Anda di halaman 1dari 20

KOMODO

Komodo, sebagai hewan langka pertama di Indonesia juga menjadi satu-satunya


hewan purba yang masih hidup hingga saat ini. Hewan langka ini memiliki nama lain
Varatus Komodoensis atau Orah juga merupakan salah satu spesies reptil terbesar
di dunia, Komodo memiliki gigitan yang sangat kuat serta bisa yang sangat
mematikan, racun berbisa ini berasal dari ribuan kelenjar pada area gusinya. Habitat
Komodo sendiri saat ini hanya dapat ditemukan di Pulau Komodo, Flores, Gili
Matang, Gili Dasami dan Rinca Nusa Tenggara Timur Indonesia. Komodo kini telah
menjadi hewan yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia dengan dibangunnya
Taman Nasional Komodo.
BURUNG CENDRAWASIH

Burung Cendrawasih dengan habitat asli di dataran rendah ini merupakan burung
yang menjadi maskot Pulau Papua. Terbagi menjadi 41 spesies, dan tersebar di
Papua Barat sebanyak 38 spesiesnya, di pulau torres hingga ke Australia bagian
timur. Jenis Cendrawasih yang paling dikenal diantaranya Cendrawasih Kuning
Besar atau Cendrawasih Paradise Apoda.
Burung cendrawasih sendiri memiliki ukuran yang beragam tergantung jenis
spesiesnya yang terbagi menjadi spesies King Bird of Paradise (15 cm ukurannya)
hingga spesies Black Sicklebill (110 cm atau 1 meter ukurannya). Karakteristik
utama burung cendrawasih terletak pada warna bulunya yang menarik perhatian
seperti merah, hijau, dan biru, berdasarkan nama ini pula penamaan burung ini
misalnya pada cendrawasih kuning yang lebih dominan pada warna kuningnya,
cendrawasih merah yang dominan warna merahnya, cendrawasing hijau dan biru
pun demikian.
HARIMAU SUMATERA

Harimau Sumatra atau dalam Bahasa Latin Panthera Tigris Sondaica merupakan
spesies Hewan langka yang terancam punah. Hidup di endemis asli Pulau Sumatra,
hingga saat ini hanya tersisa sekitar 500 ekor harimau Sumatra saja hal ini
diakibatkan oleh kerusakan habitat hingga tingginya angka kematian (Sejauh yang
tercatat adalah 66 ekor harimau sumatera terbunuh sela tahun 1998 dan 2000).Tak
sampai disitu Harimau Sumatra juga seringkali beredar di perdagangan ilegal
dimana bagian-bagian tubuhnya diperjualbelikan dengan harga tinggi di pasar gelap,
yakni untuk dijadikan perhiasan, tas kulit, ikat pinggang dan masih banyak lagi.
JALAK BALI

Burung Jalak Bali atau Bahasa latinnya Leucopsar rothschildi merupakan satwa
endemis asli Bali. Burung Jalak Bali ini ditemukan pada tahun 1910 oleh pakar
binatang dari Inggris yaitu Walter rothschild. Memiliki ciri warna biru di sekitar mata
dan warna tubuhnya yang putih bersih. Merupakan hewan yang terancam punah
dan dilindungi oleh pemerintah Indonesia. Burung Jalak menjadi langka
keberadaannya diakibatkan oleh proses berkembang biak pada burung Jalak yang
membutuhkan waktu lama, serta perburuan liar yang terjadi. Burung Jalak sendiri
berkembang biak secara monogamus, atau hanya akan memiliki satu pasangan saja
pada satu musim kawin yang menyebabkan sex rasionya hanya 1:1. Burung Jalak
sendiri mulai melakukan proses berkembang biaknya mulai dari usia 7 hingga 9
bulan.
MACAN TUTUL JAWA

Macan Tutul Jawa adalah hewan yang dinyatakan langka dan terancam punah dan
termasuk dalam red list di IUCN. Macan Tutul Jawa juga dilindungi berdasarkan UU
134 Tahun 1931 tentang Perlindungan Binatang Liar. Macan tutul jawa sebagai
spesies macan tutul yang memiliki ukuran paling kecil dengan penglihatan yang
sangat tajam. Macan ini adalah hewan endemis yang hanya bisa ditemukan di Pulau
Jawa sebagai habitat utamanya. Kini macan tutul jawa telah dilindungi oleh
pemerintah Indonesia dan dapat ditemukan di Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango, Pulau Kangean, dan Pulau Nusakambangan, Taman Nasional Ujung
Kulon, Banten, hingga Taman Nasional Alas Purwo (Jawa Timur). Kelangkaan
macan tutul sendiri diakibatkan oleh perburuan dan habitatnya yang kian rusak
karena penebangan dan pelebaran lahan.
KURA-KURA LEHER ULAR

