Anda di halaman 1dari 21

MACAM-MACAM FAUNA DI INDONESIA

1. KOMODO

Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo (Varanus


komodoensis, adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau
Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara.
Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama
setempat ora.

Komodo ditemukan oleh peneliti barat tahun 1910. Tubuhnya yang besar
dan reputasinya yang mengerikan membuat mereka populer di kebun
binatang. Habitat komodo di alam bebas telah menyusut akibat aktivitas
manusia dan karenanya IUCN memasukkan komodo sebagai spesies yang
rentan terhadap kepunahan. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah
peraturan pemerintah Indonesia dan sebuah taman nasional, yaitu Taman
Nasional Komodo, didirikan untuk melindungi mereka.
2. MERAK HIJAU

Merak Hijau (Green Peafowl) yang dalam bahasa ilmiah disebut Pavu muticus
adalah salah satu dari tiga spesies merak yang terdapat di dunia. Satwa yang
terdapat di Cina, Vietnam dan Indonesia ini mempunyai bulu-bulu yang indah.
Apalagi Merak Hijau jantan yang memiliki ekor panjang yang mampu
mengembang bagai kipas.

Pada musim berbiak, burung jantan memamerkan bulu ekornya di depan burung
betina. Bulu-bulu penutup ekor dibuka membentuk kipas dengan bintik
berbentuk mata. Burung betina menetaskan tiga sampai enam telur setelah
mengeraminya pada tumpukan daun dan ranting di atas tanah selama satu
bulan. Anaknya akan terus berdekatan dengan induknya hingga musim kawin
berikutnya, walaupun sudah bisa terbang pada usia yang masih sangat muda.

Dalam urusan makan, burung Merak Hijau doyan aneka biji-bijian, pucuk
rumput dan dedaunan, aneka serangga, serta berbagai jenis hewan kecil seperti
laba-laba, cacing dan kadal kecil.

Di Indonesia, Merak Hijau hanya terdapat di Pulau Jawa. Habitatnya mulai dari
dataran rendah hingga tempat-tempat yang tinggi. Salah satunya yang masih
bisa ditemui berada di Taman Nasional Alas Purwo, Jawa Timur. Selain itu
diperkirakan juga masih terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon, dan Taman
Nasional Meru Betiri.
3. BURUNG JALAK BALI

Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) atau disebut juga Curik Bali adalah sejenis
burung sedang dengan panjang lebih kurang 25 cm. Burung pengicau berwarna
putih ini merupakan satwa endemik Indonesia yang hanya bisa ditemukan di
Pulau Bali bagian barat. Burung ini juga merupakan satu-satunya satwa
endemik Pulau Bali yang masih tersisa setelah Harimau Bali dinyatakan punah.
Sejak tahun 1991, satwa yang masuk kategori “kritis” (Critically Endangered)
dalam Redlist IUCN dan nyaris punah di habitat aslinya ini dinobatkan sebagai
fauna identitas (maskot) provinsi Bali.

Jalak Bali ditemukan pertama kali oleh Dr. Baron Stressmann seorang ahli
burung berkebangsaan Inggeris pada tanggal 24 Maret 1911. Nama ilmiah Jalak
Bali (Leucopsar rothschildi) dinamakan sesuai dengan nama Walter Rothschild
pakar hewan berkebangsaan Inggris yang pertama kali mendiskripsikan spesies
pada tahun 1912.

Burung Jalak Bali ini mudah dikenali dengan ciri-ciri khusus, di antaranya
memiliki bulu yang putih di seluruh tubuhnya kecuali pada ujung ekor dan
sayapnya yang berwarna hitam. Jalak Bali memiliki pipi yang tidak ditumbuhi
bulu, berwarna biru cerah dan kaki yang berwarna keabu-abuan. Antara burung
jantan dan betina serupa.
4. GAJAH SUMATERA

Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus) adalah yang paling kecil dari
ketiga subspesies dari Gajah Asia, dan merupakan endemic untuk Pulau
Sumatra. Sebelum terjadi perusakan besar-besaran pada habitatnya, gajah
secara luas tersebar di seluruh Sumatra pada ekosistem yang beragam, Gajah
Sumatra ditemukan sampai hutan primer pada ketinggian di atas 1,750 m di
Gunung Kerinci Barat Sumatra (Freywyssling, 1933 dalam Satiapillai. 2007).

