Anda di halaman 1dari 21

10 Fauna dan Flora Terlangka di Indonesia

June 20, 2021 by Mas Ad


Berbicara tentang flora dan fauna di Indonesia tentu saja seperti menceritakan jumlah
semut yang sangat banyak karena keanekaragaman fauna dan flora di Indonesia sangat
beragam. Salah satu hal yang membuat Indonesia memiliki keanekaragaman fauna dan flora
yang banyak karena Indonesia memiliki letak geografis yang sangat mendukung bagi
perkembang biakan dan tempat tinggal para fauna dan flora. Iklim tropis di Indonesia
menjadi salah satu faktor yang mendukung akan hal tersebut.
Kesuburan tanah serta tumbuhnya berbagai macam tanaman-tanaman (flora) menjadi salah
satu penyebab penting terjadinya populasi fauna yang sangat beragam. Tumbuhan yang
merupakan makanan serta menjadi tempat hunian para fauna banyak tumbuh di Indoneisa
sepanjang tahun. Hal ini lah yang membuat Indonesia memiliki bermacam-macam fauna
langka yang tidak dimiliki oleh negara lain.
Bahkan untuk beberapa satwa yang bukan berasal dari negara Indonesia mampu
berkembang biak secara baik di Negeri Indonesia ini. Hal ini menjadi parameter penting
penyebab keanekaragaman fauna dan flora yang dimiliki negeri tercinta kita Indonesia.
Untuk mengenal lebih jauh lagi tentang keanekaragam fauna dan flora yang ada di
Indonesia maka sebaiknya ketahuilah berbagai macam jenis fauna dan flora yang ada di
Indonesia seperti uraian di bawah ini.
Jenis Jenis Fauna Di Indonesia

https://www.faunadanflora.com/fauna-dan-flora-di-indonesia/
1. Komodo
Komodo adalah salah satu jenis mamalia hanya di miliki oleh Indonesia, nama latinnya
Varanus Komodensis. Komodo merupakan spesies kadal terbesar yang ada di dunia ini dan
hanya hidup di Pulau Komodo, Rinca, Gili Montang, Flores dan Nusa Tenggara (Gili Dasami).
Didaerah tersebut nama komodo lebih dikenal oleh masyarakat daerah dengan sebutan
“Ora”.

Saat ini Komodo menjadi salah satu hewan yang dimasukkan dalam kategori hewan yang
sangat di lindungi karena keberadaan fauna ini sangat rentan terhadap kepunahan.
Kelestarian fauna ini di jaga dengan di dirikannya taman nasional untuk fauna ini yaitu di
Taman Nasional Pulau Komodo yang khusus didirikan untuk mereka.
Fauna spesies kadal raksasa ini ditemukan pada tahun 1910 oleh seorang peneliti dari barat.
Ukuran yang sangat besar dengan panjang rata-rata 2 – 3 meter membuatnya sangat pantes
disebut sebagai raksasa. Hewan pemakan daging yang gemar memburu mangsa yang lebih
besar darinya ini memiliki gigitan yang beracun sehingga sangat mematikan bagi
mangsanya.
2. Orang Utan
Orang utan merupakan satu-satunya spesies kera terbesar di Asia. Janis orang utan yang
saat ini ada di Indonesia yaitu spesies Pongo Pygmaeus dan Pongo Abelii. Kedua spesies ini
hanya hidup di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera.