Kura-kura Leher Ular sebagai salah satu spesies yang masuk ke dalam kategori
hewan yang dilindungi di IUCN, ia berasal dari Pulau Rote NTT. Kura-kura Leher
Ular masuk dalam kategori satwa endemik, dan masuk juga ke dalam kategori 25
spesies kura-kura paling terancam punah di dunia. Habitat alami Kura-kura Leher
Ular adalah Danau Peto, yang tak ditemukan lagi hingga saat ini, hal ini dikarenakan
eksploitasi yang dilakukan secara berlebihan serta alih fungsi pada area pertanian.
Ciri khas kura-kura ini sendiri berada pada leher panjangnya yang seperti ular,
sangking panjangnya bahkan tidak dapat dimasukan ke dalam tempurung, hal inilah
yang mengakibatkannya kian langka sebab ketidakmampuannya melindungi diri dari
pada predator.
ORANG UTAN KALIMANTAN

Orangutan baik Orangutan Sumatera maupun Kalimantan masuk ke dalam spesies


terancam punah. Berdasarkan dari laporan IUCN melalui penelitian yang telah ia
lakukan selama 75 tahun belakangan Hewan ini kian Mengalami penurunan
signifikan yaitu sebesar 80%. Tak hanya itu faktanya pada tahun 1998-1999 angka
kepunahan Orang Utan Kalimantan mencapai 1000 orangutan per tahun. Sementara
pada tahun 2004 diprediksi jumlah Orangutan Kalimantan ini berjumlah kurang lebih
54.000 ekor saja. Pembeda Orangutan Sumatera dan Orang Utan Kalimantan
adalah pada kantung pipi yang panjang pada orangtua jantan.
GAJAH SUMATERA

Gajah Sumatera dengan nama ilmiah Elephas maximus kini masuk ke dalam satwa
yang kian terancam punah berdasarkan laporan IUCN. Hal ini dikarenakan kian
menyempitnya habitat tempat tinggalnya serta tingginya tingkat perburuan liar.
Menurut data penelitian selama 25 tahun belakangan gajah Sumatera memiliki
penurunan hingga 70% habitatnya, dengan jumlah hampir separuh dari jumlah
aslinya. Perkiraan populasi Gajah Sumatera pada 2007 hanya tersisa 2400-2800
ekor dan terus menerus menurun hingga saat ini.
Gajah sumatera sebagai mamalia terbesar dengan beratnya mencapai 6 ton serta
dapat tumbuh hingga setinggi 3,5 meter. Gajah Sumatera adalah hewan cerdas
dengan otak yang lebih besar dibandingkan mamalia lainnya. Telinga yang besar
padanya digunakan untuk mengurangi panas tubuh sementara area belalainya
digunakan untuk mendapatkan air dan makanan dengan cara menggenggam bagian
ujungnya yang digunakan seperti jari untuk meraup.
BADAK JAWA

Badak Jawa atau Badak Bercula satu dengan nama latin Rhinoceros sondaicus
merupakan Mamalia Terbesar Paling Langka di Dunia, dapat ditemukan di daerah
Asia Tenggara, tersebar di Tiongkok. Hingga saat ini hanya ada 60-70 ekor Badak
Jawa saja di Indonesia. Badak Jawa sebagai bagian dari famili Rhinocerotidae
memiliki tinggi antara 1,4 sampai 1,7 m dan panjang antara 3,1 sampai 3,2 m.
Culanya sendiri berukuran lebih kecil dari ukuran cula pada umumnya yaitu kurang
lebih 20 cm. Badak dewasa sendiri dilaporkan mempunyai berat antara 900 sampai
2.300 kilogram. Umur badak jawa sendiri dapat mencapai 30-45 tahun di hutan
hujan yang ada di dataran rendah, padang rumput basah serta tempat daratan banjir
besar. Sekitar 40-50 populasi badak hidup di Taman Nasional Ujung Kulon di pulau
Jawa. Menyusutnya populasinya diakibatkan oleh perburuan liar untuk culanya yang
diambil dan dijual dengan harga mencapai $30. 000 per kilogram di pasar gelap,
cula ini juga sangat bernilai pada proses pengobatan tradisional Tiongkok.
Menyusutnya populasi badak ini juga dikarenakan hilangnya habitat.
BURUNG MERAK