Habitat yang paling disukai adalah hutan dataran rendah, dari berbagai
ekosistem di daerah jelajahnya. Di masa lalu, ketika habitatnya belum rusak,
gajah mengadakan migrasi luas. Pergerakan ini pada umumnya mengikuti aliran
sungai. Gajah berpindah dari daerah gunung ke dataran rendah pantai selama
musim kering dan naik ke bukit satu kali ketika hujan datang (Van Heurn,
1929; Pieters, 1938 dalam Satiapillai. 2007).

Gajah sumatera mempunyai ciri badan lebih gemuk dan lebar. Pada ujung
belalai memiliki satu bibir. Berbeda dengan Gajah Afrika, Gajah Sumatera
memiliki 5 kuku pada kaki depan dan 4 kuku di kaki belakang. Berat gajah
sumatera dewasa mencapai 3.500-5000 kilogram, lebih kecil dari Gajah Afrika.
5. BEKANTAN

Bekantan atau dalam nama ilmiahnya Nasalis larvatus adalah sejenis kera
berhidung panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan dan merupakan
satu dari dua spesies dalam genus tunggal kera Nasalis.

Ciri-ciri utama yang membedakan bekantan dari kera lainnya adalah hidung.
Fungsi dari hidung besar pada bekantan jantan masih tidak jelas, namun ini
mungkin disebabkan olehseleksi alam . Kera betina lebih memilih jantan
dengan hidung besar sebagai pasangannya. panjang dan besar yang hanya
ditemukan di spesies jantan

Bekantan jantan berukuran lebih besar dari betina. Ukurannya dapat mencapai
75cm dengan berat mencapai 24kg. Kera betina berukuran 60cm dengan berat
12kg. Spesies ini juga memiliki perut yang besar, sebagai hasil dari kebiasaan
mengkonsumsi makanannya. Selain buah-buahan dan biji-bijian, bekantan
memakan aneka daun-daunan, yang menghasilkan banyak gas pada waktu
dicerna. Ini mengakibatkan efek samping yang membuat perut bekantan jadi
membuncit.
6. BURUNG KASUARI

Kasuari merupakan sebangsa burung yang mempunyai ukuran tubuh sangat


besar dan tidak mampu terbang. Kasuari yang merupakan binatang yang
dilindungi di Indonesia dan juga menjadi fauna identitas provinsi Papua Barat
terdiri atas tiga jenis (spesies). Ketiga spesies Kasuari yaitu Kasuari Gelambir
Tunggal (Casuarius unappendiculatus), Kasuari Gelambir Ganda (Casuarius
casuarius), dan Kasuari Kerdil (Casuarius bennetti).

Kasuari merupakan burung endemik yang hanya hidup di pulau Papua dan
sekitarnya, kecuali Kasuari Gelambir Ganda (Casuarius casuarius) yang dapat
juga ditemukan di benua Australia bagian timur laut. Dalam bahasa Inggris,
Kasuari Gelambir Ganda (Casuarius casuarius) disebut (Southern Cassowary),
Kasuari Gelambir Tunggal (Casuarius unappendiculatus) disebut (Northern
Cassowary) dan Kasuari Kerdil (Casuarius bennetti) disebut sebagai (Dwarf
Cassowary).

Ciri-ciri dan Tingkah Laku. Burung Kasuari mempunyai ukuran tubuh yang
berukuran sangat besar, kecuali Kasuari Kerdil (Casuarius bennetti) yang
ukuran tubuhnya lebih kecil. Burung Kasuari tidak dapat terbang. Burung
kasuari dewasa mempunyai tinggi mencapai 170 cm, dan memiliki bulu
berwarna hitam yang keras dan kaku.
7. HARIMAU SUMATERA

Harimau Sumatra atau dalam bahasa latin disebut Panthera tigris sumatrae
merupakan satu dari lima subspisies harimau (Panthera tigris) di dunia yang
masih bertahan hidup. Harimau Sumatera termasuk satwa langka yang juga
merupakan satu-satunya sub-spisies harimau yang masih dipunyai Indonesia
setelah dua saudaranya Harimau Bali (Panthera tigris balica) dan Harimau Jawa
(Panthera tigris sondaica) dinyatakan punah.

Hewan dari filum Chordata ini hanya dapat diketemukan di Pulau Sumatera,
Indonesia. Populasinya di alam liar diperkirakan tinggal 400–500 ekor.
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) semakin langka dan dikategorikan
sebagai satwa yang terancam punah.

