Anda di halaman 1dari 17

.

Orang Utan Sumatra

Orangutan Sumatra (Pongo abelii) adalah spesies orangutan terlangka. Orangutan Sumatra hidup
dan endemik terhadap Sumatra, sebuah pulau yang terletak di Indonesia. Mereka lebih kecil
daripada orangutan Kalimantan. Orangutan Sumatra memiliki tinggi sekitar 4.6 kaki dan berat
200 pon. Betina lebih kecil, dengan tinggi 3 kaki dan berat 100 pon.
Dibandingkan Orangutan Kalimantan, orangutan Sumatra lebih menyukai pakan buah-buahan
dan terutama juga serangga. Buah yang disukai termasuk buah beringin dan nangka. Mereka juga
makan telur burung dan vertebrata kecil. Orangutan Sumatra lebih singkat dalam makan di
batang dalam suatu pohon.
2. Badak Jawa/Badak Bercula Satu

Badak jawa atau Badak bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus) adalah anggota famili
Rhinocerotidae dan satu dari lima badak yang masih ada. Badak ini masuk ke genus yang sama
dengan badak india dan memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja. Badak ini
memiliki panjang 3,13,2 m dan tinggi 1,41,7 m. Badak ini lebih kecil daripada badak india dan
lebih dekat dalam besar tubuh dengan badak hitam. Ukuran culanya biasanya lebih sedikit
daripada 20 cm, lebih kecil daripada cula spesies badak lainnya.
Badak ini pernah menjadi salah satu badak di Asia yang paling banyak menyebar. Meski disebut
"badak jawa", binatang ini tidak terbatas hidup di Pulau Jawa saja, tapi di seluruh Nusantara,

sepanjang Asia Tenggara dan di India serta Tiongkok. Spesies ini kini statusnya sangat kritis,
dengan hanya sedikit populasi yang ditemukan di alam bebas, dan tidak ada di kebun binatang.
Badak ini kemungkinan adalah mamalia terlangka di bumi.
Populasi 40-50 badak hidup di Taman Nasional Ujung Kulon di pulau Jawa, Indonesia. Populasi
badak Jawa di alam bebas lainnya berada di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam dengan
perkiraan populasi tidak lebih dari delapan pada tahun 2007. Berkurangnya populasi badak jawa
diakibatkan oleh perburuan untuk diambil culanya, yang sangat berharga pada pengobatan
tradisional Tiongkok, dengan harga sebesar $30.000 per kilogram di pasar gelap.

3. Kanguru-pohon Mantel Emas (Dendrolagus pulcherrimus)

Kanguru-pohon Mantel-emas adalah sejenis kanguru-pohon yang hanya ditemukan di hutan


pegunungan pulau Irian. Spesies ini memiliki rambut-rambut halus pendek berwarna coklat
muda. Leher, pipi dan kakinya berwarna kekuningan. Sisi bawah perut berwarna lebih pucat
dengan dua garis keemasan dipunggungnya. Ekor panjang dan tidak prehensil dengan lingkaranlingkaran terang.
Penampilan Kanguru-pohon Mantel-emas serupa dengan Kanguru-pohon Hias. Perbedaannya
adalah Kanguru-pohon Mantel-emas memiliki warna muka lebih terang atau merah-muda,
pundak keemasan, telinga putih dan berukuran lebih kecil dari Kanguru-pohon Hias. Beberapa
ahli menempatkan Kanguru-pohon Mantel-emas sebagai subspesies dari Kanguru-pohon Hias.
Kanguru-pohon Mantel-emas ditemukan pada tahun 1990 oleh Pavel German di Gunung Sapau,
Pegunungan Torricelli di Papua New Guinea. Populasi lainnya ditemukan di daerah terpencil di
Pegunungan Foja, provinsi Papua, Indonesia pada bulan Desember 2005. Spesies ini merupakan
jenis mamalia besar baru untuk Indonesia.
Kanguru-pohon Mantel-emas merupakan salah satu jenis kanguru-pohon yang paling terancam
kepunahan di antara semua kanguru-pohon. Spesies ini telah punah di sebagian besar daerah
habitat aslinya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kanguru-pohon_Mantel-emas

4. Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)

Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) adalah subspesies harimau yang habitat aslinya di
pulau Sumatera, merupakan satu dari enam subspesies harimau yang masih bertahan hidup
hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically
endangered) dalam daftar merah spesies terancam yang dirilis Lembaga Konservasi
Dunia IUCN.
Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di taman-taman nasional di
Sumatera. Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan tanda-tanda genetik yang unik, yang
menandakan bahwa subspesies ini mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil
lestari.
Penghancuran habitat merupakan ancaman terbesar terhadap populasi saat ini. Pembalakan tetap
berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya dilindungi. Tercatat 66
ekor harimau terbunuh antara tahun 1998 dan 2000.

https://id.wikipedia.org/wiki/Harimau_Sumatera
5. Monyet hitam sulawesi

Monyet hitam sulawesi adalah satwa endemik dari Pulau Sulawesi bagian utara dan beberapa
pulau di sekitarnya. Ciri khasnya adalah rambut berwarna hitam di sekujur tubuh kecuali
punggung dan selangkangan yang agak terang. Kepala hitam berjambul, muka tidak berambut,
moncong lebih menonjol. Panjang tubuh hingga 44,5-60 cm, ekor 20 cm dan berat 15 kg.
Satwa ini dilindungi berdasarkan UU RI No.5 Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah RI No.7
Tahun 1999. Hewan ini bisa ditemukan di Cagar Alam Gunung Tangkoko Batuangus, Cagar
Alam Gunung Duasudara, Cagar Alam Gunung Ambang, Gunung Lokon dan Tangale, dan
menyukai tempat-tempat di dekat perairan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Monyet_hitam_sulawesi
6. Ikan Belida (Notopetrus Chitala )

Ikan belida atau clown knifefish yaitu ikan yang datang dari Indonesia, Malaysia, serta Thailand.
Ikan yang disebut keluarga notopteridae serta bermarga chitala/notopterus ini di tanah air hidup

di anak-anak sungai besar yang bersebelahan dengan tempat rawa di sumatera, kalimantan,
sertajawa terlebih jawa barat.
Di kalimantan belida dikenal sebagai ikan pipih, di sumatera diberi nama ikan belido, serta yang
datang dari thailand disebutikan belida bangkok. beratnya meraih 5 kg/ekorserta dikenal sukar
memijah.
Ikan belida asal Indonesia serta Thailand cirinya yaitu ada bintik ( spot ) berwarna hitam berupa
bulat di badannya dari depan sampaikepangkal ekor. untuk belida bangkok, ada dua type yang
beredar di pasaran yakni yang berwarna abu-abu keperakan serta albino. Keduanya mempunyai
belang hitam dengan garis pinggiran putih. semakin banyak belangnya, semakin banyak dicari
orang.
sebagai ikan hias belida bangkok dulu amat popular di jaman 19951997. Situasi itu semakin
diperparah karenanya ada pergantian lingkungan alam dan eksploitasiyang terlalu berlebih.
Di sumatera selatan hingga awal 1980-an, belida tetap gampang ditemukan di anak sungai musi
layaknya sungai arisan belida serta sungai meriak. lantas hingga 1998, di sungai citarum, jawa
barat, jumlahnya tetap ditangkap sampai 6 ton, namun 1 tahun lantastidakseekor lalu dapat
ditemukan

7. Anoa

Anoa adalah hewan khas Sulawesi. Ada dua spesies anoa yaitu: Anoa Pegunungan (Bubalus
quarlesi) dan Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis). Keduanya tinggal dalam hutan
yang tidak dijamah manusia. Penampilan mereka mirip dengan kerbau dan memiliki berat 150300 kg. Anak anoa akan dilahirkan sekali setahun.
Kedua spesies tersebut dapat ditemukan di Sulawesi, Indonesia. Sejak tahun 1960-an berada
dalam status terancam punah. Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih
bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk diambil kulitnya, tanduknya dan dagingnya.

