Anda di halaman 1dari 9

KLIPIN

TENTANG HEWAN LANGKA

NAMA:DIMAS ANDREAN S.B

KELAS:VI B

NO.ABSEN:12

SEKOLAH:SDN MARGOEJO VI/524

SEKOLAH DASAR NEGERI


1.HARIMAU SUMATRA

Harimau sumatra (bahasa Latin: Panthera tigris sumatrae) adalah subspesies harimau yang habitat
aslinya di pulau Sumatra, dan merupakan satu dari enam subspesies harimau yang masih bertahan
hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically
endangered) dalam daftar merah. Berasal dari pulau Sumatera Indonesia, harimau ini dianggap
sangat terancam punah oleh Persatuan Indonesia untuk Konservasi Alam. Jumlah yang diyakini
masih hidup di alam liar kurang dari 400 ekor dan sebanyak 300 ekor berada di penangkaran.
Menurut TRAFFIC, jaringan pemantauan perdagangan satwa liar global, perburuan liar merajalela
dan menyebabkan hampir seluruh kematian hewan ini. Bagian-bagian tubuh harimau banyak
digunakan dalam pengobatan tradisional, terutama di China, meskipun bukti ilmiahnya sangat banyak
bahwa mereka tidak memiliki nilai manfaat.

2.BADAK JAWA

Badak jawa, atau badak bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus) adalah anggota famili
Rhinocerotidae dan satu dari lima badak yang masih ada. ... Badak ini kemungkinan adalah mamalia
terlangka di bumi. Populasi 40-50 badak hidup di Taman Nasional Ujung Kulon di pulau Jawa,
Indonesia. Badak ini pernah menjadi salah satu badak di Asia sing paling banyak menyebar. Meski
disebut "badak jawa", binatang ini tidak terbatas hidup di Pulau Jawa saja, tapi di seluruh Nusantara,
sepanjang Asia Tenggara lan di India serta Tiongkok Spesies ini kini statusnya sangat kritis, dengan
hanya sedikit populasi sing ditemukan di alam bebas, lan tidak ada di kebun binatang. Badak ini
kemungkinan adalah mamalia terlangka di bumi.[4] Populasi 40-50 badak hidup di Taman Nasional
Ujung Kulon di pulau Jawa, Indonesia. Populasi badak Jawa di alam bebas lainnya berada di Taman
Nasional Cat Tien, Vietnam dengan perkiraan populasi tidak lebih dari delapan pada tahun 2007.
Berkurangnya populasi badak jawa diakibatkan oleh perburuan untuk diambil culanya, yang sangat
berharga pada pengobatan tradisional Tiongkok, dengan harga sebesar $30.000 per kilogram di
pasar gelap.[4] Berkurangnya populasi badak ini juga disebabkan oleh kehilangan habitat, yang
terutama diakibatkan oleh perang, seperti perang Vietnam di Asia Tenggara juga menyebabkan
berkurangnya populasi badak Jawa dan menghalangi pemulihan. [5] Tempat yang tersisa hanya
berada di dua daerah yang dilindungi, tetapi badak jawa masih berada pada risiko diburu, peka
terhadap penyakit dan menciutnya keragaman genetik menyebabkannya terganggu dalam
berkembangbiak.
3.ANOA

Anoa (Bubalus sp.) adalah mamalia terbesar dan endemik yang hidup di daratan Pulau
Sulawesi dan Pulau Buton. ... Anoa merupakan hewan yang tergolong fauna peralihan. Anoa
merupakan mamalia tergolong dalam famili bovidae yang tersebar hampir di seluruh pulau Sulawesi.
Kawasan Wallacea yang terdiri atas pulau Sulawesi, Maluku, Halmahera, Kepulauan Flores, dan
pulaupulau kecil di Nusa Tenggara. Wilayah ini unik karena banyak memiliki flora dan fauna yang
endemik dan merupakan kawasan peralihan antara benua Asia dan Australia. Salah satu kawasan
yang memiliki flora dan fauna endemik Sulawesi antara lain Kawasan Poso. Anoa (Bubalus sp.)
merupakan salah satu satwa endemik yang dilindungi yang menjadi ciri khas Pulau Sulawesi yang
turut mendiami Kawasan Hutan Lindung Desa Sangginora Kabupaten Poso [6]. Anoa tergolong satwa
liar yang langka dan dilindungi Undang-Undang di Indonesia sejak tahun 1931 dan dipertegas dengan
Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999.

