak jantan, dan tak ada
cula pada betina.Spesimen spesies ini adalah betina yang tidak memiliki cula.Situasi politik di
Burma mencegah taksiran spesies ini di negara itu, tetapi keselamatannya dianggap tak dapat
dipercaya.
Elang bondol atau dalam nama ilmiahnya adalah Haliastur Indus adalah spesies dari
genus dari Haliastur. Burung Elang Bondol berukuran sedang (45 cm), berwarna putih dan coklat
pirang.Elang bondol yang remaja berkarakter seluruh tubuh kecoklatan dengan coretan pada
dada.Warna berubah putih keabu-abuan pada tahun kedua, dan mencapai bulu dewasa
sepenuhnya pada tahun ketiga.Ujung ekor bundar.Iris coklat, paruh dan sera abu-abu kehijauan,
kaki dan tungkai kuning suram.Ketika dewasa, karakter tubuhnya adalah kepala, leher, dada
putih.Sayap, punggung, ekor dan perut coklat terang.Kontras dengan bulu primer yang
hitam.Makanannya adalah hampir semua binatang, hidup atau mati.Di perairan, makanannya
berupa kepiting dan di daratan memakan anak ayam, serangga dan mamalia kecil.Sarang
berukuran besar, dari ranting pada puncak pohon.Telur berwarna putih, sedikit berbintik merah,
jumlah 2-3 butir. Berkembang biak pada bulan Januari - Agustus dan Mei - Juli.India, Cina
selatan, Asia tenggara, Indonesia, Australia.Di Indonesia, penyebarannya ada di Sumatera,
Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua.Sedangkan di Indonesia dan
India, dapat ditemukan di daerah pedalaman.Di Kalimantan sendiri, elang bondol dapat ditemui
di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.Keberadaan elang bondol disana melimpah.
Bekantan atau dalam nama ilmiahnya Nasalis larvatus adalah sejenis monyet berhidung
panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan dan merupakan satu dari dua spesies dalam
genus tunggal monyet Nasalis. Ciri-ciri utama yang membedakan bekantan dari monyet lainnya
adalah hidung panjang dan besar yang hanya ditemukan di spesies jantan.Fungsi dari hidung
besar pada bekantan jantan masih tidak jelas, namun ini mungkin disebabkan oleh seleksi
alam.Monyet betina lebih memilih jantan dengan hidung besar sebagai pasangannya.Karena
hidungnya inilah, bekantan dikenal juga sebagai monyet Belanda.Dalam bahasa Brunei (kxd)
disebut bangkatan.Bekantan jantan berukuran lebih besar dari betina.Ukurannya dapat mencapai
75 cm dengan berat mencapai 24 kg.Monyet betina berukuran 60 cm dengan berat 12 kg.Spesies
ini juga memiliki perut yang besar, sebagai hasil dari kebiasaan mengonsumsi
makanannya.Selain buah-buahan dan biji-bijian, bekantan memakan aneka daun-daunan, yang
menghasilkan banyak gas pada waktu dicerna.Ini mengakibatkan efek samping yang membuat
perut bekantan jadi membuncit. Bekantan tersebar dan endemik di hutan bakau, rawa dan hutan
pantai di pulau Borneo (Kalimantan, Sabah, Serawak dan Brunai). Spesies ini menghabiskan
sebagian waktunya di atas pohon dan hidup dalam kelompok-kelompok yang berjumlah antara
10 sampai 32 monyet.Sistem sosial bekantan pada dasarnya adalah One-male group, yaitu satu
kelompok terdiri dari satu jantan dewasa, beberapa betina dewasa dan anak-anaknya.Selain itu
juga terdapat kelompok all-male, yang terdiri dari beberapa bekantan jantan. Jantan yang
menginjak remaja akan keluar dari kelompok one-male dan bergabung dengan kelompok all-
male. Hal itu dimungkinkan sebagai strategi bekantan untuk menghindari terjadinya inbreeding.
Bekantan juga dapat berenang dengan baik, kadang-kadang terlihat berenang dari satu pulau ke
pulau lain. Untuk menunjang kemampuan berenangnya, pada sela-sela jari kaki bekantan
terdapat selaputnya.Selain mahir berenang bekantan juga bisa menyelam dalam beberapa detik,
sehingga pada hidungnya juga dilengkapi semacam katup.Bekantan merupakan maskot fauna
provinsi Kalimantan Selatan.Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar
yang terus berlanjut, serta sangat terbatasnya daerah dan populasi habitatnya, bekantan
dievaluasikan sebagai Terancam Punah di dalam IUCN Red List. Spesies ini didaftarkan dalam
CITES Appendix I.
