Anda di halaman 1dari 24

MENGENAL

BEBERAPA PRIMATA
DI PROPINSI
NANGROE ACEH DARUSSALAM

Edy Hendras Wahyono


Penerbitan ini didukung oleh :

2
MENGENAL
BEBERAPA PRIMATA
DI ACEH

Naskah oleh :
Edy Hendras Wahyono

Illustrasi :
Ishak

Diterbitkan oleh :
Conservation International
Indonesia

Jakarta
2005

3
KATA PENGANTAR
Indonesia dikarunia kekayaan alam yang melimpah. Tumbuhan dan hewan
dapat hidup di mana-mana. Di dunia Indonesia menduduki urutan kedua
kekayaan akan tumbuhan dan mamalia. Kekragaman jenis mengenai burung
menduduki urutan kelima, kekayaan alam mengenai reptil pada urutan keempat
dan amphibi pada urutan ke enam.
Kekayaan alam itu kini menghadapi ancaman yang tidak kecil, karena
pengurangan habitat dan perburuan liar. Salah satu menyebabnya adalah belum
tumbuhsadar diantara kita akan perlunya sebuah kelestarian alam, hutan beserta
isinya. Sehingga perlu penyebaran informasi akan pentingnya pelestarian alam.
Buku ini adalah informasi tentang keberadaan satwa primata di Sumatera
umumnya dan di Daerah Istimewa Aceh khususnya, dan diperuntukkan bagi
kalangan siswa sekolah. Dengan mengetahui sebagain satwa yang ada di
Indonesia umumnya dan kawasan-kawasan tertentu khususnya serta ajakan
untuk melestarikan alam, diharapkan ke depan dapat dilakukan bersama-sama
untuk melestariannya. Kami mengajak semua kalangan untuk membantu usaha
pelestarian satwa ini. Apa yang dapat kita lakukan untuk membantu pelestarian
satwa pada umumnya dan primata khususnya:
Membiarkan primata hidup pada habitatnya yang berupa hutan tropis. Semua
primata bukan jenis yang cocok untuk dipelihara di rumah, tetapi satwa liar
yang hidup di hutan.
Menggunakan barang-barang yang tidak menyebabkan kerusakan hutan
sebagai tempat tinggal primata di Aceh dan kehidupan liar lainnya.
Menyebarkan informasi tentang perlunya menjaga primata dan habitatnya.

Semoga buku kecil tentang informasi primata ini dapat menggugah kesadaran
kita dalam usaha pelestarian alam umumnya dan primata pada khususnya.
Semoga bermanfaan.

Medan, Februari 2005.

4
Kukang (Nycticebus caucang)

5
Kukang atau sering disebut malu-malu, bukang atau kalamasan
merupakan primata primitif. Di Indonesia dapat ditemukan di Jawa,
Kalimantan dan Sumatera.
Ukuran tubuhnya sekitar 19 – 27 Cm dan berat tubuh antara 375 –
900 gram. Makanannya serangga, kadal kecil, telur burung, berbagai
jenis biji-bijian seperti biji coklat dan biji buah polongan. Saat
menangkap mangsa dan memakan biji-bijian, kaki depan kukang
berubah fungsi seperti tangan.
Pergerakan kukang sangan lambat, kukang jantan menandai daerah
kekuasaannya dengan air kencing pada dahan pohon. Mereka hidup
pada hutan tropis yang masih baik, namun kukang juga dapat
ditemukan pada hutan bambu, hutan mangrove atau perkebunan
terutama perkebunan coklat.
Hidup berkeluarga dengan pasangannya. Masa hamil diperkirakan
190 hari, jarak kelahiran anak yang satu dengan yang lain sekitar 17
– 20 bulan. Kukang dapat bertahan hidup mencapai 20 tahun.
Kukang aktif hidup mada malam hari, dengan matanya yang besar,
dapat melihat pada kegelapan malam, khususnya untuk menangkap
mangsa. Siang hari mereka tidur pada percabangan pohon,
melingkar dan kepalanya tersembunyi diantara kedua kakinya.
Kukang tidak membuat sarang.
Ancaman primata ini adalah kerusakan tempat hidupnya yang berupa
hutan tropis serta perburuan, baik untuk binatang peliharaan atau
ada kepercayaan untuk obat. Untuk itu binatang ini sudah dilindungi
undang-undang dan sangat rentan terhadap kepunahan.