Merak sebagai spesies burung yang termasuk dalam genus pavo dan afropavo dan
termasuk familia ayam hutan berasal dari daratan Asia seperti India, Pakistan Nepal
Indonesia Myanmar, Burma, dan Afrika Tengah. Khususnya di Indonesia, Burung
Merak dapat ditemukan di daerah jawa bagian timur. Habitatnya berada pada area
tropis dan alam liar seperti hutan yang dataran rendah dan dekat dengan sumber air
yang mengalir. Burung merak sendiri lebih banyak hidup di darat walaupun tetap
memiliki kemampuan untuk terbang dalam situasi tertentu.
RAFFLESIA ARNOLDI

Rafflesia Arnoldi merupakan tanaman langka dengan ciri khasnya yang berbintik-
bintik, bunga kemerah-merahan ini dikenal juga sebagai bunga terbesar di dunia
dalam hal diameter (Diameter terbesar yang pernah tercatat adalah 105 cm dengan
berat mencapai 11 kilogram).
Rafflesia Arnoldi kemudian dikelompokkan ke dalam keluarga Euphorbiaceae.
Lebarnya mencapai hingga 2 meter dengan berat sekitar 15- 24 pounds. Meski
memiliki bentuk yang menarik namun bunga ini mengeluarkan bau busuk yang
sangat menyengat. Karenanya tanaman ini kemudian lebih dikenal sebagai bunga
bangkai. Tujuan bau tersebut adalah jika kebanyakan bunga dibantu
penyerbukannya oleh kupu-kupu, maka bunga Rafflesia dibantu oleh lalat.
KANTONG SEMAR

Kantong semar merupakan tumbuhan karnivora yang banyak tumbuh liar di hutan
Kalimantan. Kantong semar juga merupakan tanaman yang mulai langka
keberadaannya. Di Kalimantan sendiri hingga saat ini terdapat 31 jenis Nepenthes
atau Kantong semar yang ditemukan pertama kali oleh J.P Breyne pada tahun 1689.
 Di Indonesia sendiri sebutan untuk tumbuhan ini berbeda antara satu tempat dan
tempat lainnya. Hingga saat ini terdapat 103 jenis kantong semar yang sudah
dipublikasikan. Kantong semar masuk dalam kategori karnivora karena ia memakan
serangga melalui ujung kantongnya. Tanaman yang dikenal juga sebagai tanaman
karnivora karena sifatnya yang aktif dan dilengkapi dengan berbagai perangkap
yang dimilikinya.
ANGGREK HITAM

Anggrek hitam memiliki nama ilmiah Coelogyne pandurat, dengan warna bunga
yang khas yaitu kehitaman pada area lidah bunganya. Disebut juga sebagai Kersik
Luai dan Tersebar di daerah Kalimantan Timur.

Ciri-ciri Anggrek hitam diantaranya kelopaknya yang membentuk lanset, dengan


dominasi warna hijau panjang dan lancip, mahkotanya membentuk lanset melancip,
dan daunnya berwarna hijau dengan bentuk memanjang.
BUNGA BANGKAI / AMORPHOPHALLUS

Sering dianggap sama, namun sebenarnya berbeda adalah bunga bangkai dan
Rafflesia Arnoldi. Jika bunga rafflesia memiliki nama latin Rafflesia maka bunga
bangkai, memiliki nama latin Amorphophallus.
Ciri-ciri bunga bangkai adalah tingginya yang mencapai 4 meter, sungguh berbeda
dengan rafflesia yang melebar ke samping. Bunga bangkai dapat memiliki tinggi
mencapai 2,5 meter, dengan lebar 1,5 meter saat mekar. Bunga raksasa dilengkapi
dengan tonggol (spadix), atau bagian menjulang tinggi ke atas.
Bagian pelindungnya yang mekar disebut braktea. Saat mekar bagian luar berwarna
putih Mahkota memiliki warna merah muda Mekar selama 7 hari setelahnya mati
atau dapat tumbuh kembali Berbunga dengan rentang waktu lima tahun sekali
Habitat aslinya adalah Hutan Sumatera namun kini dilestarikan di Bandung tepatnya
di Taman Hutan Raya Ir. Djuanda.
DAMAR / AGATHIS DAMMARA