Populasi orang utan di Indonesia mencapai 90% dan sisanya tersebar di daerah Sabah dan
Serawak Negara Malaysia. Saat ini populasi dari orang utan juga mulai masuk daftar merah
IUCN karena memiliki potensi keterancaman punah. Keadaan ini juga di perkuat dengan
tercantumnya orang utan dalam Lampiran 1 Konvensi Perdagangan Internasional Spesies
Langka Fauna dan flroa Liar (CITES). Oleh karena itu sebaga warga negara Indonesia sangat
patut untuk menjaga kelestariannya.
Tempat tinggal yang nyaman bagi orang utan berada pada ketinggian 500 m di atas
permukaan laut, namun pada beberap studi juga di temukan populasi yang berada pada
pegunungan dengan ketinggian pada 1000 mdpl.
3. Harimau Sumatera
Harimau sumatra Dalam bahasa latin disebut dengan Panthera tigris sumatrae merupakan
spesies harimau asli dari pulau sumatra yang termasuk subspesies harimau yang masih
bertahan hidup hingga saat ini. Ciri dari harimau ini adalah ukuran tubuhnya terkecil
dibandingkan jenis harimau lainnya dengan warna paling gelap di antara semua spesiesnya.

Harimau jantan memiliki panjang tubuh sekitar 92 inci dari kepala sampai ekor dan berat
sekitar 140 kg dengan tinggi 60 cm. Sedangkan pada harimau betina memiliki panjang
sekitar 78 inci dan berat sekitar 91 kg.Populasi liar harimau sumatera saat ini hanya tersisa
400-500 ekor dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically
endangered). Penghancuran habitat merupakan ancaman terbesar terhadap populasi ini.
Tercatat sekitar 66 ekor harimau sumatra terbunuh antara tahun 1998 – 2000. Selain karena
pembunuhuan liar harimau sumatra kerap juga di perdagangkan oleh orang orang tidak
betanggung jawab. Perdagangan bagian tubuh harimau di Indonesia saat ini semakin
memprihatinkan. Dari survei Profauna Indonesia yang didukung oleh International Fund fo
Animal Welfare (IFAW) pada bulan juli-oktober 2008, selama 4 bulan tim profauna
mengunjuni 21 kota/lokasi yang ada di sumatra dan jakarta. Dari 21 kota yang dikunjungi, 10
kota diantaranya ditemukan adanya perdagangan bagian tubuh harimau sekitar 48%.
Perdagangan bagian tubuh harimau di Indonesia adalah perbuatan kriminal, karena
melanggar Undang-Undang nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam
Hayati dan Ekosistemnya. Berdasarkan pasal 21 dalam undang-undang nomor 5 tahun 1990
poin (d) bahwa “setiap orang dilarang untuk memperniagakan, menyimpan atau memiliki,
kulit, tubuh atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat
dari bagian-bagian satwa tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke
tempat lain di dalam atau di luar Indonesia”. Pelanggar dari ketentuan tersebut dapat
dikenakan sanksi pidana berupa hukuman penjara maksimal 5 tahun dan denda maksimum
100 juta.
4. Badak Jawa
Badak jawa atau sering disebut badak bercula satu dalam bahasa latin disebut Rhinoceros
sondaicus adalah anggota famili Rhinocerotidae yang merupakan satu dari lima spesies yang
masih ada sampai saat ini. Badak ini memiliki genus yang sama dengan badak india dan
memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja. Badak jawa memiliki panjang sekitar 3
– 3,2 m dan tinggi sekitat 1,4 – 1,7m.

Meskipun disebut dengan badak jawa, namun binatang ini tidak terbatas dan hanya
ditemukan di pulau jawa saja. Badak ini pernah menjadi slah satu badak di Asia yang paling
banyak menyebar.Populasi badak saat ini sangat kritis, kemungkinan bdaka jawa termasuk
mamalia terlangka yang ada dibumi. Sekitar 40-50 ekor badak hidup di taman nasional ujung
kulon. Dan tidak lebih dari delapan ekor badak jawa hidup dialam bebas ditaman nasional
Cat Tien, Vietnam. Pemburuan liar dan hilangnya habitat yana aman menjadi faktor
berkurangnya populasi badak jenis ini.
Badak jawa dapat hidup selama 30-50 tahun di alam bebas. Badak ini hidup didaratan
rendah, padang rumput basah dan daerah daratan banjir. Badak jawa lebih kecil daripada
sepupunya, badak india, dan memiliki besar tubuh yang dekat dengan badak hitam. Panjang
tubuh badak Jawa (termasuk kepalanya) dapat lebih dari 3,1–3,2 m dan mencapai tinggi
1,4–1,7 m. Badak dewasa dilaporkan memiliki berat antara 900 dan 2.300 kilogram.
5. Badak Sumatera
Badak sumatera atau badak Asia bercula dua (Dicerorhinus sumatrensis), yang merupakan
spesies langka dari famili Rhinocerotidae dan termasuk salah satu dari lima spesies badak
yang masih ada. Badak sumatera merupakan satu-satunya spesies yang terlestarikan dari
genus Dicerorhinus. Badak ini adalah badak terkecil, meskipun masih tergolong hewan
mamalia yang besar.