4.BERUK MENTAWAI

Beruk mentawai merupakan binatang diurnal (aktif di siang hari) dengan memakan berbagai jenis
daun, bunga, biji-bjian, dan buah-buahan. Monyet endemik mentawai ini hidup tinggal di atas pohon
pada setinggi 24-36 meter secara berkelompok antara 5-25 individu. Beruk mentawai atau bokoi
(Macaca pagensis) bersama beruk siberut (Macaca siberu), semula dianggap sebagai anak spesies
dari Macaca nemestrina. Namun kemudian ketiganya dianggap sebagai spesies yang berbeda.

Beruk mentawai oleh masyarakat lokal disebut sebagai bokoi. Sedangkan dalam bahasa Inggris,
binatang endemik Kepulauan Mentawai ini disebut sebagai Pagai Island Macaque, atau Pagai
Macaque. Sedangkan dalam bahasa ilmiah (latin), monyet langka ini dinamakan Macaca pagensis
yang bersinonim dengan Macaca mentaveensis (de Beaux, 1923). Diskripsi Fisik dan Perilaku.
Beruk mentawai (bokoi) mempunyai panjang tubuh antara 45-55 (jantan) dan 40-45 (betina) dengan
panjang ekor mencapai antara 10-16 cm. Berat Macaca pagensis antara 6-9 kg untuk jantan dan
hanya 4,5-6 kg untuk beruk betina
5.CENDRAWASI BOTAK

Cendrawasih botak atau dalam nama ilmiahnya Cicinnurus respublica adalah sejenis burung
pengicau berukuran kecil, dengan panjang sekitar 21 cm long, dari marga Cicinnurus. ... Pakan
burung Cendrawasih Botak terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga kecil. Penamaan ilmiah
spesies ini diberikan oleh keponakan Kaisar Napoleon Bonaparte yang bernama Charles Lucien
Bonaparte dan sempat menimbulkan kontroversi. Bonaparte, seorang pengikut aliran republik,
mendeskripsikan burung Cendrawasih Botak dari spesimen yang di beli oleh seorang ahli biologi
Inggris bernama Edward Wilson beberapa bulan sebelum John Cassin, yang akan menamakan
burung ini untuk menghormati Edward Wilson. Tigabelas tahun kemudian, ahli hewan Jerman yang
bernama Heinrich Agathon Bernstein menemukan habitat Cendrawasih Botak di pulau Waigeo.

Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, serta populasi dan daerah di mana
burung ini ditemukan sangat terbatas, Cendrawasih Botak dievaluasikan sebagai berisiko hampir
terancam di dalam IUCN Red List. Burung ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.

6.TARSIUS

Tarsius adalah primata dari genus Tarsius, suatu genus monotipe dari famili Tarsiidae, satu-satunya
famili yang bertahan dari ordo Tarsiiformes. Meskipun grup ini dahulu kala memiliki penyebaran yang
luas, akan tetapi semua spesies yang hidup sekarang jumlahnya terbatas dan ditemukan di pulau-
pulau di Asia Tenggara. Tarsius bertubuh kecil dengan mata yang sangat besar; tiap bola matanya
berdiameter sekitar 16 mm dan keseluruhan berukuran sebesar otaknya.[5] Kaki belakangnya juga
sangat panjang. Tulang tarsus di kakinya sangat panjang dan dari tulang tarsus inilah nama tarsius
berasal. Panjang kepala dan tubuhnya 10 sampai 15 cm, tetapi kaki belakangnya hampir dua kali
panjang ini, mereka juga punya ekor yang ramping sepanjang 20 hingga 25 cm. Jari-jari mereka juga
memanjang, dengan jari ketiga kira-kira sama panjang dengan lengan atas. Di ujung jarinya ada kuku
namun pada jari kedua dan ketiga dari kaki belakang berupa cakar yang mereka pakai untuk merawat
tubuh. Bulu tarsius sangat lembut dan mirip beludru yang bisanya berwarna cokelat abu-abu, cokelat
muda atau kuning-jingga muda.
7.ELANG FLORES