Memiliki nama latin Agathis dammara, Pohon Damar atau disebut juga dengan
Damar Raja, merupakan salah satu pohon asli Indonesia yang berasal dari Papua
dan Tersebar di daerah papua dan nusa tenggara.
Ciri-ciri pohon ini diantaranya batang berbentuk silindris, dengan diameternya
mencapai 1,5 meter serta memiliki tinggi hingga 60. Warna batangnya sendiri adalah
abu-abu muda atau coklat kemerahan, dengan daun tumbuh memanjang,
panjangnya mencapai 6-8 centimeter dan lebar 2-3 centimeter. Pohon damar sendiri
juga dapat digunakan sebagai pohon peneduh dan penghijauan. Sedangkan
kayunya atau kayu agatis diperdagangkan sebagai bahan bangunan.
ROTAN TAHITI

Rotan Tahiti sebagai salah satu tumbuhan langka di Indonesia. Tanaman ini tumbuh
di daerah Sulawesi dengan panjang mencapai 10 meter. Pohon ini juga
dimanfaatkan untuk bahan mebel dan kerajinan tangan.
ACUNG JANGKUNG

Acung jangkung masuk ke dalam kategori talas-talasan, ia hanya dapat dijumpai di


Kawasan Jawa Tengah bagian barat dan jawa barat. Hingga saat ini jumlah
populasinya terus mengalami penurunan.
Diperkirakan jumlah Acung Jangkung dewasa kini telah kurang dari 10.000. Acung
Jangkung sendiri memiliki ciri-ciri tangkai berwarna hijau keabu-abuan atau
didominasi oleh warna keabu-abuan saja dan totol-totol coklat tua.
Pada bagian tengahnya berwarna kecoklatan sementara pada bagian luarnya
berwarna ungu keabuan dengan totol-totol hijau tua, dengan bagian dalamnya
berwarna ungu dengan banyak bintil, saat bunganya mekar Acung Jangkung
mengeluarkan bau bangkai.
ANGGREK TEBU

Selain Anggrek hitam, anggrek tebu atau nama latinnya Grammatophyllum


speciosum juga tergolong langka. Merupakan keluarga anggrek terberat dan
terbesar, dengan beratnya bisa mencapai 1 ton untuk satu rumpun anggrek tebu
dewasa. Panjang anggrek sendiri umumnya adalah 3 meter, Memiliki karakter
batang seperti tebu (ruas-ruas) dan Umumnya butuh waktu 4 – 6 tahun baru
berbunga.
Anggrek tebu dikenal juga sebagai anggrek raksasa. Bunga anggrek ini juga dapat
bertahan selama 2 bulan walau batangnya sudah dipotong. Ciri-cirinya Batang
pohon seperti batang tebu Tumbuh di dataran rendah dengan sinar matahari
langsung Warna bunga kuning dengan hiasan bintik-bintik Habitatnya berada si
Jawa, Sulawesi, Kalimantan dan Maluku.
PURWACENG

Purwaceng memiliki nama latin Pimpinella pruatjan. Tumbuhan purwaceng hanya


tumbuh di dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Purwaceng sendiri dapat
dimanfaatkan sebagai penambah stamina.
Caranya menjadikannya bubuk dan dicampur dengan susu atau kopi. Tanaman
Purwaceng sendiri hampir punah karena sulitnya dalam hal
pengembangbiakkannya. Ciri-ciri purwaceng sendiri diantaranya Tumbuh kecil
seperti tanaman semanggi namun tidak merambat, Daunnya kecil berwarna hijau
kemerahan dengan diameter hanya 1-3 cm, Dapat dipanen setelah kurun waktu 1
tahun.
CENDANA

Cendana atau nama latinnya Santalum album dapat ditemukan di Nusa Tenggara
Timur (NTT) terutama di Pulau Sumba. Cendana sendiri merupakan salah satu
pohon yang kaya manfaat, Bau harum yang dikeluarkan pohon cendana
membuatnya dapat diolah sebagai wangi-wangian atau aromaterapi dan parfum,
kayunya dapat digunakan untuk membuat rempah-rempah, dupa, hingga sangkur
keris ia juga bermanfaat sebagai bahan obat herbal.
Ciri-cirinya Pohon cendana sendiri diantaranya memiliki batang bulat dan kulit warna
coklat dengan diameter maksimal 25-30 cm, Daunnya berbentuk elips dengan ujung
lancip, Bunganya berwarna merah dengan jumlah kelopak 4 sampai 5 buah.

Anda mungkin juga menyukai