Harimau kemudian berkembang di kawasan timur Asia di China dan Siberia


sebelum berpecah dua, salah satunya bergerak ke arah hutan Asia Tengah di
barat dan barat daya menjadi harimau Caspian. Sebagian lagi bergerak dari Asia
Tengah ke arah kawasan pergunungan barat, dan seterusnya ke Asia tenggara
dan kepulauan Indonesia, sebagiannya lagi terus bergerak ke barat hingga ke
India (Hemmer,1987).
8. ORANG UTAN

Orang utan (atau orang hutan, nama lainnya adalah mawas) adalah sejenis kera
besar dengan lengan panjang dan berbulu kemerahan atau cokelat, yang
Orangutan ditemukan di wilayah hutan hujan tropis Asia Tenggara, yaitu di
pulau Borneo dan Sumatra di wilayah bagian negara Indonesia . Mereka biasa
tinggal di pepohonan lebat dan membuat sarangnya dari dedaunan. Orangutan
dapat hidup pada berbagai tipe hutan, mulai dari hutan dipterokarpus perbukitan
dan dataran rendah, daerah aliran sungai, hutan rawa air tawar, rawa gambut,
tanah kering di atas rawa bakau dan nipah, sampai ke hutan pegunungan. Di
Borneo, orangutan dapat ditemukan pada ketinggian 500 m di atas permukaan
laut , sedangkan kerabatnya di Sumatra dilaporkan dapat mencapai hutan
pegunungan pada 1.000 m dpl. hidup di hutan tropika Indonesia, khususnya di
Pulau Kalimantan dan Sumatra.
9. BADAK SUMATERA

Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) merupakan salah satu spesies badak


yang dipunyai Indonesia selain badak jawa (Rhinocerus sondaicus). Badak
sumatera (Sumatran rhino) juga merupakan spesies badak terkecil di dunia
merupakan satu dari 5 spesies badak yang masih mampu bertahan dari
kepunahan selain badak jawa, badak india, badak hitam afrika, dan badak putih
afrika.

Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) seperti saudara dekatnya, badak


jawa, semakin langka dan terancam kepunahan. Diperkirakan populasi badak
bercula dua ini tidak mencapai 200 ekor. Wajar jika IUCN Redlist kemudian
memasukkan badak sumatera (Sumatran rhino) dalam daftar status konservasi
critically endangered (kritis; CE).

Badak sumatera dalam bahasa Inggris disebut sebagai Sumatran rhino. Sering
kali juga disebut sebagai hairy rhino lantaran memiliki rambut terbanyak
ketimbang jenis badak lainnya. Badak Sumatera dalam bahasa latin disebur
sebagai Dicerorhinus sumatrensis.

Ciri-ciri dan Habitat Badak Sumatera. Badak sumatera memiliki dua cula
dengan panjang cula depan berkisar antara 25-80 cm dan cula belakang lebih
pendek sekitar 10 cm. Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) mempunyai
panjang tubuh antara 2-3 meter dengan berat antara 600-950 kg. Tinggi satwa
langka ini berkisar antara 120-135 cm.
10. BADAK JAWA

Badak Jawa atau Badak bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus) adalah


anggota famili Rhinocerotidae dan satu dari lima badak yang masih ada. Badak
ini masuk ke genus yang sama dengan badak India dan memiliki kulit
bermosaik yang menyerupai baju baja. Badak ini memiliki panjang 3,1–3,2 m
dan tinggi 1,4–1,7 m. Badak ini lebih kecil daripada badak India dan lebih dekat
dalam besar tubuh dengan badak Hitam. Ukuran culanya biasanya lebih sedikit
daripada 20 cm, lebih kecil daripada cula spesies badak lainnya.

Badak Jawa dapat hidup selama 30-45 tahun di alam bebas. Badak ini hidup di
hutan hujan dataran rendah, padang rumput basah dan daerah daratan banjir
besar. Badak Jawa kebanyakan bersifat tenang, kecuali untuk masa kenal-
mengenal dan membesarkan anak, walaupun suatu kelompok terkadang dapat
berkumpul di dekat kubangan dan tempat mendapatkan mineral. Badak dewasa
tidak memiliki hewan pemangsa sebagai musuh. Badak Jawa biasanya
menghindari manusia, tetapi akan menyerang manusia jika merasa diganggu.
Peneliti dan pelindung alam jarang meneliti binatang itu secara langsung karena
kelangkaan mereka dan adanya bahaya mengganggu sebuah spesies terancam.
Peneliti menggunakan kamera dan sampel kotoran untuk mengukur kesehatan
dan tingkah laku mereka. Badak Jawa lebih sedikit dipelajari daripada spesies
badak lainnya.
MACAM-MACAM FLORA DI INDONESIA
1. ANGREK MACAN