Sama dengan Badak Jawa, Populasi jenis badak ini juga terancam punah, saat ini
diperkirakan hanya tinggal enam populasi badak ini yang ada di alam liar, empat berada di
Sumatera, satu beada di Kalimanatan dan satu di semenanjung Malaysia. Jumlah badak
sumatera sulit ditentukan, karena badak ini adlah hewan penyendiri yang tersebar luas.
Pada tahun 2015, diperkirakan jumlah mereka hanyya tersisa 80 ekor, dan para peneliti
mengummkan bahwa badak sumatera timur di bagian utara Kalimantan telah punah.
6. Gajah Sumatera
Gajah sumatra merupakan mamalia terbesar di Indonesia, dengan berat mencapai 6 ton
dengan tumbuh setinggi 3,5 meter pada bahu. Gajah sumatera adalah subspesies dari gajah
asia yang hanya berhabitat dipulau sumatera. Gajah jenis ini berpostur tubuh lebih kecil
dibandingkan gajah india. Sebanyak 65% populasinya lenyap akibat ulah manusia dan 30%
akibat dibunuh atau diracuni oleh manusia dari 2000-2700 ekor. Populasinya semakin
menurun dan terancam punah.

Gajah sumatera meyukai habitat hutan dengan daratan rendah. Di masa lalu, ketika
habitatnya belum rusak, gajah mengadakan migrasi luas. Pergerakan ini pada umumnya
mengikuti aliran sungai. Gajah berpindah dari daerah gunung ke dataran rendah pantai
selama musim kering dan naik ke bukit satu kali ketika hujan datang (Van Heurn, 1929;
Pieters, 1938 dalam Satiapillai. 2007).
Gajah sumatera memiliki 5 kuku pada kaki depan dan 4 kuku pada kaki belakang. Gajah
sumatera dewasa dalam sehari membutuhkan makanan sampai 150 kilogram dan air 180
liter/hari.Namun dari jumlah itu, hanya sekitar 40% saja makanan yang diserpa oleh
pencernaannya. Dan sisa nya digunakan untuk melakukan perjalanan hingga 20 km
perharinya. Dengan kondisi hutan yang semakin berkurang akibat pembalakan liar dan
kebakaran hutan, tidak heran jika nafsu makan dan daya jelajah bintang berbelalai ini sering
terjadi konflik dengan manusia.
7. Anoa
Anoa merupakan satwa endemik Sulawesi, sekaligus emnjadi maskot provinsi Sulawesi
Tenggara. Terdapat dua jenis anoa yaiu anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan anoa
darata renadah (bubalus depressiconis). Kedu anya tinggal dihutan yang tidak di jamah oleh
manusia. Cara membedakan dua jenis anoa ini yaitu bedasarkan bentuk tanduk dan ukuran
tubuh. Anoa daratatn rendah relatif berukuran lebih kecil, ekor pendek, lembut dan
memiliki tanduk emlingkar. Sedangkan anoa pegunungan mempunyai ukuran tubuh yang
lebih besar, ekor panjang, kaki putih dan memiliki tanduk besar. Anoan mirip dengan
kerbau, memiliki berat tubuh sekitar 150-300 kilogram dan tinggi 75 cm.