Anoa Pegunungan juga dikenal dengan nama Mountain Anoa, Anoa de Montana, Anoa de
Quarle, Anoa des Montagnes, dan Quarle's Anoa. Sedangkan Anoa Dataran Rendah juga dikenal
dengan nama Lowland Anoa, Anoa de Ilanura, atau Anoa des Plaines.
http://id.wikipedia.org/wiki/Anoa
8. Babirusa (Babyrousa babirussa)

Babirusa (Babyrousa babirussa) hanya terdapat di sekitar Sulawesi, Pulau Togian, Malenge,
Sula, Buru dan Maluku. Habitat babirusa banyak ditemukan di hutan hujan tropis. Hewan ini
gemar melahap buah-buahan dan tumbuhan, seperti mangga, jamur dan dedaunan. Mereka hanya
berburu makanan pada malam hari untuk menghindari beberapa binatang buas yang sering
menyerang.
Mereka sering diburu penduduk setempat untuk dimangsa atau sengaja dibunuh karena merusak
lahan pertanian dan perkebunan. Populasi hewan yang juga memangsa larva ini kian sedikit
hingga termasuk dalam daftar hewan yang dilindungi. Jumlah mereka diperkirakan tinggal 4000
ekor dan hanya terdapat di Indonesia.
Sejak tahun 1996 hewan ini telah masuk dalam kategori langka dan dilindungi oleh IUCN dan
CITES. Namun masih sering dijumpai perdagangan daging babirusa di daerah Sulawesi Utara.
Karena itu, pusat penelitian dan pengembangan biologi LIPI bekerja sama dengan pemerintah
daerah setempat beserta Departemen Kehutanan dan Universitas Sam Ratulangi mengadakan
program perlindungan terhadap hewan langka ini. Perlindungan tersebut meliputi pengawasan
habitat babirusa dan membuat taman perlindungan babirusa di atas tanah seluas 800 hektar.
http://id.wikipedia.org/wiki/Babirusa
9. Burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi)

Burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) merupakan salah satu spesies elang berukuran sedang
yang endemik (spesies asli) di Pulau Jawa. Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara
Republik Indonesia, yaitu Garuda. Dan sejak 1992, burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa
langka Indonesia. Pertama kali saya menyaksikan penampakan burung Elang Jawa secara
langsung pada pertengahan tahun 2005 di sekitar Air Tiga Rasa di Gunung Muria Jawa Tengah.
Sayang, sampai sekarang saya belum berkesempatan untuk menyaksikannya untuk yang kedua
kali.
Populasi burung Elang Jawa di alam bebas diperkirakan tinggal 600 ekor. Badan Konservasi
Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa mengategorikannya terancam punah. Konvensi Perdagangan
Internasional untuk Flora dan Fauna yang Terancam Punah memasukkannya dalam Apendiks 1
yang berarti mengatur perdagangannya ekstra ketat. Berdasarkan kriteria keterancaman terbaru
dari IUCN, Elang Jawa dimasukan dalam kategori Endangered atau Genting (Collar et al.,
1994, Shannaz et al., 1995). Melalui Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1993 tentang Satwa
dan Bunga Nasional, Pemerintah RI mengukuhkan Elang Jawa sebagai wakil satwa langka
dirgantara.
Habitat burung Elang Jawa hanya terbatas di Pulau Jawa, terutama di wilayah-wilayah dengan
hutan primer dan di daerah perbukitan berhutan pada peralihan dataran rendah dengan
pegunungan.

*Langkah Pelestarian Binatang Langka*


Meski sudah ada aturan pemerintah yang melarang transaksi spesies binatang langka, namun
dalam praktiknya populasi binatang yang dilindungi semakin menipis. Dengan beragam motif,
makin banyak manusia yang berusaha memiliki secara pribadi binatang-binatang langka tersebut.
Untuk itu, diperlukan langkah terintegrasi dalam proses pelestarian binatang langka tersebut. Hal
ini sebagai upaya untuk menjaga agar binatang-binatang tersebut tetap lestari sehingga
keberadaaannya bisa dilihat oleh para generasi penerus. Beberapa langkah yang harus dilakukan
dalam usaha pelestarian binatang langka di antaranya :