Grammatophyllum speciosum atau seringpula disebut-sebut dengan nama G.


papuanum yang diyakini sebagai salah satu variannya. Tanaman ini tersebar
luas dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, hingga Papua. Oleh karena itu, tidak
heran bila banyak ditemukan varian-varian nya dengan bentuk tanaman dan
corak bunga yang sedikit berbeda. Dalam satu rumpun dewasa, tanaman ini
dapat mencapai berat lebih dari 1 ton dan panjang malai bunga hingga 3 meter
dengan diameter malai sekitar 1,5-2 cm. Itulah sebabnya malai bunganya
mampu menyangga puluhan kuntum bunga berdiameter 7-10 cm.

Dari corak bungany penduduk lokal sering menjulukinya dengan sebutan


anggrek macan akan tetapi sebutan ini sering rancu dengan kerabatnya,
Grammatophyllum scriptum yang memiliki corak serupa. Oleh sebab itu,
anggrek ini populer juga dengan sebutan sebagai anggrek tebu, karena sosok
batang tanamannya yang menyerupai batang pohon tebu. Meskipun
persebarannya cukup luas…anggrek ini justru menghadapi ancaman serius dari
perburuan tak terkendali serta kerusakan habitat. Sosok pohonnya yang sangat
besar mudah terlihat oleh para pemburu, terlebih lagi saat memunculkan
bunganya yang mencolok. Belum lagi perkembangbiakan alami di habitat
dengan biji sangatlah sulit diandalkan karena lambatnya laju pertumbuhan dari
fase biji hingga mencapai tanaman dewasa yang siap berbunga. Mungkin hal
inilah yang mendasari kenapa anggrek ini menjadi salah satu species anggrek
yang dilindungi.
2. BUNGA BANGKAI

Bunga bangkai atau suweg raksasa atau batang krebuit (nama lokal untuk fase
vegetatif), Amorphophallus titanum Becc., merupakan tumbuhan dari suku
talas-talasan (Araceae) endemik dariSumatera, Indonesia, yang dikenal sebagai
tumbuhan dengan bunga (majemuk) terbesar di dunia, meskipun catatan
menyebutkan bahwa kerabatnya, A. gigas (juga endemik dari Sumatera) dapat
menghasilkan bunga setinggi 5m. Namanya berasal dari bunganya yang
mengeluarkan bau seperti bangkai yang membusuk, yang dimaksudkan
sebenarnya untuk mengundang kumbang dan lalat penyerbuk bagi bunganya.
Bunga bangkai juga sering digunakan sebagai julukan bagi fatma raksasa
Rafflesia arnoldii. Di alam tumbuhan ini hidup di daerah hutan hujan basah.
Bunga bangkai adalah bunga resmi bagi Provinsi Bengkulu.
3. BUNGA RAFFLESIA ARNOLDI

Rafflesia Arnoldi merupakan salah jenis tanaman langka yang hanya tumbuh di
kawasan Sumatra bagian selatan, terutama di Provinsi Bengkulu. Tanaman ini
pertama kali ditemukan di Bengkulu pada tahun 1818, oleh seorang letnan dari
Inggris, yang pada saat itu tengah menjabat sebagai Gubernur Bengkulu,
Thomas Stamford Raffles dan Dr. Arnoldy, seorang ahli botani.

Raflesia Arnoldi adalah bunga khas yang tumbuh di kawasan hutan bukit
barisan Provinsi Bengkulu. Keunikan bunga ini adalah selain dari bentuknya
yang jauh lebih besar dari ukuran bunga pada umumnya juga karena proses
pemunculannya yang tiba-tiba tanpa memiliki bentuk pohon tertentu. Menurut
berbagai ahli botani, bunga ini diidentifikasi sebagai bunga terbesar di dunia.

