Anda di halaman 1dari 5

1.

GAJAH SUMATERA
Gajah Sumatera adalah spesies Gajah dengan ukuran terkecil. Dengan tinggi badan antara
1,7 hingga 2,6 meter, Gajah Sumatera lebih kecil daripada spesies Gajah lainnya.
Saat ini hanya tersisa 2.400 hingga 2.800 individu Gajah Sumatera yang tersisa di
alam.Beberapa penyebab berkurangnya populasi gajah diantaranya adalah praktik
perburuan dan pembalakan liar, alihnya fungsi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit,
perubahan iklim, kebakaran hutan serta konflik dengan manusia. WWF-Indonesia
berusaha melindungi kelestarian Gajah Sumatera. Sejak 2004 WWF-Indonesia mengelola
Taman Nasional Tesso Nilo di provinsi Riau sebagai salah satu langkah maju dalam usaha
konservasi Gajah Sumatera.
Setiap harinya gajah mengkonsumsi sekitar 200 kilogram makanan. Makanan tersebut
akan menyisakan biji yang akan disebarkan dalam pengembaraan Gajah yang bisa
mencapai 15 kilometer setiap harinya.
Gajah biasanya mencari tempat tinggal di dataran rendah terutama lokasi yang
berdekatan dengan sungai.
Gajah dikenal sebagai Satwa Payung. Hadirnya Gajah di suatu lokasi menandakan
tersedianya sumber daya untuk mendukung kehidupan satwa lain yang mengindikasikan
sehatnya suatu ekosistem.

2. HARIAMAU SUMATERA
Harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae) adalah harimau terakhir Indonesia setelah
harimau Bali pada dekade 40-an dan harimau Jawa pada dekade 80-an dinyatakan punah.
Diperkirakan populasi yang tersisa di habitat alaminya hanya 300 – 400 ekor dan
jumlahnya akan terus berkurang apabila kerusakan hutan Sumatera terus berlanjut.
Kepedulian terhadap masa depan “Raja Hutan” di habitat alaminya mendorong WWF-
Indonesia terus melakukan upaya terpadu untuk melindungi harimau Sumatera.
Harimau Sumatera adalah perenang yang handal karena memiliki selaput diantara jari-
jarinya, berbeda dengan kucing peliharaan yang tidak menyukai air. Warna belang oranye
dan hitam harimau merupakan kekuatannya untuk kamuflase. Motif belangnya juga
berfungsi sebagai pembeda setiap individu harimau dengan individu lainnya, sama halnya
dengan pola sidik jari manusia.

3. ORANG UTAN
Orangutan adalah satu-satunya kera besar yang ada di Asia dan hanya dapat ditemukan di
Pulau Kalimantan dan Sumatera. Kera besar lainnya yaitu gorilla, simpanse dan bonobo
hidup di Afrika.
Orangutan sendiri dibagi menjadi 2 spesies yaitu Pongo pygmaeus yang hidup di
Kalimantan dan Pongo abelii yang ada di Sumatra. Populasi orangutan kian hari kian
berkurang, bahkan dalam 20 tahun terakhir populasi orangutan Kalimantan telah
berkurang hingga 55%. Orangutan Sumatera masuk dalam kategori sangat terancam
punah karena populasinya tinggal 7.500 individu di alam. Sementara orangutan
Kalimantan masuk dalam kategori terancam punah dan tersisa 57.000 individu. Beberapa
penyebab berkurangnya populasi orangutan diantaranya adalah praktik perburuan dan
pembalakan liar, alihnya fungsi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit, perubahan iklim,
serta kebakaran hutan.
Orang utan memiliki tubuh yang gemuk dan besar, berleher besar, lengan yang panjang
dan kuat, kaki yang pendek dan tertunduk, dan tidak mempunyai ekor. Makanan orang
utan antara lain adalah kulit pohon, dedaunan, bunga, beberapa jenis serangga dan buah-
buahan. Berat orangutan jantan sekitar 50-90 kg, sedangkan orangutan betina beratnya
sekitar 30-50 kg. Orangutan dapat bergerak cepat dari pohon ke pohon dengan cara
berayun pada cabang-cabang pohon.

4. BADAK JAWA
Badak Jawa merupakan salah satu mamalia besar terlangka di dunia yang ada diambang
kepunahan. Dengan hanya sekitar 50 ekor individu di alam liar, spesies ini diklasifikasikan
sebagai sangat terancam (critically endangered) dalam Daftar Merah IUCN. Ujung Kulon
menjadi satu-satunya habitat yang tersisa bagi badak Jawa. Populasi badak Jawa di
Vietnam telah dinyatakan punah.
Status badak Jawa dilindungi sejak 1931 di Indonesia, yang diperkuat dengan penetapan
Ujung Kulon di barat daya pulau Jawa sebagai taman nasional sejak 1992.
Cula kecil dengan panjang sekitar 25 cm untuk badak jantan sementara badak betina
hanya memiliki cula kecil atau tidak sama sekali.
Berat badan antara 900 – 2.300 kg, dengan panjang badan 2 – 4 meter dan tinggi 1.7
meter.
Berwarna abu-abu dengan tekstur kulit yang tidak rata dan berbintik.
Badak jantan mencapai fase dewasa setelah 10 tahun, sementara betina pada usia 5
sampai 7 tahun dengan masa mengandung selama 15 – 16 bulan.
Bagian atas bibirnya meruncing untuk mempermudah mengambil daun dan ranting.
 

5. KOMODO
Dari tahun ke tahun populasi komodo semakin sedikit. Berkurangnya populasi komodo ini
disebabkan tiga hal.
Pertama, keterbatasan makanan komodo karena populasi manusia meningkat. Komodo
merupakan hewan karnivora yang biasanya mengonsumsi rusa, kerbau dan babi hutan.
Sebagian masyarakat di sekitar juga mengonsumsi rusa dan kerbau.
Penyebab kedua, kebakaran hutan yang berimbas juga pada keterbatasan makanan.
Faktor terakhir tentu saja isu global warming yang santer dibicarakan saat ini. Efek
dari global warming menyebabkan perubahan cuaca yang tidak menentu dan berakibat
pada populasi komodo.
Komodo merupakan kadal dengan spesies terbesar di dunia yang hanya dapat ditemukan
di Indonesia. Terutama di Pulau Komodo, Flores, Rinca, serta beberapa pulau lainnya di
Nusa Tenggara.
Komodo menggunakan lidah untuk mencium dan mendeteksi rasa, dan dengan lidahnya
komodo dapat mengetahui arah dalam kondisi gelap. Bersama bantuan angin dan
kebiasaannya menelengkan kepalanya ke kiri atau ke kanan saat berjalan, ia dapat
mengetahui keberadaan bangkai daging hingga sejauh 9 km.
Komodo muda akan menghabiskan hari-harinya di atas pohon sebagai tempat mereka
bersembunyi dan relatif aman dari predator. Komodo membutuhkan 3 sampai 5 tahun
untuk dewasa dan dapat hidup hingga 50 tahun.

Anda mungkin juga menyukai