Sejak tahun 1960-an anoa termasuk fauna yang berada alam status terancam punah. Lima
tahun terakhir populasi anoa menurun secara drastis. Saat ini diperkirakan hanya tertinggal
5000 ekor anoa yang masih bertahan hidup. Pemburuan menjadi alasan punahnya populasi
jenis fauna endemik sulawesi ini.
8. Kanguru Papua
Kanguru papua merupakan jenis kanguru terkecil yang ada didunia. Beratnya hanya sekitar
3-6 kg,panjang sekitar 90 cm. Fauna jenis ini merupakan salah satu jenis fauna yang
dilindungi dari kepunahan yang berasal dari Papua. Kanguru papua hanya terdapat di papua
berada dikawasan daratan rendah, dihutan wilayah selatan papua dan papua nugini.

Kanguru papua terdiri atas dua genus yaitu kanguru pohon (dendrolagus) dan knguru tanah
(thylogale). Kanguru pohon biasa menghabiskan sebagian hidupnya di pohon. Namun
kanguru pohon juga sering turun ke tanah, mislanya untuk mencari minum . Kanguru pohon
mempunyai moncong yang lebih runcing dibanding dengan kanguru darat. Denagn ekor
panjang dan bulat dari pangkal hingga ekor. Sedangkan pada kanguru darat memiliki ukuran
kaki yang lebih pendek di bagian depan. Memiliki moncong agak tumpul dan tidak berbulu,
dengan ekor meruncing ke ujungnya.
9. Burung Cenderawasih
Burung cenderawasih merupakan anggota famili Paradisaeidae dari ordo Passeriformes.
Burung cenderawasih banyak ditemukan di bagian Indonesia timur, pulau-pulau selat tores,
Papua nugini dan Australia timur.Burung jenis ini terkenal karena mempunyai bulu yang
indah dan beraneka warna. Burung Cenderawasih yang paling terkenal adalah anggota
genus Paradisaea, termasuk spesies tipenya, Cenderawasih kuning-besar, Paradisaea apoda.
Burung Cenderawasin sering dianggap sebagai burung surga. Cukup beralasan jika burung
cenderawasih dikatakan sebagai burung surga, Burung yang menjadi maskot Papua ini
memang memiliki keindahanan dengan warna bulu yang dimilikinya. Warna bulu
cenderawasih yang mencolok biasanya merupakan kombinasi beberapa warna yang lain
seperti hitam, cokelat, oranye, kuning, putih, biru, merah, hijau, dan ungu. Burung ini
semakin molek dengan keberadaan bulu memanjang dan unik yang tumbuh dari paruh,
sayap, atau kepalanya.

Namun, Burung cenderawasih yang memiliki warna bulu yang indah dan mencolok hanya
dimiliki oleh pejantan. Keindahan yang dimilikinya digunakan untuk menarik perhatian dari
burung betina pada musim kawin. Selain memamerkan keindahan bulu mereka,
cenderawasih jantan bahkan melakukan gerakan-gerakan atraktif serupa tarian yang
dinamis dan indah untuk merebut perhatian betina. Tiap jenis cenderawasih memiliki jenis
tarian dan atraksi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Cenderawasih betina cenderung
berukuran lebih kecil dengan warna bulu yang tidak seindah dan sesemarak warna
cenderawasih jantan. Kabarnya, Indonesia merupakan negara dengan jumlah spesies
cenderawasih tebanyak. Ada sekitar 33 jenis cenderawasih di Indonesia.Dengan 28 jenisnya
ditemukan di Papua.
Karena keindahan yang dimilikinya, membuat keberadaan burung ini kian lama makin
terancam. Pemburuan dan penangkapan liar karena perdagangan serta kerusakan habitat
hidupnya meemnajdi beberapa penyebab utama makin langkanya burung ini.
10. Jalak bali
Jalak bali adalah spesies burung pengicau dengan ukuran sedang, panjang sekitar 25 cm. Ciri
khas dari burung ini adlah bulu yang putih diseluruh tubuhnya kecuali sedikit garis hitam
pada ekornya dan pada bagian pipi berwarna kebiruan.
Jalak bali merupakan hewan endemik pulau bali dan hanyan ditemukan dibagian barat pulau
Bali, pada tahun 1991 jalak bali dinobatkan sebagai lambang fauna di provinsi Bali.