1. Memberikan edukasi kepada masyarakat pentingnya kelestarian binatang langka untuk


tetap hidup di habitatnya. Sehingga, mereka tidak lagi mengusik keberadaan mereka dan
menjaga binatang langka tersebut untuk tetap hidup di habitat aslinya.
2. Mendukung setiap aktivitas pelestarian binatang langka yang dilakukan oleh lembaga
pelestarian lingkungan. Caranya dengan membantu kampanye serta memberikan
dukungan finansial dan moral.
3. Membuat tempat penangkaran bagi hewan-hewan langka agar bisa berkembang biak
untuk selanjutnya melepas mereka ke alam bebas agar bisa hidup secara alamiah.
4. Tidak melakukan perburuan binatang langka dan melaporkan setiap aktivitas perburuan
binatang langka tersebut kepada pihak berwajib.
5. Tidak melakukan transaksi atas binatang langka, terutama binatang hidup. Andai pun
melakukan transaksi, sebaiknya ditujukan untuk menyelamatkan binatang tersebut agar
tidak dikuasai oleh orang yang kurang bertanggung jawab, dan selanjutnya menyerahkan
binatang tersebut pada pihak yang berkompeten. Dalam hal ini lembaga konservasi
binatang langka dan lingkungan hidup.
Jenis-jenis hewan dan tumbuhan langka di Indonesia
Sumatera : Harimau sumatra, orang utan, badak sumatra, tapir, ular sanca, dan gajah asia. Bunga
bangkai dan kemenyan

Maleo
Jawa : Harimau jawa dan banteng. Nangka celeng, kluwak, bendo, mundu, dan sawo kecik
Kalimantan : Orang utan. Kayu besi/kayu ulin
Sulawesi : Babi rusa, rangkong, dan maleo

Papua : Cenderawasih, kasuari, kanguru pohon, dan buaya Irian. Matoa


Nusa Tenggara : Komodo

Pelestarian Makhluk Hidup


Pelestarian makhluk hidup sangat penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Masyarakat
dapat mengambil berbagai manfaat dari hewan dan tumbuhan sesuai dengan kebutuhannya.
Makhluk hidup dapat dilestarikan dengan beberapa cara berikut.
1. Menerapkan sistem tebang pilih. Pohon yang ditebang adalah pohon yang sudah tua dan
diiringi dengan reboisasi.

suaka margasatwa
2. Melindungi dan mengembangkan hewan dan tumbuhan. Contohnya, hewan dilindungi di
suaka margasatwa dan kebun binatang. Tumbuhan dilindungi di hutan wisata, kebun raya, dan
hutan lindung. Selain itu, hewan dan tumbuhan dapat dilindungi di taman nasional dan cagar
alam. Khusus hewan dan tumbuhan laut, tempat perlindungannya berupa taman laut.
3. Membantu perkembangbiakan hewan dan tumbuhan. Perkembangbiakan tumbuhan dilakukan
dengan cara pembudidayaan. Adapun pada hewan, perkembangbiakan hewan dilakukan dengan
penangkaran. Contohnya adalah penangkaran penyu.

USAHA PELESTARIAN HEWAN DAN TUMBUHAN LANGKA SERTA


TUJUANNYA
Pelestarian hewan dan tumbuhan secara garis besar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Pelestarian In Situ adalah pelestarian yang dilakukan pada tempat asli hewan atau tumbuhan tersebut
berada. Contoh pelestarian in situ adalah suaka margasatwa, hutan lindung, dan taman nasional. Suaka
margasatwa merupakan kawasan yang melindungi hewan. Hutan lindung merupakan kawasan yang

melindungi tumbuhan. Adapun taman nasional merupakan kawasan yang melindungi hewan dan
tumbuhan

2. Pelestarian ex situ adalah pelestarian yang dilakukan di luar tempat tinggal aslinya. Hal itu dilakukan
karena hewan dan tumbuhan kehilangan tempat tinggal aslinya. Selain itu, pelestarian ex situ dilakukan
sebagai upaya rehabilitasi, penangkaran, dan pembiakan hewan maupun tumbuhan langka. Contoh
pelestarian ex situ antara lain kebun botani, seperti Taman Safari, kebun binatang, dan penangkaran.