Elang Flores merupakan jenis elang yang hanya ada di Indonesia. Hewan dengan nama latin
Nisaetus floris ini memiliki ukuran fisik yang besar hingga 71-82 centimeter. Penyebaran populasinya
sebetulnya tidak hanya ada di Flores, tetapi meliputi Pulau Lombok, Sumbawa, Pulau Satonda, Rinca
dan Flores. Flores merupakan salah satu gugusan pulau yang berada di provinsi Nusa Tenggara
Timur dengan pesona keanekaragaman flora dan fauna. Wilayah dengan luas sekira 14.000 kilometer
persegi ini terkenal dengan wisata budaya dan alam salah satunya adalah hewan endemik Elang
Flores. Elang Flores sendiri diartikan sebagai key species yang dapat mempengaruhi ekosistme yang
saling bergantungan serta jumlah dan karakteristik spesies lain di suatu komunitas. (Raja Mohd,
2017).Indonesia sendiri merupakan rumah bagi berbagai jenis burung salah satunya dari jenis
pemangsa (raptor). Dan terdapat 71 jenis burung raptor di Indonesia. Dari 71 jenis burung raptor
tersebut, 10 diantaranya adalah spesies endemik dan 2 diantaranya masuk dalam kategori terancam
punah (endangered). Yang itu adalah Elang Flores.Elang Flores merupakan jenis elang yang hanya
ada di Indonesia. Hewan dengan nama latin Nisaetus floris ini memiliki ukuran fisik yang besar hingga
71-82 centimeter. Penyebaran populasinya sebetulnya tidak hanya ada di Flores, tetapi meliputi
Pulau Lombok, Sumbawa, Pulau Satonda, Rinca dan Flores.Habitatnya mudah dijumpai di kawasan
hutan daratan rendah yang memiliki ketinggian hingga 1.000 mdpl. Ini tentu saja berhubungan
dengan cara berburunya yang menerkam dengan jarak yang tidak terlalu tinggi. Diantaranya ada di
kawasan Hutan Mbeliling dan Taman Nasional Kelimutu.Burung Elang Flores secara fisik tidak terlalu
jauh berbeda dengan Elang Brontok dengan bulu putih di kepala sampai leher dan warna cokelat
dengan garis putih di ujung sayapnya. Salah satu eksotiseme burung ini biasanya karena
memperlihatkan mahkota di atas kepalanya saat bertengger di ranting pohon.

8.BURUNG BIDADARI HALMAHERA

Burung Bidadari halmahera adalah burung endemik kepulauan Maluku dan merupakan jenis
burung cenderawasih sejati yang tersebar paling barat. Burung ini memiliki dua subspesies: ...
Semioptera wallacii wallacii Gray, 1859. Burung bidadari halmahera (bahasa Latin: Semioptera
wallacii) adalah jenis cendrawasih berukuran sedang, sekitar 28cm, berwarna cokelat-zaitun.
Cendrawasih ini merupakan satu-satunya anggota genus Semioptera. Burung jantan bermahkota
warna ungu dan ungu-pucat mengkilat dan warna pelindung dadanya hijau zamrud. Cirinya yang
paling mencolok adalah dua pasang bulu putih yang panjang yang keluar menekuk dari sayapnya dan
bulu itu dapat ditegakkan atau diturunkan sesuai keinginan burung ini. Burung betinanya yang kurang
menarik berwarna cokelat zaitun dan berukuran lebih kecil serta punya ekor lebih panjang
dibandingkan burung jantan. Makanannya terdiri dari serangga, artropoda, dan buah-buahan. Burung
jantan bersifat poligami. Mereka berkumpul dan menampilkan tarian udara yang indah, meluncur
dengan sayapnya dan mengembangkan bulu pelindung dadanya yang berwarna hijau mencolok
sementara bulu putih panjangnya di punggungnya dikibar-kibarkan.
9.BADAK SUMMATRA

