Anda di halaman 1dari 6

Contoh Fauna Langka di Indonesia

Kelangkaan mengandung arti suatu hal yang telah minim keberadaannya untuk ditemui. Hewan
yang hanya bisa ditemui di penangkaran, suaka marga satwa, kebun binatang, merupakan
kategori fauna langka. Fauna langka adalah hewan yang hampir punah.

Kepunahan bisa mengancam keberadaan hewan tersebut sehingga meninggalkan dongen bagi
anak cucu kita. 11 contoh fauna langka di Indonesia adalah sebagai berikut;

Badak Bercula Satu

Badak bercula satu merupaka fauna khas pulau Jawa. Badak ini sekarang telah dilindungi di
taman nasional Ujung Kulon, Banten. Keberadaan badak tersebut di habitat aslinya telah jarang
ditemui. Badak bercula satu memiliki nama latin Rhinoceros Sondaicus. Pertumbuhan panjang
bercula satu bisa mencapai 3,2 meter dengan tinggi hingga 1,7 meter. Warna badak bercula satu
hitam pekat.

Terdapat karakteristik yang membedakan badak bercula satu dengan badak yang lain, yaitu
kepemilikan cula atau tanduk di hidung yang hanya berjumlah 1 buah dengan panjang mencapai
20 cm. Populasi badak bercula satu di habitat aslinya sudah tidak bisa ditemukan. Di Ujung
Kulon tempat penangkaran badak bercula satu, hewan ini hanya ditemukan populasinya sejumlah
40-50 ekor.

Badak bercula satu mengalami kelangkaan karena diburu culanya untuk dijual. Harga jual cula
pada badak ini mencapai $30.000. Pengambilan cula mengharuskan membunuh badak. Dan
badak bercula satu (betina) hanya dapat melahirkan maksimal 2 ekor sepanjang hidupnya. Maka
dari itu badak bercula satu jumlahnya semakin punah hingga mendekati kelangkaan.

Anoa

Anoa merupakan fauna endemik yang memiliki habitat alami di Pulau Sulawesi dan Buton.
Wujud anoa nampak seperti kerbau dengan tubuh dan tanduk yang mungil. Anoa termasuk
dalam hewan peralihan menurut klasifikasi persebaran fauna di Indonesia.

Jenis anoa terbagi menjadi 2 yaitu pegunungan dan dataran rendah. Anoa yang hidup di
pegunungan memiliki nama latin Bubalus Quarlesi, sedangkan yang di dataran rendah Bubalus
Depressicornis.

Cendrawasih

Cendrawasih merupakan jenis burung yang menjadi fauna endemik Indonesia Timur.
Cenderawasih terkenal akan keindahan bulunya yang memanjakan mata.

Bulu cenderawasih ini dapat memanjang sampai dengan 1,1 meter. Burung Cendrawasih
memiliki nama latin Paradisaea Aproda. Reproduksi burung cendrawasih hanya menghasilkan
telur 2-3 semasa hidupnya, maka dari itu burung ini tergolong langka.
Beruk Mentawai

Beruk Mentawai merupakan fauna endemik yang terdapat di Pulau Sumatera. Hewan ini
memiliki nama latin Pagai Island Macaque.

Beruk Mentawai tergolong dlam spesies diurnal, yaitu aktif pada saat siang hari dan tidur di
malam hari. Makanan beruk mentawai utamanya berupa biji-bijian dan buah-buahan. Beruk
Mentawai termasuk hewan yang hampir punah karena populasinya di alam bebas hanya berkisar
kurang dari 4.000 ekor.

Elang Flores

Elang Flores memiliki nama latin Spizaetus Floris. Hewan ini merupakan predator (burung
pemangsa) yang terdapat di Nusa Tenggara. Populasi Elang Flores di habitat aslinya hanya
sekitar 250 ekor. Fauna ini mampu tumbuh dengan panjang mencapai 55 cm.

Burung ini mampu terbang dengan ketinggian 1.600 meter di atas permukaan air laut. Karena
merupakan hewan yang unik maka sudah sepantasnya melindungi Elang Flores.

Burung Halmahera

Burung Halmahera memiliki nama latin Semioptera Wallacii. Burung ini berwarna coklat zaitun
dengan kepala berwarna ungu dan dada berwarna hujau zamrud.

Bisa dibayangkan betapa indahnya burung Halmahera. Makanan yang menjadi favorit burung
Halmahera adalah serangga, antropoda, dan berbagai jenis buah-buahan. Burung Halmahera
jantan bersifat poligami, yaitu melakukan perkembangbiakan > 1 burung betina.