6
Tarsius (Tarsius bancanus)

7
Tarsius atau Singapuar, sering juga disebut binatang hantu. Hidup
dimalam hari, matanya besar dan menyala pada malam hari.
Binatang ini merupakan primata terkecil di dunia, ukuran tubuhnya
hanya 12 - 15 Cm dan beratnya sekitar 80-140 gram. Di Sumatera
sering disebut kera buku, dia dapat memutar kepalanya hingga 180
derajat, sehingga bisa menoleh ke belakang tanpa merubah posisi
tubuh.
Mereka hidup pada hutan tropis, tetapi kadang-kadang ditemukan
pada perkebunan coklat atau karet. Makananya serangga seperti
kumbang, belalang, semut, kepik, tonggeret dan serangga lainnya.
Kadang-kadang mereka juga memakan kadal atau ular kecil.
Seringkali saat menangkap mereka dengan meloncat. Loncatannya
cukup jauh bisa mencapai 3 meter.
Jantan hidup poligami, lebih dari satu betina. Tetapi kadang-kadang
ditemukan hidup bersama keluarganya. Tarsius muda sering dijumpai
hidup sendiri atau soliter atau berpasangan dengan pasangannya.
Tarsius jantan ketika pindah pohon, sering kali buang air kecil,
perilaku seperti ini dimungkinkan sebagai tanda daerah jelajahnya.
Masa hamil sekitar 170-180 hari, umumnya satu tahun terjadi dua kali
perkawinan. Anak yang lahir beratnya sekitar 24 – 25 gram atau
sekitar 20 % dari berat induknya. Di alam dapat hidup hingga 8 – 12
tahun.
Ancaman terbesar terhadap kelangsungan hidup primata ini adalah
kerusakan habitat dan perburuan. Sejak tahun 1931, primata ini
sudah dilindungi undang-undang.

8
Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)

9
Monyet ekor panjang, penyebarannya sangat luas. Mereka
ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Lombok, Flores,
Sumba, Sumbawa hingga Timor. Monyet ini mempunyai panjang
tubuh berkisar antara 38,5 – 65 Cm dan berat tubuh antara 3 – 8
kilogram, dan umumnya jantan lebih besar. Masa kehamilan berkisar
antara 153 – 179 hari.
Hidup pada hutan primer atau sekunder sampai pada ketinggian
1000 meter di atas permukaan laut. Kadang-kadang mereka juga
ditemukan hidup di pesisir, atau di hutan mangrove.
Makanan sangat bervariasi, selain buah-buahan, daun muda, biji-
bijian dan umbi. Mereka sering juga memakan serangga, kepompong
dan pada darah pesisir sering ditemui memakan kepiting atau sejenis
moluska lainnya.
Monyet ekor panjang hidup dalam kelompok yang terdiri dari
beberapa jantan dan betina. Jumlah kelompok bervariasi antara 10
ekor hingga 50 ekor. Namun dibeberapa tempat satu kelompok
mencapai 200 ekor.
Mereka hidup pada siang hari, dan malam hari tidur pada
percabangan pohon secara berkelompok dan tidak membuat sarang,
sangat senang tidur di pinggiran sungai. Monyet ini sangat pandai
berenang dan menyelam saat menyebarangi sungai.
Binatang ini belum dilindungi oleh undang-undang, resikonya masih
rendah terhadap kepunahan. Namun pengurangan habitat untuk
berbagai kegiatan manusia, sangat mempengaruhi kehidupan
mereka di hutan.