Jalak bali merupakan slaah satu burung yang paling diminati oleh kolektor sebagai burung
peliharaan karena penampilannya yang cantik. Penangkapan liar dan hiangnya habitatnya
menjadi penyebab semakin langkanya jalak bali untuk ditemui. Untuk mencegah
kepunahannya jalak bali, sebgaian besar kebun binatang diseluruh dunia menjalankan
program penangkaran jarak bali.
1. Melati
Melati termasuk dalam genus dari semak dan tanaman merambat dalam keluarga zaitun
(Oleaceae). Melati merupakan tanaman bunga hias berupa perdu berbatang tegak yang
dapat hidup menahun. Merupakan spesies melati yang beasal dari asia selatan.
Penyebarannya dimulai dari hindustan ke Indocina lalu kepulauan Melayu. Bunga ini salah
satu bunga nasiona Indonesia (puspa bangsa) selain Padma raksasa (Raflesia Arnoldii) dan
anggrek bulan. Bunga melati pula menjadi bunga anasional Filipina.

Terdiri dari 200 spesies tumbuhan asli daerah beriklim tropis dan hangat dari Eurasia.
australasia dan Oseania. Tetapi hanya ada sekita 8 sampai 9 spesies saja yang
dibudidayakan, sedangkan lainnya tumbuh liar dihutan karena belum ditemukan potensi
ekonomi dan soaialnya.
Di Indonesa bunga melati melambangkan kesucian dan kemurnian, serta dikaitkan dengan
berbagai tradisi dari banyak suku di Indonesia. Bunga melati menjadi keharusan hiasan
rambut pengantin dlam upara perkawianan beberapa adat di Indonesia. Sebutan untuk
tanaman ini berbeda-beda di setiap daerah di Indonesia, antara lain: Menuh (Bali), Meulu
atau Riwat (Aceh), Menyuru (BAnda), Melur (Gayo dan Batak karo), Menduru (Manado),
Mundu (Bima dan Sumbawa), Manyora (Timor), Melati salam (UMI), Malete (Madura) dan
Beruq-beruq (Mandar).
2. Anggrek
Bunga anggrek mempunyai nama latin Orchidaceae, yang merupakan salah satu jenis bunga
dengan spesies terbanyak di Indonesia. Habitat bunga anggrek banyak tersebar didaerah
tropika, namun terdapat juga didaerah sirkumpolar sampai kewilayah tropika basah.

Anggrek merupakan salah satu tumbuhan yang hidup menempel atau menumpang pada
pohon lain, namun anggrek bukan bunga parasit. Mereka mampu hidup mandiri meskipun
menumpang pada pohon lain. Oleh karena itu bunga anggrek banyak dijumpai di dalam
hutan dengan menempel pada pohon-pohon besar maupun dilereng-lereng pegunungan.
3. Bunga Bangkai
Bunga bangkai atau suweg (dalam bahasa lokal untuk jenis vegetatif) dengan bahasa latin
Amorphophallus titanum Becc. Merupakan tumbuhan dari jenis tals-talasan endemik dari
sumatra, yang dikenal dengan bunga majemuk terbesar. Dinamakan bunga bangkai karena
bunag ini mengeluarkan aroma bau busuk, aroma busuk tersebut sebenarkan digunakan
untuk menarik serangga kumbang atau lalat untuk menyerbuki bunganya.