Badak sumatra, juga dikenal sebagai badak berambut atau badak Asia bercula dua (Dicerorhinus
sumatrensis), merupakan spesies langka dari famili Rhinocerotidae dan termasuk salah satu dari lima
spesies badak yang masih lestari. ... Sebagian besar tubuh badak sumatra diselimuti rambut
berwarna cokelat kemerahan. Spesies ini pernah menghuni hutan hujan, rawa, dan hutan
pegunungan di India, Bhutan, Bangladesh, Myanmar, Laos, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan
Tiongkok. Dalam sejarahnya, badak sumatra dahulu tinggal di bagian barat daya Tiongkok,
khususnya di Sichuan[7] Mereka sekarang terancam punah, dengan hanya enam populasi yang cukup
besar di alam liar: empat di Sumatra, satu di Kalimantan, dan satu di Semenanjung Malaysia. Jumlah
badak sumatra sulit ditentukan karena mereka adalah hewan penyendiri yang tersebar secara luas,
tetapi dapat diperkirakan kalau jumlahnya kurang dari 100 ekor. Ada keraguan mengenai
kelangsungan hidup populasinya di Semenanjung Malaysia, dan salah satu populasi di Sumatra
mungkin sudah punah. Jumlah mereka saat ini mungkin hanya 80 ekor. [8] Pada tahun 2015, para
peneliti mengumumkan bahwa badak sumatra timur di bagian utara Kalimantan (Sabah, Malaysia)
telah punah.

10.KUCING MERAH KALIMANTAN

Kucing merah (Pardofelis badia atau Catopuma badia), juga dikenal sebagai kucing kalimantan,
kucing merah kalimantan, atau kucing batu kalimantan, adalah kucing liar endemik pulau
Kalimantan yang lebih jarang ditemui dibandingkan dengan spesies kucing lain yang simpatrik,
berdasarkan pada kurangnya historis serta catatan terakhir. Pada tahun 2002, IUCN
mengklasifikasikan spesies hutan ini sebagai terancam punah karena penurunan populasi yang
diperkirakan lebih dari 20% pada tahun 2020 karena hilangnya habitat. Pada tahun 2007, jumlah
populasi efektif diperkirakan kurang dari 2.500 ekor kucing dewasa. [1] Kucing merah secara historis
telah dicatat sebagai langka dan saat ini kepatadan populasinya rendah bahkan di habitat aslinya.
Kucing merah jauh lebih kecil daripada kucing emas Asia. Bulunya berwarna cokelat terang, dan lebih
pucat di tubuh bagian bawah, bulu di bagian kaki dan ekor agak pucat dan merah. Ekornya
memanjang, meruncing pada ujungnya, dengan garis putih di sisi bawah, yang berwarna menjadi
lebih putih ke ujung, dan ada bercak hitam kecil di ujung atasnya. Telinga kucing ini bulat, warna bulu
pada bagian luar ialah coklat kehitaman, sedangkan bagian dalam berwarna lebih terang.

Antara 1874 hingga 2004, hanya ada 12 spesimen yang diukur. Panjang (kepala dan badan) mereka
bervariasi 49,5 sampai 67 cm dengan panjang ekor antara 30 sampai 40,3 cm.[2] Kucing ini
diperkirakan memiliki berat dewasa 3–4 kg, tetapi sedikitnya contoh hidup menjadikan sulitnya
menentukan perkiraan yang lebih tepercaya.
11.KOMODO

Komodo, atau juga disebut biawak komodo (Varanus komodoensis), adalah spesies biawak besar
yang terdapat di Pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Provinsi Nusa
Tenggara Timur, Indonesia. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama
setempat ora. Komodo merupakan spesies terbesar dari familia Varanidae,sekaligus kadal terbesar di
dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 meter dan beratnya bisa mencapai 100 kg. Komodo merupakan
pemangsa puncak di habitatnya karena sejauh ini tidak diketahui adanya hewan karnivora besar lain
selain biawak ini di sebarang geografisnya.[4][5][6]Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang
mengerikan membuat mereka menjadi salah satu hewan paling terkenal di dunia. Sekarang, habitat
komodo yang sesungguhnya telah menyusut akibat aktivitas manusia, sehingga lembaga
IUCNmemasukkan komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan. Biawak komodo telah
ditetapkan sebagai hewan yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia dan habitanya dijadikan taman
nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, yang tujuannya didirikan untuk melindungi mereka. Komodo
liar dewasa biasanya memiliki berat sekitar 70 kg,[7] tetapi komodo yang dipelihara di penangkaran
sering kali memiliki bobot yang lebih berat. Spesimen liar terbesar yang pernah ditemukan
panjangnya mencapai 3.13 meter dengan berat sekitar 166 kg, termasuk berat makanan yang belum
dicerna di dalam perutnya.[8] Komodo memiliki ekor yang sama panjang dengan tubuhnya. Meskipun
komodo tercatat sebagai kadal terbesar di dunia, namun bukan spesies yang terpanjang.