10
Beruk (Macaca nemestrina)

11
Di Indonesia Beruk tersebar di Sumatera, Pulau Bangka dan
Kalimantan. Ekornya pendek, panjangnya hanya sekitar 28 Cm.
Warna rambut coklat kekuningan. Panjang tubuh sekitar 45 – 60 Cm,
dan berat tubuh jantan antara 7 – 9 kilogram sedangkan betina 4 – 6
kilogram.
Mereka hidup pada hutan tropis, pinggiran hutan, perladangan,
perkebunan di daerah dataran rendah hingga pegunungan dengan
ketinggian mencapai 1000 meter di atas permukaan laut. Beruk
belum pernah dijumpai pada hutan mangrove.
Makanan beruk berbagai jenis seperti buah-buahan, daun muda, biji,
beberapa jenis jamur, serangga, kepiting sungai, rayap, kepompong
dan telur burung.
Binatang ini hidup secara berkelompok. Kelompok kecil seperti pada
hutan yang sudah terganggu sekitar 3 – 15 ekor, sedangkan pada
hutan yang masih bagus mencapai 40 ekor. Pada kelompok besar,
mereka sering membentuk kelompok kecil dalam penjelajahannya.
Masa hamil sekitar 160-180 hari dan jarak kelahiran anak yang satu
dengan yang lain antara 12 – 24 bulan. Beruk dapat hidup mencapai
25 hingga 30 tahun.
Ancaman keberadaan di alam adalah kerusakan hutan tropis sebagai
tempat hidupnya. Selain itu juga perburuan. Beruk termasuk satwa
yang rentan terhadap kepunahan.
Di beberapa daerah Sumatera, sering digunakan untuk membantu
memetik kelapa oleh sebagian petani kelapa. Selain itu primata ini
banyak dianggap sebagai hama bagi petani, oleh karenanya sering
dilakukan perburuan.

12
Kedih (Presbytis thomasi)

13
Kedih sering juga disebut lutung rungka atau kek-kia. Mereka hanya
ditemukan di Sumatera bagian utara, dan hidup pada hutan yang
masih bagus. Namun kadang-kadang juga ditemui di daerah
perkebunan seperti perkebunan karet dan kebun buah-buahan milik
masyarakat.
Warna kedih kelabu tua namun bagian perut berwarna putih. Kedih
yang baru lahir berwarna putih. Kedih mempunyai ciri khas, yaitu
mempunyai jambul hitam dan rambut di sekitar jambul berwarna
putih.
Betina lebih kecil dari pada jantan, panjangnya sekitar 50 Cm.
Sedangkan jantan sekitar 70 Cm. Kedih jantan dan betina berat
tubuhnya berkisar antara 5,5 – 6,5 kilogram. Makanan kedih berupa
daun, bunga, buah dan serangga.
Lutung rungka ini hidup berkelompok dengan satu jantan sebagai
pimpinan. Jumlah kelompok berkisar antara 7 – 10 ekor. Mereka
pada malam hari tidur bersama kelompok, pada pohon yang sama
atau pohon yang berdekatan.
Kedih sudah banyak kehilangan hutan sebagai tempat tinggalnya,
sehingga ancaman terhadap kepunahan cukup besar. Primata ini
sudah dilindungi oleh undang-undang sejak tahun 1991.
Untuk melihat kedih di alam, di kawasan Taman Nasional Gunung
Leuser baik yang ada di Sumatera Utara ataupun Aceh, atau
kawasan hutan yang terjaga, akan mudah dijumpai dengan suara
yang khas.

14
Lutung Hitam (Trachipithecus cristatus)

15
Lutung hitam atau Cingkau, memiliki warna rambut yang hampir
semuanya berwarna hitam keperakan. Panjang tubuh jantan dan
betina berkisar antara 40 – 55 Cm. Sedangkan ekornya lebih
panjang dari pada tubuhnya, yaitu berkisar antara 60 - 75 Cm. Berat
tubuh jantan dan betina hampir sama yaitu antara 4,5 – 6 kilogram.
Lutung ini tersebar di Sumatera bagian utara, Kalimantan bagian
utara dan Semenanjung Malaysia. Primata ini hidup pada hutan
dataran rendah, seperti rawa-rawa, daerang pasang surut, terutama
hutan-hutan di sepanjang sungai.
Makanan utama adalah daun, selain itu mereka juga memakan,
buah, bunga, biji dan serangga kecil. Primata ini sering turun ke
tanah untuk mencari kepompong yang hidup pada daun kering.
Tetapi kadang-kadang memakan tanah, diperkirakan untuk
mendapatkan mineral dan bakteri untuk membantu pencernaan
makanan.
Mereka hidup dalam kelompok. Biasanya setiap kelompok memiliki
pimpinan seekor jantan dewasa. Jumlah kelompok berkisar antara 10
– 20 ekor. Pada malam hari mereka tidur secara berkelompok pada
suatu pohon yang sama. Mereka lebih suka tidur pada pohon di
pinggiran sungai.
Kerusakan hutan yang menjadi tempat hidupnya, merupakan salah
satu faktor lutung ini terganggu perkembangan kehidupannya di
alam. Ancaman inilah yang dapat menyebabkan lutung ini rentan
akan bahaya kepunahan. Sejak tahun 1999 berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kehutanan, lutung hitam dilindungi undang-
undang.