Jalak Bali

Jalak bali merupakan burung yang menjadi fauna endemik Pulau Bali. Burung ini memiliki nama
latin Leucopsar Rothschildi. Jalak Bali bukan merupakan penerbang yang baik, namun fauna ini
merupakan jenis burung kicau dengan keindahan suara tiada tara.

Jalak bali dapat tumbuh hingga sepanjang 25 cm. 90% Jalak Bali memiliki warna putih bersih
dengan mata berwarna biru tua.

Tarsius

Tarsius merupakan ordo primata yang hidup di dataran Sulawesi. Menurut persebaran fauna di
Indonesia, tarsius termasuk dalam fauna peralihan. Kenampakan tarsius sungguh unik, yaitu
memiliki tubuh kecil dengan bola mata yang besar.

Panjang tarsius dari ujung kepala hingga ujung kaki hanya berkisar 10-15 cm. Tarsius
merupakan fauna insectivora, yaitu hewan pemakan serangga.
Harimau Sumatera
Harimau Sumatera memiliki nama latin Panthera Tigris Sondaica. Habitat asli hewan ini
berada di Pulau Sumatera. Menurut persebaran fauna di Indonesia, harimau sumatera
termasuk dalam fauna asiatis. Hewan ini terancam punah karena habitat aslinya di alam
hanya sekitar 400-500 ekor. Makanan favorit harimau sumatera adalah rusa, babi, unggas,
dan berbagai jenis daging lainnya.

Komodo
Komodo memiliki nama latin Varanus Komodoensis. Hewan ini terdapat di Nusa Tenggara
Timur tepatnya di Pulau Flores. Komodo dapat tumbuh hingga sepanjang 3 meter dengan
berat mencapai 100 kg. Komodo jantan lebih besar daripada komod betina dan memilki
warna abu-abu gelap. Komodo tidak memiliki lubang telinga, sehingga tidak memiliki
indera pendengaran.
Orang Utan
Orang utan merupakan jenis kera besar dengan lengan panjang serta bulu cokelat. Habitat
alami orang utan terdapat di Pulau Sumatera.

Tumbuh kembang hewan ini biasanya terbatas hingga 1,5 meter. Berat orang utan jantan
bisa mencapai 90 kg sedangkan betina hingga 50 kg. Makanan alami orang utan adalah
tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Mereka juga senang memakan nektar dan madu.

Cendrawasih
Cendrawasih merupakan jenis burung yang menjadi fauna endemik Indonesia Timur.
Cenderawasih terkenal akan keindahan bulunya yang memanjakan mata.
Bulu cenderawasih ini dapat memanjang sampai dengan 1,1 meter. Burung Cendrawasih
memiliki nama latin Paradisaea Aproda. Reproduksi burung cendrawasih hanya
menghasilkan telur 2-3 semasa hidupnya, maka dari itu burung ini tergolong langka.

Badak Bercula Satu


Badak bercula satu merupaka fauna khas pulau Jawa. Badak ini sekarang telah dilindungi di
taman nasional Ujung Kulon, Banten. Keberadaan badak tersebut di habitat aslinya telah
jarang ditemui. Badak bercula satu memiliki nama latin Rhinoceros Sondaicus.
Pertumbuhan panjang bercula satu bisa mencapai 3,2 meter dengan tinggi hingga 1,7
meter. Warna badak bercula satu hitam pekat.

Terdapat karakteristik yang membedakan badak bercula satu dengan badak yang lain,
yaitu kepemilikan cula atau tanduk di hidung yang hanya berjumlah 1 buah dengan
panjang mencapai 20 cm. Populasi badak bercula satu di habitat aslinya sudah tidak bisa
ditemukan. Di Ujung Kulon tempat penangkaran badak bercula satu, hewan ini hanya
ditemukan populasinya sejumlah 40-50 ekor.

Badak bercula satu mengalami kelangkaan karena diburu culanya untuk dijual. Harga jual
cula pada badak ini mencapai $30.000. Pengambilan cula mengharuskan membunuh badak.
Dan badak bercula satu (betina) hanya dapat melahirkan maksimal 2 ekor sepanjang
hidupnya. Maka dari itu badak bercula satu jumlahnya semakin punah hingga mendekati
kelangkaan.
Anoa
Anoa merupakan fauna endemik yang memiliki habitat alami di Pulau Sulawesi dan Buton.
Wujud anoa nampak seperti kerbau dengan tubuh dan tanduk yang mungil. Anoa termasuk
dalam hewan peralihan menurut klasifikasi persebaran fauna di Indonesia.

Jenis anoa terbagi menjadi 2 yaitu pegunungan dan dataran rendah. Anoa yang hidup di
pegunungan memiliki nama latin Bubalus Quarlesi, sedangkan yang di dataran rendah
Bubalus Depressicornis.

Anda mungkin juga menyukai