Selain pelestarian in situ dan ex situ, kitapun dapat menjaga kelestarian dengan usaha-usaha sebagai
berikut :
1. Tidak berburu hewan sembarangan
2. Melindungi hewan hewan langka
3. Hewan langka dibudi dayakan
4. Mencari alternatif pemanfaatan hewan-hewan langka dengan menciptakan pengganti berbahan sintetis

Sedangkan untuk melestarikan tumbuhan langka dengan cara, antara lain :


1. Tidak menebang pohon sembarangan
2. Melakukan tebang pilih artinya menebang dengan memilih ukuran dan usia tumbuhan.
3. Penanaman kembali tanaman yang telah dimanfaatkan atau peremajaan tanaman
4. Pemeliharaan tanaman dengan benar

Usaha yang dilakukan pemerintah untuk menjaga kelestarian hewan dan tumbuhan langka diantanya
adalah :
1. Suaka marga satwa yaitu tempat melindungi hewan tertentu terutama hewan langka.
2. Cagar alam Sebagai tempat perlindungan dan pelestarian hewan, tumbuhan, tanah dan air
3. Hutan lindung Sebgai tempat melindungi air / daerah resapan air karena di hutan dengan tumbuhan
yang menutupinya jika terjadi hujan maka air akan tertahan dan diserap tanah
4. Inseminasi buatan Inseminasi buatan adalah perkembangbiakakn pada hewan dengan
menyuntikkan sperma dari hewan jantan pada hewan betina ( biasa dilakukan pada hewan mamalia)

5. Kultur Jaringan adalah perkembangbiakan tumbuhan dengan cara memperbanyak sel tumbuh (
jaringan ) menjadi tumbuhan baru.

Keberadaan hewan dan tumbuhan sangat penting bagi manusia untuk :


1. Sumber belajar guna menambah ilmu pengetahuan berharga tentang kehidupan.
2. Dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan yang berasal dari hewan dan tumbuhan.
3. Menjaga keseimbangan lingkungan dan alam sekitar
4. Dijadikan bahan konumsi, bahan pangan bahkan sumber pendapatan.
5. Memberikan rasa indah terhadap alam ini.

Beberapa jenis hewan Indonesia yang terancam punah yaitu : Orangutan, Komodo, Anoa,
Harimau sumatra, Badak jawa, Kura-kura berleher ular, Penyu Hijau, Ikan Pari Hiu, Ikan Gergaji Bergigi
Besar, Burung Cenderawasih, Burung Jalak Bali, Burung Caerulen paradise, Burung Kakatua Jambul
Kuning, Burung Maleo.

Beberapa jenis tumbuhan Indonesia yang terancam punah, yaitu : Amorphophallus titanum, Raflesia
arnoldii, Kantong semar, Aquilaria sp., Meranti, Cendana.

Adapun tujuan dari upaya pelestarian hewan dan tumbuhan langka sebagai berikut :
1. Mejaga keseimbangan ekosistem agar kehidupan dimuka bumi ini tetap berjalan dengan baik.
2. Melestarikan keanekaragaman hayati yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan masyarakat.
3. Memenuhi kebutuhan masyarakat. Misalnya untuk bahan bangunan, makanan, dan obat- obatan.
4. Menciptakan lingkungan yang nyaman dan mengurangi pencemaran udara dengan tumbuhnya berbagai
pohon.
5. Dapat dimanfaatkan sebagai tempat hiburan dengan membuat taman rekreasi atau kebun binatang.

Cagar alam
Habitat
Inseminasi
buatan
Suaka
margasatwa
Komunitas
Kultur
jaringan

Kamus Mini
tempat perlindungan dan pelestarian hewan, tumbuhan, tanah, dan air
lingkungan yang ditempati makhluk hidup untuk melakukan segala kegiatan
hidup
perkembangbiakan pada hewan dengan cara menyuntikkan menggunakan alat
tertentu sperma hewan jantan ke dalam alat reproduksi hewan betina
tempat perlindungan hewan
Seluruh makhluk hidup yang ada dalam ekosistemin an image map
perkembangbiakan vegetatif tumbuhan dengan cara memperbanyak sel tubuh
(jaringan) pada tempat tertentu sehingga menjadi tumbuhan baru.