16
Ungko Lengan Putih (Hylobates lar)

17
Ciri khas dari primata ini adalah lengan dan kakinyanya yang
berwarna putih, sehingga untuk memudahkan sering disebut Ungko
Lengan Putih. Penyebarannya selain di Sumatera bagian utara,
khususnya dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser dan
hutan di sekitarnya yang masih cukup baik, juga dapat dijumpai di
Semenanjung Malaysia, Burma, Thailand, Laos, Yunan. Namun ada
perbedaan warna antara yang di Sumatera bagian utara dengan
daerah lain.
Tubuh jantan dan betina hampir sama yaitu sekitar 42 – 58 Cm.
Sedangkan berat tubuh antara 4,5 – 7,5 kilogram.
Primata ini hidup pada hutan tropis mulai dari dataran rendah hingga
hutan pegunungan mencapai ketinggian 2000 di atas permukaan
laut.
Makanan ungko lengan putih ini hampir semua bagian tumbuhan,
mulai dari daun, bunga, buah, biji, pucuk daun liana dan serangga.
Mereka hidup membentuk keluarga, yaitu jantan dan betina beserta
anak-anaknya. Masa hamil primata ini berkisar antara 210 hari,
sedangkan jarak kelahiran anak yang satu dengan yang lain sekitar
30 bulan. Ungko lengan putih dapat hidup di alam mencapai umur 44
tahun.
Di hutan suaranya sangat nyaring, umumnya saat pagi hari betina
lebih dahulu yang mengeluarkan suara. Setelah betina berhenti,
dilanjutkan oleh jantan. Suara ini merupakan suatu tanda keberadaan
mereka kepada kelompok ungko yang lain.
Ancaman mereka di hutan, adalah pengurangan habitat yang berupa
hutan tropis. Sejak tahun 1931, primata ini telah dilindungi oleh
undang-undang.

18
Siamang (Symphalangus syndactylus)

19
Siamang, tersebar di hampir pulau Sumatera. Rentangan tangan
mencapai 1,5 meter. Berat tubuh jantan dan betina hampir sama
rata-rata lebih kurang 11 kilogram. Warna hitam pekat, hanya bagian
mata sedikit kecoklatan. Masa hamil sekitar 200 – 210 hari, jarak
kelahiran anak yang satu dengan yang lain 3 – 4 tahun dan dapat
hidup hingga 35 tahun. Mereka hidup berkeluarga, berbeda dengan
primata lainnya, Siamang jantan ikut merawat anaknya, seperti
menggendong saat melakukan penjelajahan. Jantan menggendong
pada siang hari, dan diberikan kepada betina saat anak mau
menyusu.
Mereka hidup pada hutan tropik dataran rendah hingga pegunungan
dengan ketinggian hingga 3.800 meter di atas permukaan laut.
Makanan siamang berupa buah, bunga, daun, biji dan beberapa jenis
serangga.
Siamang dapat mengeluarkan suara yang nyaring baik pada pagi,
siang atau petang hari. Suaranya keras karena memiliki kantong
suara. Biasaya kalau bersuara dilakukan bersamaan antara jantan
dan betina, saling sahut menyahut. Siamang kalau tidur tidak
membuat sarang. Mereka tidur pada dahan pohon yang rimbun,
berdekatan antara anggota keluarga.
Populasi di alam primata ini terus menurun, akibat dari pengurangan
habitat yang berupa hutan tropis dan perburuan. Status primata ini
keadaan genting akan bahaya kepunahan. Untuk itu satwa ini sudah
dilindungi undang-undang. Dapat ditemui di beberapa kawasan
pelestarian alam seperti cagar alam atau taman nasional yang ada di
Sumatera.