12.JALAK BALI

Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan
panjang lebih kurang 25cm, dari suku Sturnidae. Jalak Bali hanya ditemukan di hutan bagian barat
Pulau Bali dan merupakan hewan endemik Indonesia. Burung ini juga merupakan satu-satunya
spesies endemik Bali dan pada tahun 1991 dinobatkan sebagai lambang fauna Provinsi Bali. Jalak
Bali ditemukan pertama kali pada tahun 1910. Nama ilmiah Jalak Bali dinamakan menurut pakar
hewan berkebangsaan Inggris, Walter Rothschild, sebagai orang pertama yang mendeskripsikan
spesies ini ke dunia pengetahuan pada tahun 1912. Jalak bali merupakan satwa monogamus, yaitu
hanya memiliki satu pasangan dalam satu musim kawin, sehingga sex rasionya adalah 1:1 dan umur
mulai proses perkawinan 7-9 bulan dengan jumlah telur maksimum sebanyak 3 butir yang dierami
oleh kedua indukan selama sekitar 16 hari[6]. Menurut Thompson dan Brown (2001), jalak bali
melakukan proses perkawinan di alam pada umur dua tahun serta masa produktif jalak bali dalam
menghasilkan keturunan untuk jantan sampai umur 17 tahun dan untuk betina sampai umur 12 tahun.
[7]
Perkawinan jalak bali di dalam penangkaran terjadi sepanjang tahun. Biasanya jalak bali yang telah
bertelur dan menetaskan anaknya selama 14 hari akan bertelur kembali setelah anaknya berusia
sekitar 4-5 minggu atau jarak waktu bertelur sekitar dua bulan. alak bali menyukai habitat hutan
mangrove, hutan rawa, hutan musim dataran rendah dan daerah savana. Penyebaran jalak bali
secara alami hanya terdapat di Taman Nasional Bali Barat (TNBB) [4], ). Selain itu, penyebaran jalak
bali terdapat di daerah Tegal Bunder, Lampu Merah, Batu Gondang, Prapat Agung, Batu Licin, dan
Teluk Brumbun

13.ORANG UTAN

Orang utan (bentuk tidak baku: orangutan) atau mawas adalah salah satu jenis kera besar dengan
lengan panjang dan berbulu kemerahan atau cokelat, yang hidup di hutan tropis Indonesia dan
Malaysia, khususnya di Pulau Kalimantan dan Sumatra. Orang utan memiliki tubuh yang gemuk dan
besar, berleher besar, lengan yang panjang dan kuat, kaki yang pendek dan tertunduk, dan tidak
mempunyai ekor.[5] Dengan tinggi sekitar 1,25-1,5 meter,[6]tubuh orang utan diselimuti rambut merah
kecokelatan.[2] Mereka mempunyai kepala yang besar dengan posisi mulut yang tinggi. [5] Saat
mencapai tingkat kematangan seksual, orangutan jantan memiliki pelipis yang gemuk pada kedua
sisi, ubun-ubun yang besar, rambut menjadi panjang dan tumbuh janggut di sekitar wajah. [7] Mereka
mempunyai indra yang sama seperti manusia, yaitu pendengaran, penglihatan, penciuman,
pengecap, dan peraba.[5] Berat orangutan jantan sekitar 50–90 kg, sedangkan orangutan betina
beratnya sekitar 30–50 kg.[6] Telapak tangan mereka mempunyai 4 jari-jari panjang ditambah 1 ibu
jari.[5] Telapak kaki mereka juga memiliki susunan jari-jemari yang sangat mirip dengan manusia. [5]
Orangutan masih termasuk dalam spesies kera besar seperti gorila dan simpanse. [3] Golongan kera
besar masuk dalam klasifikasi mammali, memiliki ukuran otak yang besar, mata yang mengarah
kedepan, dan tangan yang dapat melakukan genggaman. Orangutan yang berada dalam genus
Pongo terdiri atas tiga spesies, yaitu orangutan kalimantan/borneo (Pongo pygmaeus), orangutan
sumatra (Pongo abelii).