1. Hewan Langka
Hewan yang mulai langka keberadaannya di tanah air kita ini, antara lain sebagai berikut.

a.
Harimau Sumatra, sudah mulai langka. Namun, hewan ini masih tetap diburu secara liar.

b.
Buaya Sinyulong, semakin langka akibat kebakaran dan pembukaan lahan di habitatnya yang berupa
hutan rawa. Hewan ini terdapat di Pulau Sumatra.

c.
Jalak Bali, terancam punah karena pembukaan hutan untuk pembangunan yang pesat. Hewan ini
terdapat di Pulau Bali.

d.
Macan tutul Jawa, terancam punah karena pembukaan hutan untuk pembangunan yang pesat. Hewan
ini terdapat di Pulau Jawa.
e. Bekatan kahau, jelutung, dan orangutan terancam punah karena pembukaan hutan untuk lahan
perkebunan sering dilakukan dengan membakar hutan. Hewan ini terdapat di Pulau Kalimantan.

f. Anoa, Burung Rangkong, Krabuku kecil, dan Maleo Senkawor. Hewan-hewan ini terancam punah,
antara lain karena perburuan liar juga karena pengrusakan hutan. Hewan-hewan ini terdapat di Pulau
Sulawesi.

g.
Terumbu karang banyak mengandung ikan dan hewan laut lainnya yang banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Penangkapan ikan dengan menggunakan zat
kimia dan bom menyebabkan rusaknya terumbu karang. Terumbu karang ini banyak terdapat di Nusa
Tenggara dan Maluku.

h.
Kasturi kepala hitam, semakin menyusut akibat penangkapan dan perdagangan liar. Hewan ini terdapat
di Papua. Apa yang terjadi jika hewan-hewan tersebut punah? Masih banyak hewan-hewan lainnya yang
langka karena hampir punah di Indonesia. Cobalah cari informasi sebanyak-banyaknya tentang hewan
langka dari berbagai buku, koran, televisi, radio, internet, atau majalah dan media lainnya.

2. Tumbuhan Langka
Beberapa jenis tumbuhan di Indonesia mulai langka keberadaannya. Adapun tumbuhan yang sudah
mulai langka tersebut, di antaranya sebagai berikut.
a. Bunga Rafflesia, ini merupakan bunga terbesar di dunia. Tumbuhan ini berasal dari Pulau Sumatra.

b. Kayu manis, rotan, dan hutan bakau atau mangrove, merupakan tumbuhan langka yang terdapat di
Pulau Jawa dan Pulau Bali.

c. Anggrek hitam, Meranti, Damar, dan Ulin adalah beberapa contoh tumbuhan yang terdapat di
Kalimantan.

d. Pohon kosambi untuk penghasil minyak gosok terdapat di Makasar, pohon penghasil minyak kayu

putih dan hutan mangrove di Nusa Tenggara dan Maluku.

Apa yang terjadi jika tumbuh-tumbuhan tersebut punah? Masih banyak tumbuhan lainnya yang langka,
cobalah cari informasi dari buku, televisi, radio, majalah, koran, atau media lainnya. Apakah kamu masih
memerlukan hewan dan tumbuhan? Bagaimana caranya agar hewan dan tumbuhan yang ada di bumi ini
tidak punah atau tetap lestari?

B Pentingnya Pelestarian Makhluk Hidup


Setelah kamu mempelajari beberapa jenis hewan dan tumbuhan yang hampir punah, bagaimana
menjaga kelestarian tumbuhan maupun hewan langka tersebut? Betapa pentingnya kita menjaga
kelestarian makhluk hidup, karena sangat bermanfaat untuk kelangsungan generasi sekarang dan yang
akan datang. Coba kamu bayangkan jika suatu jenis hewan atau tumbuhan langka punah, apa yang
terjadi? Beberapa usaha pelestarian telah dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengembangbiakkan
hewan dan tumbuhan langka di tempat-tempat penangkaran, membuat undang-undang perburuan dan
undang-undang penebangan pohon, serta yang lainnya. Upaya pemerintah menjaga kelestarian
tumbuhan dan hewan langka adalah dengan mengadakan perlindungan hutan. Perlindungan hutan
antara lain pengamanan hutan, pengamanan tumbuhan, dan hewan liar. Perlindungan hutan ini
merupakan usaha untuk: a. mencegah dan membatasi kerusakan hutan, yang disebabkan oleh
perbuatan manusia; b. mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat, dan perseorangan
atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, serta bagianbagian yang berkaitan dengan pengelolaan hutan.
Untuk melaksanakan upaya perlindungan hutan tersebut, maka dibangunlah kawasan hutan konservasi.
Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok
sebagai tempat pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan hewan serta ekosistemnya. Hutan
konservasi ini terdiri dari kawasan hutan suaka alam dan kawasan hutan pelestarian alam. Apakah hutan
suaka alam itu?