Tumbuhan ini memiliki dua fase kehidupannya yang muncul secara bergantian, yaitu fase
vegetatif dan fase generatif. pada fase vegetatif muncul daun dan batang semu, Selang
beberapa waktu (tahun) organ vegetatifnya akan layu dan umbinya dorman. Dan apabila
cadangan makanan diumbi mencukupi dan lingkungannya mendukung maka bung
amajemuknya akan muncul. Namun bila cadangan makanannya kurang maka akan muncul
kembali daun.

4. Rafflesia Arnoldii
Padma raksasa dalam bahasa latin rafflesia merupakan tumbuhan parasit yang terkenal
karena ukuran bunga yang besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia. bunga ini
tumbuh dijaringan merambat dan tidak memiliki daun sehingga tumbuhan ini tidak mampu
berfotosintetis. Bunga ini pertama kali ditemukan pada tahun 1818 dihutan tropis Bengkulu
(sumatera) didekat sungai Manna,Lubuk tapi, kabupaten Bengkulu Selatan oleh seorang
pemandui dari Indonesia yang bekerja untuk Dr. Joseph Arnold dan dinamai berdasarkan
nama Thomas Stamford Rafdles, pemimpin expedisi itu.

Bunga ini terdiri dari 27 spesies dan dari semua spesiesnya ditemukan di Asia tenggara.
Tumbuha ini tidak emmiliki batang, daun atau akar yang sesungguhnya. Rafflesia merupakan
tumbuhan endoparasit pada tumbuhan merambat pada genus Tetratigma, menyebar
haustoriumnya yang mirip akar didalam jaringan tumbuah merambat itu.
Karena tanaman Rafflesia Arnoldii merupakan jenis tanaman yang langka maka Oleh
pemerintah Provinsi bengkulu bunga Rafflesia ditetapkan sebagai lambang provinsi.Dan
emnetapkannya sebagai tanaman yang dilindungi dan harus dilestarikan.
5. Kantong Semar
Kantong semar merupakan tanaman yang unik karena memangsa berbagai serangga
didekatnya yang dalam bahasa latinnya Nepenthes yang termasuk dalam familia monotipik,
terdiri dari 130 spesies. Habitat dengan spesies terbanyak beradah di puau Borneo dan
Sumatera.

Ada umumnya Nepenthes memiliki tiga macam bentuk kantong, yaitu kantong atas, kantong
bawah dan kantong roset. Kantong atas adalah kantong dari tanaman dewasa, kantong atas
sering digunakan untuk menagkap hewan yang trbang seperti lalat atau nyamuk. Kantong
bawah merupakan kantong yang dihasilakn pada bagian tanaman muda yang biasa
tergeletak diatas tanah, dan memiliki dua sayap yang digunakn untuk membantu bagi
serangga tanah atau semut untuk memanjat mulut kantong dan akhirnya tercebur kedalam
cairan enzim di dalamnya. sedangkan kantong roset tumbuh pada daun yang berbentuk
roset. Namun terkadang beberapa jenisnya mengeluarkan kantong tengah yang berbentuk
seperti campuran kantong bawah dan kantong atas.
Tanaman ini memiliki penyebaran yang sangat luas dari pinggir pantai sampai dataran tinggi,
karena inilah nepenthes dibagi dalam dua jenis yaitu jenis dataran tinggi dan jenis dataran
rendah, walau kebanyakan spesies tumbuh di dataran tinggi.
6. Cendana
Cendana atau cendana wangi merupakan pohon penghasil kayu cendana dan minyak
cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aromaterapi, campuran
parfum, dan wewangian lainnya. Di Indonesia kayu ini banyak ditemukan di Nusa Tenggara
Timur, meskipun sekarang dapat juga di temukan di berbagai wilayah Indonesia lainnya,
seperti di Pulau Jawa, Sumatera dan Daerah lainnya.