14.IKAN ARWANA MERAH

Arwana Asia (Scleropages formosus), atau Siluk Merah adalah salah satu spesies ikan air tawar dari
Asia Tenggara. Ikan ini memiliki badan yang panjang; sirip dubur terletak jauh di belakang badan. ...
Arwana Asia juga disebut "Ikan Naga" karena sering dihubung-hubungkan dengan naga dari Mitologi
Tionghoa. Arwana Asia terdaftar dalam daftar spesies langka yang berstatus "terancam punah" oleh
IUCN tahun 2004[1]. Jumlah spesies ini yang menurun dikarenakan seringnya diperdagangkan
karena nilainya yang tinggi sebagai ikan akuarium, terutama oleh masyarakat Asia. Pengikut Feng
Shui dapat membayar harga yang mahal untuk seekor ikan ini. Arwana adalah ikan bertulang air
tawar dari keluarga Osteoglossidae, juga dikenal sebagai bonytongues.[1] Arwana sebenarnya
termasuk jenis ikan purba yang hingga kini belum punah. Warna merah penuh tampak pada sirip ikan
muda, pada bibir dan juga sungut. Menjelang dewasa, warna merah akan muncul di berbagai bagian
tubuh lainnya, terutama pada tutup insang dan pinggiran sisik, sehingga tubuh ikan terlihat berwarna
merah. Arwana merah dikelompokkan dalam 4 varietas, yaitu Merah Darah (Blood Red), Merah
Cabai(Chili Red), Merah Orange (Orange Red), dan Merah Emas (Golden Red). Keempat varietas ini
secara umum diberi julukan Super Red atau Merah Grade Pertama (First Grade Red), meskipun
dalam perkembangannya super red lebih merujuk pada Merah Cabai dan Merah Darah. Sedangkan
dua varietas terakhir lebih sering di anggap sebagai super red dengan grade lebih rendah.

15.KURA KURA BERLEHER ULAR ROTE

Kura-kura leher ular (Chelonida mccordi) adalah sejenis kura-kura yang termasuk dalam keluarga
Cheloniidae. ... Mereka hidup di perairan dekat pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Sesuai namanya
kura-kura ini memiliki leher yang panjang menyerupai tubuh ular. Kura-kura leher ular Rote adalah
satwa ikonik-endemik Pulau Rote dan satu-satunya dari genus Chelodina yang berada di luar dataran
Papua-Australia, serta telah dimasukkan ke dalam daftar CITES.Di dalam CITES, kura-kura leher ular
Rote terdaftar dalam Appendix II (perdagangan dengan pembatasan kuota) sejak tahun 2005 dan
penetapan perdagangan nol kuota untuk spesimen dari alam sejak tahun 2013.Kepala Balai Besar
Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT dalam rilis kepada Mongabay Indonesia, Minggu
(1/7/2019) menyebutkan, keberadaan kura-kura leher ular Rote penting bagi
ekosistem.Keberadaannya berfungsi untuk menjaga kesehatan perairan dan danau dengan
memakan hewan mati di perairan tersebut, menyuburkan dan menambah kandungan nutrisi tanah
melalui bekas sarang bertelur atau telur yang gagal menetas.“Keberadaannya juga penting
mengontrol populasi serangga agar vegetasi danau terjaga sehingga mengurangi penguapan air
danau. Selain itu mengontrol populasi katak dengan memakan kecebong,” sebut kepala BBKSDA
NTT, Timbul Batubara.Kura-kura leher ular Rote, kata Timbul, menjadi satu dari 25 spesies kura-kura
paling terancam punah di dunia. Status keterancamannya dikategorikan CR (PEW) atau Possibly
Extinct in the Wild. Sejak tahun 2018, kura-kura leher ular Rote dilindungi berdasarkan Peraturan
Menteri LHK No.P.106/Menlhk/Setjen/Kum.2/12/2018.

Anda mungkin juga menyukai