Mandar dengkur (bahasa Latin: Aramidopsis plateni) adalah burung endemik Sulawesi
dan merupakan fauna identitas provinsiSulawesi Barat. Burung ini rentan terhadap kepunahan.
Tinggi burung ini adalah 29 cm, paruhnya agak panjang, muka dan bagian bawahnya berwarna
abu-abu; tenggorokan keputih-putihan; sisi perut berpalang hitam dan putih dan paruhnya
berwarna kemerahan. Bunyi burung mandar dengkur adalah lebih terdengar mendengkur tenang
selama 1-2 detik, termasuk suara singkat wheez yang diikuti cepat oleh suara dengkur ee-orrrr
yang berlarut-larut, panjang, yang dengan mudah bisa salah dikenali sebagai suara babi liar. Juga
suara napas yang singkat dan redam. Hidup berpasangan atau berkelompok dalam jumlah
kecil.Sangat mencolok ketika terbang, dengan kepakan sayap yang cepat dan kuat diselingi
gerakan melayang serta saling meneriaki.Bila sedang bersuara dari tempat bertengger, jambul
ditegakkan lalu diturunkan.Jenis ini tertekan dengan ledakan populasi yang mengejutkan selama
10-15 tahun terakhir, akibat penangkapan yang berlebihan untuk perdagangan burung dalam
sangkar, dan sekarang langka akibat kegiatan ini.Menghuni hutan primer dan sekunder yang
tinggi dan tepi hutan; juga hutan monsun (Nusa Tenggara), hutan yang tinggi bersemak, semak
yang pohonnya jarang dan lahan budidaya yang pohonnya jarang. Mandar dengkur adalah
pemakan segala atau omnivora, akan tetapi burung ini lebih sering memakan tumbuhan. Habitat
mandar dengkur adalah hutan primer dan hutan sekunder berpohon tinggi di dataran rendah
hingga ketinggian 1300 m diatas permukaan laut.
Cendrawasih merah atau dalam nama ilmiahnya Paradisaea rubra adalah sejenis burung
pengicau berukuran sedang, dengan panjang sekitar 33 cm, dari marga Paradisaea. Burung ini
berwarna kuning dan coklat, dan berparuh kuning. Burung jantan dewasa berukuran sekitar 72
cm yang termasuk bulu-bulu hiasan berwarna merah darah dengan ujung berwarna putih pada
bagian sisi perutnya, bulu muka berwarna hijau zamrud gelap dan diekornya terdapat dua buah
tali yang panjang berbentuk pilin ganda berwarna hitam. Burung betina berukuran lebih kecil
dari burung jantan, dengan muka berwarna coklat tua dan tidak punya bulu-bulu hiasan.Endemik
Indonesia, Cendrawasih merah hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan
Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsi Irian Jaya Barat.Cendrawasih merah adalah poligami
spesies.Burung jantan memikat pasangan dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu
hiasannya. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan
yang lain. Burung betina menetaskan dan mengasuh anak burung sendiri.Pakan burung
Cendrawasih Merah terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.Beberapa jenis cendrawasih
yang dapat ditemui di Indonesia, yakni cendrawasih gagak (Lycocorax pyrrhopterus),
cendrawasih panji (Pteridophora alberti), cendrawasih kerah (Lophorina superba), cendrawasih
paruh-sabit kurikuri (Epimachus fastuosus), cendrawasih botak (Cicinnurus respublica),
cendrawasih raja (Cicinnurus regius), cendrawasih belah rotan (Cicinnurus magnificus),
cendrawasih bidadari halmahera (Semioptera wallacii), cendrawasih mati kawat (Seleucidis
melanoleuca), cendrawasih kuning kecil (Paradisaea minor), cendrawasih kuning besar
(Paradisaea apoda), cendrawasih raggiana (Paradisaea raggiana), cendrawasih merah (Paradisaea
rubra). Cendrawasih merah bersifat poligami spesies. Burung jantan akan memikat pasangannya
dengan ritual tarian dengan memamerkan bulu-bulu hiasannya. Musim kawin burung
cendrawasih merah terjadi pada bulan Mei hingga Agustus. Saat musim kawin, paling banyak 3-
4 jantan akan memperebutkan satu betina. Padahal, di waktu normal 1-2 jantan hanya
memperebutkan satu betina.Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, serta
populasi dan daerah dimana burung ini ditemukan sangat terbatas, Cendrawasih Merah
dievaluasikan sebagai beresiko hampir terancam di dalam IUCN Red List. Burung ini
didaftarkan dalam CITES Appendix II.