1. Hutan Suaka Alam


Apakah kamu pernah mendengar tentang hutan suaka alam? Hutan Suaka Alam adalah hutan yang
mempunyai fungsi sebagai pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan hewan serta ekosistemnya,
dan sebagai wilayah penyangga kehidupan. Penyangga kehidupan artinya harus mampu memenuhi
kebutuhan makhluk yang hidup di dalamnya. Kawasan suaka alam dibagi menjadi dua wilayah, yaitu: a.
Cagar Alam, mempunyai ciri berupa tumbuhan, hewan, dan ekosistem tertentu yang perlu dilindungi
untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, yang berlangsung secara alami. Beberapa

contoh Cagar Alam yang ada di Indonesia dapat kamu lihat pada tabel berikut ini.

b. Suaka Margasatwa, mempunyai ciri khas berupa keragaman dan atau


keunikan jenis hewan bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Untuk kelangsungan hidupnya, dilakukan
pembinaan terhadap habitatnya. Beberapa contoh suaka margasatwa di Indonesia dapat kamu lihat
pada tabel berikut ini.

2. Hutan Pelestarian Alam


Apakah di daerahmu ada hutan? Termasuk jenis hutan apa? Hutan Pelestarian Alam merupakan hutan
dengan ciri khas tertentu, fungsi utamanya untuk perlindungan sistem penyangga kehidupan,
pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan, serta pemanfaatan secara lestari sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya. Hutan ini terbagi atas

3 wilayah, yaitu taman nasional taman hutan raya, dan taman wisata alam.
a. Taman Nasional merupakan kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem wilayah. Sistem
wilayah ini terdiri atas wilayah inti dan wilayah lain yang dimanfaatkan untuk tujuan ilmu pengetahuan,
pariwisata, rekreasi, dan pendidikan. Contoh taman nasional yaitu taman nasional Gunung Gede
Pangrango di Pulau Jawa dan Taman Nasional Kerinci Seblat di Sumatra.

b. Taman Hutan Raya adalah


kawasan pelestarian alam, terutama dimanfaatkan untuk koleksi tumbuhan atau hewan; baik alami atau
buatan, jenis asli atau bukan asli. Taman hutannya dibuat untuk tujuan ilmu pengetahuan, pendidikan
dan pelatihan, budaya, pariwisata, dan rekreasi. Contoh taman hutan raya, yaitu Kebun Raya Bogor di

Jawa Barat

c. Taman Wisata Alam adalah hutan wisata yang memiliki keindahan


alam, baik keindahan tumbuhan, hewan, maupun keindahan alam yang mempunyai corak khas untuk
dimanfaatkan bagi kepentingan rekreasi dan kebudayaan. Contoh taman wisata alam, antara lain Pulau
Kembang di Kalimantan, Danau Towuti, Danau Matano dan Mahalono di Sulawesi, Danau Lebu, dan
Pulau Menipo di Nusa Tenggara. Pemerintah juga menetapkan taman laut, sebagai wilayah lautan yang
mempunyai ciri khas berupa keindahan dan keunikan. Taman laut khusus digunakan sebagai kawasan
laut untuk dibina dan dipelihara gun perlindungan ekosistem laut, rekreasi, pariwisata, pendidikan, dan
kebudayaan. Contohnya Taman Nasional Laut Bunaken, Taman Wisata Laut di Sulawesi, Taman Wisata
Laut Teluk Kupang, dan Taman Wisata Laut Teluk Maumere di Nusa Tenggara.

Seperti kamu ketahui makhluk hidup terdiri atas manusia, hewan, dan tumbuhan. Semua kebutuhan
hidup manusia berasal dari hewan dan tumbuhan. Begitu pula hewan memerlukan tumbuhan dan
hewan itu sendiri, juga tumbuhan memerlukan hewan dan tumbuhan itu sendiri. Oleh karena itu,
kelestarian makhluk hidup harus kita jaga.
lah kamu dapat turut menikmati alam yang indah.

Anda mungkin juga menyukai