20
Orangutan Sumatra (Pongo abelii)

21
Orangutan atau mawas, merupakan kera besar yang hanya ada di
Pulau Sumatera bagian utara dan Kalimantan, termasuk Sabah
Malaysia. Orangutan Sumatera, warna tubuh merah kekuningan dan
lebih terang dibandingkan orangutan Kalimantan. Umumnya anak
yang baru lahir warna muka lebih terang dibandingkan dengan yang
dewasa. Berat badan jantan dua kali dari betina, sekitar 50 – 90
kilogram, namun ditempat pemeliharaan dapat mencapai 150
kilogram. Sedangkan betina antara 30 – 50 kilogram, dalam
peliharaan dapat mencapai 70 kilogram. Masa hamil lebih kurang
270 – 280 hari, dan jarak kelahiran anak yang satu dengan yang lain
antara 6 – 7 tahun, primata ini dapat hidup hingga 50 tahun.
Mereka hidup pada hutan tropik, mulai dari dataran rendah higga
pegunungan dengan ketinggian 1,500 meter di atas permukaan laut.
Orangutan hidup menyendiri dan tidak membuat keluarga atau
kelompok. Biasanya hanya betina yang diikuti dengan satu atau dua
anaknya yang belum mandiri. Sedangkan jantan hanya saat
berpasangan dengan betina pada musim kawin.
Makanan orangutan sangat bervariasi. Makanan mereka antara lain
buah, bunga, biji, daun muda, kulit pohon bagian dalam, berbagai
jenis serangga dan telur burung. Orangutan selalu membuat sarang
untuk tidur di malam hari, biasanya anak yang masih kecil tidur
bersama dengan induknya. Jelajah orangutan sangat luas
diperkirakan antra 200 – 1,000 hektar.
Ancaman kelangsungan hidup di hutan adalah perusakan hutan dan
perburuan. Orangutan sudah dilindungi undang-undang sejak ahun
1931, dan sudah termasuk satwa yang keadaanya “genting” dari
ancaman kepunahan.

22
TENTANG PRIMATA INDONESIA

Indonesia merupakan salah satu negara dengan keragaman jenis


primata yang cukup tinggi. Dari sekitar 195 jenis yang ada di dunia,
ada sekitar 40 jenis yang hidup di Indonesia. Dan 24 jenis
diantaranya adalah primata yang endemik, artinya hanya hidup dan
ditemukan di Indonesia. Primata ini tersebar diberbagai pulau, seperti
Sumatera dan pulau di sekitarnya, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan
Nusatenggara.
Ancaman kehidupan mereka pada hutan tropis, adalah pengurangan
habitat untk berbagai kepentingan, seperti perladangan, perkebunan,
pemukiman dan pengusahaan hutan. Sebanyak 32 jenis primata
sudah termasuk ke dalam “red data book” artinya memiliki ancaman
yang tinggi. Sejumlah 2 jenis dikategorikan sebagai “sangat kritis”, 4
jenis genting, 10 jenis hampir terancam, 1 jenis tergantung dari upaya
pelestarian dan 8 jenis belum cukup data.
Undang-undang yang melindungi primata ini sudah cukup banyak.
Bahkan semenjak tahun 1931 sudah dilindungi melalui Perlindungan
Binatang Liar. Kemudian disusul oelh SK Menteri untuk mengatur
perlindungan satwa liar di Indonesia.
Namun hingga kini ancaman terus berjalan, perburuan masih belum
bisa dihentikan. Hanya kita-kitalah yang diharapkan untuk turut serta
dalam usaha pelestarian satwa tersebut.

(Buku bacaan ini disarikan dari Buku Panduan Primata Indonesia, tulisan Jatna
Supriatna, PhD dan Edy Hendras Wahyono, serta beberapa sumber yang lain)

23
Conservation International merupakan
organisasi nir-laba yang berkarya di lebih dari
30 negara termasuk di Indonesia dan berada di
empat benua. CI percaya bahwa warisan alam
yang ada di bumi harus selalu di pertahankan,
hal ini penting demi pertumbuhan spiritualitas,
budaya dan ekonomi generasi yang akan datang.
Misi CI adalah untuk melestarikan warisan alam
dan keanekaragaman hayati di bumi, serta
menunjukkan bahwa manusia dapat hidup
harmonis dengan alam.

Yayasan Pendidikan Konservasi Alam


Indonesia, adalah lembaga swadaya
masyarakat yang mempunyai misi
melestarikan keaneragaman hayati melalui
jalur pendidikan dan penerbitan buku-buku
konservasi.

24

Anda mungkin juga menyukai