Masa pertumbuhan Rafflesia Arnoldi terhitung lama, dapat memakan waktu


hingga sembilan bulan, dan jika bunganya sedang mekar, hanya akan
berlangsung selama seminggu. Maka tak heran jika tidak banyak wisatawan
yang cukup beruntung untuk melihat bunga yang biasanya mekar di bulan
Agustus hingga November ini. Jika sedang mekar, bunga ini dapat memiliki
diameter hingga 1 meter, dan beratnya dapat mencapai 11 kilogram. Bunga ini
memang akan mengeluarkan bau yang tak sedap, namun bau inilah yang
memancing serangga untuk mendekati Rafflesia Arnoldi, sehingga
memungkinkan pembuahan terjadi.
4. SIRIH

Sirih merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar
pada batang pohon lain. Sebagai budaya daun dan buahnya biasa dimakan
dengan cara mengunyah bersama gambir, pinang dan kapur. Namun
mengunyah sirih telah dikaitkan dengan penyakit kanker mulut dan
pembentukan squamous cell carcinoma yang bersifat malignan.

Sirih digunakan sebagai tanaman obat (fitofarmaka); sangat berperan dalam


kehidupan dan berbagai upacara adat rumpun Melayu.

Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna coklat
kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar.
Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-
seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya
sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Bunganya majemuk berbentuk bulir dan
terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan
panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang
pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik
tiga sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah
buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan
berwarna coklat kekuningan.
5. KENANGA

Kenanga (Cananga odorata) adalah nama bagi sejenis bunga dan pohon yang
menghasilkannya. Ada dua forma kenanga, yaitu macrophylla, yang dikenal
sebagai kenanga biasa, dan genuina, dikenal sebagai kenanga filipina atau ylang-
ylang. Selain itu, masih dikenal pula kenanga perdu (Cananga odorata fruticosa),
yang banyak ditanam sebagai hiasan di halaman rumah.

Cananga odorata tumbuh dengan cepat hingga lebih dari 5 meter per tahun dan
mampu mencapai tinggi rata-rata 12 meter. Batang pohon kenanga lurus, dengan
kayu keras dan cocok untuk bahan peredam suara (akustik). Memerlukan sinar
matahari penuh atau sebagian, dan lebih menyukai tanah yang memiliki kandungan
asam di dalam habitat aslinya di dalam hutan tadah hujan. Daunnya panjang, halus
dan berkilau. Bunganya hijau kekuningan (ada juga yang bersemu dadu, tetapi
jarang), menggelung seperti bentuk bintang laut, dan mengandung minyak biang,
cananga oil yang wangi. Ylang-ylang juga berupa pohon, tetapi tidak setinggi
pohon kenanga biasa. Kenanga perdu yang biasa ditanam di halaman rumah, hanya
bisa tumbuh paling tinggi tiga meter.

Kenanga biasa merupakan tumbuhan asli di Indonesia dan ylang-ylang tumbuhan


asli Filipina. Kenanga lazim pula ditanam di Polinesia, Melanesia, dan Mikronesia.
Di Indonesia, bunga kenanga banyak menempati peran di dalam upacara-upacara
khusus misalnya dalam upacara perkawinan.

Kenanga adalah flora identitas Provinsi Sumatera Utara.


6. CENDANA

Cendana atau cendana wangi, merupakan tanaman langka penghasil kayu


cendana dan minyak cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah,
bahan dupa, aroma terapi, campuran parfum, serta sangkur keris (warangka).
Cendana adalah tumbuhan parasit pada awal kehidupannya. Kecambahnya
memerlukan pohon inang untuk mendukung pertumbuhannya, karena
perakarannya sendiri tidak sanggup mendukung kehidupannya. Karena
prasyarat inilah cendana sukar dikembangbiakkan atau dibudidayakan. Kayu
cendana wangi (Santalum album) kini sangat langka dan harganya sangat
mahal. Kayu cendana dianggap sebagai obat alternatif untuk membawa orang
lebih dekat kepada Tuhan. Minyak dasar kayu cendana, yang sangat mahal
dalam bentuknya yang murni, digunakan terutama untuk penyembuhan cara
Ayurveda, dan untuk menghilangkan rasa cemas
7. ANGGREK HITAM

Anggrek hitam (Coelogyne pandurata) adalah spesies anggrek yang hanya


tumbuh di pulau Kalimantan. Anggrek hitam adalah maskot flora provinsi
Kalimantan Timur. Saat ini, habitat asli anggrek hitam mengalami penurunan
jumlah yang cukup besar karena semakin menyusutnya luas hutan di
Kalimantan namun masih bisa ditemukan di cagar alam Kersik Luway dalam
jumlah yang sedikit. Diperkirakan jumlah yang lebih banyak berada di tangan
para kolektor anggrek.