Cendana merupakan tumbuhan parasit pada awal kehidupannya, kecambahnya


memerlukan inang untuk mendukung pertumbuhannya, karena akarnya sendiri tidak
sanggup mendukung kehidupannya.
7. Damar
Pohon damar mempunyai nama latin Agathis dammara merupakan sejenis pohon anggota
tumbuhan runjung dan merupakan tumbuhan asli Indonesia. Damar menyebar di Maluku,
Sulawesi, Sumatera hingga ke Filipina. Di Jawa tumbuhan ini dibudidayakan untuk diambil
getahnya. Getah ini dimanfaatkan untuk diolah menjadi kopal.
Pohon damar merupakan pohon yang besar dengan tinggi hingga 65m, dengan batang
silindris diameter sekitar 1,5m. damar dapat tumbuh secara alami di hutan hujan daratan
rendah samapi ketinggian 1.200 mdpl. Namun untuk pembudidayaan tumbuhan ini ditanam
di pegunungan.
8. Edelweiss Jawa
Edelweiss Jawa atau bunga Senduro (Anaphalis javanica) merupakan tumbuhan endemik
zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi nusantara. Edelweiss merupakan
tumbuhan pelopor bagi tanha vulkanik muda di hutan pegunungan dan mampu
memperthankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus. Bunga edelweiss
biasanya muncul diantara bulan April dan Agustus yang sangat disukai serangga.

Edelweiss saat ini merupakan salah satu jenis bunga yang sudah sangat langka
keberadaannya, karena bagian-bagian edelweiss sering dipetik dan dibawa turun dari
gunung untuk alasan-alasan estetis maupun spriritual atau sekedar oleh-oleh dan kenang-
kenangan. Pada bulan februari hingga Oktober 1988 terdapat 636 batang yang tertcatat
telah diambil dari Taman NAsional Gunung Gede Pangrano, yang merupakan salah satu
tempat perlindunga terakhir tumbuhan ini.
Salah satu tempat terbaik untuk melihat dan menikmati edeweiss adalah di Tegal Alun
(Gunung Papandayan), Alun-Alun Surya Kencana (Gunung Gede), Alun-Alun Mandalawangi
(Gunung Pangrango), dan Plawangan Sembalun (Gunung Rinjani).
9. Daun Payung
Daun payung atau banyak yang mengatakan daun raksasa, daun sang atau salo dengan
bahasa latin (Johannesteijsmannia altifrons) merupakan tumbuhan sejenis palem-paleman
yang mempunyai daun besar dan lebar. Daun payung adalah salah satu tanaman di
Indonesia tepatnya di Sumatera Utara. Tanaman ini dapat ditemukan dekat Taman Nasional
Gunung Leuser.

Daun payung adalah jenis tanaman yang tumbh tunggal. Mempunyai ukuran daun panjang
sekitar 3-6meter denagn lebar 1m. Tanaman ini tidak tahan terhadap paparan sinar
matahari langsung, oleh karena itu tanaman ini sering ditemukan tumbuh diantara
pepohonan lebat. Keberadaan tanaman raksasa ini semakin berkurang karena banyaknya
kebakaran hutan sehingga pohon tempatnya berlindung juga berkurang
10. Ulin
Ulin adalah sejenis pohon besar yang sering disebut dengan pohon besi atau bulian yang
merupakan tumbuhan khas dari Kalimantan. Pohon ini mampu menghasilkan kayu yang
sangat kuat sehingga banyak digunakan untuk konstruksi bangunan, jembatan, rumah, tinag
listrik dan perkapalan. Ulin merupakan jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara
alami di wilayah sumatera bagian selatan dan Kalimanta.

Ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50m dengan diameter
smapai 120cm. Tumbuhan ini tumbuh di dataran rendah samapi ketinggian 400mdpl.
Namun, karena pohon ini cukup sulit untuk diperkembang biakkan sehingga populasinya
menurun.

Anda mungkin juga menyukai