Dinamakan anggrek hitam karena anggrek ini memiliki lidah (labellum)


berwarna hitam dengan sedikit garis-garis berwarna hijau dan berbulu. Sepal
dan petal berwarna hijau muda. Bunganya cukup harum semerbak dan biasa
mekar pada bulan Maret hingga Juni.

Anggrek hitam termasuk dalam anggrek golongan simpodial dengan bentuk


bulb membengkak pada bagian bawah dan daun terjulur di atasnya. Setiap bulb
hanya memiliki dua lembar daun saja. Daunnya sendiri sekilas mirip seperti
daun pada tunas kelapa.
8. ANGGREK BULAN

Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) merupakan salah satu bunga nasional


Indonesia, Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) ditetapkan sebagai Puspa
Pesona Indonesia mendampingi bunga melati (Jasminum sambac) yang
ditetapkan sebagai puspa bangsa Indonesia dan padma raksasa (Rafflesia
arnoldii ) sebagai puspa langka Indonesia.

Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) merupakan salah satu anggota genus


Phalaenopsis, genus yang pertama kali ditemukan oleh seorang ahli botani
Belanda, Dr. C.L. Blume. Phalaenopsissendiri sedikitnya terdiri atas 60 jenis
(spesies) dengan sekitar 140 varietas yang 60 varietas diantaranya terdapat di
Indonesia.

Di Indonesia, anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) pertama kali ditemukan di


Maluku. Anggrek bulan memiliki beberapa nama daerah seperti anggrek wulan
(Jawa dan Bali), anggrek terbang (Maluku), dan anggrek menur (Jawa).
Pemerintah menetapkan anggrek bulan sebagai puspa pesona mendampingi
melati (puspa bangsa), dan padma raksasa (puspa langka) berdasarkan
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1993.
9. POHON DAMAR

Pohon damar (Agathis dammara (Lamb.) Rich.) adalah sejenis pohon anggota
tumbuhan runjung (Gymnospermae) yang merupakan tumbuhan asli Indonesia.
Damar menyebar di Maluku, Sulawesi, hingga ke Filipina (Palawan dan
Samar). Di Jawa, tumbuhan ini dibudidayakan untuk diambil getah atau hars-
nya. Getah damar ini diolah untuk dijadikan kopal.

Pohon yang besar, tinggi hingga 65m [2]; berbatang bulat silindris dengan
diameter yang mencapai lebih dari 1,5 m. Pepagan luar keabu-abuan dengan
sedikit kemerahan, mengelupas dalam keping-keping kecil.[3]

Daun berbentuk jorong, 6–8 × 2–3 cm, meruncing ke arah ujung yang
membundar. Runjung serbuk sari masak 4–6 × 1,2–1,4 cm; runjung biji masak
berbentuk bulat telur, 9–10,5 × 7,5–9,5 cm.[2]

Damar tumbuh secara alami di hutan hujan dataran rendah sampai ketinggian
sekitar 1.200 m dpl[2]. Namun di Jawa, tumbuhan ini terutama ditanam di
pegunungan.
10.KANTUNG SEMAR

Genus Nepenthes (Kantong semar, bahasa Inggris: Tropical pitcher plant), yang
termasuk dalam familia monotipik, terdiri dari 130 spesies dan belum termasuk
hibrida alami maupun buatan. Genus ini merupakan tumbuhan karnivora di
kawasan tropis Dunia Lama, kini meliputi negara Indonesia , Republik Rakyat
Tiongkok bagian selatan, Indochina, Malaysia, Filipina, Madagaskar bagian
barat, Seychelles, Kaledonia Baru, India, Sri Lanka, dan Australia. Habitat
dengan spesies terbanyak ialah di pulau Borneo dan Sumatra.

Tumbuhan ini dapat mencapai tinggi 15–20 m dengan cara memanjat tanaman
lainnya, walaupun ada beberapa spesies yang tidak memanjat. Pada ujung daun
terdapat sulur yang dapat termodifikasi membentuk kantong, yaitu alat
perangkap yang digunakan untuk memakan mangsanya (misalnya serangga,
pacet, anak kodok) yang masuk ke dalam
TUGAS GEOGRAFI
MACAM-MACAM FLORA DAN FAUNA

NAMA : HAMIDIO KHAIRAWAN


KELAS : XI.IPS 1

Anda mungkin juga menyukai